• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN PROGRAM PENDIDIKAN TAHUN AKADEMIK INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PANDUAN PROGRAM PENDIDIKAN TAHUN AKADEMIK INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA 2020"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN

PROGRAM PENDIDIKAN TAHUN AKADEMIK 2020-2021

INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA 2020

(2)

© Ikopin, 2020

Diterbitkan oleh Ikopin 2020

(3)

KATA PENGANTAR

Institut Manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin) adalah lembaga pendidikan tinggi yang bertujuan menciptakan kader-kader pembangunan yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam bidang manajemen koperasi dan kewirausahaan.

Visi Ikopin adalah “Menjadi Perguruan Tinggi yang Handal dan Terpercaya dalam Menyiapkan Kader Koperasi dan Pengusaha Tangguh dalam Menghadapi Persaingan Global Tahun 2027”, dengan tagline The Right Business School for Indonesia.

Ikopin lahir dari usaha gigih gerakan koperasi sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan pasal 33 Undang-undang Dasar 1945.

Secara resmi Ikopin beroperasi sejak tanggal 7 Mei 1982 saat ini telah memiliki 5 program studi:

1. Program Studi Sarjana Manajemen dengan izin operasional 039/1982.

2. Program Studi Sarjana Akuntansi dengan izin operasional 43/KPT/I/2015.

3. Program Studi Sarjana Ekonomi Syariah dengan izin operasional 43/KPT/I/2015.

4. Program Studi Diploma Tiga Manajemen Bisnis dengan izin operasional 601/DIKTI/Kep/1993.

5. Program Studi Magister Manajemen dengan izin operasional 2569/D/T/2001.

(4)

Buku ini dimaksudkan sebagai pedoman pelaksanaan program pendidikan di Ikopin untuk mahasiswa, calon mahasiswa, staf pengajar serta stakeholder lainnya. Harapan kami buku pedoman ini dapat menjadi pegangan bagi semua pihak yang berkepentingan.

Jatinangor, Juli 2020 Rektor

Ttd

Dr. (H.C.) Ir. Burhanuddin Abdullah, M.A.

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Sejarah ... 1

1.2. Visi ... 3

1.3. Misi ... 4

1.4. Tujuan ... 6

1.5. Sasaran ... 6

2. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ... 8

2.1. Satuan Semester ... 8

2.2. Satuan Kredit Semester ... 9

2.2.1. Bobot Satuan Kredit Semester Perkuliahan ... 9

2.2.2. Bobot Satuan Kredit Semester Praktikum ... 10

2.2.3. Bobot Satuan Kredit Semester Praktek Kerja Lapang.... 10

2.2.4. Bobot Satuan Kredit Semester Skripsi ... 10

2.2.5. Bobot Satuan Kredit Semester Tesis ... 10

2.2.6. Bobot Satuan Kredit Semester Tugas Akhir ... 10

2.3. Kelompok Mata Kuliah ... 11

3. PROSES PENDIDIKAN ... 14

3.1. Kegiatan Akademik ... 14

3.1.1. Rencana Studi ... 14

3.1.1.1. Perwalian ... 14

3.1.1.2. Pendaftaran Akademik Online ... 14

3.1.2. Tata Tertib Perkuliahan ... 15

3.1.3. Sanksi ... 16

3.1.4. Perkuliahan ... 16

3.1.4.1. Perkuliahan Reguler ... 16

3.1.4.1.1. Bentuk Perkuliahan ... 16

3.1.4.1.2. Frekuensi Perkuliahan ... 17

3.1.4.1.3. Praktikum ... 17

3.1.4.2. Kuliah Semester Pendek ... 18

3.1.5. Praktek Lapang/Magang ... 18

3.1.6. Cuti Kuliah ... 19

3.1.6.1. Prosedur Pengajuan Cuti Kuliah ... 19 3.1.6.2. Prosedur Pendaftaran Ulang Pascacuti Kuliah . 19

(6)

