• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makanan merupakan pangan siap santap baik dalam bentuk padat maupun cair (Hardinsyah & Briawan 1994). Manusia mengonsumsi makanan demi kelangsungan hidupnya. Apabila seseorang mengonsumsi berbagai macam bahan pangan kombinasi dan jumlah yang tepat, maka kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh dapat terpenuhi dengan baik. Zat gizi adalah senyawa kimia yang diperlukan tubuh untuk dapat melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier 2006). Zat gizi dalam makanan dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan tubuh dalam sehari. Zat gizi makro adalah zat gizi yang membentuk bagian utama makanan yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang lebih banyak, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Zat gizi mikro adalah zat gizi berupa vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit (miligram per hari) untuk pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan tubuh (Persatuan Ahli Gizi Indonesia [PERSAGI] 2009).

Setiap bahan pangan mengandung zat gizi dalam jumlah tertentu. Apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beraneka ragam, maka akan timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif. Dengan mengonsumsi makanan sehari-hari yang beraneka ragam, kekurangan zat gizi pada bahan pangan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi bahan pangan lain, sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang (Departemen Kesehatan RI 2005).

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang berjudul Aplikasi Algoritme Genetika untuk Penentuan Kombinasi Bahan Pangan Harian (Rismawan dan Kusumadewi 2007). Sistem yang dibangun pada penelitian sebelumnya memiliki keterbatasan, yaitu hanya dapat digunakan untuk menghitung kombinasi bahan pangan seorang wanita dewasa yang berada dalam keadaan sehat.

Pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini lebih menitikberatkan ke arah rancang bangun sistem menggunakan metode algoritme genetika untuk menentukan kombinasi bahan pangan yang memenuhi

kebutuhan gizi seseorang dalam satu hari baik oleh pria maupun wanita dewasa. Sistem yang diusulkan diharapkan mampu menampilkan kombinasi bahan pangan yang optimal untuk memenuhi kecukupan gizi.

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah membuat suatu sistem yang dapat menentukan kombinasi bahan pangan yang optimal untuk memenuhi kebutuhan zat gizi makro orang dewasa sehat dalam satu hari menggunakan algoritme genetika.

Ruang Lingkup

Penelitian ini difokuskan pada proses penentuan kombinasi bahan pangan yang sesuai dengan kebutuhan gizi seseorang, baik pria maupun wanita dewasa dalam kondisi sehat, yaitu usia 19 s.d. 55 tahun selama satu hari. Parameter yang digunakan antara lain: berat badan, tinggi badan, usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitasnya. Penelitian ini dibatasi pada pengembangan antarmuka dan beberapa fungsi, berdasarkan pada algoritme genetika yang telah dikembangkan sebelumnya oleh bagian Kecerdasan Komputasional, Departemen Ilmu Komputer IPB.

TINJAUAN PUSTAKA Energi

Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup, menunjang pertumbuhan, dan melakukan aktivitas fisik. Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak, dan protein yang ada di dalam bahan makanan. Kandungan karbohidrat, lemak, dan protein suatu bahan makanan menentukan nilai energinya.

Sumber energi berkonsentrasi tinggi adalah bahan makanan sumber lemak, seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Setelah itu bahan makanan sumber karbohidrat, seperti padi-padian, umbi-umbian, dan gula murni. Semua makanan yang dibuat dari dan dengan bahan makanan tersebut merupakan sumber energi (Almatsier 2006).

Kebutuhan energi seseorang menurut FAO/WHO (1985) adalah jumlah energi yang dikeluarkan seseorang bila orang tersebut memiliki ukuran dan kombinasi tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang, dan yang memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi.

kelamin pria dalam satu hari, yaitu:

Energi = (66 + 13.7 * berat badan + 5 * tinggi badan – 6.8 * umur) * aktivitas Di lain pihak, rumus yang digunakan untuk menghitung kebutuhan energi seseorang dengan jenis kelamin wanita dalam satu hari, yaitu: Energi = (655 + 9.6 * berat badan + 1.7 * tinggi

badan – 4.7 * umur) * aktivitas (Almatsier 2006).

Energi Metabolisme Basal

Energi Metabolisme Basal (EMB) adalah kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses tubuh yang vital. Kebutuhan energi metabolisme basal termasuk jumlah energi yang diperlukan untuk pernapasan, peredaran darah, pekerjaan ginjal, pankreas, dan alat tubuh lainnya, serta untuk proses metabolisme di dalam sel-sel (proses tubuh yang vital). Kurang lebih dua pertiga energi yang dikeluarkan oleh seseorang dalam sehari digunakan untuk kebutuhan aktivitas metabolisme basal tubuh. Angka ini berbeda antar orang dan mungkin pada orang yang sama bila terjadi perubahan dalam keadaan fisik dan lingkungan.

