• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan yang sekarang ini banyak diusahakan baik oleh petani pekebun maupun perusahan. Hasil panen utama dari tanaman kelapa sawit adalah buah kelapa sawit yang disebut tandan buah segar (TBS). Tanaman kelapa sawit mulai berbunga dan membentuk buah pada umur 2-3 tahun. Memanen kelapa sawit merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan tanaman kelapa sawit, keberhasilan panen akan menunjang pencapaian produktivitas optimal, sebaliknya kegagalan panen akan menghambatnya. Panen memerlukan teknik tertentu agar mendapatkan hasil panen yang berkualitas (Madya, 2014).

Saat buah mulai masak kandungan minyak dalam daging buah (mesocarp) meningkat cepat. Hal ini disebabkan adanya proses konservasi karbohidrat menjadi lemak dalam buah mencapai maksimal. Bila buah matang, buah akan lepas dan memberondol dari tandannya.

Penentuan waktu panen kelapa sawit biasanya didasarkan pada tingkat kematangan buah yang sering disebut fraksi. Penetapan fraksi panen yang selama ini ditetapkan sering diabaikan oleh pemanen. Pemanen masih cenderung memanen TBS tidak sesuai fraksi sehingga berdampak tidak tercapainya produksi yang optimal dan berkualitas.

Panen kelapa sawit harus dilakukan tepat waktu untuk memperoleh kadar minyak yang tinggi dan kadar asam lemak bebas yang rendah. Kadar minyak yang tinggi dihasilkan dari kematangan buah yang tinggi, namun jika kadar asam lemak bebas yang dihasilkan tinggi maka akan menyebabkan kualitas minyak menurun.

Kadar asam lemak bebas akan meningkat setelah panen dan peningkatan akan dipengaruhi oleh pengaruh terjadinya pelukaan dan jatuh saat pemanenan.

Penentuan waktu panen kelapa sawit sebaiknya dilakukan pada waktu yang optimal, biasanya selalu ditentukan dengan fraksi-fraksi kematangan tandan kelapa sawit yaitu; fraksi 1, fraksi 2, fraksi 3, dan fraksi 4. Pemanenan pada umumnya dilakukan pada fraksi kematangan 2 dan 3. Adapun tujuan utama dari pemanenan tandan kelapa sawit untuk memperoleh kadar minyak yang tinggi dan kadar asam lemak bebas yang rendah, karna setelah pemanenan masih akan memerlukan waktu sebelum akhirnya tandan kelapa sawit diolah di pabrik kelapa sawit. Selain itu juga umumnya pemanen masih belum memaksimalkan dalam pengutipan berondolan sehingga berondolan banyak yang tertinggal di piringan dan tidak dipungut.

Waktu panen kelapa sawit dengan fraksi kematangan yang tinggi akan menghasilkan banyak buah memberondol. Semakin banyak jumlah buah yang memberondol pada tandan kelapa sawit menandakan kadar asam lemak bebas pada buah sawit semakin tinggi. Semakin tua umur kelapa sawit maka tanaman kelapa sawit semakin tinggi. Ketinggian tanaman kelapa sawit akan mempengaruhi memberondolnya buah dari tandan ketika dipanen, terutama bila tingkat kematangan buah sudah lanjut.

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan ingin mengetahui hubungan ketinggian tandan kelapa sawit terhadap jumlah buah memberondol. Apakah ada kemungkinan fraksi kematangan panen kelapa sawit dilakukan lebih awal atau lebih akhir.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan fraksi kematangan buah dan ketinggian tandan terhadap jumlah buah memberondol pada panen kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Kebun Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III.

Hipotesis Penelitian

Ada hubungan fraksi kematangan buah dan ketinggian tandan serta

interaksi keduanya terhadap jumlah buah memberondol pada panen kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Kebun Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusun skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara dan sebagai informasi bagi pihak yang membutuhkan.

ABSTRAK

IMANJAR RAMSANJANI PURBA: Hubungan Fraksi Kematangan Buah dan Ketinggian Tandan Terhadap Jumlah Buah Memberondol Pada Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Kebun Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III dibimbing oleh Ir. IRSAL, MP. dan Ir. MEIRIANI, MP.

Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan yang sekarang ini banyak diusahakan baik oleh petani pekebun maupun perusahan. Hasil panen utama dari tanaman kelapa sawit adalah buah kelapa sawit yang disebut tandan buah segar (TBS). Memanen kelapa sawit merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan tanaman kelapa sawit, keberhasilan panen akan menunjang pencapaian produktivitas optimal, sebaliknya kegagalan panen akan menghambatnya. Panen memerlukan teknik tertentu agar mendapatkan hasil panen yang berkualitas. Waktu panen kelapa sawit yang tepat diharapkan untuk memperoleh kadar minyak yang tinggi dan kadar asam lemak bebas yang rendah. Kadar minyak yang tinggi dihasilkan dari kematangan buah yang tinggi, namun jika kadar asam lemak bebas yang dihasilkan tinggi maka akan menyebabkan kualitas minyak menurun.

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Rambutan PT Perkebunan Nusantara III, Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara, yang dimulai pada bulan Desember 2014 sampai dengan Februari 2015. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terpisah (RPT) faktorial dengan 3 ulangan, dimana sebagai petak utama (main plot) adalah tinggi tandan sawit dengan 3 taraf yaitu 6 meter, 8 meter dan 10 meter. Serta anak petak (sub plot) adalah fraksi kematangan tandan kelapa sawit dengan 4 taraf yaitu fraksi 1, fraksi 2, fraksi 3 dan fraksi 4.

Parameter yang diamati adalah jumlah buah memberondol setelah panen, persentase berat buah memberondol dan asam lemak bebas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, semakin tinggi fraksi kematangan, nyata meningkatkan jumlah buah memberondol, asam lemak bebas dan persentase berat buat memberondol dengan tandan setelah panen. Semakin tinggi tandan yang dipanen, nyata menigkatkan jumlah buah memberondol, asam lemak bebas dan persentase berat buat memberondol dengan tandan setelah panen. Interaksi antara fraksi kematangan dan tinggi tandan berpengaruh nyata terhadap jumlah buah memberondol, asam lemak bebas dan persentase berat buat memberondol dengan tandan setelah panen.

.

ABSTRACT

IMANJAR RAMSANJANI PURBA: Relationship between Fraction High Maturity Fruit and Fruit Bunches to Total of Oil Palm Fruit at Harvest Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq) in Palm Plantation Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III supervised by Ir. Irsal, MP and Ir. Meirani, MP.

Plant oil palm plantation is a plant that is now widely cultivated by farmers or plantation companies. The main crops of palm oil crops are oil palm fruit called fresh fruit bunches (FFB). Harvesting palm oil is one of the important activities in the management of oil palm crops, harvests will support the achievement of optimum productivity, crop failure would otherwise hinders. Harvest requires a particular technique in order to get a quality crop. harvest time right palm is expected to obtain a high oil content and free fatty acid levels are low. High oil content which is produced from a high fruit maturity, but if the levels of free fatty acid produced is high, it will lead to decreased oil quality.

This research was conducted in Palm Plantation Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III, Serdang Bedagai District North Sumatra Province from December 2014 until February 2015. The method used was Split Plot Design Factorial in 3 replications, where as the main plot is high palm bunches with 3 levels which is 6 meters, 8 meters, and 10 meters and the subplot is the fraction of oil palm bunches maturity with 4 levels ie the fraction 1, fraction 2, fraction 3 and fraction 4.

Parameters observed were the number of palm fruit falling because despite themselves from their stems after the harvest, the percentage weight of palm fruit which falls and free fatty acids. the results showed that the higher the fraction of maturity, significantly increased the number of palm fruit that falls from the bunches, free fatty acids and percentages by weight palm fruit bunches with the fall of the mark after harvest. the interaction between high fraction of maturity and significant effect on the number of bunches of palm fruit bunches that fall from the free fatty acids and percentages by weight of palm fruit bunches fall.

HUBUNGAN FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN KETINGGIAN TANDAN

Dokumen terkait