• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Kadar Mn Pada Air Mineral Aqua PT.Tirta Sibayakindo Menggunakan Penyaring Green Sand Dengan Metode Spektrofotometri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Kadar Mn Pada Air Mineral Aqua PT.Tirta Sibayakindo Menggunakan Penyaring Green Sand Dengan Metode Spektrofotometri"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran I

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal : 3 September 1990 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM NO PARAMETER Satuan Kadar maksimum

(2)
(3)

b.

(4)
(5)

Bq = Bequerel

NTU = Nephelometrik Turbidity Units TCU = True Colour Units

Logam berat merupakan logam terlarut

Ditetapka di : J A K A R T A Pada tanggal : 3 September 1990 Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Ttd

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Khopkar, S. M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia – Press.

Manahan, Stanley. E. 1991. Environmental Chemistry. Michigan: Lewis Publishers.

Mulia, R.M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Graha Ilmu.

Mulja, M. 1995. Analisis Instrumental. Surabaya : Airlangga University Press. Pandia, S. 1995. Kimia Lingkungan. Bandung : ITB.

Sutrisno, C.T. 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta Vogel, A. I. 1953. Macro And Semimicro Qualitative Inorganic

Analysis. Longmans : California

Vogel, 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.

Jakarta: Rineka Cipta.

WHO Library Cataloging Inc Publishing Data, 1996. Guidelines For Drinking Water Quality, Second edition. Geneva: World HealthOrganization. Widowati, W. 2008. Efek Toksik Logam. Yogyakarta: Andi.

(7)

BAB 3

- Spektrofotometer Pharo 300 3.1.2 Bahan

- Air sebelum green sand - Air sesudah green sand - Ascorbic acid

- Alkaline-cyanide

- 1-(2-pyridilazo)-2-naphthol (PAN)

3.2 Prosedur Pembuatan Mn dengan pereaksi PAN

Dinyalakan alat Spektrofotometer Pharo 300. Kemudian dikalibrasi alat Spektrofotometer Pharo 300, sediakan 2 buah kuvet, pada kuvet pertama diisi dengan 10 ml aquadest yang nantinya sebagai larutan blanko, dan kuvet kedua diisi dengan 10 ml sampel air yang akan dianalisa. Ditekan blank zero, lalu dimasukkan kuvet pertama untuk menguji larutan blanko, setelah itu dikeluarkan kuvet, setelah kuvet dikeluarkan, dimasukkan barkode untuk analisa Mn.

(8)
(9)

BAB 4

DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Analisa

4.1.1 Data Hasil Penentuan Kadar Mn sebelum Green Sand

Tanggal Analisa Konsentrasi Mn (mg/L) Keterangan 04 Februari 2015 0,075 Sumber Mata Air I 12 Februari 2015 0,096 Sumber Mata Air I 16 Februari 2015 0,081 Sumber Mata Air I 20 Februari 2015 0,09 Sumber Mata Air I 24 Februari 2015 0,087 Sumber Mata Air I

4.1.2 Data Hasil Penentuan Kadar Mn sesudah Green Sand

Tanggal Analisa Konsentrasi Mn (mg/L) Keterangan 04 Februari 2015 0,048 Green Sand 12 Februari 2015 0,041 Green Sand

16 Februari 2015 0,05 Green Sand

20 Februari 2015 0,059 Green Sand 24 Februari 2015 0,054 Green Sand

4.2 Pembahasan

Kadar ion mangan yang terdapat dalam air pada air mineral setelah green sand di PT. TIRTA SIBAYAKINDO dilakukan dengan metode spektrofotometri pada panjang gelombang 525 nm. Mangan yang terdapat dalam air sebelum dan sesudah green sand direaksikan dengan 1-(2-pyridylazo)-2-naphthol (PAN) dan membentuk kompleks merah. Green sand mangan adalah media unik yang digunakan dalam hubungannya dengan sebuah sistem penyaringan untuk mengoksidasi, endapan, dan mengurangi besi, mangan dan hidrogen sulfida. Green sand mangan juga dapat digunakan ketika arsenik atau radium sedang diubah pada proses curah hujan.

(10)

pertama yang digunakan untuk menyaring/mengambil logam-logam berat yang tidak boleh terdapat pada bahan baku dan mengurangi kandungan-kandungan logam sesuai dengan peraturan perusahaan. Produk yang sekarang dikenal sebagai green sand mangan dikembangkan pada awal 1950. Produksi ini menggunakan proses pertukaran ion dari sifat yang stabil glauconite (green sand) substrat untuk membentuk sebuah lapisan aktif mangan oksida.