EMB dihitung berdasarkan rumus Harris Benedict. Rumus yang digunakan adalah: EMB (Pria) = (66 + 13.7 * berat badan + 5 *

tinggi badan – 6.8 * umur) EMB (Wanita) = (655 + 9.6 * berat badan + 1.7

* tinggi badan – 4.7 * umur) (Almatsier 2006).

Aktivitas

Aktivitas fisik atau disebut juga aktivitas eksternal adalah aktivitas yang menggunakan tenaga atau energi untuk melakukan berbagai kegiatan fisik, seperti: berjalan, berlari, berolahraga, dan lain-lain. Selama aktivitas fisik, otot membutuhkan energi di luar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh. Banyaknya energi yang dibutuhkan bergantung pada berapa banyak otot yang bergerak, berapa lama dan berapa berat pekerjaan yang dilakukan. Seorang yang gemuk menggunakan lebih banyak energi untuk melakukan suatu pekerjaan daripada seorang

badan tambahan (Almatsier 2006). Aktivitas fisik dibagi menjadi aktivitas ringan, sedang, dan berat.

Cara sederhana yang digunakan untuk menghitung angka kecukupan energi bagi orang dewasa dapat digunakan faktor kelipatan EMB seperti pada Tabel 1 bila tidak tersedia informasi tentang jenis-jenis kegiatan dan rincian alokasi waktunya.

Tabel 1 Faktor kelipatan energi metabolisme basal (FAO/WHO/UNU 1985) Tingkat Kegiatan Pria Wanita Ringan Sedang Berat 1.55 1.78 2.10 1.56 1.64 2.00 Protein

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh setelah air. Protein memiliki fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Protein sebagai sumber energi relatif lebih mahal, baik dalam harga maupun dalam jumlah energi yang dibutuhkan untuk metabolisme energi.

Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik dalam jumlah maupun mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, dan kerang. Sumber protein nabati adalah kacang kedelai. Olahan dari kacang kedelai menghasilkan tempe dan tahu, serta kacang- kacangan lain. Kacang kedelai merupakan sumber protein nabati yang memiliki mutu atau nilai biologi tertinggi (Almatsier 2006).

Departemen Kesehatan RI (2005) menganjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung protein sekitar 10% s.d. 15% dari kebutuhan energi. Berdasarkan acuan tersebut, penetapan kebutuhan protein yang digunakan pada sistem yaitu sebesar 12% dari kebutuhan energi. Rumus yang digunakan untuk menghitung kebutuhan protein seseorang baik pria maupun wanita pada sistem adalah:

Lemak

Lemak merupakan cadangan energi tubuh paling besar. Lemak berbentuk padat pada suhu kamar, sedangkan minyak berbentuk cair.

Lemak dan minyak merupakan sumber energi paling padat, yang menghasilkan 9 kkal untuk tiap gram, yaitu dua setengah kali besar energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah yang sama.

Sumber utama lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung, dan sebagainya), mentega, margarin, dan lemak hewan (lemak daging dan ayam). Sumber lemak lain antara lain kacang-kacangan, biji-bijian, daging, dan ayam gemuk, krim, susu, keju, dan kuning telur, serta makanan yang dimasak dengan lemak atau minyak. Sayur dan buah (kecuali alpukat) sangat sedikit mengandung lemak (Almatsier 2006).

Departemen Kesehatan RI (2005) menganjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung lemak sekitar 10% s.d. 25% dari kebutuhan energi. Berdasarkan acuan tersebut, penetapan kebutuhan lemak yang digunakan pada sistem yaitu sebesar 17% dari kebutuhan energi. Rumus yang digunakan untuk menghitung kebutuhan lemak seseorang baik pria maupun wanita pada sistem adalah:

Karbohidrat

Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya relatif murah. Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-kacangan kering, dan gula. Sebagian besar sayur dan buah tidak banyak mengandung karbohidrat (Almatsier 2006).