3.1.7. Pengunduran Diri... 20

3.1.8. Pindah Kuliah ... 20

3.1.8.1. Pindah Kuliah di Lingkungan Ikopin ... 20

3.1.8.2. Pindah Kuliah ke Perguruan Tinggi Lain ... 21

3.1.9. Ujian ... 22

3.1.9.1. Ujian Terjadwal ... 22

3.1.9.1.1. Ujian Tengah Semester (UTS) ... 22

3.1.9.1.2. Ujian Akhir Semester (UAS) ... 23

3.1.9.2. Ujian Tidak Terjadwal ... 23

3.1.9.3. Tata Tertib Ujian ... 24

3.1.9.4. Sanksi Pelanggaran Tata Tertib Ujian ... 26

3.1.9.5. Pengumuman Hasil Ujian ... 26

3.1.10. Penulisan Skripsi, Tesis, dan Laporan Praktek Kerja Lapangan 26 3.1.10.1. Skripsi ... 26

3.1.10.1.1. Persyaratan Penyusunan Skripsi ... 27

3.1.10.1.2. Seminar Usulan Penelitian ... 27

3.1.10.1.3. Penelitian ... 28

3.1.10.1.4. Penulisan Skripsi ... 29

3.1.10.1.5. Kolokium ... 30

3.1.10.1.6. Ujian Sidang ... 30

3.1.10.1.7. Ujian Sidang Skripsi Mengulang ... 33

3.1.10.1.8. Yudisium ... 33

3.1.10.1.9. Perbaikan Skripsi ... 35

3.1.10.1.10. Perbanyakan Skripsi ... 35

3.1.10.1.11. Penyerahan Skripsi ... 35

3.1.10.2.Tesis ... 36

3.1.10.2.1. Tahap Bimbingan Penyusunan Usulan Penelitian... 36

3.1.10.2.2. Tahap Pelaksanaan Seminar Usulan Penelitian... 36

3.1.10.2.3. Tahap Penyusunan Tesis ... 37

3.1.10.2.4. Sidang Tesis ... 37

3.1.10.2.5. Yudisium ... 38

3.1.10.2.6. Kewajiban Lulusan setelah Ujian Sidang ... 39

(7)

3.1.10.3. Tugas Akhir ... 40

3.1.10.3.1. Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ... 40

3.1.10.3.2. Prosedur Pengajuan Pembimbing Tugas Akhir ... 40

3.1.10.3.3. Prosedur Praktek Kerja (Magang) .. 40

3.1.10.3.4. Prosedur Penyusunan, Pengolahan, dan Penulisan Tugas Akhir ... 41

3.1.10.3.5. Ujian Sidang Tugas Akhir ... 41

3.1.10.3.6. Yudisium ... 43

3.1.10.4. Duplikasi ... 45

3.1.11. Transkrip Akademik ... 45

3.1.11.1. Prosedur Pengajuan Transkrip ... 45

3.1.11.2. Prosedur Pengajuan Surat Keterangan Pengganti Transkrip ... 45

3.1.12. Ijazah ... 46

3.1.12.1. Prosedur Pengajuan Ijazah ... 46

3.1.12.2. Prosedur Pengajuan Surat Keterangan Pengganti Ijazah ... 46

3.1.13. Wisuda ... 46

3.1.13.1. Persyaratan Wisuda ... 47

3.1.13.2. Prosedur Pengajuan Wisuda ... 47

3.2. Evaluasi Hasil Belajar ... 47

3.2.1. Komponen dan Bobot Penilaian ... 47

3.2.2. Nilai Akhir... 48

3.2.3. Nilai T ... 49

3.2.4. Nilai K ... 49

3.3. Pengukuran Tingkat Kompetensi Peserta Didik ... 50

3.3.1. Indeks Prestasi (IP) ... 50

3.3.2. Pengukuran Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) ... 51

4. PROGRAM STUDI ... 54

4.1. Program Pendidikan Sarjana ... 54

4.1.1. Program Studi Sarjana Manajemen ... 54

4.1.1.1. Konsentrasi ... 54

4.1.1.1.1. Manajemen Keuangan ... 54

4.1.1.1.2. Manajemen Perbankan ... 55

4.1.1.1.3. Manajemen Sumber Daya Manusia .. 55

(8)