(11)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

- Kadar mangan yang diperoleh sebelum green sand adalah 0,075 mg/L, 0,096 mg/L, 0,081mg/L, 0,09mg/L, dan 0,087mg/L, sedangkan kadar mangan pada sampel setelah green sand konsentrasi mangan adalah 0,048mg/L, 0,041mg/L, 0,05mg/L, 0,059mg/L, dan 0,054mg/L.

- Kadar mangan sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 416/MENKES/PER/IX/1990, dimana kadar mangan rata-rata sudah sesuai dengan ketetapan, kadar mangan dalam air minum maksimal adalah 0,05 mg/L. Kadar mangan yang diukur masih berada pada batas kadar yang telah ditetapkan.

5.2 Saran

- Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya menentukan kadar logam menggunakan metode dan alat yang berbeda, agar metode dan alat yang digunakan lebih bervariasi.

(12)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air

Air secara kimiawi adalah yang mempunyai formula (H2O), yang merupakan

gabungan 2 atom hidrogen dengan 1 atom oksigen. Air dapat ditemukan dalam fase padat, cair, atau gas. Pada tekanan atmosfer (76 cm-Hg), air menjadi padat bila didinginkan sampai 0oC dan mendidih pada 100oC. Dalam keadaan murni air bersifat netral. Air dapat melarutkan berbagai zat. Air itu sendiri terpecah menjadi unsur-unsur hydrogen unsur-unsur hidrogen dan oksigen pada suhu 2500oC.

(13)

Penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1990 dan surat keputusan Menteri Negara K.L.H. Nomor 03 tahun 1992 merupakan penggolongan air untuk berbagai keperluan, yaitu :

1) Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.

2) Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai bahan baku air minum.

3) Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.

4) Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air. (Effendi.2003).

2.2 Siklus Air di Bumi

(14)

Gambar 2.1 Siklus Hidrologi

Dengan adanya penyinaran matahari, maka air yang terdapat di permukaan bumi akan menguap dan membentuk uap air, karena adanya angin, maka uap air akan bersatu dan berada ditempat yang tinggi dan dikenal sebagai awan. Oleh angin, awan terbawa semakin lama semakin tinggi, sedangkan suhu diatas semakin rendah.

Akibatnya awan menjadi titik air dan kemudian jatuh ke bumi sebagian lagi mengalir diatas permukaan tanah. Jika air tersebut menjumpai lapisan yang rapat sehingga peresapan akan berkurang. Jika air kelau ke permukaan bumi, maka sumber air ini disebut mata air. Air permukaan yang mengalir dipermukaan bumi Matahari

Menguap

Air laut Air tanah dalam

Awan

Curah Hujan

Lapisan rapat air

(15)

umumnyaa berbentuk sungai. Jika air mengalir melalui suatu tempat yang rendah dan cekung, maka air akan berkumpul membentuk suatu danau atau telaga. Tetapi banyak diantara air tadi akan mengalir ke laut kembali untuk kemudian mengikuti siklus hidrologi. (Manahan.1991)

2.3 Manfaat Air Minum

(16)

Perbedaan sumber air minum akan menyebabkan perbedaan komposisi air yang dihasilkannya. Sebagai contoh, air tanah dapat melarutkan mineral-mineral bahan induk dari tanah yang dilewatinya. (Mulia.2005)

2.4Pengolahan Air Minum

Yang dimaksud dengan pengolahan adalah usaha-usaha teknis yang dilakukan untuk mengubah sifat-sifat suatu zat. Pada proses pengolahan air ini lazimnya dikenal dua cara, yaitu pengolahan lengkap atau Complete Treatment Process dan pengolahan sebagian atau Patrial Treatment Process.

- Pengolahan lengkap atau Complete Treatment Process adalah proses pengolahan air secara lengkap, baik fisik, kimia maupun bakteriologi. Pengolahan cara ini biasanya dilakukan untuk air sungai yang kotor atau keruh. Pada hakekatnya, pengolahan lengkap meliputi tiga tahapan pengolahan, yaitu :

1. Pengolahan Fisik yaitu suatu tingkat pengolahan yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan kotoran-kotoran yang kasar, penyisihan lumpur dan pasir, serta mengurangi kadar zat-zat organik yang ada dalam air yang akan diolah.