Departemen Kesehatan RI (2005) menganjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat sekitar 50% s.d. 60% dari kebutuhan energi. Berdasarkan acuan tersebut, penetapan kebutuhan karbohidrat yang digunakan pada sistem yaitu sebesar 55% dari kebutuhan energi. Rumus yang digunakan untuk menghitung kebutuhan karbohidrat seseorang baik pria maupun wanita pada sistem adalah:

Teknik Akuisisi

Teknik Akuisisi pengetahuan yang digunakan yaitu teknik interview dan referensi dari buku. Teknik interview adalah melakukan wawancara dengan pakar gizi untuk mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan gizi. Dengan kata lain, pakar menjelaskan atribut-atribut yang dibutuhkan untuk pemenuhan zat gizi seseorang. Pengetahuan yang telah diperoleh akan digunakan sebagai acuan dalam penentuan kombinasi bahan pangan yang sesuai dengan kebutuhan gizi seseorang dalam satu hari.

Akuisisi Pengetahuan

Akuisisi pengetahuan adalah proses transfer dan transformasi sumber pengetahuan dari pakar ke dalam program. Sumber pengetahuan tersebut dijadikan dokumentasi untuk selanjutnya diolah, dipelajari, dan diorganisasikan menjadi basis pengetahuan.

Proses Akuisisi pengetahuan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Proses akuisisi pengetahuan (Jackson 1999).

Algoritme Genetika

Rismawan dan Kusumadewi (2007) telah mendeskripsikan algoritme genetika. Algoritme genetika merupakan teknik pencarian yang dilakukan sekaligus atas sejumlah solusi yang mungkin yang dikenal dengan istilah populasi. Individu yang terdapat di dalam satu populasi disebut dengan istilah kromosom. Kromosom merupakan suatu solusi yang berbentuk simbol. Populasi awal dibangun secara acak, sedangkan populasi berikutnya merupakan hasil evolusi kromosom-kromosom melalui iterasi yang disebut dengan istilah generasi. Pada tiap

Sumber Pakar Knowledge Engineer Pengetahuan Sistem Pakar Hasil Pengetahuan

disebut dengan fungsi fitness. Nilai fitness dari suatu kromosom akan menunjukkan kualitas kromosom dalam populasi tersebut.

Diagram sederhana algoritme genetika ditunjukkan dengan Gambar 2 berikut ini.

Gambar 2 Diagram sederhana algoritme genetika.

Seleksi

Seleksi adalah proses memilih individu pada populasi yang memiliki nilai evaluasi baik, untuk dilanjutkan ke proses pindah silang (crossover) dan mutasi (Cox 2005).

Pindah Silang

Proses pindah pada algoritme genetika sama halnya dengan proses seleksi, yaitu mengambil nilai acak sederhana. Pindah silang merupakan komponen paling penting dalam algoritme genetika pada proses genetik (Gen & Cheng 1997).

Mutasi

Mutasi adalah operator genetik kedua yang digunakan dalam algoritme genetika. Kromosom yang dihasilkan memiliki kemungkinan bernilai lebih baik atau lebih buruk dari kromosom sebelumnya. Jika kromosom tersebut lebih buruk dari kromosom sebelumnya, maka mereka memiliki peluang tereliminasi pada proses seleksi. Mutasi berguna untuk mengembalikan kerusakan akibat proses genetik (Aly 2007).

Elitisme

Elitisme adalah proses yang dilakukan untuk mempertahankan suatu individu yang memiliki nilai evaluasi (fitness) tertinggi agar tidak rusak akibat proses genetika seperti pindah silang dan mutasi (Suyanto 2005).

Penggolongan bahan makanan dibagi ke dalam 11 golongan bahan makanan seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2 Penggolongan bahan makanan Golongan Bahan Makanan

A Serealia, umbi, dan

hasil olahannya

B Kacang-kacangan, biji-

bijian, dan hasil olahannya

C Daging dan hasil

olahannya

D Telur dan hasil

olahannya

E Ikan, kerang, udang,

dan hasil olahannya

F Sayuran dan hasil

olahannya

G Buah-buahan

H Susu dan hasil

olahannya

I Lemak dan minyak

J Serba-serbi

K Makanan jajanan

Contoh penomoran pada bahan makanan dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3 Contoh penomoran bahan makanan

Golongan Id Pangan Bahan

Makanan

A A001 Beras Giling

B B072 Kacang Hijau C C130 Abon D D155 Telur ayam E E168 Cumi-cumi, goring METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, seperti yang terlihat pada Gambar 3. Secara garis besar, metodologi penelitian ini terdiri atas input data diri pengguna, perhitungan IMT, perhitungan kebutuhan zat gizi seseorang, input pilihan bahan pangan, perhitungan jumlah zat gizi bahan pangan, optimisasi kombinasi bahan pangan menggunakan GA, hasil kombinasi bahan pangan optimal, dan evaluasi kombinasi bahan

generasi, kromosom akan melalui proses evaluasi dengan menggunakan alat ukur yang disebut dengan fungsi fitness. Nilai fitness dari suatu kromosom akan menunjukkan kualitas kromosom dalam populasi tersebut.

