• Tidak ada hasil yang ditemukan

Air adalah zat yang sangat dibutuhkkan oleh semua makhluk hidup termasuk manusia, hewan serta tumbuh-tumbuhan. Manfaat air bermacam-macam misalnya untuk diminum, untuk pembawa zat makanan pada tumbuhan, zat pelarut pembersih dan sebagainya. Oleh karena itu, penyediaan air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia untuk kelangsungan hidupnya dan menjadi faktor penentu dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia. Air yang bersih mutlak diperlukan karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit, terutama penyakit-penyakit perut.

Dari penelitian-penelitian yang dilakukan, bahwasanya penduduk yang menggunakan air bersih mempunyai kecenderungan lebih kecil untuk menderita sakit dibanding dengan penduduk yang tidak menggunakan air bersih. Melalui penyediaan air bersih, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya disuatu daerah, diharapkan dapat menghambat penyebaran penyakit menular. Agar air yang masuk ke tubuh manusia baik berupa minuman maupun makanan tidak mengandung bibit penyakit, maka pengolahan air baik yang berasal dari sumber air, jaringan transmisi ataupun distribusi adalah sangat diperlukan. Peningkatan kualitas air minum dengan proses pengolahan terhadap air yang akan digunakan sebagai air minum dengan mutlak diperlukan, terutama apabila air tersebut berasal dari air permukaan.

Proses pengolahan yang dimaksud dapat dimulai dari yang sangat sederhana sampai yang rumit dan lengkap, sesuai dengan tingkat pencemaran air tersebut dan pemanfaatannya. Semakin tercemar air tersebut maka akan semakin rumit

pula tingkat pengolahan yang dibutuhkan, yang berarti akan semakin banyak pula teknik yang diperlukan untuk mengolah air tersebut.

Oleh karena itu, dalam praktek sehari-hari, maka proses pengolahan air menjadi pertimbangan yang utama untuk menentukan apakah sumber tersebut dapat dipakai sebagai sumber persediaan air atau tidak bagi kebutuhan tertentu. Peningkatan kuantitas air merupakan syarat kedua setelah kualitas air. Semakin maju tingkat kehidupan masyarakat maka akan semakin tinggi pula tingkat kebutuhan air masyarakat tersebut. Menurut WHO (World Health Organization), jumlah air yang harus dipenuhi untuk dapat mencapai syarat kesehatan adalah 84,4 liter perhari perkapita. Kebutuhan air tersebut cukup untuk memenuhi keperluan kesehatan, minum, memasak, dan mencuci. Karena terbatasnya persediaan air, maka untuk masyarakat pedesaan ditentukan sejumlah 40-60 liter perhari perkapita. Sampai tahun 1986 penduduk yang menikmati air bersih sekitar 65% diperkotaan dan 30,5% di pedesaan, sehingga pemerintah pada akhir Pelita V mentargetkan sasaran program penyediaan air bersih sekitar 60% untuk penduduk pedesaan dan sekitar 80% untuk penduduk perkotaan. Adanya senyawa kimia berbahaya yang terlarut dalam air dapat berakibat fatal jika kadarnya sangat berlebih atau bila kadarnya hanya sedikit berlebih pada penggunaan jangka panjang mungkin akan tertimbun dalam jaringan tubuh dan menimbulkan efek yang merugikan kesehatan.

Unsur mangan terutama berasal dari batuan sedimen lapuk (dalam bentuk soil) atau berasal dari batuan malihan dari mineral mika, biotit dan amphibol, dan hornblende. Dalam air mangan ini merupakan unsur ikutan (minor element), artinya tidak selalu ada. Air dialam mengandung mangan dalam jumlah kecil

(umumnya sekitar 0,02 mg/l atau kurang). Kehadiran mangan dalam air sebanyak 0,1 mg/l (batas maksimum toleransi air dalam baku untuk air minum) atau lebih akan banyak menimbulkan berbagai masalah dalam pengguna air, antara lain :

- Mudah terjadi endapan pada bak mandi, tangki air, pipa dan lain-lain. - Air mudah menjadi keruh.

- Menyebabkan noda hitam pada pakaian berwarna putih.

- Kandungan mangan dalam jumlah besar dalam air menyebabkan perubahan warna dan bau dalam makanan.