2. Pengolahan Kimia yaitu suatu tingkat pengolahan dengan menggunakan zat-zat kimia untuk membantu proses pengolahan selanjutnya. Misalnya dengan pembubuhan kapur dalam proses pelunakan dan sebagainya. 3. Pengolahan Bakteriologi yaitu suatu tingkat pengolahan untuk membunuh

(17)

- Pengolahan Sebagian atau Partial Treatment Process adalah proses pengolahan air sebagian saja misalnya, dilakukan pengolahan kimia atau pengolahan bakteriologi saja. Pengolahan ini lazimnya dilakukan untuk : a. Mata air bersih

b. Air sumur yang dangkal dan dalam.

2.4.1 Unit-unit Pengolahan Air Minum

Adapun unit-unit pengolahan air minum terdiri dari : 1. Bangunan Pengumpul Air

Bangunan Pengumpul air merupakan bangunan untuk mengumpulkan air dari sumbernya. Fungsi dari bangunan pengumpul air ini sangat penting artinya untuk menjaga kontinuitas pengaliran. Pengadaan bangunan pengumpul air ini ditujukan untuk :

a. Kuantitas :

- Pencatatan debit air pada setiap saat, sehingga dapat diketahui fluktuasi dari kuantitas air yang masuk.

- Mengontrol peralatan pencatatan debit serta peralatan lainnya (misalnya pompa, saringan, pintu air) untuk menjaga kontinuitas debit pengaliran. b. Kualitas :

- Penanganan ini penting terutama terhadap kemungkinan pencemaran sumber asal air.

- Pemeriksaan kualitas air pada sumber air secara periodik agar dapat diketahui ada atau tidaknya pencemaran.

(18)

Bangunan pengendap pertama berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel padat dari air sungai secara gravitasi. Pengadaan unit ini terutama ditujukan untuk :

- Aliran air

Harus dijaga supaya aliran air pada unit ini relatif tenang, agar pengendapan secara gravitasi tidak terganggu. Hal ini dilakukan dengan mengatur debit air masuk dan debit air keluar pada unit ini.

- Unit instalasi

Hasil pengendapan pada unit ini adalah lumpur (endapan) pada dasar bak. Untuk menjaga efektivitas ruang pengendapan dan pencegahan pembuusukan lumpur endapan, maka secara periodic lumpur endapan harus dikeluarkan.

3. Pembubuhan Koagulan

Koagulan adalah bahan kimia yang dibutuhkan pada air untuk membantu proses pengendapan partikel-partikel kecil yang tak dapat mengenndap dengan sendirinya secara gravitasi. Alat pembubuh koagulan yang banyak dikenal sekarang, dapat dibedakan dari cara pembubuhannya yaitu secara gravitasi dan dengan menggunakan pompa. Zat kimia yang sering digunakan sebagai koagulan adalah Aluminium Sulfat dengan rumus kimia Al2(SO4)3.18 H2O.

4. Bangunan Pengaduk Cepat

(19)

5. Bangunan Pembentuk Flok

Unit ini berfungsi untuk membentuk partikel padat yang lebih besar agar dapat diendapkan sebagai hasil reaksi partikel kecil (koloidal) dengan koagulan yang dibubuhkan.

6. Bangunan Pengendap Kedua

Unit ini berfungsi untuk mengendapkan flok yang terbentuk pada bak pembentukan flok, dengan gaya berat flok sendiri (gravitasi).

7. Filter (Saringan)

Dalam proses penjernihan air minum dikenal dua jenis filter yaitu saringan pasir lambat (slow sand filter) dan saringan filter cepat (rapid sand filter). Dari bentuk bangunan saringan dikenal pula dua macam filter yaitu saringan yang bangunannya terbuka (gravity filter) dan saringan yang bangunannya tertutup (pressure filter).

8. Reservoir

Air yang telah melalui filter sudah dapat dipakai untuk air minum. Air tersebut telah bersih dan bebas dari bakteri sehingga dapat ditampung pada bak reservoir (tendon) untuk diteruskan kepada konsumen.