Diagram sederhana algoritme genetika ditunjukkan dengan Gambar 2 berikut ini.

Gambar 2 Diagram sederhana algoritme genetika.

Seleksi

Seleksi adalah proses memilih individu pada populasi yang memiliki nilai evaluasi baik, untuk dilanjutkan ke proses pindah silang (crossover) dan mutasi (Cox 2005).

Pindah Silang

Proses pindah pada algoritme genetika sama halnya dengan proses seleksi, yaitu mengambil nilai acak sederhana. Pindah silang merupakan komponen paling penting dalam algoritme genetika pada proses genetik (Gen & Cheng 1997).

Mutasi

Mutasi adalah operator genetik kedua yang digunakan dalam algoritme genetika. Kromosom yang dihasilkan memiliki kemungkinan bernilai lebih baik atau lebih buruk dari kromosom sebelumnya. Jika kromosom tersebut lebih buruk dari kromosom sebelumnya, maka mereka memiliki peluang tereliminasi pada proses seleksi. Mutasi berguna untuk mengembalikan kerusakan akibat proses genetik (Aly 2007).

Elitisme

Elitisme adalah proses yang dilakukan untuk mempertahankan suatu individu yang memiliki nilai evaluasi (fitness) tertinggi agar tidak rusak akibat proses genetika seperti pindah silang dan mutasi (Suyanto 2005).

Penggolongan Bahan Makanan

Penggolongan bahan makanan dibagi ke dalam 11 golongan bahan makanan seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2 Penggolongan bahan makanan Golongan Bahan Makanan

A Serealia, umbi, dan

hasil olahannya

B Kacang-kacangan, biji-

bijian, dan hasil olahannya

C Daging dan hasil

olahannya

D Telur dan hasil

olahannya

E Ikan, kerang, udang,

dan hasil olahannya

F Sayuran dan hasil

olahannya

G Buah-buahan

H Susu dan hasil

olahannya

I Lemak dan minyak

J Serba-serbi

K Makanan jajanan

Contoh penomoran pada bahan makanan dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3 Contoh penomoran bahan makanan

Golongan Id Pangan Bahan

Makanan

A A001 Beras Giling

B B072 Kacang Hijau C C130 Abon D D155 Telur ayam E E168 Cumi-cumi, goring METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, seperti yang terlihat pada Gambar 3. Secara garis besar, metodologi penelitian ini terdiri atas input data diri pengguna, perhitungan IMT, perhitungan kebutuhan zat gizi seseorang, input pilihan bahan pangan, perhitungan jumlah zat gizi bahan pangan, optimisasi kombinasi bahan pangan menggunakan GA, hasil kombinasi bahan pangan optimal, dan evaluasi kombinasi bahan

pindah silang, dan mutasi.

Algoritme Genetika

Algoritme Genetika

Gambar 3 Metode penelitian.

Input Parameter Tinggi Badan, Berat Badan, Umur, Jenis Kelamin, dan Tingkat Aktivitas

Parameter yang dimasukkan ke dalam sistem terdiri atas data diri yang meliputi tinggi badan, berat badan, umur, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas.

Perhitungan IMT dilakukan dengan menggunakan rumus berikut.

(10) Keterangan:

Satuan tinggi badan adalah kilogram (kg), sedangkan satuan tinggi badan adalah meter (m).

Hasil dari perhitungan IMT akan dicocokkan dengan kategori IMT sebagai berikut:

 Jika maka termasuk ke dalam kategori kurus (kekurangan berat badan tingkat berat).

 Jika maka termasuk ke dalam kategori kurus (kekurangan berat badan tingkat ringan).

 Jika maka termasuk ke dalam kategori normal.

 Jika maka termasuk ke dalam kategori gemuk (kelebihan berat badan tingkat ringan).

 Jika maka termasuk ke dalam kategori gemuk (kelebihan berat badan tingkat berat) (Departemen Kesehatan RI 2005).

