• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respons Pertumbuhan dan Produksi Ubi Jalar(Ipomoea batatasL.) Terhadap Tinggi Bedengan dan Dosis Pupuk Kandang Ayam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respons Pertumbuhan dan Produksi Ubi Jalar(Ipomoea batatasL.) Terhadap Tinggi Bedengan dan Dosis Pupuk Kandang Ayam"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

42

Lampiran 1. Bagan plot penelitian

(2)

43

Lampiran 2. Bagan penanaman pada plot

15 cm 250 cm

100cm

30 cm 15 cm

10 cm

X X X X X X X X

(3)

44

Lampiran 3. Deskripsi varietas ubi jalar

SARI

Dilepas tanggal : 22 Oktober 2001

SK Mentan : 525/Kpts/TP.240/10/2001

No. Induk : MIS 104-1

Asal : Persil. Genjah Rante x Lapis Daya hasil : 30,0–35,0 t/ha

Umur panen : 3,5–4,0 bulan Tipe tanaman : Semi kompak Diameter buku ruas : Sangat tipis Panjang buku ruas : Pendek Warna dominan sulur : Hijau

Bentuk kerangka daun : Segitiga samasisi

Kedalam cuping daun : Tepi daun berlekuk dangkal Jumlah cuping daun : Bercuping lima

Bentuk cuping pusat : Lancelatus Ukuran daun dewasa : Kecil

Warna tulang daun : Hijau (bagian bawah)

Warna daun dewasa : Hijau dengan ungu melingkari tepi daun Warna daun muda : Agak ungu

Panjang tangkai daun : Sangat pendek

Bentuk umbi : Bulat telur melebar pada ujung umbi Pertumbuhan umbi : Terbuka

Panjang tangkai umbi : Sangat pendek Warna kulit umbi : Merah

Warna daging umbi : Kuning tua Rasa umbi : Enak dan manis

Kadar betakarotin : 380,92µg/100 g Kadar vitamin C : 21,52 mg/100 g

Ketahanan thd hama : Agak tahan boleng (Cylas formicarius) dan tahan hama penggulung daun

Ketahanan thd penyakit :Tahan kudis (S.batatas) dan bercakdaun(Cercospora sp.) Pemulia : St. A. Rahayuningsih, Sutrisno, Gatot S., dan Joko

(4)

45

Lampiran 4. Data Pertambahan Panjang tanaman 1 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 5. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 1 MST

(5)

46

Lampiran 6. Data Pertambahan Panjang Tanaman 2 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 7. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 2 MST

(6)

47

Lampiran 8. Data Pertambahan Panjang tanaman 3 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 9. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 3 MST

(7)

48

Lampiran 10. Data Pertambahan Panjang Tanaman 4 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 11. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 4 MST

(8)

49

Lampiran 12. Data Pertambahan Panjang Tanaman 5 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 13. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 5 MST

(9)

50

Lampiran 14. Data Pertambahan Panjang Tanaman 6 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 15. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 6 MST

(10)

51

Lampiran 16. Data Pertambahan Panjang Tanaman 7 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 17. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 7 MST

(11)

52

Lampiran 18. Data Pertambahan Panjang Tanaman 8 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 19. Sidik ragam Pertambahan Panjang Tanaman 8 MST

(12)

53

Lampiran 20. Data Pertambahan Panjang Tanaman 9 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 21. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 9 MST

(13)

54

Lampiran 22. Data Pertambahan Panjang Tanaman 10 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 23. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 10 MST

(14)

55

Lampiran 24. Data JumlahUmbi

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 25. Sidik RagamJumlahUmbi

(15)

56

Lampiran 26. Data Panjang Umbi

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 27. Sidik Ragam Panjang Umbi

(16)

57

Lampiran 28. Data DiameterUmbi

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 29. Sidik RagamDiameterUmbi

(17)

58

Lampiran 30. Data Bobot TotalUmbi

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 31. Sidik Ragam Bobot TotalUmbi

(18)

59

Lampiran 32. Data Bobot TiapUmbi

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 33. Sidik RagamBobotTiap Umbi

(19)

60

Lampiran 34. Data BobotUmbi Per Plot

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 35. Sidik RagamBobotUmbi Per Plot

(20)

61

Lampiran 36. Data BobotSegar Tajuk dan Akar Tanaman

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 37. Sidik RagamBobotSegar Tajuk dan Akar Tanaman

(21)

62

Lampiran 38. Data Indeks Panen

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 39. Sidik RagamIndeks Panen

(22)

63

Lampiran 40. Hasil Analisis Pupuk Kandang Ayam

Type Fertilizer Parameter Result (%) Test Method

Digestion and Extraction Techniques Pupuk

Kandang Ayam

Moisture

15.39 Oven (103±2oC)

N 1.91 Kjeldahl With H2SO4

P 1.94 Spectrophotometry With HCl 25% K 2.36 Flamephotometry With HCl 25%

Mg 0,73 AAS With HCl 25%

( * ) Ca 2.51 AAS With HCl 25%

( * ) OC 28.41 Ashing With HCl (c)

(23)

64

(24)

Pupuk Kandang Ayam

Tanaman Ubi Jalar

(25)

Pengangkatan Batang

(26)

65

(27)

39

DAFTAR PUSTAKA

Balitkabi. 2015. Ubi Jalar Unggul Dengan Beta Karoten Tinggi.

Deputi Menegristek. 2008. Ubi Jalar / Ketela Rambat (Ipomoea batatas). Kantor Deputi Menegrestik Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi MIG Cor Juli2015].

Dinas Pertanian Tanaman Pangan. 2012. Petunjuk Tekniks Produksi Ubi Jalar. Jawa Barat.

Dinas Pertanian Yogyakarta. 2015. Teknologi Produksi Ubi Jalar. http://

Djafaruddin. 1970. Pupuk dan pemupukan. Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Padang. 70 hal.

Ginting, E., J. Utomo., R. Yulifianti., M. Jusuf. 2011. Potensi Ubi jalar Ungu sebagai Pangan Fungsional. Iptek Tanaman Pangan Vol. 6 No. 1 – 2011. Hartatik, W dan L.R. Widowati. 2010. Pupuk Kandang.

http://www.balittanah.litbang.deptan.go.id. Diunduh 09 Juli 2015.

Jayanto, A. 2009. Budidaya Ubi Jalar. Kantor Deputi Meneristek Bidang Pendayagunaan dan Permasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.MIG GROUP.

Juanda, D., dan B. Cahyono. 2000. Ubi Jalar. Budidaya dan analisis usaha tani. Kanisius.82 hal.

Koswara, S. 2013. Teknologi Pengolahan Umbi-Umbian.Tropical Plant Curiculum Project.Bogor Agricultural University, Bogor.

Kurnia. U., Y. Sulaeman, dan A. Muti K. 2000. Potensi dan pengelolaan lahan kering dataran tinggi. hlm. 227-245 dalam Sumberdaya Lahan Indonesia dan Pengelolaannya. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Lakitan, B. 2007. Dasar – dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Nurhayati, 1988. Pupuk dan pemupukan. Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Padang. 91 hal.

(28)

40

Pusat penelitian dan Pengembangan Pengairan. 1996. Data Debit Sungai DAS Serayu-Lukulo tahun 1986-95. Direktorat Jendral Pengairan, Jakarta. Reijntjes C., B. Haverkort dan Waters-Bayer, 1999. Pertanian Masa Depan.

Pengantar Untuk Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah. Yogyakarta.

Rubatzky G.E dan M. Yamaguchi, 1998. Sayuran Dunia. Penerbit ITB Bandung. Rukmana, R. 1995. Bertanam Wortel. Kanisius.Yogyakarta.

Sasongko, L.A., 2009. Perkembangan Ubi Jalar Dan Peluang Pengembangannya Untuk Mendukung Program Percepatan Diversifikasi Konsumsi Pangan Di Jawa Tengah. Mediaagro. Vol 5 No.1, 2009.

Sastrosupadi, A. 1994. Rancangan Percobaan Praktis Untuk Bidang Pertanian. Malang.

Setyawan, B. 2000. Budidaya Umbi – Umbian Padat Nutrisi. Universitas Padjadajaran, Bandung.