- Desinfektasi

Desinfektasi air minum adalah proses penghilangan bakteri patogen (bakteri yang dapat menimbulkan penyakit) yang ada didalam air tersebut. Desinfektasi air dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara yaitu

- Pemanasan

-Penyinaran ion-ion logam dengan sinar ultraviolet

(20)

-Penambahan asam atau basa

-Penambahan senyawa kimia, seperti klor (klorinasi) dan ozon (ozonisasi)

- Klorinasi Sederhana

Dengan cara ini banyaknya klor yang diberikan hanya dikira-kira saja yaitu sekitar 0,2 hingga 0,5 ppm, atau kadang-kadang 1 ppm, tanpa pemeriksaan selanjutnya akan kadar klor yang tersisa dalam air minum. Cara ini tidak dilakukan kalau air bakunya mengandung zat organic. - Klorinasi dibantu dengan Amonia

Cara ini digunakan jika air bakunya mempunyai baud an rasa yang jauh melampaui ambang batas yang ditetapkan. Penambahan amonia adalah untuk memperbaiki bau dan rasa yang timbul pada saat klor bereaksi dengan zat-zat organik atau pada saat pembubuhan klor terlalu banyak dengan waktu kontak selama 2 jam. Apabila tujuan utamanya adalah pengaturan bau dan rasa, amonia sebaiknya diberikan lebih dulu daripada klor. (Sutrisno.2004)

2.5Logam Dalam Air 2.5.1 Logam Mangan

(21)

oksida mangan yang dikenal : MnO, Mn2O3, Mn3O4, MnO2, MnO3, dan Mn2O7

.

Sebagian besar senyawa-senyawa penting garam-garam mangan, bisa diperoleh dari mangan oksida (MnO), garam-garam mangan, diubah menjadi Mn2O3, yang sesuai dengan garam-garam besi adalah tidak stabil dan tidak

ada dibawah pengaturan keadaan analisa. Semua oksida larut dalam asam hidroklorida panas dan konsentrasi tinggi asam sulfur dari garam-garam mangan, pengoksidasi kuat menjadi pereduksi dengan perkembangan klorin dan oksigen yang berturut-turut. Dua asam oksida yang tidak stabil MnO3 dan

Mn2O7 adalah gabungan mangan, contoh K2MnO4 atau K2O, MnO3 dan

permanganat, contoh K2Mn2O8 atau K2O, Mn2O7 berturut-turut. (Vogel.1953)

Sumber kehadiran logam mangan pada air adalah sebagai berikut :

- Dari sumber mata air dipegunungan, logam-logam mangan bersama logam yang lainnya berasal dari tanah yang terlarut dengan air.

- Dari limbah-limbah domestik, seperti pembuangan kegiatan rumah tangga, pembuangan limbah industry, dan sebagainya.

(22)

2.5.2 Manfaat Mangan Sebagai Mikroelemen (Hewan Dan Manusia)

Mangan merupakan mikronutrien esensial bagi semua makhluk hidup. Mn bersifat esensial bagi komponen lebih dari 36 jenis enzim untuk metabolisme karbohidrat, protein, dan lipid, sebagai kofaktor beberapa kelompok enzim oksidoreduktase, transferase, hidrolase, lipase, isomerase, ligase, lektin dan integrin. Kofaktor reaksi enzimatis meliputi reaksi fosforilasi, sintesa kolestereol dan sintesa asam lemak. Piruvat karboksilase berperan dalam metabolism karbohidrat, lipid dan dalam proses produksi energi. Enzim lain yang berkaitan dengan Mn adalah enzim yang berperan dalam sintesa, ureum, pembentukan jaringan ikat dan tulang, serta enzim yang mencegah peroksidasi lipid oleh radikal bebas. Polopeptida, arginase, serta superoksida dismutase (SOD) mengandung Mn. Mn metaloenzim adalah glutamin sintetase Mn superoksidase. Mn juga merupakan chelator dengan asam amino, kompleks asam amino dan piridoksal posfat. Mn ditransportasikan ke dalam tubuh lebih cepat daripada asam amino tanpa Mn. Mn memiliki implikasi dalam produksi melanin dan dopamin dalam sintesis asam lemak dan dalam pembentukan inositol fosfatidil membrane. Mn diperlukan dalam pembentukan dan pertumbuhan tulang serta produksi insulin didalam pankreas.

