• Tidak ada hasil yang ditemukan

Di Indonesia kacang tanah terpusat di Pulau Jawa, Sumatera Utara, Sulawesi dan kini telah ditanam di seluruh Indonesia. Dari data yang di peroleh dari BPS (Badan Pusat Statistik) di tiap provinsi di Indonesa pada tahun 2009, menunjukan bahwa di Indonesia luas areal pertanaman kacang tanah sekitar 628.660 ha dan produksinya sekitar 763.507 ton. Dari tahun ke tahun luas areal pertanaman kacang tanah di Indonesia semakin menyempit, pada tahun 2006 seluas 706.753 hektar menjadi 660.480 hektar pada tahun 2007 dan pada tahun 2009 luas areal pertanamannya sekitar 628.660 hektar. Produksi hasil kacang tanah dari tahun ke tahun pun menurun seiring berkurangnya lahan pertanian khususnya luas areal kacang tanah. Pada tahun 2006 produksi hasil sekitar 838.096 ton, pada tahun 2009 sekitar 763.507 ton selama tahun 2006 sampai 2009 produksi hasil kacang tanah berkurang 74.569 ton, tidak sebanding dengan makin bertambahnya penduduk dari tahun ke tahun di Indonesia yang mengakibatkan volume impor kacang meningkat.

Permintaan kacang tanah pada akhir-akhir ini cenderung meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah jumlah penduduk dan perkembangan industri produk makanan yang berbahan baku kacang tanah. Rata-rata konsumsi kacang tanah di Indonesia adalah sekitar 4,1 kg/tahun/kapita. Untuk memenuhi kebutuhan kacang tanah pemerintah terpaksa melakukan impor yang volumenya cukup besar, kemungkinan impor kacang tanah dimasa datang akan lebih besar apabila produksi kacang tanah tidak ditingkatkan. Untuk mengurangi ketergantungan dari

areal tanam, peningkatan intensitas pertanaman, peningkatan produktivitas dengan perbaikan teknologi budidaya dan penggunaan varietas unggul yang berpotensi hasil tinggi (Deptan, 2011).

Hasil tanaman ditentukan oleh ketersediaan unsur hara makro seperti: C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, dan S serta unsur hara mikro seperti Fe, Zn, Co, Mn, Mo, Bo, dan Cl (Gardner dkk., 1991).

Pupuk organik hingga saat ini tetap digunakan karena fungsinya belum tergantikan oleh pupuk buatan, meskipun kandungan unsur hara yang terdapat di dalam pupuk organik jauh lebih kecil daripada kandungan hara dalam pupuk buatan, namun pemakaian pupuk organik tetap menjadi pilihan utama bagi petani, dimana semakin sadarnya terhadap dampak buruk pupuk kimia pada tanah pertanian selain itu masyarakat pun menginginkan bahan makanan yang bersih dari residu bahan kimia (Novizan, 2005).

Unsur hara fosfat adalah unsur hara makro, dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak dan essensial bagi pertumbuhan tanaman. Fosfat sering juga disebut sebagai kunci kehidupan karena terlibat langsung hampir pada seluruh proses kehidupan. Ia merupakan komponen setiap sel hidup dan cenderung lebih ditemui pada biji dan titik tumbuh (Damanik dkk., 2010).

Bahan organik tanah telah dapat mempengaruhi ketersediaan fosfat melalui hasil dekomposisinya yang menghasilkan asam-asam organik dan CO2. Asam-asam organik seperti asam malonat, asam oksalat, asam tatrat akan menghasilkan anion organik. Anion organik mempunyai sifat dapat mengikat ion Al, Fe, dan Ca dari dalam larutan tanah kemudian membentuk senyawa komplek yang sukar larut. Dengan demikian konsentrasi ion-ion Al, Fe, dan Ca yang bebas

dalam larutan akan berkurang dan diharapkan fosfat tersedia akan lebih banyak (Hakim dkk, 1986).

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ”Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Fosfat”.

Tujuan Penelitian

Menguji pengaruh pupuk kandang sapi dan pupuk fosfat terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah (Arachis hypogaea L.)

Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh pemberian pupuk kandang sapi dan pupuk kandang serta interaksi pupuk kandang sapi dan pupuk fosfat terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah (Arachis hypogaea L.)

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, dan diharapkan dapat pula berguna untuk pihak-pihak yang berkepentingan dalam budidaya kacang tanah.

ABSTRAK

Pendi Kurniawan Pasaribu: Pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dengan pemberian pupuk kandang sapi dan pupuk fosfat, dibimbing oleh Ir. Asil Barus, MS dan Ir. Mariati, M.Sc. Penelitian dilakukan di lahan terbuka dengan ketinggian ± 25 m diatas permukaan laut dari bulan Januari 2012 dan selesai pada Maret 2012. Rancangan yang di gunakan adalah Rancangan Acak Kelompok faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah pupuk kandang dengan 4 taraf, yaitu K0 (0 g/plot), K1 (875 g/plot ), K2 (1750 g/plot), dan K3 (2625 g/plot). Faktor kedua adalah fosfat dengan 4 taraf, yaitu P0 (0 g/plot), P1 (17,5 g/plot), P2 (26,25 g/plot), P3 (35 g/plot). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah cabang primer, umur berbunga, jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi per tanaman, produksi biji per tanaman, produksi biji per plot, dan bobot kering 100 biji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman 2 minggu setelah tanam (MST), 3 MST, 4 MST, 5 MST, jumlah cabang primer 2 MST, 3 MST, 4 MST dan 5 MST, umur berbunga, jumlah polong per tanaman, produksi biji per tanaman, produksi biji per plot, dan bobot kering 100 biji. Pemberian pupuk fosfat berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman 3 MST, 4 MST, 5 MST, jumlah cabang primer 3 MST, 4 MST dan 5 MST, umur berbunga, jumlah polong per tanaman, produksi biji per tanaman, dan bobot kering 100 biji. Interaksi antara pupuk kandang sapi dan pupuk fosfat berpengaruh tidak nyata pada semua parameter pengamatan.

ABSTRACT

Pendi Kurniawan Pasaribu: Growth dan production of peanuts (Arachis hypogaea L.) with application cow manure and phosphate fertilizer, guided by Ir. Asil Barus, MS and Ir. Mariati, M.Sc. The research was conducted on the farm field with ± 25 meters above sea level from January 2012 until March 2012. Randomized Block Design was used with 2 factors, ie: cow manure K0 (0 g/plot), K1 (875 g/plot ), K2 (1750 g/plot), dan K3 (2625 g/plot). And phosphate fertilizer consist four treatments are P0 (0 g/plot), P1 (17,5 g/plot), P2 (26,25 g/plot), P3 (35 g/plot). The parameters observed were plant height, number of primary branches, flowering time, number all yield per plant, number contain yield per plant, grain production per plant, production per plot, and dried weight 100 seeds. The results showed that the cow manure significantly affected to plant height 2 until 5 week after planted, number of branch 2 until 5 week after planted, flowering time, number all yield per plant, grain production per plant, production per plot, dry weight of 100 seeds. Phosphate fertilizer significantly affected to plant height 3 until 5 week after planted, number of branch 3 until 5 week after planted, flowering time, number all yield per plant, grain production per plant, and dry weight of 100 seeds. The interaction between cow manure and phosphate fertilizer were not significantly affected to all parameter observed.

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI

Dokumen terkait