Sonhaji, A. 2000. Mengenal dan Bertanam Ubi Jalar. Gaza publishing. Bandung. Stell, R. G. D. Dan J. H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika Penterjemah

Bambang Sumantri. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.

Steenis, C. G. G. J. 1978. Flora, Untuk Sekolah di Indonesia. Pradnya Paramitha, Jakarta.

Suharno, A. K. Rachman, S. R. Apsari. 2010. Pengaruh Jenis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Ubi Jalar (ipomea batatasL.). Agriekstensia. Vol. 9 No2, Juli 2010.

Suparman. 2006. Bercocok Tanam Ubi Jalar. Azka Press, Bandung.

Widodo, Y., N. Prasetiaswati, G. Santosa, dan Suprapto. 2010. Teknologi produksi ubi jalar di lahan sawah mencapai produksi tinggi. Laporan Teknik. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Badan Litbang Pertanian. 23 p.

Widowati. L. R., Sri Widati, U. Jaenudin, W. Hartatik. 2004. Pengaruh kompos pupuk organik yang Dipekaya dengan Bahan Mineral dan Pupuk Hayati terhadap Sifatsifat Tanah, Serapan Hara dan Produksi Sayuran Organik.Laporan Proyek Penelitian Program Pengembangan Agribisnis. Balai Penelitian Tanah.

(29)

41

Wulandari, V. 2011. Pengaruh Pemberian Beberapa Dosis Pupuk Kandang Ayam

(30)

13

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lahan masyarakat Tanjung Anom Kecamatan Medan Sunggal dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut, mulai bulan September 2015 sampai Januari 2016.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan ialah bibit setek pucuk ubi jalar varietas Sari sebagai objek yang akan diamati, Pupuk Organik Cair (POC), pemberian Dosis Pupuk Kandang Ayam sebagai perlakuan yang akan diaplikasikan pada tanaman ubi jalar, air untuk menyiram tanaman danbahan-bahan lain yang mendukung penelitian ini.

Alat yang digunakan yaitu cangkul, pisau atau cutter, pacak sampel, meteran, timbangan analitik, gembor, serta alat pendukung lainnya.

MetodePenelitian

(31)

14

Sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan, yaitu :

T1A0 T2A0 T3A0

T1A1 T2A1 T3A1

T1A2 T2A2 T3A2

T1A3 T2A3 T3A3

Jumlah ulangan (Blok) : 3 ulangan

Jumlah plot : 36 plot

Jumlah tanaman per plot : 8 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 288 tanaman Jumlah sampel per plot : 5 tanaman Jumlah sampel seluruhnya : 180 tanaman Jarak antar plot : 30 cm

Jarak Tanam : 30 cm x 30 cm Jarak antar blok : 50 cm

Ukuran Plot : 250 cm x 100 cm Model linear adatif dari rancangan di atas adalah:

Yijk= μ + Bk + Ti + (BT)ik+ Aj + (TA)ij + εijk i = 1, 2 , 3 j = 1, 2 ,3,4 k = 1, 2, 3 Keterangan:

Yijk : Nilai pengamatan karena pengaruh faktor tinggi bedengan taraf ke-i dan faktor pupuk kandang ayam taraf ke-j pada ulangan ke-k

μ : Nilai tengah umum Bk : Efek blok ke-k

(32)

15

(BT)ik : Pengaruh sisa untuk petak utama atau pengaruh sisa karena

pengaruhfaktor T taraf ke-i pada kelompok ke-k

Aj : Pengaruh faktor pupuk kandang ayam (anak petak) yang ke-j

(TA)ij : Pengaruh interaksi faktor tinggi bedengan yang ke-i dan pupuk kandangayam yang ke-j

ɛijk : Pengaruh sisa untuk anak petak atau pengaruh sisa karena pengaruh faktor tinggi bedengan taraf ke-i dan faktor pupuk kandang ayam ke-j pada kelompok ke-k

(33)

16

PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan Lahan

Lahan penanaman yang digunakan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma di areal tersebut. Kemudian lahan diolah dan digemburkan dengan menggunakan cangkul dengan kedalaman olah 20 cm. setelah itu dibuat plot-plot dengan ukuran panjang 250 cm, lebar 100 cm, dengan jarak antar blok 50 cm dan jarak antar plot 30 cm. pada sekeliling daerah dibuat parit drainase sedalam 30 cm untuk menghindari adanya genangan air di sekitar areal penelitian.

Persiapan Bibit

Setek bibit yang digunakan adalah varietas Sari berasal dari Balitkabi Malangdalam bentuk setek pucuk dengan panjang ± 25 cm, dan bentuk setek pucuk yang relatif sama.

Pembuatan Bedengan

Pembuatan bedengan dilakukan pada saat setelah dilakukan persiapan lahan sesuai dengan perlakuan yaitu 20 cm, 30 cm, 40 cm dengan jarak antar plot (anak petak) 30 cm dan jarak antar blok dan petak utama 50 cm dengan media tanam yang digunakan adalah tanah lahan yang sudah digemburkan dan dicampur dengan kompos.

Pengaplikasian Pupuk Kandang Ayam

(34)

17

Penanaman

Setek pucuk ditanam tegak lurus dengan pangkal setek dibenamkan(1/3 bagian setek) sehingga tinggi 2/3 bagian setek di atas tanah, jarak tanam yang digunakan adalah 30 cm x 30 cm. Setiap lubang ditanami dengan 1 setek.Setek diambil dari Balitkabi Malang dengan panjang setek ± 25 cm, daun setek disisakan 3 daun dari ujung pucuk setek.

Pemberian POC

Pupuk Organik Cair (POC) yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dosis POC yaitu 0,025 l/ha. Pupuk diaplikasikan dengan cara disemprot ke tanah dan dibumbun kembali dengan tanah,pemupukan dilakukan satu minggu setelah tanam. Pupuk POC diaplikasikan 2 MST setelah tanam, agar homogen dosis dan volume siramnya.

PemeliharaanTanaman

Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi atau sore hari tergantung kondisi cuaca. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan apabila ada setek yang rusak atau tidak tumbuh pada saat 2-3 MST setelah penanaman di lapangan.

Pengangkatan Batang

(35)

18

Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangandilakukan untuk mengendalikan gulma sekaligusmenggemburkantanah. Tumbuhan pengganggu perlu dikendalikan agar

tidakmenjadi saingan bagi tanaman utama dalam hal penyerapan unsur hara serta untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan secara manual dengan mencabut gulma agar perakaran tanaman tidak terganggu. Pembumbunan dilakukan pada umur 4 MST dan disesuaikan dengan kondisi lapangan dengan interval satu minggu.

Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan dengan cara manual dengan mencabut tanaman yang terkena penyakit dan diganti dengan tanaman transplanting, sedangkan pada tanaman yang terkena penyakit menjelang tanaman panen tidak diganti dengan tanaman transplanting.

Panen

(36)

19

Parameter Pengamatan

Pertambahan panjang tanaman

Pertambahan panjang tanam diukur mulai pangkal batang (diatas permukaan tanah) hingga ujung yang diluruskan, dan dilakukan pada 1 MST-10 MST dengan interval satu minggu sekali. Kemudian dihitung selisihnya.

Jumlah umbi

Jumlah umbi diukur dengan menghitung jumlah umbi yang didapat setelah di panen.

Panjang umbi

Panjang umbi diukur dengan menghitung panjang umbi setelah panen, diukur mulai dari ujung umbi sampai pangkal umbi. Kriteria umbi yang dihitung adalah umbi yang sudah membengkak dan bentuknya lebih besar dari akar.

Diameter umbi

Diameter umbi dihitung dengan menghitung diameter umbi yang didapat setelah dipanen. Diameter umbi merupakan salah satu kriteria untuk menentukan harga jual di pasaran.

Bobot total umbi

(37)

20

Bobot tiap umbi

Bobot tiap umbi di hitung dengan rumus sebagai berikut : Bobot tiap umbi = Bobot total umbi

Jumlah umbi Bobot umbi per plot

Bobot umbi per plot ditimbang dengan timbangan yaitu seleruh umbi yang dihasilkan dalam 1 plot dan dilakukan setelah panen.