2.5.3 Efek Toksik Dari Mn

(23)

sehingga sangat sedikit dilaporkan kasus toksisitas Mn per oral pada manusia. Gejala toksisitas Mn di Chelan, tempat penambangan Mn berupa gangguan kejiwaan, hiperiritabilitas, serta perlakuan kasar. Halusinasi atau perubahan itu disebut manganic madness. Para penambang di Chile mengalami toksisitas “manganese madness”. Gejala itu akan berkembang menjadi gangguan permanen

dalam sistem syaraf ekstrapiramidal, psikotik, serta paralisis sehingga menunjukkan gejala mirip penyakit Parkinson. Penyakit Parkinson adalah penyakit degenerasi syaraf yang disebut juga “Manganism” yang terjadi karena

paparan peleburan mineral Mangan. Mangan (Mn) juga bisa menimbulkan emboli dan bronkitis gangguan alat pernafasan dan otak, mengakibatkan halusinasi, kelupaan dan kerusakan syaraf, gejala kelainan otak, serta tingkah laku abnormal. (Widowati.2008)

2.6Spektrofotometri UV-Visible

(24)

mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding.(Khopkar.2003).

Alat-alat instrumentasi Spektrofotometer UV-Visible terdiri dari : 1. Sistem Optik

Pada umumnya konfigurasi dasar setiap spektrofotometer UV-Visible berupa susunan peralatan optik yang terkonstruksi sebagai berikut :

Keterangan :

SR = Sumber radiasi M = Monokromator

SK = Sampel Kompartemen D = Detektor

A = Amplifier atau penguat VD = Visual Display atau meter

Setiap bagian peralatan optic dari spektrofotometer UV-Visible memegang fungsi dan peranan tersendiri dan saling terkait fungsi peranannya. Setiap fungsi dan peranan tiap bagian dituntut ketelitian dan ketetapan yang optimal, sehingga akan diperoleh hasil pengukuran yang tinggi tingkat ketelitian dan ketetapannya.

Dilihat dari segi spektrofotometer dapat digolongkan tiga macam yaitu : 1. Sistem optic radiasi berkas tunggal (Single Beam)

2. Sistem optic radiasi berkas ganda (Double Beam)

SR M SK A

(25)

3. Sistem optic radiasi berkas terpisah (Spliter Beam)

Pertama kali spektrofotometer UV-Visible yang diperkenalkan untuk analisis adalah spektrofotometer UV-Visible dengan sistem optic radiasi berkas tunggal (Single Beam) kemudian dengan kemajuan elektronika mulai dipopulerkan spektrofotometer UV-Vis radiasi berkas ganda (double beam), dengan asumsi mengambil suatu keuntungan tidak terpengaruh penurunan intensitas radiasi berkas ganda adalah :

Tidak mungkin kedua kuvet yang dipakai adalah betul-betul identik, dan lagi intensitas radiasi yang menguji kedua kuvet juga tidak mungkin sama. Oleh karena itu, pada era terakhir ini sistem optic spektrofotometer UV-Vis cenderung pengukurannya lebih baik dari sistem optic radiasi berkas ganda. Sedangkan sistem optic radiasi berkas terpisah (spliter beam) pada prinsipnya adalah rumit sehingga memungkinkan terjadinya penurunan intensitas radiasi setelah melalui rangkaian sistem optic yang rumit dan panjang.

2. Sumber Radiasi

Beberapa macam sumber radiasi yang dipakai pada spektrofotometer UV-Vis adalah lampu deuterium, lampu tungsten dan lampu merkuri. Sumber radiasi deuterium dapat dipakai pada daerah panjang gelombang 190 nm – 380 nm (daerah ultraviolet dekat, karena pada rentangan panjang gelombang tersebut sumber radiasi deuterium memberikan pada spektrofotometer UV-Vis.

(26)

Monokromator berfungsi untuk mendapatkan radiasi monokromatis dari sumber radiasi monokromatis. Monokromator pada spektrofotometer UV-Vis biasanya terdiri dari susunan : celah (slot) masuk - filter - kisi (grating) – celah keluar.

4. Sel dan kuvet

Kuvet atau sel merupakan wadah sampel yang akan dianalisis. Ditinjau dari pemakaiannya kuvet ada dua macam yang permanen terbuat dari bahan gelas leburan silica atau disposatble untuk satu kali pemakaian yang terbuat dari telfon atau plastic. Ditinjau dari bahan yang dipakai membuat kuvet, ada dua macam yaitu : kuvet dari leburan silica (kuarsa) dan kuvet dari gelas. Kuvet dari lebura silica dapat dipakai untuk analisis kualitatif dan kuantitatif pada daerah pengukuran (380 – 1100 nm) karena bahan dari gelas mengabsorbansi radiasi UV. Dianjurkan setiap kali memakai kuvet selalu dibersihkan dengan alcohol absolute atau direndam didalamnya. Membersihkan permukaan kuvet yang basah harus dipakai kertas lensa yang bagus jangan sekali-kali memegang permukaan kuvet yang transparan.

