• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inceptisol menduduki golongan tanah terluas kedua di dunia. Ciri khas Inceptisol ini adalah tanah mulai berkembang, mempunyai epipedon Ochrik (pucat), rneskipun masih sedikit memperlihatkan bukti adanya eluviasi dan iluviasi. bereaksi masam dengan pH 4.6-5,5, bila mengalami perkembangan lebih lanjut pH naik menjadi kurang dari 5.0, dan kejenuhan basa dari rendah sampai sedang. Tekstur seluruh solum ini umumnya adalah liat, sedang strukturnya remah dan konsistensi adalah gembur. Secara umum, kesuburan dan sifat kimia Inceptisol relatif rendah (Sudirja, 2007).

Masalah di tanah Inceptisol yaitu reaksi tanah yang masam sampai agak masam (pH 4,6-5,5) dan agak masam sampai dengan netral (pH 5,6-6,8). Kandungan bahan organik sebagian rendah sampai sedang dan sebagian lagi sedang sampai tinggi. Kandungan bahan organik paling atas selalu lebih tinggi dari pada lapisan bawah dengan ratio C/N tergolong rendah (5-10) sampai dengan (10-18). Kandungan posfat (P) potensial rendah sampai tinggi dan kalium (K) potensial sangat rendah sampai sedang. Kandungan P potensial umumnya lebih tinggi dari pada K potensial, baik pada lapisan atas maupun pada lapisan bawah (Damanik dkk, 2010).

Masalah utama penanaman jagung di lahan masam adalah kondisi pH dan unsur hara yang rendah. Kekurangan unsur hara dan pH yang diperlukan tanaman dapat ditanggulangi dengan cara pengapuran dan pemupukan. Mengingat masalah kemasaman tanah yang utama adalah keracunan Al dan Fe, maka penanganan

pertama harus ditujukan untuk mengurangi dan meniadakan keracunan Al dan Fe. Hal ini akan dampak pada ketersediaan P pada tanaman.

Dosis pemberian K dapat meningkatkanserapan K secara nyata. Hal ini berhubungan juga dengan ketersediaan K pada tanah, dengan bertambahnyadosis K yang diberikan. Jumlah K yang diserap oleh tanaman ditentukan olehbeberapa faktor termasuk konsentrasi K dalamlarutan tanah. Makin tinggi konsentrasi kalium tanahmakin tinggi serapan K tanaman. Pemberian pupuk K akan menyebabkan bertambahnya konsentrasikalium dalam tanah sehingga akan meningkatkanserapan kalium tanaman (Djalil, 2003).

Permasalahan tersebut memerlukan adanya pemupukan alternatif seperti penggunaan kompos kotoran sapi sebagai pupuk organik. Keuntungan melakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang sapi dan pupuk KCl yaitu (1) Ketersediaan unsur hara yang rendah di dalam tanah. (2) mengganti unsur-unsur hara yang hilang dari tanah. (3) Peningkatan produksi tanaman. (4) Penggunaan tanaman varietas unggul.Penggunaan pupuk organik dari kotoran sapi dapat menekan biaya produksi dan meningkatkan pendapatan petani. Pupuk organik dari kotoran sapi harganya lebih rendah dibanding pupuk organik dari kotoran ayam, karena pupuk organik dari kotoran sapi merupakan potensi sumberdaya lokal yang mudah didapatkan sehingga banyak kotoran sapi yang tidak dimamfaatkan (Setyono, 1996).

Upaya peningkatan pertumbuhan tanaman jagung (Zea maysL.) baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi, selalu diiringi oleh penggunaan pupuk, terutama pupuk anorganikuntuk memenuhi kebutuhan hara tanaman. Pada prinsipnya, pemupukan dilakukan secara berimbang, sesuai kebutuhan tanaman

dengan mempertimbangkan kemampuan tanah menyediakan hara secara alami, keberlanjutan sistem produksi, dan keuntungan yang memadai bagi petani(Pranjnanta, 2009).