Bobot segartajuk dan akar tanaman

Bobot segartajuk dan akar tanaman ditimbang dengan timbangan setelah tajuk dan akarnya dipisahkan dari umbi serta dibersihkan dari tanah yang dilakukan setelah panen.

Indeks panen

Indeks panen di hitung dengan rumus sebagai berikut : Indeks Panen = Bobot total umbi

(38)

21

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 4-23) diketahui bahwa perlakuan tinggi bedengan berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan panjang tanaman 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, dan 10 MST namun

berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang tanaman 5 MST. Pemberian dosis pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap

pertambahan panjang tanaman, panjang umbi, bobot tiap umbi, dan bobot umbi per plot, namun berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah umbi, diameter umbi, bobot total umbi, bobot segartajuk dan akar tanaman, dan indeks panen. Interaksi antara perlakuan tinggi bedengan dengan pemberian dosispupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap seluruh parameterpengamatan. Pertambahan panjang tanaman

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 4-23), diketahui bahwa perlakuan tinggi bedenganberpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan panjang tanaman pada 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, dan 10 MST namun berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang tanaman pada 5 MST, pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan panjang tanaman. Interaksi antara perlakuan tinggi bedengan dengan pemberiandosis pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan panjang tanaman.

Pertambahan panjang tanaman umur 5 MST pada perlakuan tinggi bedengan dan pemberian dosis pupuk kandang ayam dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Pertambahan panjang tanaman umur 5 MST terhadap perlakuan tinggi

(39)

22

Tinggi Bedengan (cm)

Pupuk kandang ayam (ton/ha)

Rataan

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda

Duncan pada taraf α=5%

Dari data pengamatan umur5 MST (Tabel 1), dapat diketahui bahwatinggi bedengan berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang tanaman umur 5 MST. Pada perlakuan tinggi bedengan T3 (40 cm) didapat rataan tertinggi yakni 27,19 cm yang berbeda nyata dengan perlakuan T1 (20 cm) dan T2 (30 cm).

Gambar hubungan pertambahan panjang tanaman 5 MST dengan tinggi bedengan dapat dilihat pada Gambar 1.

(40)

23

Gambar 1 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara pertambahan panjang tanaman dan tinggi bedengan yang berarti hingga tinggi bedengan 40 cm dapat meningkatkan pertambahan panjang tanaman.

Jumlah umbi

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 24 dan 25), diketahui bahwa perlakuan tinggi bedengan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah umbi sedangkan pemberian dosispupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap jumlah umbi.Interaksi antara perlakuan tinggi bedengan dengan pemberiandosis pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah umbi.

Jumlah umbi pada perlakuan tinggi bedengan dan pemberian dosis pupuk kandang ayam dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah dengan perlakuan tinggi bedengan dan pemberian dosispupuk kandang ayam

Tinggi Bedengan (cm)

Pupuk kandang ayam (ton/ha)

Rataan

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda

Duncan pada taraf α=5%

(41)

24

Gambar hubungan jumlah umbi dengan dosis pupuk kandang ayam dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hubungan jumlah umbi dengan pupuk kandang ayam

Gambar 2 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara jumlah umbi denganpupuk kandang ayam,dimana hingga 15 ton/hadapat meningkatkan jumlah umbi.

Panjang umbi

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 26 dan 27), diketahui bahwa, perlakuan tinggi bedengan, pemberian dosispupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap panjang umbi.Interaksi antara perlakuan tinggi bedengan dengan pemberiandosis pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap panjang umbi.

Panjang umbi pada perlakuan tinggi bedengan dan pemberian dosispupuk kandang ayam dapat dilihat pada Tabel 3.

(42)

25

Tabel 3. Panjang umbi dengan perlakuan tinggi bedengan dan pemberian dosispupuk kandang ayam

Tinggi Bedengan (cm)

Pupuk kandang ayam (ton/ha)

Rataan

Tinggi bedengan T3(40 cm) mampu menghasilkan panjang umbi tertinggi (14,29 cm) tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan T1 (20 cm)danT2 (30 cm), sedangkan pada pemberian dosispupuk kandang ayam A3(15 ton/ha)juga menghasilkan panjang umbi tertinggi (16,09 cm).

Diameter umbi

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 28 dan 29), diketahui bahwa perlakuan tinggi bedengan berpengaruh tidak nyata terhadap diameter umbi sedangkan pemberiandosis pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap diameter umbi.Interaksi antara perlakuan tinggi bedengan dengan pemberiandosis pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap diameter umbi.

(43)

26

Tabel 4. Diameter umbidengan perlakuan tinggi bedengan dan pemberian dosispupuk kandang ayam

Tinggi Bedengan (cm)

Pupuk kandang ayam (ton/ha)

Rataan Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris yang sama

menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda

Duncan pada taraf α=5%

Dari data pengamatan diameter umbi (Tabel 4), dapat diketahui perlakuan pemberian dosis pupuk kandang ayamA3 (15 ton/ha) menghasilkan rataan diameter umbi tertinggi (50,34) yang berbedanyata. Namun perlakuan pemberian pupuk kandangA0 (0 ton/ha) berbedatidak nyata denganA1(5 ton/ha) rataan terendah terdapat padapemberian dosis pupuk kandang ayam A0 (0 ton/ha).

Gambar hubungan diameter umbidengan dosis pupuk kandang ayam dapat dilihat pada Gambar 4.

(44)

27

Gambar 4 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara diameter umbi dan pupuk kandang ayam yang berarti dosis pupuk kandang ayam hingga 15 ton/ha meningkatkan pertumbuhan umbi yang berarti dosis pupuk kandang ayam 3,75 kg/plot dapat meningkatkan diameter umbi.

Bobot total umbi

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 30 dan 31), diketahui bahwa perlakuan tinggi bedengan berpengaruh tidak nyata terhadap bobot total umbisedangkan pemberian dosispupuk kandang ayam berpengaruhnyata terhadap bobot total umbi.Interaksi antara perlakuan tinggi bedengan dengan pemberiandosis pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap bobot total umbi.

Bobot total umbi pada perlakuan tinggi bedengan dan pemberian dosis pupuk kandang ayam dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Bobot total umbidengan perlakuan tinggi bedengan dan pemberian dosispupuk kandang ayam

Tinggi Bedengan (cm)

Pupuk kandang ayam (ton/ha)

Rataan Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris yang sama

menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda

Duncan pada taraf α=5%

(45)

28

nyata dengan A2 (10 ton/ha)dengan rataan terendah terdapat pada A1 (5 ton/ha)yaitu 112,06 g.

Gambar hubungan bobot total umbi dengan dosis pupuk kandang ayam dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Hubungan bobot total umbi dengan pupuk kandang ayam

Gambar 5 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara bobot total umbi dan pupuk kandang ayam yang berarti dosis pupuk kandang ayam hingga 15 ton/ha meningkatkan bobottotal umbi.

Bobot tiap umbi

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 32 dan 33), diketahui bahwa, perlakuan tinggi bedengan serta pemberian dosis pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap bobot tiap umbi.Interaksi antara perlakuan tinggi bedengan dengan pemberiandosis pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap bobot tiap umbi.

(46)

29

Tabel 6. Bobot tiap umbi dengan perlakuan tinggi bedengan dan pemberian dosispupuk kandang ayam

Tinggi Bedengan (cm)

Pupuk kandang ayam (ton/ha)

Rataan

Dari data pengamatanbobot tiap umbi (Tabel 6), dapat diketahui bahwa pada perlakuan tinggi bedenganT2 (30 cm) memiliki rataan bobot tiap umbitertinggi yaitu 79,93 g. Sedangkan pemberian dosis pupuk kandang ayam A1 (5 ton/ha) menunjukkan rataan tertinggi dari rataan bobot tiap umbiyaitu 88,21 g.

Bobot umbi per plot

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 34 dan 35), diketahui bahwa perlakuan tinggi bedengan berpengaruh tidak nyata terhadap bobot umbiper plot sedangkan pemberian dosispupuk kandang ayam berpengaruhnyata terhadap bobot umbi per plot.Interaksi antara perlakuan tinggi bedengan dengan pemberiandosis pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap bobot umbi per plot.