5. Detektor

(27)

Beberapa pustaka memberikan persyaratan tentang kualitas dan fungsi detector didalam spektrofotometer UV-Vis antara lain :

1. Detektor harus mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap radiasi yang diterima tetapi harus memberikan derau (noise) yang sangat minimum. 2. Detektor harus mempunyai kemampuan untuk memberikan respon

terhadap radiasi pada daerah panjang gelombang yang lebar (UV-Vis). 3. Detektor harus memberikan respon terhadap radiasi dalam waktu yang

serempak.

4. Detektor harus memberikan jaminan terhadap respon kuantitatif dan sinyal elektronik yang dikeluarkan harus berbanding lurus dengan sinyal yang diterima.

(28)

BAB 1

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Air adalah zat yang sangat dibutuhkkan oleh semua makhluk hidup termasuk manusia, hewan serta tumbuh-tumbuhan. Manfaat air bermacam-macam misalnya untuk diminum, untuk pembawa zat makanan pada tumbuhan, zat pelarut pembersih dan sebagainya. Oleh karena itu, penyediaan air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia untuk kelangsungan hidupnya dan menjadi faktor penentu dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia. Air yang bersih mutlak diperlukan karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit, terutama penyakit-penyakit perut.

Dari penelitian-penelitian yang dilakukan, bahwasanya penduduk yang menggunakan air bersih mempunyai kecenderungan lebih kecil untuk menderita sakit dibanding dengan penduduk yang tidak menggunakan air bersih. Melalui penyediaan air bersih, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya disuatu daerah, diharapkan dapat menghambat penyebaran penyakit menular. Agar air yang masuk ke tubuh manusia baik berupa minuman maupun makanan tidak mengandung bibit penyakit, maka pengolahan air baik yang berasal dari sumber air, jaringan transmisi ataupun distribusi adalah sangat diperlukan. Peningkatan kualitas air minum dengan proses pengolahan terhadap air yang akan digunakan sebagai air minum dengan mutlak diperlukan, terutama apabila air tersebut berasal dari air permukaan.

(29)

pula tingkat pengolahan yang dibutuhkan, yang berarti akan semakin banyak pula teknik yang diperlukan untuk mengolah air tersebut.

Oleh karena itu, dalam praktek sehari-hari, maka proses pengolahan air menjadi pertimbangan yang utama untuk menentukan apakah sumber tersebut dapat dipakai sebagai sumber persediaan air atau tidak bagi kebutuhan tertentu. Peningkatan kuantitas air merupakan syarat kedua setelah kualitas air. Semakin maju tingkat kehidupan masyarakat maka akan semakin tinggi pula tingkat kebutuhan air masyarakat tersebut. Menurut WHO (World Health Organization), jumlah air yang harus dipenuhi untuk dapat mencapai syarat kesehatan adalah 84,4 liter perhari perkapita. Kebutuhan air tersebut cukup untuk memenuhi keperluan kesehatan, minum, memasak, dan mencuci. Karena terbatasnya persediaan air, maka untuk masyarakat pedesaan ditentukan sejumlah 40-60 liter perhari perkapita. Sampai tahun 1986 penduduk yang menikmati air bersih sekitar 65% diperkotaan dan 30,5% di pedesaan, sehingga pemerintah pada akhir Pelita V mentargetkan sasaran program penyediaan air bersih sekitar 60% untuk penduduk pedesaan dan sekitar 80% untuk penduduk perkotaan. Adanya senyawa kimia berbahaya yang terlarut dalam air dapat berakibat fatal jika kadarnya sangat berlebih atau bila kadarnya hanya sedikit berlebih pada penggunaan jangka panjang mungkin akan tertimbun dalam jaringan tubuh dan menimbulkan efek yang merugikan kesehatan.

(30)

(umumnya sekitar 0,02 mg/l atau kurang). Kehadiran mangan dalam air sebanyak 0,1 mg/l (batas maksimum toleransi air dalam baku untuk air minum) atau lebih akan banyak menimbulkan berbagai masalah dalam pengguna air, antara lain :

- Mudah terjadi endapan pada bak mandi, tangki air, pipa dan lain-lain. - Air mudah menjadi keruh.