4.1.1.1.4. Manajemen Komunikasi Bisnis dan

Penyuluhan ... 56

4.1.1.1.5. Manajemen Pemasaran ... 56

4.1.1.1.6. Manajemen Produksi ... 57

4.1.1.1.7. Manajemen Bisnis ... 58

4.1.1.2. Kurikulum ... 58

4.1.1.2.1. Manajemen Keuangan ... 58

4.1.1.2.2. Manajemen Perbankan ... 63

4.1.1.2.3. Manajemen Sumber Daya Manusia . 68 4.1.1.2.4. Manajemen Komunikasi Bisnis dan Penyuluhan ... 73

4.1.1.2.5. Konsentrasi Manajemen Pemasaran... 78

4.1.1.2.6. Konsentrasi Manajemen Produksi .... 83

4.1.1.2.7. Konsentrasi Manajemen Bisnis ... 88

4.1.2. Program Studi Sarjana Akuntansi ... 93

4.1.2.1. Konsentrasi ... 93

4.1.2.1.1. Akuntansi Keuangan ... 93

4.1.2.1.5. Akuntansi Perpajakan ... 94

4.1.2.2. Kurikulum ... 94

4.1.2.2.1. Konsentrasi Akuntansi Keuangan .... 94

4.1.2.2.2. Konsentrasi Akuntansi Perpajakan... 99

4.1.3. Program Studi Ekonomi Syariah ... 104

4.1.3.1. Konsentrasi ... 104

4.1.3.1.1. Keuangan Syariah ... 104

4.1.3.1.2. Perbankan Syariah ... 105

4.1.3.2. Kurikulum ... 105

4.1.3.2.1. Konsentrasi Keuangan Syariah ... 105

4.1.3.2.2. Konsentrasi Perbankan Syariah ... 110

4.2. Program Pendidikan Magister Manajemen ... 115

4.2.1. Konsentrasi ... 116

4.2.1.1. Manajemen Bisnis/Perusahaan ... 116

4.2.1.2. Manajemen Perbankan ... 117

4.2.1.3. Manajemen Pendidikan ... 117

4.2.1.4. Manajemen Pembangunan Ekonomi ... 117

4.2.1.5. Manajemen Koperasi ... 118

4.2.2. Kurikulum ... 118

4.2.2.1. Mata Kuliah Dasar Umum dan Kekhususan ... 118

(9)

4.2.2.2. Konsentrasi Manajemen Bisnis/Perusahaan .. 119

4.2.2.3. Konsentrasi Manajemen Perbankan ... 119

4.2.2.4. Konsentrasi Manajemen Pendidikan... 119

4.2.2.5. Konsentrasi Manajemen Pembangunan Ekonomi ... 120

4.2.2.6. Konsentrasi Manajemen Koperasi ... 120

4.3. Program Pendidikan Diploma Tiga... 120

4.3.1. Program Studi Diploma Tiga Manajemen Bisnis ... 120

4.3.1.1. Konsentrasi ... 121

4.3.1.1.1. Manajemen Keuangan ... 121

4.3.1.1.2. Manajemen Perbankan ... 121

4.3.1.1.3. Manajemen Pemasaran... 121

4.3.1.1.4. Manajemen Bisnis... 122

4.3.1.2. Kurikulum ... 122

4.3.1.2.1. Konsentrasi Manajemen Keuangan122 4.3.1.2.2. Konsentrasi Manajemen Perbankan... 126

4.3.1.2.3. Konsentrasi Manajemen Pemasaran... 130

4.3.1.2.4. Konsentrasi Manajemen Bisnis ... 133

PEJABAT STRUKTURAL ... 138

DAFTAR NAMA DOSEN ... 140

(10)

1. PENDAHULUAN

1.1. Sejarah

Kongres Gerakan Koperasi Indonesia tahun 1947 di Tasikmalaya telah menyepakati dalam salah satu Keputusannya untuk menyelenggarakan pendidikan perkoperasian. Keputusan ini lebih dipertegas lagi dengan keputusan Kongres Gerakan Koperasi Indonesia tahun 1953 di Bandung. Pelaksanaan hasil Kongres tersebut, khususnya di Jawa Barat, baru terjadi 10 tahun kemudian yaitu dengan didirikannya Akademi Koperasi (Akop) “12 Juli” di Bandung pada tahun 1964. Pendiri lembaga pendidikan tinggi tersebut adalah Gerakan Koperasi Indonesia (Perkumpulan Koperasi) tingkat Provinsi Jawa Barat. Sedangkan untuk keperluan pengelolaannya, Gerakan Koperasi membentuk Yayasan Pendidikan Akademi Koperasi “12 Juli” Bandung, dengan pengurus pertama diketuai oleh Nitisomantri.

Akop “12 Juli” merupakan perguruan tinggi swasta milik gerakan koperasi yang cukup mendapat sambutan dari kaum muda. Menginjak tahun 1979 tercetus gagasan untuk meningkatkan jenjang lembaga pendidikan tinggi ini dari tingkat akademik ke tingkat Universitas/Institut. Gagasan tersebut dicetuskan oleh Ketua Yayasan Badan Pembina Akop “12 Juli” Bapak R.H.A. Hirawan Wargahadibrata B.Sc. dengan alasan :

1. Pendidikan tinggi tingkat akademi kurang mampu menghasilkan tenaga terampil yang sesuai dengan tuntunan perkembangan koperasi yang semakin meluas.