Bobot umbi per plot pada perlakuan tinggi bedengan dan pemberian dosispupuk kandang ayam dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Bobot umbi per plot dengan perlakuan tinggi bedengan dan pemberian dosis pupuk kandang ayam

(47)

30 Dari data pengamatan bobot umbi per plot (Tabel 7), dapat diketahui perlakuan pemberian dosis pupuk kandang ayamA3 (15 ton/ha) menghasilkan rataan bobot umbi per plot tertinggi (1018.66 g) dengan rataan terendah terdapat pada A1 (5 ton/ha) yaitu 617.69 g.

Gambar 7 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara bobot umbi per plot dan pupuk kandang ayam yang berarti dosis pupuk kandang ayamhingga 15 ton/ha meningkatkan pertumbuhan umbi yang berarti dosis pupuk kandang ayam 3,75 kg/plot dapat meningkatkanbobot umbi per plot.

Bobotsegar tajuk dan akar tanaman

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 36 dan 37),

diketahui bahwa perlakuan tinggi bedengan berpengaruh tidak nyata terhadap bobot segar tajuk dan akar tanaman sedangkan pemberian dosispupuk kandang ayam berpengaruhnyata terhadap bobot segartajuk dan akar tanaman.Interaksi antara perlakuan tinggi bedengan dengan pemberiandosis pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap bobot segar tajuk dan akar tanaman.

Bobot segar tajuk dan akar tanamanpada perlakuan tinggi bedengan dan pemberian pupuk kandang ayam dapat dilihat pada Tabel 8.

(48)

31 Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris yang sama

menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda

Duncan pada taraf α=5%

Dari data pengamatan bobot segar tajuk dan akar tanaman (Tabel 8), dapat diketahui perlakuan pemberian dosis pupuk kandang ayamA3 (15 ton/ha) menghasilkan bobotsegar tajuk dan akar tanaman tertinggi (246,67 g) yang berbeda nyata dengan A0 (0 ton/ha), A1 (5 ton/ha), dan A2 (10 ton/ha). Namun perlakuan A1 (5 ton/ha) berbeda tidak nyata dengan A2 (10 ton/ha) dengan rataan terendah terdapat pada A1 (5 ton/ha) yaitu 154,63 g.

Gambar hubungan bobot segar tajuk dan akar tanaman dengan dosis pupuk kandang ayam dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Hubungan bobot segar tajuk dan akartanaman dengan dosispupuk kandang ayam

Gambar 8 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara bobot segartajuk dan akar tanaman dan pupuk kandang ayam yang berarti dosis pupukkandang ayam hingga 15 ton/ha meningkatkan pertumbuhan umbi yang

(49)

32

berarti dosis pupuk kandang ayam 3,75 kg/plot dapat meningkatkan bobot segar tajuk dan akar tanaman.

Indeks panen

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 38 dan 39), diketahui bahwa, perlakuan tinggi bedengan berpengaruh tidak nyata terhadap indeks panen. Sedangkan pemberian dosispupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap indeks panen.Interaksi antara perlakuan tinggi bedengan dengan pemberiandosis pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap indeks panen.

Indeks panen ubi jalarpada perlakuan tinggi bedengan dan pemberian dosis pupuk kandang ayam dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Indeks panen ubi jalar dengan perlakuan tinggi bedengan dan pemberian dosis pupuk kandang ayam

Tinggi Bedengan (cm)

Pupuk kandang ayam (ton/ha)

Rataan

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda

Duncan pada taraf α=5%

Dari data pengamatan indeks panen (Tabel 9), dapat diketahui perlakuan dosis pupuk kandang ayamA0 (0 ton/ha) menghasilkan indeks panen tertinggi 0,49yang berbeda nyata dengan A1 (5 ton/ha), A2 (10 ton/ha), danA3 (10 ton/ha).Namun perlakuan A1 (5 ton/ha) berbeda tidak nyata dengan A2 (10 ton/ha) dengan rataan terendah terdapat pada A3 (15 ton/ha) yaitu 0,36 g.

(50)

33

Gambar 9 menunjukkan terdapat hubungan linier negatif antara indeks panen dan dosispupuk kandang ayam yang berartisemakin tinggi pemberian dosis pupuk kandang ayam, maka semakin rendah produksi yang dihasilkan.

y = -0,0082x + 0,479 r = 0,973

0,36 0,38 0,4 0,42 0,44 0,46 0,48 0,5

0 5 10 15

Inde

ks

pan

en

(51)

34

Pembahasan

Pertumbuhan dan produksi ubi jalar (Ipomoea batatas L.) pada perlakuan tinggi bedengan

Terhadap parameter pertambahan panjang tanaman, perlakuan tinggi bedenganberpengaruh tidak nyata pada 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, dan 10 MST dan hanayberpengaruh nyata pada pertambahan panjang tanaman 5 MST.

Pada parameter selain dari data pengamatan 5 MST (Tabel 1), dapat diketahui bahwa perlakuan tinggi bedenganberpengaruh tidak nyata terhadap seluru parameter pengamatan.Hal ini dikarenakan pada penanaman 5 MST umbi sudah mulai terbentuk dan lebih banyak masah aktif daun pada saat 5 MST Sonhaji (2007) menyatakan bahwa kedalaman akar tanaman ubi jalar tidak lebih dari 45 cm. Biasanya 15 % dari seluruh akarnya yang terbentuk akan menebal dan membentuk akar lumbung yang tumbuh agak dangkal. Ukuran umbi meningkat selama daun masih aktif.

Pertumbuhan dan produksi ubi jalar (Ipomoea batatas L.) pada berbagai dosis pupuk kandang ayam

Berdasarkan hasil pengamatan dari sidik ragam diketahui bahwa perlakuan pemberian berbagai dosis pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap parameter pertambahan panjang tanaman, panjang umbi, bobot tiap umbi, dan bobot umbi per plot namun berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah umbi, diameter umbi, bobot total umbi, bobot segar tajuk dan akar tanaman, dan indeks panen.

(52)

35

disebabkan dosis pemberian pupuk kandang ayam mengandung berbagai unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, berdasarka analisis pupuk kandang ayam dari Laboratorium,diketahui bahwa pupuk kandang ayammengandung unsur hara N (1,91 %) termasuk dalam katagori tinggi, P (1,94 %) termasuk dalam katagori sedang, K (2,36 %) termasuk dalam katagori tinggi, dan Ca (2,51 %) termasuk dalam katagori tinggi.Hal ini sesuai dengan pernyataanWidowati (2014) menyatakan bahwa keunggulan pupuk kandang ayam yaitu umumnya mempunyai kelebihan dalam kecepatan penyerapan hara, komposisi hara seperti N, P, K dan Ca dibandingkan pupuk kandang sapi dan kambing.

Perlakuan varietas menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap parameter pertambahan panjang tanaman (Tabel 1), jumlah umbi (Tabel 2), panjang umbi (Tabel 3), dan bobot tiap umbi (Tabel 6), namun berpengaruh nyata terhadap parameter produksi diameter umbi (Tabel 4), bobot total umbi (Tabel 5), bobot umbi per plot (Tabel 7), bobot segar tajuk dan akar tanaman (Tabel 8),dan indeks panen (Tabel 9) dan hasil konvrensi produksi bobop umbi per plot didapatkan hasil3,36 ton/ha dan termasuk dalam katagori rendah.Hal ini diduga karena penggunaan Varietas Sari mampu meningkatkan produktivitas tanaman ubi jalar. Hal ini sesuai dengan deskripsi varietas ubi jalar Jayanto(2009) yakni varietas yang digolongkan sebagai varietas unggul harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Berdaya hasil tinggi, di atas 30 ton/ha, berumur pendek (genjah)

antara3-4 bulan, rasa ubi enak dan manis, tahan terhadap hama penggerek ubi (Cylas sp.) dan penyakit kudis oleh cendawan Elsinoe sp., kadar

(53)

36

Perlakuan pemberian dosis pupuk kandang ayam menunjukkan berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan panjang tanaman (Tabel 1), panjang umbi (Tabel 3), bobot umbi per plot (Tabel 7), dan bobot tiap umbi (Tabel 6), namun berpengaruh nyata terhadapparameter jumlah umbi (Tabel 2), diameter umbi (Tabel 4),bobot total umbi (Tabel 5),bobot segartajuk dan akar tanaman (Tabel 8), dan indeks panen (Tabel 9). Hal ini diduga karena pemberian pupuk kandang ayam mampu meningkatkan produktivitas tanaman ubi jalar. Hal ini sesuai dengan pernyataanWandana (2015) yakni varietas Sari yang memiliki daya hasil 30 – 35 ton/ha dan sudah teruji di lapangan.