Kehadiran mangan dalam air, sama dengan besi tidak menimbulkan masalah dalam kesehatan manusia. Penetapan batas baku mutu lebih didasarkan karena mengakibatkan perubahan rasa dan warna dalam makanan atau minuman. Batas baku mutu unsur mangan atau besi umumnya didasarkan untuk keperluan industri terutama industri makanan dan air minum. Sama halnya dengan unsur besi, mangan akan cepat terbentuk dalam suasana asam atau dalam lingkungan air tertutup seperti rawa dan danau.

Dalam air tanah kandungan lebih besar dari 1 mg/l dapat terjadi jika tercemar oleh bahan asam tambang atau air formasi dari minyak (oil). Beberapa metode untuk menurunkan kadar logam mangan adalah melalui proses oksidasi, penambahan bahan kimia, pengendapan serta filtrasi. Sehubungan dengan berbagai yang dapat ditimbulkan karena kelebihan kadar mangan (Mn), maka dari itu perlu dilakukan pengolahan untuk mengurangi serta pengendaliannya agar kualitas air tetap terjaga dengan baik serta meningkatkan derajat kesehatan sesuai dengan kualitas air minum yang

mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 416/MENKES/PER/IX/1990. Air bersih yang dihasilkan dalam proses pengolahannya dalam bentuk karya ilmiah ini.

I.2 Permasalahan

Berapakah kadar Mn pada air mineral aqua sebelum dan sesudah green sand dan bagaimanakah mutu sudah memenuhi standar kualitas air minum yang diperoleh sebelum dan sesudah green sand.

I.3 Pembatasan Masalah

Pada penentuan kadar mangan digunakan metode spektrofotometri. Air yang digunakan diambil dari air sebelum dan sesudah green sand, dan analisa dilakukan mulai tanggal 04 Februari 2015 sampai 24 Februari 2015.

I.4 Metodologi

Dalam perolehan data sehubungan dengan penulisan tugas akhir ini, penulis menggunakan metode Spektrofotometer Pharo 100/300, dimana semua ion mangan direduksi menjadi ion Mn2+ dengan asam ascorbic. Didalam larutan basa lemah direaksikan dengan 1-(2-pyridylazo)-2-naphthol (PAN) membentuk senyawa kompleks merah kemudian diuji dengan alat spektrofotometer pharo 300. I.5 Tujuan Penulisan

- Untuk menentukan kadar mangan yang terkandung dalam air mineral aqua sebelum dan sesudah green sand.

- Untuk menentukan apakah kadar mangan sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 416/MENKES/PER/IX/1990.

I.6 Manfaat Penulisan

- Memberikan informasi mengenai kadar mangan yang terkandung pada air mineral aqua sebelum dan sesudah green sand.

- Memberikan informasi apakah kadar mangan sudah dapat digunakan sebagai air minum.

PENENTUAN KADAR Mn PADA AIR MINERAL AQUA PT. TIRTA SIBAYAKINDO MENGGUNAKAN PENYARING GREEN SAND

DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ABSTRAK

Telah dilakukan penentuan kadar Mangan pada air mineral setelah green sand dengan menggunakan spektrofotometer pharo 300 dengan panjang gelombang 525 nm. Dari data yang diperoleh konsentrasi mangan sebelum green sand adalah 0,075 mg/L, 0,096 mg/L, 0,081 mg/L, 0,09 mg/L, dan 0,087 mg/L, sedangkan setelah green sand adalah 0,048 mg/L, 0,041 mg/L, 0,05 mg/L, 0,059 mg/L, dan 0,054 mg/L.

THE DETERMINATION OF MANGANESE IN MINERAL WATER AQUA PT. TIRTA SIBAYAKINDO USING GREEN SAND FILTER BY

SPECTROPHOTOMETRIC METHOD ABSTRACT

It has been done for the determination of manganese after green sand by using spectrophotometer with a wavelength of 525 nm. From the data obtained by the concentration of manganese before green sand are 0,075 mg/L, 0,096 mg/L, 0,081 mg/L, 0,01 mg/L, dan 0,087 mg/L, while after green sand are 0,048 mg/L, 0,041 mg/L, 0,05 mg/L, 0,059 mg/L, dan 0,054 mg/L.

PENENTUAN KADAR Mn PADA AIR MINERAL AQUA PT.

Dokumen terkait