• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanaman ubijalar dan pangan alternatif (lokal), merupakan komoditasyang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberikan manfaat, selainmempunyai kandungan karbohidrat tinggi juga mengandung berbagai nutrisiyang berguna bagi kesehatan tubuh sehingga dimungkinkan untuk dijadikan sebagai sumber utama subtitusi beras atau sebagai pangan alternatif.Keuntungan lainnya adalah dapat tumbuh di berbagai kondisi tanah, sehingga sangat strategis apabila dikembangkan diberbagai daerah marginal sebagaipendukung diversifikasi pangan (Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2012).

Ubi jalar merupakan salah satu makanan pokok bagi sekelompok penduduk Indonesia, karena itu tanaman ubi jalar ikut memegang peranan penting di dalam posisi lumbung pangan nasional. Tanaman tersebut juga memegang peranan penting dalam perekonomian nasional, terutama di kalangan masyarakat pedesaan di Indonesia. Ubi jalar memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Selain itu juga memiliki nilai jual yang cukup baik (Suparman, 2006).

Dalam kapasitas sebagai bahan pangan, ubi jalar merupakan sumber energi yang cukup besar dibandingkan dengan padi dan jagung. Ubi jalar yang ditanam dalam luasan 1 hektar bisa menghasilkan sekitar 20 s/d 30 ton ubi. Dengan potensi yang sedemikian besar maka ubi jalar dapat dikembangkan produktivitasnya untuk meningkatkan pendapatan (Setyawan, 2000).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksiubijalar Indonesia padatahun 2012 adalahsebesar2.483.460 ton denganproduktivitas139.29 Kg/ha danmengalamipenurunanpadatahun 2013 yaituproduksisebesar 2.386.729 ton

2

danproduktivitas 147.47 Kg/ha. Produksi ubijalardi provinsi Sumatera Utara pada tahun 2013 sebanyak 116.671 ton jugamengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2012 yaitu 186.583 ton.

Upaya intensifikasi dapat dilakukan untuk meningkatan produksi ubi jalar adalahmelalui penggunaan benih unggul, perbaikan pengelolaan usaha tani ubi jalar dengan penggunaan pupukberimbang dosis, waktu dan cara yangtepat sesuai dengan kondisi dansifat kimia tanah setempat (Sasongko, 2009).

Bedengan adalah gundukan tanah yang sengaja dibuat olehpetaniuntuk menanam tanaman pangan dengan lebar dan tinggi tertentu,dandiantara dua bedengan dipisahkan oleh saluran atau parit drainaseyangberguna untuk mengalirkan air agar aerasi tanah atau kelembapan tanahdalam bedengan tetap terjaga. Umumnya, para petani membuat bedenganatau guludan selebar 70-120 cm atau lebih, dan tinggi 20-30 cm,dengan panjang bervariasi mengikuti arah lereng. Bedengan yang dibuatpanjang searah lereng akan memperbesar erosi dan penghanyutan hara,karena tanah di dalam bedengan akan mengalami pengikisan danpenghanyutan oleh aliran permukaan pada saat hujan, sehinggaakanmenurunkantingkat kesuburan dan produktivitas tanahnya(Kurnia et

al, 2015).

Bedengan atau guludan (raised bed) dibuat untuk lebih memudahkan pelaksanaan penanaman, pemeliharaan, dan panen. Selain itu untuk menjaga kondisi aerasi tanah agar tetap baik, di antara bedengan atau guludan biasanya dibuat parit atau saluran drainase. Bedengan atau guludan dibuatmemanjang searah lereng, sehingga tanah di dalam bedengan atau guludan tersebut mengalami erosi pada saat hujan, dan terjadi peningkatan jumlah aliran permukaan, yang pada

3

akhirnya akan meningkatkan debit sungai dengan kandungan lumpur yang tinggi. Kondisi seperti ini akan mempercepat hilangnya tanah lapisan atas yang subur, dan pada akhirnya terjadi kerusakan tanah.

Faktor lain yang perlu diperhatikan selain penambahan hara adalah perbaikan lingkungan tumbuh terutama cara budidayanya. Biasanya petani menanam ubi jalar dengan guludan yang kecil dengan harapan populasinya menjadi tinggi tetapi kesulitan dalam pemeliharaannya. Dilaporkan oleh Widodo

et al., (2010) bahwa di lahan sawah, cara budidaya dengan membuat gulud besar

dan tinggi secara bertahap lebih efektif dan efisien dibandingkan cara tradisional yang memerlukan turun gulud dan membumbun kembali (Prasetiaswati, 2012).

Pupuk organik jenis pupuk kandang sudah lama dikenal petani, tetapi jarang juga digunakan pada budidaya ubi jalar. Ada berbagai alasan yaitu tidak mempunyai ternak yang menghasilkan pupuk kandang, tenaga untuk membawa pupuk kandang ke sawah kurang atau tidak ada, merasa pupuk buatan lebih praktis dan lebih baik dari pupuk kandang. Sebenarnya pupuk kandang merupakan sumber unsur hara yang penting. Semua unsur yang dibutuhkan tanaman terdapat dalam pupuk kandang.Selain itu pupuk kandang juga bisa memperbaiki struktur tanah, karena menambah bahan organik (Suharnoet al, 2010).