Pada parameter indeks panen (Tabel 9), perlakuan pemberian dosis pupuk kandang ayam berpengaruh nyata. Hasil indeks panen gambar 9 menunjukkan bahwa hasil indeks panen menurun, dimana bobot segar tajuk dan akar lebih rakusmenyerap unsur hara pupuk kandang ayam. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hartatik dan Widowati (2010) yakni kualitas pupuk kandang sangat berpengaruh terhadap respon tanaman.

Pengaruh interaksi perlakuan tinggi bedengan dan pemberian dosis pupuk kandang ayam

Berdasarkan hasil pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa interaksi perlakuan tinggi bedengan dan pemberian dosis pupuk kandang ayam berpengaruhtidak nyata pada seluruh parameter pengamatan.

(54)

37

(55)

38

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Perlakuan tinggi bedengan berpengaruh tidak nyata pada semua parameter yang diamati kecuali berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan panjang tanaman umur 5 MST. Perlakuan tinggi bedengan terbaik diperoleh pada perlakuan T3 (40 cm) yaitu 27,19 cm.

2. Pemberian dosis pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah umbi, diameter umbi, bobot total umbi, bobot segar tajuk dan akar tanaman, dan indeks panendimana dosis pupuk kandang ayam dapat meningkatkan produksi tanaman.

3. Interaksi perlakuan tinggi bedengan dan pemberian dosis pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap seluruh parameter pengamatan, dari kombinasi T3A3 (yaitu tinggi bedengan T3 40 cm, dosis pupuk kandang ayam A3 15 ton/ha).

Saran

(56)

5

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut Steenis (1978), sistematika tanaman ubi jalar adalah sebagai

berikut : Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta, Sub-divisio : Angiospermae, Kelas : Dicotyledoneae, Ordo : Convolvulales ,

Famili : Convolvulaceae, Genus : Ipomoea, Spesies : Ipomoea batatas L.

Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur hara yang ada dalam tanah, sedangkan akar lumbung berfungsi sebagai tempat untuk menimbun sebagian makanan yang nantinya akan terbentuk umbi. Kedalaman tanah akar tidak lebih dari 45 cm. Biasanya sekitar 15% dari seluruh akarnya yang terbentuk akan menebal dan membentuk akar lumbung yang tumbuh agak dangkal. Ukuran umbi meningkat selama daun masih aktif (Sonhaji, 2007).

Ubi jalar memiliki batang lunak, berbentuk bulat, batang ubi jalar beruas-ruas dan panjang satu beruas-ruas antara 1-3 cm dan setiap beruas-ruas ditumbuhi daun, akar, dan tunas atau cabang. Panjang batang utama beragam yaitu tergantung varietasnya, dan umumnya berkisar antara 2-3 m untuk varietas ubi jalar merambat (Juanda dan Cahyono, 2000). Daun ubi jalar bentuknya berbeda-beda tergantung varietasnya. Tangkai daun melekat pada buku-buku batang (Suparman, 2007).

(57)

6

pagi hari, dan menutup serta layu dalam beberapa jam. Penyerbukan dilakukan oleh serangga. Biji terdapat dalam kapsul, sebanyak 1-4 biji. Biji matang berwarna hitam, bentuknya memipih, dan keras, danbiasanyamemerlukan pengausan (skarifikasi) untuk membantu perkecambahan(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Buah pada ubi jalar berkotak tiga yang terbentuk setelah terjadi penyerbukan. Satu bulan setelah terjadi penyerbukan buah ubi jalar sudah masak, didalam buah terdapat biji yang sangat ringan. Biji buah memiliki kulit yang keras yang akan digunakan untuk perbanyakan tanaman secara generatif untuk menghasilkan varietas ubi jalar yang baru (Juanda dan Cahyono, 2000). Syarat Tumbuh

Iklim

Tanaman ubi jalar membutuhkan hawa panas dan udara yang lembab. Daerah yang paling ideal untuk budidaya ubi jalar adalah daerah yang bersuhu 21-27°C. Daerah yang mendapatkan sinar matahari 11-12 jam/hari merupakan daerah yang disukai. Pertumbuhan dan produksi yang optimal untuk usahatani ubi jalar tercapai pada musim kering (kemarau). Di tanah yang kering (tegalan) waktu tanam yang baik untuk ubi jalar yaitu pada waktu musim hujan, sedangkan pada tanah sawah waktu yang baik yaitu sesudah tanaman padi dipanen. Tanaman ubi jalar dapat ditanam di daerah dengan curah hujan 500-5000 mm/tahun, optimalnya antara 750-1500 mm/tahun(Deputi Menegristek, 2008).

(58)

7

tahun, asalkan berada di tempat lahan yang terbuka dan tidak tergenangi air (Suparman, 2007).

Kelembaban berpengaruh terhadap laju transpirasi. Jika kelembaban udara lingkungan di sekitar tumbuhan tinggi maka difusi air dalam ruang udara pada tumbuhan akan berlangsung lambat. Sebaliknya, jika kelembaban di sekitar tumbuhan rendah, difusi air dalam ruang udara pada tumbuhan berlangsung cepat (Lakitan, 2007).

Tanah

Hampir semua jenis tanah petanian cocok untuk membudidayakan ubi jalar. Janis tanah yang paling baik adalah pasir berlempung, gembur, banyak mengandung bahan organik aerasi serta drainasenya baik. Pananaman ubi jalar pada tanah kering dan pecah-pecah sering menyebabkan ubi jalar mudah terserang hama penggerek (Cylas sp.). sebaliknya, bila ditanam pada tanah yang mudah becek atau drainase yang jelek, dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman ubi jalar kerdil, ubi mudah busuk, kadar serat tinggi, dan bentuk ubi benjol(Deputi Menegristek, 2008).

Tanaman ini dapat diusahakan di berbagai tempat, baik dataran rendah maupun dataran tinggi atau pegunungan, serta di segala macam tanah. Tetapi yang paling cocok dan potensial, dengan hasil produksi yang bagus dan tinggi adalah di tanah pasir berlempung yang gembur dan halus. Tanah dengan pH 5,6-6,6 lebih disukai untuk pertumbuhannya (Koswara, 2013).

(59)

8

Varietas Ubi Jalar

Peningkatan konsumsi ubi jalar juga dapat dilakukan melalui promosiubi jalar sebagai pangan fungsional dan pangan sehat. Senyawa betakaroten pada ubi jalar kuning atau orange dan antosianin pada ubijalar ungu yang bermanfaat bagi kesehatan perlu ditonjolkan untuk menghapus citra ubi jalar yang dianggap sebagai makanan inferior (Ginting et al., 2011).

Varietas atau kultivar atau klon ubi jalar yang ditanam di berbagai daerah jumlahnya cukup banyak, antara lain: lampeneng, sawo, cilembu, rambo, SQ-27, jahe, kleneng, gedang, tumpuk, georgia, layang-layang, karya, daya, borobudur, prambanan, mendut, dan kalasan. Varietas yang digolongkan sebagai varietas unggul harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Berdaya hasil tinggi, di atas 30 ton/hektar, berumur pendek (genjah) antara 3-4 bulan, rasa ubi enak dan manis, tahan terhadap hama penggerek ubi (Cylas sp.) dan penyakit kudis oleh cendawan

Elsinoe sp., kadar karotin tinggi di atas 10 mg/100 gram, keadaan serat ubi relatif

rendah (Jayanto, 2009).

(60)

9

Keberhasilan perakitan varietas unggul tersebut tidak terlepas dari dukungan koleksi plasma nutfah ubi jalar. Varietas unggul Sari merupakan hasil persilangan antara varietas lokal Blitar dan varietas lokal Banyuwangi, sedangkan varietas unggul Kidal merupakan hasil persilangan bebas dari klon Inaswang (Balitkabi, 2015).