2. Gerakan koperasi membutuhkan tenaga pimpinan, pendidikan, pemikir dan peneliti yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan cita-cita dan konsepsi-konsepsi perkoperasian.

Sambutan atas gagasan tersebut datang dari berbagai pihak. Ditandai oleh kunjungan Menteri Muda Urusan Koperasi tahun 1979 ke kampus Akop “12 Juli” Bandung, disusul kemudian oleh para pimpinan

(11)

gerakan koperasi tingkat nasional yang merasa terpanggil untuk mewujudkan gagasan tersebut. Pada tanggal 13 Oktober 1979 Pimpinan Gerakan Koperasi tingkat Nasional mengadakan pertemuan untuk menegaskan sikap dan mencari jalan untuk mewujudkan gagasan agar akademik Koperasi “12 Juli” Bandung ditingkatkan dan dikembangkan menjadi lembaga pendidikan tinggi perkoperasian dalam arti luas. Dalam pertemuan dengan pimpinan Akop “12 Juli”

Bandung, 29 September 1981, Menteri Muda Urusan Koperasi menghendaki agar Akop “12 Juli” Bandung ditingkatkan menjadi Institut Manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin).

Sebagai tindak lanjut atas prakarsa Yayasan Badan Pembina Akademik Koperasi “12 Juli” Bandung yang telah dikembangkan dan diubah namanya menjadi Yayasan Badan Pembina Pendidikan dan Penelitian Perkoperasian dengan mendapat dukungan dari Sekretaris Menteri Muda Urusan Perkoperasian, meminta kepada Prof. Dr. Ir.

Herman Soewardi (guru besar pada Universitas Padjadjaran) untuk memimpin dan menggerakan peminat dalam bidang perkoperasian dari Universitas Padjadjaran dan dari koperasi jasa keahlian Teknosa (yang terdiri dari para alumni ITB), masing-masing secara/atas nama pribadi untuk bersama dengan unsur Akop “12 Juli” Bandung Membentuk panitia persiapan Institut Manajemen Koperasi Indonesia yang mulai aktif sejak awal Januari 1982. Salah satu mata acara penting dari serangkaian kegiatan kepanitiaan ini dan atas saran Bapak Menteri Muda Urusan, adalah diselenggarakannya Seminar Nasional persiapan Institut Koperasi Indonesia tanggal 10-11 Maret 1982 di Jakarta. Hasil Kerja panitia persiapan Ikopin tersebut adalah:

1. Buku pedoman Ikopin yang memuat falsafah pendidikan dan Tridarma perguruan tinggi serta perencanaan Ikopin.

2. Buku Sejarah Gerakan Indonesia dan perkembangan sampai tahun 1980-an.

Sebagai realisasi dari kegiatan panitia persiapan Ikopin serta hasil seminar nasional di atas, Yayasan Badan Pembina Pendidikan dan Penelitian Perkoperasian sebagai Pengelola Akop “12 Juli” kemudian

(12)

mengajukan pengesahan status untuk Ikopin kepada Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah Jawa Barat.

Sesuai dengan permohonan tersebut Kopertis Wilayah IV Jawa Barat dengan suratnya tanggal 7 Mei 1982, Nomor : 039/1982, telah mengeluarkan Izin Operasional untuk Ikopin sebagai peningkatan dari Akop “12 Juli”. Akhirnya sejak 7 September terjadi pengintegrasian secara resmi mahasiswa Akop “12 Juli” ke Institut Manajemen Koperasi Indonesia.

Institut manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin) berdiri secara resmi pada tanggal 7 Mei 1982 bertepatan dengan keluarnya surat izin operasional dari Kopertis Wilayah IV Jawa Barat. Ikopin didirikan dan dibina oleh Yayasan Badan pembina Pendidikan dan penelitian Perkoperasian (Yayasan BP4), sekarang telah diubah namanya menjadi Yayasan Pendidikan Koperasi (YPK)

Ikopin pada saat permulaannya dipimpin oleh sebuah Rektorium yang diketuai oleh Bapak Mayor Jenderal (Purn) Drs. Haryo Soeroso (Sekjen Dekopin). Pada tanggal 21 Agustus 1983 Bapak Menteri Koperasi Bustanil Arifin, S.H. berkenan melantik Prof. Dr. Ir. Herman Soewardi menjadi Rektor Ikopin yang pertama.