Contoh :

Tinggi Badan: 166 cm Berat Badan: 75 kg IMT: 27.22

Kategori: gemuk (kelebihan berat badan tingkat berat).

Perhitungan Kecukupan Zat Gizi Seseorang

Contoh perhitungan untuk mendapatkan angka kecukupan zat gizi makro seseorang, dapat dihitung menggunakan rumus berikut. 1. Energi (kalori)

Rumus yang digunakan untuk menghitung kebutuhan energi seseorang dengan jenis kelamin pria dalam satu hari dapat dihitung dengan persamaan (1).

Energi = (66 + 13.7 * berat badan + 5 * tinggi badan – 6.8 * umur) *

aktivitas (1)

Di lain pihak, rumus yang digunakan untuk menghitung kebutuhan energi seseorang

Input Parameter Tinggi Badan, Berat Badan, Umur, Jenis Kelamin, dan Tingkat Aktivitas Perhitungan IMT Perhitungan Kecukupan Zat Gizi Seseorang Input Pilihan Bahan Pangan Perhitungan Jumlah Zat Gizi

Bahan Pangan Hasil Kombinasi Bahan Pangan Optimal Evaluasi Kombinasi Bahan Pangan Optimal Optimisasi Kombinasi Bahan Pangan Menggunakan GA Bangkitkan Populasi Awal Seleksi Pindah Silang Mutasi Database Bahan Pangan

dengan jenis kelamin wanita dalam satu hari dapat dihitung dengan persamaan (2). Energi = (655 + 9.6 * berat badan + 1.7 *

tinggi badan – 4.7 * umur) *

aktivitas (2)

(Almatsier 2006). 2. Protein (gram)

Departemen Kesehatan RI (2005) menganjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung protein sekitar 10% s.d. 15% dari kebutuhan energi. Berdasarkan acuan tersebut, penetapan kebutuhan protein yang digunakan pada sistem yaitu sebesar 12% dari kebutuhan energi. Rumus yang digunakan untuk menghitung kebutuhan protein seseorang baik pria maupun wanita pada sistem yaitu seperti yang ditunjukkan oleh persamaan (3).

(3)

3. Lemak (gram)

Departemen Kesehatan RI (2005) menganjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung lemak sekitar 10% s.d. 25% dari kebutuhan energi. Berdasarkan acuan tersebut, penetapan kebutuhan lemak yang digunakan pada sistem yaitu sebesar 17% dari kebutuhan energi. Rumus yang digunakan untuk menghitung kebutuhan lemak seseorang baik pria maupun wanita pada sistem yaitu seperti yang ditunjukkan oleh persamaan (4).

(4)

4. Karbohidrat (gram)

Departemen Kesehatan RI (2005) menganjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat sekitar 50% s.d. 60% dari kebutuhan energi. Berdasarkan acuan tersebut, penetapan kebutuhan karbohidrat yang digunakan pada sistem yaitu sebesar 55% dari kebutuhan energi. Rumus yang digunakan untuk menghitung kebutuhan karbohidrat seseorang baik pria maupun wanita pada sistem yaitu seperti yang ditunjukkan oleh persamaan (5).

(5)

Misalkan diketahui:  Tinggi badan: 155 cm

 Berat badan: 45 kg  Umur: 23 tahun

 Jenis kelamin: perempuan  Tingkat aktivitas: sedang.

Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan hasil sebagai berikut:

 Kebutuhan energi: 2037.536 kkal  Kebutuhan protein: 244.50432 kkal  Kebutuhan lemak: 346.38112 Kebutuhan karbohidrat: 1426.2752 kkal.

Perhitungan Jumlah Zat Gizi Bahan Pangan

Perhitungan kebutuhan zat gizi bahan pangan memerlukan beberapa instrumen, antara lain:

1. Daftar Kandungan Gizi Bahan Makanan (DKGM)

DKGM memuat angka-angka kandungan zat gizi berbagai jenis bahan pangan baik mentah maupun masak (olahan) yang banyak dijumpai di Indonesia. Sebagian besar jenis bahan pangan yang disajikan dalam DKGM ini dalam bentuk pangan mentah. Daftar kandungan zat gizi bahan makanan ini memuat energi dan 10 jenis zat gizi yang meliputi protein, lemak, karbohidrat, kalsium (Ca), fosfor (P), besi (Fe), vitamin A, vitamin C, vitamin B1, dan termasuk di dalamnya kandungan air. Di samping itu, disajikan pula bagian dari bahan pangan yang dapat dimakan (BDD). Kombinasi zat gizi yang tercantum dalam DKGM dinyatakan dalam satuan 100 gram bahan pangan yang dapat dimakan (edible portion), artinya bagian-bagian yang biasa tidak dimakan seperti kulit, akar, biji, tulang, cangkang, dan sebagainya yang tidak lazim untuk dikonsumsi tidak dianalisis. Kolom terakhir dalam DKGM dicantumkan persentase dari bahan pangan yang dapat dimakan (% BDD). Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam perhitungan zat gizi bahan pangan, misalnya buah pisang. Bagian kulit buah pisang adalah bagian yang tidak dapat dimakan (Hardinsyah & Briawan 1994).