Varietas unggul yang telah dilepaskan oleh Balai Penelitian Kacang- kacangan dan Umbi-umbian Malang diantaranya adalah Varietas Sari yang memiliki daya hasil 30 – 35 ton/ha dan sudah teruji di lapangan sebagai varietas unggul di Sumatera Utara tetapi belum banyak ditanam oleh petani di daerah tersebut. Varietas lain yang baru dikeluarkan oleh Balai Penelitian ini adalah varietas Beta 2, yang juga merupakan varietas unggul karena sifat-sifat yang dimilikinya tetapi masih perlu diuji daya hasilnya di Sumatera Utara sehingga dapat menjadi salah satu varietas unggul yang direkomendasikan di daerah ini (Wandana, 2012).

Produktivitas ubi jalar di Sumatera Utara pada Tahun 2007 rata-rata sebesar 9,662 ton/ha dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 11,069 ton/ha (BPS Sumut, 2009), tetapi ini masih lebih rendah dari potensi hasil yang didapat di Jawa Barat (20 ton/ha), sedangkan ditingkat penelitian, bisa memberikan hasil 25 – 40 ton/ha (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 1996). Hal ini mengindikasikan masih besarnya peluang peningkatan produktivitas ubi jalar di Sumatera Utara. Beberapa penyebab rendahnya hasil adalah belum menyebarnya varietas unggul dan belum tepatnya teknologi budidaya seperti pemupukan.

(61)

10

Guludan adalah tumpukan tanah yang dibuat memanjang menurut arah garis kontur atau memotong lereng. Tinggi tumpukan tanah sekitar 25 – 30 cm dengan lebar dasar sekitar 30 – 40 cm. Jarak antara guludan tergantung pada kecuraman lereng, kepekaan erosi tanah, dan erosivitas hujan. Semakin curam lereng, semakin pendek jarak guludan; semakin peka tanah terhadap erosi semakin pendek jarak lereng; dan semakin tinggi erosivitas hujan, semakin pendek jarak lereng.

Jika tanah yang akan ditanami ubi jalar adalah tanah sawah maka pertama-tama jerami dibabat, lalu dibuat tumpukan selebar 60-100 cm. Kalau tanah yang dipergunakan adalah tanah tegalan maka bedengan dibuat dengan jarak 1 meter. Apabila penanaman dilakukan pada tanah-tanah yang miring, maka pada musim hujan bedengan sebaiknya dibuat membujur sesuai dengan miringnya tanah. Ukuran guludan disesuaikan dengan keadaan tanah (Setyawan, 2000)

Pembuatan bedengan pada lahan yang sempit untuk keperluan yang permanen atau tahunan bersifat padat karya, awalnya lahan digali hingga kedalam 30-60 cm. Meskipun ini lebih produktif, namun kurang disukai petani yang belum merasakan manfaatnya (Reijntjes et al 1999).

Pada tanah yang miring (pasir mengandung liat) ukuran guludan adalah lebar bawah ± 60 cm, tinggi 30-40 cm, dan jarak antar guludan 70-100 cm. Pada tanah pasir ukuran guludan adalah lebar bawah ± 40 cm, tinggi 25-30 cm, dan jarak antar guludan 70-100 cm. Arah guludan sebaiknya memanjang utara-selatan, dan ukuran panjang guludan disesuaikan dengan keadaan lahan (Setyawan, 2000)

(62)

11

pemasangan pipa-pipa drainase di dalam tanah), konservasi(perlindungan sumber sumber air).

Hal yang paling penting diperhatikan dalam pembuatan guludan adalah ukuran tinggi tidak melebihi 40 cm. Guludan yang terlalu tinggi cenderung menyebabkan terbentuknya umbi berukuran panjang dan dalam sehingga menyulitkan pada saat panen. Sebaliknya, guludan yang terlalu dangkal dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan atau perkembangan ubi, dan memudahkan seranggan hama boleng atau lanas oleh Cylas sp (Setyawan, 2000). Dosis Pupuk Kandang Ayam

Dosis pemupukan sangat tergantung pada kebutuhan dan tingkat kesuburan tanah. Jenis pupuk yang perlu diberikan dan tingkat kebutuhan (dosis) hara pupuk bagi lahan tersebut. Disesuaikan dengan jenis tanaman. Analisis tanah dapat dilakukan di Laboratorium Analisis Tanah (Wijana, 2015).

Pupuk kandang adalah sumber beberapa hara seperti nitrogen, fosfor, kalium, dan lainnya. Bagaimanapun, nitrogen adalah salah satu hara utama bagi sebagian besar tanaman yang dapat diperoleh dari pukan. Kekurangan kalium pada sebagian lokasi tertentu tidak dapat dikoreksi dengan takaran umum pukan. Kebutuhan beberapa tanaman dapat diperoleh dengan aplikasi pukan lebih besar 25 ton/ha (Hartatik dan Widowati, 2010).

(63)

12

kedalam tanah yang dapat berfungsi guna menunjang pertumbuhan dan perkembangannya, seperti N, P, K (Wulandari, 2011).

Kualitas pukan sangat berpengaruh terhadap respon tanaman. Pupuk kandang (pukan) ayam secara umum mempunyai kelebihan dalam kecepatan penyediaan hara, komposisi hara seperti kadar N, P, K, dan Ca dibanding pukan sapi dan kambing (Hartatik dan Widowati, 2010).

(64)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman ubijalar dan pangan alternatif (lokal), merupakan komoditasyang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberikan manfaat, selainmempunyai kandungan karbohidrat tinggi juga mengandung berbagai nutrisiyang berguna bagi kesehatan tubuh sehingga dimungkinkan untuk dijadikan sebagai sumber utama subtitusi beras atau sebagai pangan alternatif.Keuntungan lainnya adalah dapat tumbuh di berbagai kondisi tanah, sehingga sangat strategis apabila dikembangkan diberbagai daerah marginal sebagaipendukung diversifikasi pangan (Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2012).

Ubi jalar merupakan salah satu makanan pokok bagi sekelompok penduduk Indonesia, karena itu tanaman ubi jalar ikut memegang peranan penting di dalam posisi lumbung pangan nasional. Tanaman tersebut juga memegang peranan penting dalam perekonomian nasional, terutama di kalangan masyarakat pedesaan di Indonesia. Ubi jalar memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Selain itu juga memiliki nilai jual yang cukup baik (Suparman, 2006).

Dalam kapasitas sebagai bahan pangan, ubi jalar merupakan sumber energi yang cukup besar dibandingkan dengan padi dan jagung. Ubi jalar yang ditanam dalam luasan 1 hektar bisa menghasilkan sekitar 20 s/d 30 ton ubi. Dengan potensi yang sedemikian besar maka ubi jalar dapat dikembangkan produktivitasnya untuk meningkatkan pendapatan (Setyawan, 2000).

(65)

2

danproduktivitas 147.47 Kg/ha. Produksi ubijalardi provinsi Sumatera Utara pada tahun 2013 sebanyak 116.671 ton jugamengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2012 yaitu 186.583 ton.

Upaya intensifikasi dapat dilakukan untuk meningkatan produksi ubi jalar adalahmelalui penggunaan benih unggul, perbaikan pengelolaan usaha tani ubi jalar dengan penggunaan pupukberimbang dosis, waktu dan cara yangtepat sesuai dengan kondisi dansifat kimia tanah setempat (Sasongko, 2009).

Bedengan adalah gundukan tanah yang sengaja dibuat olehpetaniuntuk menanam tanaman pangan dengan lebar dan tinggi tertentu,dandiantara dua bedengan dipisahkan oleh saluran atau parit drainaseyangberguna untuk mengalirkan air agar aerasi tanah atau kelembapan tanahdalam bedengan tetap terjaga. Umumnya, para petani membuat bedenganatau guludan selebar 70-120 cm atau lebih, dan tinggi 20-30 cm,dengan panjang bervariasi mengikuti arah lereng. Bedengan yang dibuatpanjang searah lereng akan memperbesar erosi dan penghanyutan hara,karena tanah di dalam bedengan akan mengalami pengikisan danpenghanyutan oleh aliran permukaan pada saat hujan, sehinggaakanmenurunkantingkat kesuburan dan produktivitas tanahnya(Kurnia et

al, 2015).

