• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.1. Sejarah

Kongres Gerakan Koperasi Indonesia tahun 1947 di Tasikmalaya telah menyepakati dalam salah satu Keputusannya untuk menyelenggarakan pendidikan perkoperasian. Keputusan ini lebih dipertegas lagi dengan keputusan Kongres Gerakan Koperasi Indonesia tahun 1953 di Bandung. Pelaksanaan hasil Kongres tersebut, khususnya di Jawa Barat, baru terjadi 10 tahun kemudian yaitu dengan didirikannya Akademi Koperasi (Akop) “12 Juli” di Bandung pada tahun 1964. Pendiri lembaga pendidikan tinggi tersebut adalah Gerakan Koperasi Indonesia (Perkumpulan Koperasi) tingkat Provinsi Jawa Barat. Sedangkan untuk keperluan pengelolaannya, Gerakan Koperasi membentuk Yayasan Pendidikan Akademi Koperasi “12 Juli” Bandung, dengan pengurus pertama diketuai oleh Nitisomantri.

Akop “12 Juli” merupakan perguruan tinggi swasta milik gerakan koperasi yang cukup mendapat sambutan dari kaum muda. Menginjak tahun 1979 tercetus gagasan untuk meningkatkan jenjang lembaga pendidikan tinggi ini dari tingkat akademik ke tingkat Universitas/Institut. Gagasan tersebut dicetuskan oleh Ketua Yayasan Badan Pembina Akop “12 Juli” Bapak R.H.A. Hirawan Wargahadibrata B.Sc. dengan alasan :

1. Pendidikan tinggi tingkat akademi kurang mampu menghasilkan tenaga terampil yang sesuai dengan tuntunan perkembangan koperasi yang semakin meluas.

2. Gerakan koperasi membutuhkan tenaga pimpinan, pendidikan, pemikir dan peneliti yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan cita-cita dan konsepsi-konsepsi perkoperasian.

Sambutan atas gagasan tersebut datang dari berbagai pihak. Ditandai oleh kunjungan Menteri Muda Urusan Koperasi tahun 1979 ke kampus Akop “12 Juli” Bandung, disusul kemudian oleh para pimpinan

gerakan koperasi tingkat nasional yang merasa terpanggil untuk mewujudkan gagasan tersebut. Pada tanggal 13 Oktober 1979 Pimpinan Gerakan Koperasi tingkat Nasional mengadakan pertemuan untuk menegaskan sikap dan mencari jalan untuk mewujudkan gagasan agar akademik Koperasi “12 Juli” Bandung ditingkatkan dan dikembangkan menjadi lembaga pendidikan tinggi perkoperasian dalam arti luas. Dalam pertemuan dengan pimpinan Akop “12 Juli”

Bandung, 29 September 1981, Menteri Muda Urusan Koperasi menghendaki agar Akop “12 Juli” Bandung ditingkatkan menjadi Institut Manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin).

Sebagai tindak lanjut atas prakarsa Yayasan Badan Pembina Akademik Koperasi “12 Juli” Bandung yang telah dikembangkan dan diubah namanya menjadi Yayasan Badan Pembina Pendidikan dan Penelitian Perkoperasian dengan mendapat dukungan dari Sekretaris Menteri Muda Urusan Perkoperasian, meminta kepada Prof. Dr. Ir.

Herman Soewardi (guru besar pada Universitas Padjadjaran) untuk memimpin dan menggerakan peminat dalam bidang perkoperasian dari Universitas Padjadjaran dan dari koperasi jasa keahlian Teknosa (yang terdiri dari para alumni ITB), masing-masing secara/atas nama pribadi untuk bersama dengan unsur Akop “12 Juli” Bandung Membentuk panitia persiapan Institut Manajemen Koperasi Indonesia yang mulai aktif sejak awal Januari 1982. Salah satu mata acara penting dari serangkaian kegiatan kepanitiaan ini dan atas saran Bapak Menteri Muda Urusan, adalah diselenggarakannya Seminar Nasional persiapan Institut Koperasi Indonesia tanggal 10-11 Maret 1982 di Jakarta. Hasil Kerja panitia persiapan Ikopin tersebut adalah:

1. Buku pedoman Ikopin yang memuat falsafah pendidikan dan Tridarma perguruan tinggi serta perencanaan Ikopin.

2. Buku Sejarah Gerakan Indonesia dan perkembangan sampai tahun 1980-an.

Sebagai realisasi dari kegiatan panitia persiapan Ikopin serta hasil seminar nasional di atas, Yayasan Badan Pembina Pendidikan dan Penelitian Perkoperasian sebagai Pengelola Akop “12 Juli” kemudian

mengajukan pengesahan status untuk Ikopin kepada Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah Jawa Barat.