2. Daftar Kandungan Zat Gizi Makanan Jajanan (DKGJ)

Makanan jajanan adalah makanan siap untuk dikonsumsi (disantap) yang digunakan sebagai selingan atau pelengkap menu

Indonesia. Khas dalam bahan, pengolahan, maupun penyajiannya. Daftar Kandungan Zat Gizi Makanan Jajanan (DKGJ) adalah daftar yang memuat angka-angka kandungan zat gizi dari berbagai bahan pangan jajanan atau kudapan (snack). DKGJ memuat kandungan energi dan 9 jenis zat gizi, yaitu protein, lemak, karbohidrat, kalsium (Ca), besi (Fe), vitamin A, vitamin C, vitamin B1, dan air (Hardinsyah & Briawan 1994). Contoh Daftar Kandungan Gizi Bahan Makanan (DKGM) dan Daftar Kandungan Zat Gizi Makanan Jajanan (DKGJ) dapat dilihat pada Lampiran 1.

Berikut adalah contoh perhitungan untuk mendapatkan jumlah zat gizi yang terdapat dalam bahan pangan A. Kebutuhan zat gizi seseorang ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.

1. Energi (kalori)

Rumus yang digunakan untuk menghitung energi dari bahan pangan dapat dihitung dengan persamaan (6).

(6)

(Hardinsyah & Briawan 1994). 2. Protein (gram)

Rumus yang digunakan untuk menghitung kandungan protein dari bahan pangan adalah seperti yang ditunjukkan oleh persamaan (7).

(7)

(Hardinsyah & Briawan 1994). 3. Lemak (gram)

Rumus yang digunakan untuk menghitung kandungan lemak dari bahan pangan adalah seperti yang ditunjukkan oleh persamaan (8).

(8)

(Hardinsyah & Briawan 1994).

Rumus yang digunakan untuk menghitung kandungan karbohidrat dari bahan pangan adalah seperti yang ditunjukkan oleh persamaan (9).

(9)

(Hardinsyah & Briawan 1994).

Batas toleransi pemenuhan zat gizi yang dianjurkan oleh Hardinsyah dan Briawan (1994), yaitu:

 Energi = ± 10%

Persentasi batas total energi bahan pangan keseluruhan: 90% s.d. 110%.

 Protein = ± 10%

Persentasi batas total protein bahan pangan keseluruhan: 90% s.d. 110%.

 Lemak = ± 10%

Persentasi batas total lemak bahan pangan keseluruhan: 90% s.d. 110%.

 Karbohidrat = ± 10%

Persentasi batas total karbohidrat bahan pangan keseluruhan: 90% s.d. 110%.

Misalkan diketahui:

 Berat yang dikonsumsi: 150 gram  BDD: 86%

 DKGM (energi): 123 kkal  DKGM (protein): 1.8 gram  DKGM (lemak): 0.7 gram  DKGM (karbohidrat): 27.9 gram.

Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan hasil sebagai berikut:

 Energi bahan pangan: 158.67 kkal  Protein bahan pangan: 9.288 kkal  Lemak bahan pangan: 8.127 kkal  Karbohidrat bahan pangan: 143.964 kkal.

Data Penelitian

Data penelitian merupakan kumpulan jenis bahan pangan yang termasuk ke dalam 11 golongan jenis bahan pangan yang terdapat pada DKGM (Daftar Kandungan Gizi Bahan

Makanan) dan DKGJ (Daftar Kandungan Gizi Bahan Makanan Jajanan).

Representasi Gen dan Kromosom

Gen merepresentasikan indeks nomor setiap bahan pangan yang termasuk ke dalam 11 golongan bahan pangan, sedangkan kromosom adalah hasil solusi yang dibangkitkan. Sebuah kromosom terbentuk dari kumpulan gen. Satu

Dokumen terkait