(66)

3

akhirnya akan meningkatkan debit sungai dengan kandungan lumpur yang tinggi. Kondisi seperti ini akan mempercepat hilangnya tanah lapisan atas yang subur, dan pada akhirnya terjadi kerusakan tanah.

Faktor lain yang perlu diperhatikan selain penambahan hara adalah perbaikan lingkungan tumbuh terutama cara budidayanya. Biasanya petani menanam ubi jalar dengan guludan yang kecil dengan harapan populasinya menjadi tinggi tetapi kesulitan dalam pemeliharaannya. Dilaporkan oleh Widodo

et al., (2010) bahwa di lahan sawah, cara budidaya dengan membuat gulud besar

dan tinggi secara bertahap lebih efektif dan efisien dibandingkan cara tradisional yang memerlukan turun gulud dan membumbun kembali (Prasetiaswati, 2012).

Pupuk organik jenis pupuk kandang sudah lama dikenal petani, tetapi jarang juga digunakan pada budidaya ubi jalar. Ada berbagai alasan yaitu tidak mempunyai ternak yang menghasilkan pupuk kandang, tenaga untuk membawa pupuk kandang ke sawah kurang atau tidak ada, merasa pupuk buatan lebih praktis dan lebih baik dari pupuk kandang. Sebenarnya pupuk kandang merupakan sumber unsur hara yang penting. Semua unsur yang dibutuhkan tanaman terdapat dalam pupuk kandang.Selain itu pupuk kandang juga bisa memperbaiki struktur tanah, karena menambah bahan organik (Suharnoet al, 2010).

(67)

4

kecepatan penyerapan hara, komposisi hara seperti N, P, Kdan Ca dibandingkan pupuk kandang sapi dan kambing (Widowati, 2004).

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara atau bahan organik tanah denganberbagai macam tinggi bedengan dan pemberian dosisi pupuk kandang ayam sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi umbi pada ubi jalar.

Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan dan peroduksi Ubi Jalar (Ipomoea batatasL.) terhadap tinggi bedengan dan dosispupuk kandang ayam.

Hipotesis Penelitian

Aplikasi tinggi bedengan dan pemberian dosis pupuk kandang ayamberpengaruh nyata terhadap peningkatkan pertumbuhan dan produksi Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.).

Kegunaan Penelitian

(68)

ABSTRAK

YOANDARI : Respons Pertumbuhan dan Produksi Ubi Jalar (Ipomoea batatasL.) Terhadap Tinggi Bedengan dan Dosis Pupuk Kandang

Ayam. Dibimbing oleh RATNA ROSANTY LAHAY dan NINI RAHMAWATI. Peningkatan produksi ubi jalar dapat dilakukan intensifikasi yaitu melalui penggunaan benih unggul, perbaikan pengelolaan usaha tani ubi jalar dengan penggunaan pupuk, waktu dan cara sesuai dengan kondisi dan sifat kimia tanah. Usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan pembuatan bedengan dengan berbagai ketinggian dan pemberian pupuk organik yang berguna untuk meningkatkan produksi dan kualitas umbi. Penelitian ini dilaksanakan di lahan masyarakat Tanjung Anom Kecamatan Medan Sunggal dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut, mulai bulan September 2015 sampai Januari 2016, menggunakan Rancangan Petak Terpisah dengan 2 Faktor perlakuan. Faktor pertama adalah tinggi bedengan dengan 3 taraf yaitu 20 cm (T1); 30 cm(T2); 40 cm (T3) dan faktor kedua yaitu dosis pupuk kandang ayam dengan 4 taraf yaitu 0 ton/ha (A0); 5 ton/ha (A1); 10 ton/ha (A2); dan 15 ton/ha (T3). Parameter yang diamati adalah pertambahan panjang tanaman, panjang umbi, jumlah umbi, diameter umbi, bobot total umbi, bobot umbi per plot, bobot tiap umbi, bobot tajuk dan akar tanaman, dan indeks panen.

(69)

ABSTRACT

YOANDARI: Response in growth and production of sweet potatoes (Ipomoea

batatas L.) on seedbed height and doses of chicken manure. Supervised byRATNA ROSANTY LAHAY and NINI RAHMAWATI.

Increased of sweat potatoes production can be done with intensification including used of iprime seed, improvement of farm management of sweet potato with used offertilizer, time and the right wayaccording to the conditions and nature of the local soil.The effort to do with a raised bed and organic fertilizer to improve the production and sweet potato tubers.This research was conducted in Tanjung Anom, Medan Tuntungan with altitude± 25 meters above sea surface beganfrom September 2015 to January 2016. This research used Split plot design with two factors. The first factor was seedbed height with three kind 20 cm (T1), 30 cm (T2), and 40 cm (T3) and the second factor was dose of chicken manure with four levels 0 ton per hectare (A0); 5 ton per hectare (A1); 10 ton per hectare (A2); 15 ton per hectare (A3). Parameter observed was plant length; long tubers; the number of tubers; diameter of tubers; weight tital of tubers;root and shoot weight; and harvest index .

The result of this research showed that seedbed heights were significantly effect to plant’s length parameter on 5 weeks after planting. Doses of chicken manure were significantly effect to the number of tubers, of tubers, weight of tuber, root and shoot weight; and harvest index. Interaction of seedbed heights and doses of chicken manure were not significantly effect to all parameter observed.

(70)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSIUBI JALAR (Ipomoea batatas L.)

TERHADAP TINGGI BEDENGAN DAN DOSIS

PUPUK KANDANG AYAM

SKRIPSI

OLEH :

YOANDARI / 110301123

BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(71)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR (Ipomoea batatas L.)

TERHADAP TINGGI BEDENGAN DAN DOSIS

PUPUK KANDANG AYAM

SKRIPSI

OLEH :

YOANDARI

110301123

BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(72)

Judul Penelitian : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Ubi Jalar(Ipomoea

batatasL.) Terhadap Tinggi Bedengan Dan Dosis Pupuk

Kandang Ayam

Nama : Yoandari

NIM : 110301123

Program Studi : Agroekoteknologi

Minat : Budidaya Pertanian dan Perkebunan

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

(Ir. Ratna Rosanty Lahay, MP) (Dr. Nini Rahmawati, SP, MSi

Ketua Anggota )

Mengetahui,

(Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, M.Sc. Ketua Program Studi Agroekoteknologi

)

(73)

ABSTRAK

YOANDARI : Respons Pertumbuhan dan Produksi Ubi Jalar (Ipomoea batatasL.) Terhadap Tinggi Bedengan dan Dosis Pupuk Kandang

Ayam. Dibimbing oleh RATNA ROSANTY LAHAY dan NINI RAHMAWATI. Peningkatan produksi ubi jalar dapat dilakukan intensifikasi yaitu melalui penggunaan benih unggul, perbaikan pengelolaan usaha tani ubi jalar dengan penggunaan pupuk, waktu dan cara sesuai dengan kondisi dan sifat kimia tanah. Usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan pembuatan bedengan dengan berbagai ketinggian dan pemberian pupuk organik yang berguna untuk meningkatkan produksi dan kualitas umbi. Penelitian ini dilaksanakan di lahan masyarakat Tanjung Anom Kecamatan Medan Sunggal dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut, mulai bulan September 2015 sampai Januari 2016, menggunakan Rancangan Petak Terpisah dengan 2 Faktor perlakuan. Faktor pertama adalah tinggi bedengan dengan 3 taraf yaitu 20 cm (T1); 30 cm(T2); 40 cm (T3) dan faktor kedua yaitu dosis pupuk kandang ayam dengan 4 taraf yaitu 0 ton/ha (A0); 5 ton/ha (A1); 10 ton/ha (A2); dan 15 ton/ha (T3). Parameter yang diamati adalah pertambahan panjang tanaman, panjang umbi, jumlah umbi, diameter umbi, bobot total umbi, bobot umbi per plot, bobot tiap umbi, bobot tajuk dan akar tanaman, dan indeks panen.

(74)

ABSTRACT

YOANDARI: Response in growth and production of sweet potatoes (Ipomoea

batatas L.) on seedbed height and doses of chicken manure. Supervised byRATNA ROSANTY LAHAY and NINI RAHMAWATI.