Sesuai dengan permohonan tersebut Kopertis Wilayah IV Jawa Barat dengan suratnya tanggal 7 Mei 1982, Nomor : 039/1982, telah mengeluarkan Izin Operasional untuk Ikopin sebagai peningkatan dari Akop “12 Juli”. Akhirnya sejak 7 September terjadi pengintegrasian secara resmi mahasiswa Akop “12 Juli” ke Institut Manajemen Koperasi Indonesia.

Institut manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin) berdiri secara resmi pada tanggal 7 Mei 1982 bertepatan dengan keluarnya surat izin operasional dari Kopertis Wilayah IV Jawa Barat. Ikopin didirikan dan dibina oleh Yayasan Badan pembina Pendidikan dan penelitian Perkoperasian (Yayasan BP4), sekarang telah diubah namanya menjadi Yayasan Pendidikan Koperasi (YPK)

Ikopin pada saat permulaannya dipimpin oleh sebuah Rektorium yang diketuai oleh Bapak Mayor Jenderal (Purn) Drs. Haryo Soeroso (Sekjen Dekopin). Pada tanggal 21 Agustus 1983 Bapak Menteri Koperasi Bustanil Arifin, S.H. berkenan melantik Prof. Dr. Ir. Herman Soewardi menjadi Rektor Ikopin yang pertama.

Kampus Ikopin di Jatinangor Kabupaten Sumedang diresmikan pemakaiannya oleh bapak Presiden Republik Indonesia pada tanggal 12 Juli 1984. Upacara ini dihadiri oleh sejumlah menteri dan duta-duta besar dari negara sahabat, pimpinan perguruan tinggi negeri dan swasta tokoh gerakan koperasi dan lain-lain. Pada tanggal 3 Mei 1986, untuk pertama kalinya Ikopin melaksanakan wisuda pertama bersamaan dengan perayaan dies natalis IV.

1.2. Visi

Visi adalah gambaran masa depan atau pernyataan cita-cita atau impian yang dipilih untuk diwujudkan pada suatu saat tertentu sebagai

upaya untuk merealisasikan cita-cita Ikopin ke depan. Visi Ikopin yang telah ditetapkan adalah visi sampai tahun 2027, dengan pertimbangan bahwa pada waktu yang akan datang akan banyak terjadi perubahan faktor eksternal. Agar cita-cita sampai tahun 2027 dapat diwujudkan maka ditetapkan visi Ikopin sebagai berikut:

“Menjadi Perguruan Tinggi yang Handal dan Terpercaya dalam Menyiapkan Kader Koperasi dan Pengusaha Tangguh dalam

Menghadapi Persaingan Global Tahun 2027”

Ikopin sebagai satu-satunya perguruan tinggi yang mengkhususkan diri dalam bidang perkoperasian, kewirausahaan dan Usah Kecil dan Menengah (UKM), selama ini telah berupaya melalui pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara konsisten untuk menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan gerakan koperasi, kewirausahaan dan pengembangan UKM.

Ikopin diselenggarakan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan, keahlian, kemampuan analisis dan pengambilan keputusan sebagai kader koperasi dan pengusaha tangguh yang memiliki perilaku sesuai dengan Nilai-nilai dan Prinsip Koperasi, sehingga secara nasional akan tersedia sumber daya manusia yang mampu membantu menciptakan nilai tambah (added value) dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang tersedia (local content) sesuai dengan bidangnya masing-masing. Secara khusus sumber daya manusia yang dihasilkan harus memiliki komitmen dengan perilaku yang sesuai dengan visi yang dicita-citakan lembaga. Ikopin memiliki cita-cita menjadi salah satu Perguruan Tinggi di Indonesia yang handal dan terpercaya dalam lingkungan global seperti saat ini.

1.3. Misi

Selain menetapkan visi, sebagai arah strategi pengembangan Ikopin untuk merealisasikan tujuan ke depan ditetapkan pula misi

Ikopin. Misi merupakan pernyataan untuk menjawab pertanyaan “apa aktivitas Ikopin sebagai lembaga pendidikan tinggi?” atau yang menegaskan secara jelas berkaitan dengan aktivitas utama Ikopin.

Misi juga secara jelas membatasi jangkauan aktivitas organisasi yang berhubungan dengan jasa yang ditawarkan, teknologi yang digunakan, dan masyarakat yang dilayani dan stakeholder yang terkait.

Penyusunan misi Ikopin diselaraskan dengan visi yang telah disebutkan di atas, dengan proses penyusunan dan perumusan yang dilakukan secara simultan dengan perumusan visi. Misi Ikopin yang telah ditetapkan adalah:

1. Membantu pemerintah, gerakan koperasi dan masyarakat dalam pelaksanaan Pasal 33 ayat (1) UUD 1945,

2. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam manajemen koperasi, kewirausahaan dan keuangan mikro untuk mengembangkan koperasi dan UMKM;

3. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu bagi kader koperasi, pengusaha mandiri, dan/atau penyelenggara pembinaan koperasi dan UMKM;

4. Melayani masyarakat, gerakan koperasi dan pemerintah dalam mengembangkan inovasi, kreasi dan pembaharuan yang diperlukan bagi upaya peningkatan produktivitas koperasi dan UMKM;

5. Menjadikan Ikopin sebagai sumber peradaban dan kekuatan moral untuk pengembangan demokrasi ekonomi dalam pembangunan nasional.

Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa Ikopin didirikan sebagai upaya untuk membantu pemerintah, gerakan koperasi dan masyarakat dalam pelaksanaan Pasal 33 ayat (1) UUD 1945, sebagai upaya untuk mencetak sumber daya manusia (lulusan) yang memiliki kompetensi dalam merealisasikan cita-cita yang ada dalam UUD 1945 tersebut, yang didukung dengan penelitian yang memadai dalam bidang perkoperasian dan kewirausahaan untuk mewujudkan masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila. Sampai saat ini

masih banyak masyarakat Indonesia yang masih berada di bawah garis kemiskinan, sebagai salah satu upayanya adalah memfungsikan koperasi sebagai lembaga ekonomi yang dapat diakses oleh masyarakat golongan menengah ke bawah. Upaya lain adalah untuk menghasilkan lulusan yang siap menjadi wirausaha yang mampu membuka lapangan kerja bagi masyarakat.

1.4. Tujuan

Upaya untuk merealisasikan visi dan misi, secara bertahap ditetapkan tujuan penyelenggaraan Institusi ini. Tujuan Ikopin ditetapkan untuk merealisasikan keinginan dan cita-cita bersama seluruh civitas akademika Ikopin dan hasil akhir yang diinginkan di waktu yang akan datang. Dengan demikian Tujuan Ikopin merupakan kebutuhan yang ingin dipenuhi dalam jangka waktu tertentu. Visi merupakan keinginan jangka panjang, yang direalisasikan melalui usaha pencapaian tujuan jangka pendek. Tujuan yang ingin dicapai oleh Ikopin adalah:

1. Menumbuhkan kesadaran peserta didik untuk meningkatkan kualitas kehidupannya melalui penguasaan, pemanfaatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni manajemen koperasi, kewirausahaan dan keuangan mikro;

2. Menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu mengembangkan potensi dirinya untuk menjadi kreator, inovator, dan motivator dalam pengembangan ekonomi kerakyatan;

3. Menghasilkan, mengamalkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam bidang manajemen koperasi, kewirausahaan dan keuangan mikro untuk mendukung pelaksanaan UUD 1945 pasal 33 ayat (1) dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan keadilan sosial serta mencerdaskan kehidupan rakyat dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

1.5. Sasaran

Saran yang ingin dicapai dalam penyelenggaraan program pendidikan oleh Ikopin adalah:

1. Meningkatnya kualitas pendidikan dan kualifikasi SDM di lingkungan Ikopin untuk mendorong terciptanya citra Ikopin sebagai pusat unggulan kader koperasi dan pengusaha tangguh.

2. Menghasilkan lulusan yang siap menjadi kader koperasi dan pengusaha tangguh yang kreatif dan inovatif.

3. Mewujudkan Ikopin sebagai perguruan tinggi terbaik sehingga mampu bersaing di tingkat daerah, regional, nasional dan internasional terutama dalam persaingan global.

4. Tertatanya program studi termasuk kurikulum yang berbasis kompetensi didasarkan pada nilai-nilai norma akademik yang berlaku secara nasional sehingga memperoleh akreditasi A.

5. Terwujudnya proses pembelajaran inovatif yang kondusif serta mendorong peningkatan mutu, relevansi dan efisiensi program studi sehingga secara internasional memperoleh standar ISO.

6. Meningkatnya ketersediaan dan kecukupan sarana dan prasarana pendidikan, seperti fasilitas laboratorium, jurnal ilmiah, dan buku sesuai dengan standar kebutuhan, termasuk pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang berbasis teknologi informasi yang bertujuan untuk meningkatkan mutu akademik.

7. Terwujudnya akuntabilitas dengan pengembangan pengelolaan sumber daya terpadu yang efektif dan efisien untuk menunjang pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat melalui pengelolaan penjaminan mutu pendidikan, sehingga terealisasinya citra Ikopin sebagai perguruan tinggi terbaik.

8. Meningkatnya kerjasama secara berkelanjutan antar perguruan tinggi, dunia usaha, swasta, pemerintah daerah, lembaga lain baik dalam negeri maupun luar negeri, serta turut berpartisipasi dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya untuk mendukung pelaksanaan pendidikan tinggi terbaik.

9. Meningkatnya minat calon mahasiswa Ikopin sebesar 25% per tahun dari berbagai sumber.

2. PENYELENGGARAAN

Dokumen terkait