• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci : Tectona grandis, FMA, kebun pangkas, stek pucuk, akar telanjang

PENDAHULUAN Latar Belakang

Jati merupakan salah satu tanaman berkayu yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Kayu jati memiliki beberapa kelebihan, yaitu kuat, tahan lama, mudah dikerjakan, tahan serangan rayap serta keindahannya membuat kayu jenis ini digemari masyarakat. Hingga saat ini kayu jati masih menjadi unggulan dibandingkan jenis kayu lainnya. Selain dapat dimanfaatkan kayunya, jati juga menghasilkan beberapa hasil hutan non kayu. Pepagan, akar dan daun yang masih muda menghasilkan zat pewarna yang dapat digunakan untuk pewarna kertas, kain atau tikar. Bubuk kayu jati merupakan bahan campuran dalam pembuatan dupa, serta minyak kayu jati dapat digunakan sebagai bahan penyubur rambut (Sutisna et al. 1998).

Di Pulau Jawa, pengembangan dan pengelolaan jati adalah dalam bentuk hutan tanaman. Sebagian besar dilakukan oleh Perum Perhutani dengan luas areal kurang lebih 1.096.801 Ha, dengan produksi tahunan sebesar 0,8 juta m3 (Perhutani, 1999). Sementara permintaan kayu saat itu lebih dari 2,5 juta m3/tahun. Menurut Leksono (2001), kekurangan pasokan kayu jati masih mengalami kekurangan lebih dari 1,7 juta m3/tahun, baik di pasar domestik maupun ekspor. Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara adalah salah satu penghasil kayu jati berkualitas. Terdapat dua jenis jati di Muna, yaitu jati Malabar Muna dan jati Muna. Jati Muna memiliki kekhasan pada warna dan tren serat kayu yang artistik dan berbeda dengan kayu jati lainnya. Hingga saat ini, populasi jati Muna terus mengalami penurunan sehingga diperlukan upaya konservasi terhadap populasi tersebut. Salah satu yang menjadi masalah dalam upaya tersebut adalah ketersediaan benih yang terbatas. Sementara itu, pengadaan bibit jati berkualitas saat ini masih mengandalkan pembiakan generatif menggunakan biji. Pembiakan ini memerlukan benih dalam jumlah besar karena viabilitas benih yang rendah, sementara ketersediaan benih terbatas pada sedikitnya jumlah pohon induk dan dipengaruhi musim berbuah. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, pembiakan vegetatif dapat dijadikan suatu alternatif dalam penyediaan bibit jati Muna berkualitas.

Pembiakan vegetatif stek merupakan salah satu cara pengadaan bibit yang paling murah dan mudah jika dibandingkan dengan pembiakan vegetatif lainnya (Harahap, 1972). Stek adalah teknik pembiakan menggunakan bagian tanaman yang dipisahkan dari induknya. Selanjutnya ditanam pada media dan kondisi yang telah dimanipulasi untuk merangsang pertumbukan akar dan tunas sehingga dapat tumbuh

menjadi tanaman baru. Salah satu metode stek yang telah banyak dikembangkan untuk jati adalah stek pucuk. Bahan yang digunakan dalam teknik ini adalah juvenil dari tunas ortotrop (vertikal). Keberhasilan stek pucuk ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya umur bahan stek, media perakaran dan zat pengatur tumbuh untuk merangsang perakaran (Faridah, 1999). Media perakaran yang umum digunakan dalam stek pucuk adalah campuran pasir, kompos dan arang sekam dengan perbandingan tertentu. Pada teknik pembibitan dengan stek pucuk, sistem perakaran merupakan salah satu faktor penting yang akan menentukan kualitas bibit dari stek pucuk. Pada umumnya rangsangan yang dilakukan berupa pemberian zat pengatur tumbuh. Bahan tersebut hanya berfungsi pada saat inisiasi pembentukan akar. Inokulasi fungi mikoriza juga dapat dijadikan suatu alternatif yang dapat meningkatkan kualitas bibit dari stek pucuk melalui perbaikan struktur perakaran. Disebutkan dalam Alimuddin (2006), fungi mikoriza dapat menginisiasi pembentukan akar adventif pada beberapa spesies tanaman yang dibiakkan dengan stek pucuk. Selain itu, penggunaan pupuk hayati ini dapat memberikan manfaat terhadap tanaman selama masa hidup tanaman tersebut. Pada penelitian Alimuddin (2006), inokulasi FMA setelah dua minggu penyetekan mampu meningkatkan jumlah dan panjang akar primer sebesar 66% dibandingkan tanpa inokulasi.