- Menyebabkan noda hitam pada pakaian berwarna putih.

- Kandungan mangan dalam jumlah besar dalam air menyebabkan perubahan warna dan bau dalam makanan.

Kehadiran mangan dalam air, sama dengan besi tidak menimbulkan masalah dalam kesehatan manusia. Penetapan batas baku mutu lebih didasarkan karena mengakibatkan perubahan rasa dan warna dalam makanan atau minuman. Batas baku mutu unsur mangan atau besi umumnya didasarkan untuk keperluan industri terutama industri makanan dan air minum. Sama halnya dengan unsur besi, mangan akan cepat terbentuk dalam suasana asam atau dalam lingkungan air tertutup seperti rawa dan danau.

(31)

mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 416/MENKES/PER/IX/1990. Air bersih yang dihasilkan dalam proses pengolahannya dalam bentuk karya ilmiah ini.

I.2 Permasalahan

Berapakah kadar Mn pada air mineral aqua sebelum dan sesudah green sand dan bagaimanakah mutu sudah memenuhi standar kualitas air minum yang diperoleh sebelum dan sesudah green sand.

I.3 Pembatasan Masalah

Pada penentuan kadar mangan digunakan metode spektrofotometri. Air yang digunakan diambil dari air sebelum dan sesudah green sand, dan analisa dilakukan mulai tanggal 04 Februari 2015 sampai 24 Februari 2015.

I.4 Metodologi

Dalam perolehan data sehubungan dengan penulisan tugas akhir ini, penulis menggunakan metode Spektrofotometer Pharo 100/300, dimana semua ion mangan direduksi menjadi ion Mn2+ dengan asam ascorbic. Didalam larutan basa lemah direaksikan dengan 1-(2-pyridylazo)-2-naphthol (PAN) membentuk senyawa kompleks merah kemudian diuji dengan alat spektrofotometer pharo 300. I.5 Tujuan Penulisan

- Untuk menentukan kadar mangan yang terkandung dalam air mineral aqua sebelum dan sesudah green sand.

(32)

I.6 Manfaat Penulisan

- Memberikan informasi mengenai kadar mangan yang terkandung pada air mineral aqua sebelum dan sesudah green sand.

(33)

PENENTUAN KADAR Mn PADA AIR MINERAL AQUA PT. TIRTA SIBAYAKINDO MENGGUNAKAN PENYARING GREEN SAND

DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ABSTRAK

(34)

THE DETERMINATION OF MANGANESE IN MINERAL WATER AQUA PT. TIRTA SIBAYAKINDO USING GREEN SAND FILTER BY

SPECTROPHOTOMETRIC METHOD ABSTRACT

(35)

PENENTUAN KADAR Mn PADA AIR MINERAL AQUA PT.

TIRTA SIBAYKINDO MENGGUNAKAN PENYARING

GREEN SAND DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI

TUGAS AKHIR

RONITA PRATAMA TOGATOROP

122401124

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(36)

PENENTUAN KADAR Mn PADA AIR MINERAL AQUA PT.

TIRTA SIBAYKINDO MENGGUNAKAN PENYARING

GREEN SAND DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

RONITA PRATAMA TOGATOROP

122401124

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(37)

PERSETUJUAN

Judul : Penentuan Kadar Mn Pada Air Mineral

Aqua PT.TIRTA SIBAYAKINDO Menggunakan Penyaring Green Sand Dengan Metode Spektrofotometri

Kategori : Tugas Akhir

Nama : Ronita Pratama Togatorop Nomor Induk Mahasiswa : 122401124

Program Studi : Diploma (D3) Kimia Departement : Kimia

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Juni 2015

Diketahui Dosen Pembimbing

Program Studi Diploma 3 Kimia Ketua

Dra. Emma Zaidar, M.Si Dr. Juliati Tarigan, S.Si.,M.Si NIP : 195512181987012001 NIP : 197205031999032001

Diketahui / Disetujui

Departement Kimia FMIPA USU Ketua

(38)

PERNYATAAN

PENENTUAN KADAR Mn PADA AIR MINERAL AQUA PT. TIRTA SIBAYAKINDO MENGGUNAKAN PENYARING

GREEN SAND DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2015

(39)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan cinta kasih-Nya yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul PENENTUAN KADAR Mn PADA AIR MINERAL AQUA PT. TIRTA