Untuk itu, Penulis ingin meneliti pengaruh pemberian pupuk KCl dan kotoran sapi terhadap serapan K dan pertumbuhan tanaman jagung (Zea maysL.) pada tanah Inceptisol KwalaBekala.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk KCl dan kotoran sapi terhadap serapan K dan pertumbuhan tanaman jagung (Zea maysL.) pada tanah Inceptisol Kwala Bekala.

Hipotesis Penelitian

- Pemberian pupuk KCl dapat meningkatkan serapan K dan pertumbuhan tanaman jagung (Zea maysL.)pada tanah Inceptisol Kwala Bekala.

- Pemberian Bahan Organik (Kotoran Sapi) dapat meningkatkan serapan K dan pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.) pada tanah Inceptisol Kwala Bekala.

- Interaksi pupuk KCl dan bahan organik (kotoran sapi) dapat meningkatkan serapan K dan pertumbuhan tanaman jagung (Zea maysL.) pada tanah Inceptisol Kwala Bekala.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk menyusun skripsi guna menyelesaikan studi Agroteknologi di fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan. 2. Sebagai bahan informasi bagi yang membutuhkan.

ABSTRAK

Penelitian dilakukan di rumah kaca bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian pupuk KCl dan kotoran sapi terhadap serapan K dan pertumbuhan tanamn jagung (Zea maysL.) pada tanah Inceptisol Kwala Bekala.

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua faktor yaitu: Pemberian kotoran sapi (0, 10, 15, 20 ton/ha) dan pupuk KCl (0, 100, 150, 200 kg /ha). Parameter yang diamati adalah pH, C-organik, K-dd (K tukar) tanah. sedangkan sesudah panen masa vegetatif parameter yang diamati yaitu: Berat kering tajuk, berat kering akar, tinggi tanaman, pH tanah, serapan K tanaman, C-organik tanah. K-dd (K tukar) tanah. Kotoran sapi dapat meningkat pH menjadi 4,12 C-organik 4,81%, K-dd (K-tukar) tanah 1,18 me/100, tinggi tanaman 717,92 cm, berat kering tajuk 97,86 g, berat kering akar 45,68 g, serapan K tanaman 3,373 mg K/tanaman, tanaman. Dosis yang terbaik pada pemberian kototran sapi .

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kotoran sapi dan pupuk KCl secara nyata meningkatkan, C-organik tanah, K-dd (K tukar) tanah, tinggi tanaman, bobot kering akar, dan bobot kering tajuk. Interaksi antara keduanya yang nyata meningkatkan K-dd (K tukar) tanah. Sedangkan serapan K tanaman dan pH tanah tidak pengaruh nyata.

ABSTRACT

The research was conducted in screen house. The objective of this research to know the effect of application of fertilizen KCl and cow manure as nutrient enhance to Inceptisol Kwala Bekala.

The experimental design used was Randomized Block Design with 2 factors, first factor is cow manure (0,10,15,20 ton/ha) and KCl (0,100,150,200 kg/ha). Parameters measured were pH, C organic, K-exchange. After harvested in vegetative season, parameters measured were weight of dry shoot plant, weight of dry root plant, soil pH, K absorption in plant, C organic in soil and K-exchange. Cow manure increased soil pH up to 4,12, c-organic 4,81%, K-exchange 1,18 me/100, plant height 717,92 cm, weight of dry shoot plant 97,86 g, weight of dry root plant 45,68 g, K absorption in plant 3,373 mg/plant. The best dosage for application cow manure.

Of the result of the reseacrh showed that cow manure significantly increased, soil C-organic, soil K-exchange, and plant height, dry weight of root, and dry weight of corn. The interaction between cow manure and pupuk KCl significantly is soil K-exchange, K absorption in plant and soil pH not significantly

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KCl DAN KOTORAN SAPI

TERHADAPSERAPAN K DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

Dokumen terkait