Pada umumnya, bibit jati tersedia dalam polibag, namun salah satu alternatif berupa bibit akar telanjang dapat digunakan untuk menekan biaya pengadaan bibit. Telah diketahui dari beberapa penelitian, penggunaan metode pembibitan akar telanjang dapat menekan biaya produksi bibit hingga lebih 50% per bibit (Kusuma, 1996). Sementara itu penggunaan pembiakan stek pucuk juga dapat menekan biaya penyediaan bibit dalam jangka panjang. Hal ini dapat dilihat dari bahan stek yang dihasilkan dari satu bibit kebun pangkas adalah sekitar 5 bahkan lebih. Tunas yang dihasilkan juga berkesinambungan hingga beberapa kali pemangkasan, sehingga dapat meminimalisir biaya penyediaan benih dan pengecambahan. Dalam pembibitan skala besar hal ini akan sangat menguntungkan. Menurut Young (1981), beberapa keuntungan penggunaan bibit akar telanjang dibandingkan dengan bibit dalam wadah yaitu : pengelolaan bibit di persemaian dapat dilakukan secara mekanis, hasilnya lebih cepat, bibit lebih mudah diangkut dan perakaran tidak tergulung sehingga tidak mengganggu pertumbuhannya dilapangan. Dalam penelitian ini, metode pembibitan yang digunakan adalah stek pucuk dengan aplikasi mikoriza pada media stek yang selanjutnya sekaligus dijadikan media persemaian akar telanjang.

Perumusan Masalah

Pada umumnya pengadaan bibit jati menggunakan pembiakan generatif dari benih yang dikecambahkan pada media pasir, lalu disapih pada polibag dengan komposisi media tertentu. Permasalahan dalam pembibitan generatif adalah ketersediaan benih yang terbatas, produksi benih yang rendah karena tergantung musim berbuah dan rendahnya viabilitas benih. Sementara saat ini keberadaan pohon induk penghasil benih jati Muna telah mengalami degradasi hingga jumlah yang tersisa kurang dari 1000 ha (Husna, 2005 diacu dalamAlimuddin, 2006), sehingga diperlukan teknik pembibitan alternatif yang tidak bergantung pada ketersediaan benih. Beberapa penelitian pembiakan vegetatif stek pucuk dan persemaian akar telanjang secara terpisah telah banyak dilakukan. Metode tersebut memiliki banyak kelebihan dibandingkan metode pembibitan yang umum digunakan saat ini. Selain kepraktisan dalam pelaksanaannya juga biaya yang diperlukan lebih murah. Penelitian-penelitian sebelumnya telah mendapatkan hasil pada beberapa bagian atau tahap-tahap dari metode tersebut. Pada penelitian ini, permasalahan yang akan dibahas adalah keefektifan metode pembibitan jati dengan stek pucuk dalam satu media yang sekaligus dijadikan persemaian akar telanjang. Dalam pembibitan ini tidak diperlukan penyapihan semai. Pada masing-masing tahap penelitian yang berkaitan dengan penyediaan bibit melalui stek pucuk dan akar telanjang, diupayakan pemenuhan semua kebutuhan bahan stek dan semai, sehingga didapatkan komposisi optimum dari bahan-bahan tertentu yang diperlukan tanaman. Selain itu, juga untuk mengamati respon semai jati terhadap beberapa metode inokulasi FMA, pemberian asam humat serta pupuk kompos Subur Ijo dengan dosis tertentu. Dari keseluruhan pengamatan diharapkan suatu metode pembibitan yang dapat diaplikasikan untuk pembibitan jati berkualitas dalam skala besar dengan metode yang mudah dan biaya produksi yang lebih murah.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mendapatkan dosis optimum urea untuk merangsang tunas baru yang dihasilkan kebun pangkas, 2) Mengkaji kombinasi metode pembibitan jati stek pucuk dan akar telanjang, 3) Mengkaji efektivitas penggunaan asam humat dan kompos dalam penyiapan media persemaian jati, dan 4) Mendapatkan teknik inokulasi FMA untuk persemaian jati akar telanjang.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah mendapatkan suatu teknik baru dalam pembibitan jati berkualitas dengan perlakuan tertentu yang lebih murah dan mudah dalam pengerjaannya.

Hipotesis

1. Pemberian urea dapat meningkatkan jumlah tunas bibit jati yang dihasilkan kebun pangkas.

2. Metode persemaian akar telanjang dapat digunakan untuk produksi bibit jati. 3. Penambahan kompos dan asam humat dengan dosis tertentu dapat

meningkatkan pertumbuhan semai.

4. Inokulasi FMA dengan teknik jalur merupakan teknik yang efisien pada persemaian kombinasi stek pucuk dan akar telanjang.

Dokumen terkait