Increased of sweat potatoes production can be done with intensification including used of iprime seed, improvement of farm management of sweet potato with used offertilizer, time and the right wayaccording to the conditions and nature of the local soil.The effort to do with a raised bed and organic fertilizer to improve the production and sweet potato tubers.This research was conducted in Tanjung Anom, Medan Tuntungan with altitude± 25 meters above sea surface beganfrom September 2015 to January 2016. This research used Split plot design with two factors. The first factor was seedbed height with three kind 20 cm (T1), 30 cm (T2), and 40 cm (T3) and the second factor was dose of chicken manure with four levels 0 ton per hectare (A0); 5 ton per hectare (A1); 10 ton per hectare (A2); 15 ton per hectare (A3). Parameter observed was plant length; long tubers; the number of tubers; diameter of tubers; weight tital of tubers;root and shoot weight; and harvest index .

The result of this research showed that seedbed heights were significantly effect to plant’s length parameter on 5 weeks after planting. Doses of chicken manure were significantly effect to the number of tubers, of tubers, weight of tuber, root and shoot weight; and harvest index. Interaction of seedbed heights and doses of chicken manure were not significantly effect to all parameter observed.

(75)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 08Juni 1993 anak keempat dari 5 bersaudara dari ayahanda Sudjono dan Ibunda Nilawati.

Tahun 2011 penulis lulus dari SMA Dharma Pancasila Medan dan pada tahun yang sama penulis masuk ke Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Penulis memilih minat Budidaya Pertanian dan Perkebunan, Program Studi Agroekoteknologi.

(76)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Judul dari skripsi ini adalah “Respons Pertumbuhan Dan Produksi Ubi Jalar (Ipomoea batatasL.) Terhadap Tinggi Bedengan Dan Dosis Pupuk Kandang Ayam”. Skripsi ini merupakan syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Ir. Ratna Rosanti Lahay, MP dan Dr. Nini Rahmawati, SP, MSi selaku dosen

pembimbing skripsi yang telah banyak memberi bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Ayahanda Sudjono, Ibunda Nilawati, Ibunda Syilvi ernawati Spd., atas semangat, doa, dan

dukungannya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Evi Rosalia, SP., Zulfah Siregar, SP., Riri Azyyati, Cut Tia Mardi, Audira Ainindya, Suci Fatwani

Siregar, Roria Renta Silalahi, Taty Dwi Setya N., serta kepada teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satuyang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.

Semoga hasil skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Maret 2016

(77)

DAFTAR ISI

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ... 13

(78)

Pemberian POC ... 17

Pemeliharaan ... 17

Penyiraman ... 17

Penyulaman ... 17

Pengangkatan Batang ... 17

Penyiangan dan Pembumbunan ... 18

Pengendalian hama dan penyakit ... 18

Panen ... 18

Parameter pengamatan ... 19

Pertambahan panjang tanaman ... 19

(79)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Pertambahan panjang tanaman umur 5 MST terhadap perlakuan

tinggi bedengan dan pemberian dosisi pupuk kandang ayam ... 22 2. Jumlah umbi per sampel dengan perlakuan tinggi bedengan dan

pemberian dosis pupuk kandang ayam ... 23 3. Panjang umbi per sampel dengan perlakuan tinggi bedengan dan

pemberian dosis pupuk kandang ayam ... 25 4. Diameter umbi per sampel dengan perlakuan tinggi bedengan

dan pemberian dosis pupuk kandang ayam ... 26 5. Bobot total umbi per sampel dengan perlakuan tinggi bedengan

danpemberian dosis pupuk kandang ayam ... 27 6. Bobot tiap umbi per sampel dengan perlakuan tinggi bedengan

dan pemberian dosis pupuk kandang ayam ... 29 7. Bobot umbi per plot dengan perlakuan tinggi bedengan dan

pemberian dosis pupuk kandang ayam ... 30 8. Bobot tajuk dan akar tanaman per sampel dengan perlakuan

tinggi bedengan dan pemberian dosis pupuk kandang ayam... 31 9. Indeks panen dengan perlakuan tinggi bedengan dan pemberian

(80)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Bagan plot penelitian ... 42

2. Bagan penanaman pada Plot ... 43

3. Deskripsi varietas ubi jalar ... 44

4. Data pertambahan panjang tanaman 1 MST ... 45

5. Sidik ragam pertambahan panjang tanaman 1 MST ... 45

6. Data pertambahan panjang tanaman 2 MST ... 46

7. Sidik ragam pertambahan panjang tanaman 2 MST ... 46

8. Data pertambahan panjang tanaman 3 MST ... 47

9. Sidik ragam pertambahan panjang tanaman 3 MST ... 47

10. Data pertambahan panjang tanaman 4 MST ... 48

11. Sidik ragam pertambahan panjang tanaman 4 MST ... 48

12. Data pertambahan panjang tanaman 5 MST ... 49

13. Sidik ragam pertambahan panjang tanaman 5 MST ... 49

14. Data pertambahan panjang tanaman 6 MST ... 50

15. Sidik ragam pertambahan panjang tanaman 6 MST ... 50

16. Data pertambahan panjang tanaman 7 MST ... 51

17. Sidik ragam pertambahan panjang tanaman 7 MST ... 51

18. Data pertambahan panjang tanaman 8 MST ... 52

19. Sidik ragam pertambahan panjang tanaman 8 MST ... 52

20. Data pertambahan panjang tanaman 9 MST ... 53

21. Sidik ragam pertambahan panjang tanaman 9 MST ... 53

(81)

23. Sidik ragam pertambahan panjang tanaman 10 MST ... 54

24. Data jumlah umbi ... 55

25. Sidik ragam jumlah umbi... 55

26. Data panjang umbi ... 56

27. Sidik ragam panjang umbi ... 56

28. Data diameter umbi ... 57

29. Sidik ragam diameter umbi ... 57

30. Databobot umbi ... 58

31. Sidik ragam bobot umbi ... 58

32. Databobottiap umbi ... 59

33. Sidik ragam bobottiap umbi ... 59

34. Data bobot umbi per plot ... 60

35. Sidik ragam bobot umbi per plot ... 60

36. Data bobot segar tajuk dan akar tanaman ... 61

37. Sidik ragam bobot segar tajuk dan akar tanaman ... 61

38. Data indeks panen ... 62

39. Sidik ragam indeks panen ... 62

40. Lampiran hasil analisis pupuk kandang ayam ... 63

41. Lampiran foto kegiatan penelitian ... 64

Gambar

Gambar hubungan pertambahan panjang tanaman 5 MST dengan tinggi
Gambar 2. Hubungan jumlah umbi dengan pupuk kandang ayam
Tabel 3. Panjang umbi dengan perlakuan tinggi bedengan dan pemberian dosispupuk kandang ayam
Gambar hubungan diameter umbidengan dosis pupuk kandang ayam dapat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan metode dakwah yang digunakan pada narapidana di Penjara Penor, Pahang, Malaysia adalah dalam bentuk pengajaran di bangunan sel penjara dan

Penelitian ini dilakukan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Nusantara Ternate, Sistem yang dirancang berbasis Web sebagai media untuk informasi kepada masyarakat,

Menyatukan visi dan misi antar lembaga keuangan syariah sebenarnya tidak begitu sulit, karena lembaga tersebut didirikan bukan semata-mata atas pertimbangan

Sifat produktifitas semen pejantan meliputi volume, motilitas, konsentrasi sperma dan jumlah sperma motil dapat diukur dari hasil penampungan semen pada setiap

Dari berbagai bentuk perjanjian internasional yang berhubungan dengan flora dan fauna tersebut, tetap berpegang pada ketentuan yang diatur dalam Vienna Convention

Disertasi Pengaruh kegiatan ekonomi ilegal...... ADLN-Perpustakaan

disingkat dengan KDD sering digunakan secara bergantian untuk menjelaskan proses penggalian informasi yang tersembunyi dalam suatu basis data yang besar. Kedua

Berdasarkan pengabdian yang telah dilakukan pada kajian pustaka tersebut, maka dalam pengabdian ini akan dilakukan pelatihan komersialisasi digital daerah