SIBAYAKINDO MENGGUNAKAN PENYARING GREEN SAND

DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Tugas Akhir ini merupakan hasil kerja praktek di perusahaan swasta di Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan akademik mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan Diploma-3 untuk program studi Kimia Analis di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis baik dari segi kemampuan, waktu dan pengetahuan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan penulis, baik dalam penguraian Ilmu maupun keterbatasan dalam pengalaman yang sejauh ini belum dapat tercapai sebagaimana diharapkan. Oleh karena itu, penulis menerima kritikan dan saran-saran yang bersifat membangun dari para pembaca.

Penulis juga menyadari Tugas Akhir ini tersusun dan terselesaikan dengan baik karena ada campur tangan dari berbagai pihak yang mendukung penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua saya M. Togatorop dan S.br Silalahi yang telah mencurahkan kasih sayang tulus, doa, dukungan moril dan material, serta seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan semangat kepada penulis selama penyelesaian Tugas Akhir ini.

2. Ibu Juliati Tarigan, S.Si.,M.Si, selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

3. Ibu Dr.Rumondang Bulan, MS selaku ketua Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, dan Ibu Dra. Emma Zaidar, MS selaku ketua Program Studi D-3 Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara yang banyak mengarahkan dan membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Pimpinan dan seluruh staff perusahaan swasta yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan telah banyak memberikan arahan dan bimbingan selama menjalani PKL.

5. Kepada teman –teman terdekat saya, yaitu Sherly Marsella Sembiring, Lantika Wantri Nainggolan dan Ricky Leonardo Tambunan yang selalu rendah hati memotivasi saya dalam proses penulisan Tugas Akhir ini. 6. Kepada teman-teman seperjuangan di Kimia Analis stambuk 2012 yang

(40)

perkuliahan sampai penulisan Tugas Akhir ini dan terima kasih atas kekompakannya.

(41)

PENENTUAN KADAR Mn PADA AIR MINERAL AQUA PT. TIRTA SIBAYAKINDO MENGGUNAKAN PENYARING GREEN SAND

DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ABSTRAK

(42)

THE DETERMINATION OF MANGANESE IN MINERAL WATER AQUA PT. TIRTA SIBAYAKINDO USING GREEN SAND FILTER BY

SPECTROPHOTOMETRIC METHOD ABSTRACT

(43)

DAFTAR ISI

1.3. Pembatasan Masalah 4

1.4. Metodologi 5

1.5. Tujuan Penulisan 5

1.6. Manfaat Penulisan 5

2.4.1. Unit-unit Pengolahan Air Minum 11

2.5. Logam Dalam Air 15

2.5.1 Logam Mangan 15

2.5.2 Manfaat Mangan Sebagai Mikroelemen

(Hewan dan Manusia) 16

2.5.3. Efek Toksik Dari Mn 17

2.6. Spektrofotometri UV-Visible 18 BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1.Alat dan Bahan 23

3.1.1.Alat 23

3.1.2.Bahan 23

3.2.Prosedur Percobaan 23

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Data Hasil Analisa 25

(44)

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 27

5.2.Saran 27

DAFTAR PUSTAKA 28

Gambar

Gambar 2.1 Siklus Hidrologi

Referensi

Dokumen terkait

PEMERINTAH KOTA SURABAYA. LAPORAN REALISASI

Prosesor merupakan salah satu komponen penunjang dalam sebuah komputer, dengan kecepatan (clock speed) yang tinggi memungkinkan sebuah komputer dapat memberikan peningkatan unjuk

[r]

Dari hasil penelitian dengan mempelajari teori-teori dari berbagai sumber dan analisis secara langsung terhadap cara kerja dari alat undi tersebut, dapat disimpulkan bahwa

[r]

Pengukur Rentang Waktu gerak benda berbasiskan Mikrokontroler AT89C51 merupakan alat yang dibuat untuk dapat mengukur waktu yang dibutuhkan dalam menempuh jarak dari satu titik ke

Seberapa besar pengaruh struktur modal, pertumbuhan aset dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada perusahaan industri subsektor perkebunan yang

Analisa Alih Kode Dalam Kelas Intermediate Speaking pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Muria Kudus pada Tahun Pelajaran 2012/2013... Program Studi