Salah satu pupuk organik yaitu pupuk kandang, pupuk kandang merupakan produk buangan dari binatang peliharaan seperti ayam, kambing, sapi dan kerbau yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Kualitas pupuk kandang sangat berpengaruhterhadap respon tanaman. Pupuk kandang ayam secara umum mempunyai kelebihan dalam

4

kecepatan penyerapan hara, komposisi hara seperti N, P, Kdan Ca dibandingkan pupuk kandang sapi dan kambing (Widowati, 2004).

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara atau bahan organik tanah denganberbagai macam tinggi bedengan dan pemberian dosisi pupuk kandang ayam sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi umbi pada ubi jalar.

Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan dan peroduksi Ubi Jalar (Ipomoea batatasL.) terhadap tinggi bedengan dan dosispupuk kandang ayam.

Hipotesis Penelitian

Aplikasi tinggi bedengan dan pemberian dosis pupuk kandang ayamberpengaruh nyata terhadap peningkatkan pertumbuhan dan produksi Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.).

Kegunaan Penelitian

Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh data dalam penyusunan skripsi dan sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

ABSTRAK

YOANDARI : Respons Pertumbuhan dan Produksi Ubi Jalar (Ipomoea batatasL.) Terhadap Tinggi Bedengan dan Dosis Pupuk Kandang

Ayam. Dibimbing oleh RATNA ROSANTY LAHAY dan NINI RAHMAWATI. Peningkatan produksi ubi jalar dapat dilakukan intensifikasi yaitu melalui penggunaan benih unggul, perbaikan pengelolaan usaha tani ubi jalar dengan penggunaan pupuk, waktu dan cara sesuai dengan kondisi dan sifat kimia tanah. Usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan pembuatan bedengan dengan berbagai ketinggian dan pemberian pupuk organik yang berguna untuk meningkatkan produksi dan kualitas umbi. Penelitian ini dilaksanakan di lahan masyarakat Tanjung Anom Kecamatan Medan Sunggal dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut, mulai bulan September 2015 sampai Januari 2016, menggunakan Rancangan Petak Terpisah dengan 2 Faktor perlakuan. Faktor pertama adalah tinggi bedengan dengan 3 taraf yaitu 20 cm (T1); 30 cm(T2); 40 cm (T3) dan faktor kedua yaitu dosis pupuk kandang ayam dengan 4 taraf yaitu 0 ton/ha (A0); 5 ton/ha (A1); 10 ton/ha (A2); dan 15 ton/ha (T3). Parameter yang diamati adalah pertambahan panjang tanaman, panjang umbi, jumlah umbi, diameter umbi, bobot total umbi, bobot umbi per plot, bobot tiap umbi, bobot tajuk dan akar tanaman, dan indeks panen.

Hasil penelitian menunjukkan perlakuan tinggi bedengan berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan panjang tanaman 5 MST. Pemberian dosis pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah umbi, diameter umbi, bobot total umbi, bobot tajuk dan akar tanaman, dan indeks panen. Interaksi antara perlakuan tinggi bedengan dengan pemberian dosis pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap seluruh parameter pengamatan. Kata Kunci : ubi jalar, bedengan, pupuk kandang ayam

ABSTRACT

YOANDARI: Response in growth and production of sweet potatoes (Ipomoea

batatas L.) on seedbed height and doses of chicken manure. Supervised byRATNA ROSANTY LAHAY and NINI RAHMAWATI.

Increased of sweat potatoes production can be done with intensification including used of iprime seed, improvement of farm management of sweet potato with used offertilizer, time and the right wayaccording to the conditions and nature of the local soil.The effort to do with a raised bed and organic fertilizer to improve the production and sweet potato tubers.This research was conducted in Tanjung Anom, Medan Tuntungan with altitude± 25 meters above sea surface beganfrom September 2015 to January 2016. This research used Split plot design with two factors. The first factor was seedbed height with three kind 20 cm (T1), 30 cm (T2), and 40 cm (T3) and the second factor was dose of chicken manure with four levels 0 ton per hectare (A0); 5 ton per hectare (A1); 10 ton per hectare (A2); 15 ton per hectare (A3). Parameter observed was plant length; long tubers; the number of tubers; diameter of tubers; weight tital of tubers;root and shoot weight; and harvest index .

The result of this research showed that seedbed heights were significantly effect to plant’s length parameter on 5 weeks after planting. Doses of chicken manure were significantly effect to the number of tubers, of tubers, weight of tuber, root and shoot weight; and harvest index. Interaction of seedbed heights and doses of chicken manure were not significantly effect to all parameter observed.

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSIUBI JALAR (Ipomoea batatas L.) TERHADAP TINGGI BEDENGAN DAN DOSIS

Dokumen terkait