Kampus Ikopin di Jatinangor Kabupaten Sumedang diresmikan pemakaiannya oleh bapak Presiden Republik Indonesia pada tanggal 12 Juli 1984. Upacara ini dihadiri oleh sejumlah menteri dan duta-duta besar dari negara sahabat, pimpinan perguruan tinggi negeri dan swasta tokoh gerakan koperasi dan lain-lain. Pada tanggal 3 Mei 1986, untuk pertama kalinya Ikopin melaksanakan wisuda pertama bersamaan dengan perayaan dies natalis IV.

1.2. Visi

Visi adalah gambaran masa depan atau pernyataan cita-cita atau impian yang dipilih untuk diwujudkan pada suatu saat tertentu sebagai

(13)

upaya untuk merealisasikan cita-cita Ikopin ke depan. Visi Ikopin yang telah ditetapkan adalah visi sampai tahun 2027, dengan pertimbangan bahwa pada waktu yang akan datang akan banyak terjadi perubahan faktor eksternal. Agar cita-cita sampai tahun 2027 dapat diwujudkan maka ditetapkan visi Ikopin sebagai berikut:

“Menjadi Perguruan Tinggi yang Handal dan Terpercaya dalam Menyiapkan Kader Koperasi dan Pengusaha Tangguh dalam

Menghadapi Persaingan Global Tahun 2027”

Ikopin sebagai satu-satunya perguruan tinggi yang mengkhususkan diri dalam bidang perkoperasian, kewirausahaan dan Usah Kecil dan Menengah (UKM), selama ini telah berupaya melalui pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara konsisten untuk menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan gerakan koperasi, kewirausahaan dan pengembangan UKM.

Ikopin diselenggarakan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan, keahlian, kemampuan analisis dan pengambilan keputusan sebagai kader koperasi dan pengusaha tangguh yang memiliki perilaku sesuai dengan Nilai-nilai dan Prinsip Koperasi, sehingga secara nasional akan tersedia sumber daya manusia yang mampu membantu menciptakan nilai tambah (added value) dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang tersedia (local content) sesuai dengan bidangnya masing-masing. Secara khusus sumber daya manusia yang dihasilkan harus memiliki komitmen dengan perilaku yang sesuai dengan visi yang dicita- citakan lembaga. Ikopin memiliki cita-cita menjadi salah satu Perguruan Tinggi di Indonesia yang handal dan terpercaya dalam lingkungan global seperti saat ini.

1.3. Misi

Selain menetapkan visi, sebagai arah strategi pengembangan Ikopin untuk merealisasikan tujuan ke depan ditetapkan pula misi

(14)

Ikopin. Misi merupakan pernyataan untuk menjawab pertanyaan “apa aktivitas Ikopin sebagai lembaga pendidikan tinggi?” atau yang menegaskan secara jelas berkaitan dengan aktivitas utama Ikopin.

Misi juga secara jelas membatasi jangkauan aktivitas organisasi yang berhubungan dengan jasa yang ditawarkan, teknologi yang digunakan, dan masyarakat yang dilayani dan stakeholder yang terkait.

Penyusunan misi Ikopin diselaraskan dengan visi yang telah disebutkan di atas, dengan proses penyusunan dan perumusan yang dilakukan secara simultan dengan perumusan visi. Misi Ikopin yang telah ditetapkan adalah:

1. Membantu pemerintah, gerakan koperasi dan masyarakat dalam pelaksanaan Pasal 33 ayat (1) UUD 1945,

2. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam manajemen koperasi, kewirausahaan dan keuangan mikro untuk mengembangkan koperasi dan UMKM;

3. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu bagi kader koperasi, pengusaha mandiri, dan/atau penyelenggara pembinaan koperasi dan UMKM;

4. Melayani masyarakat, gerakan koperasi dan pemerintah dalam mengembangkan inovasi, kreasi dan pembaharuan yang diperlukan bagi upaya peningkatan produktivitas koperasi dan UMKM;

5. Menjadikan Ikopin sebagai sumber peradaban dan kekuatan moral untuk pengembangan demokrasi ekonomi dalam pembangunan nasional.

Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa Ikopin didirikan sebagai upaya untuk membantu pemerintah, gerakan koperasi dan masyarakat dalam pelaksanaan Pasal 33 ayat (1) UUD 1945, sebagai upaya untuk mencetak sumber daya manusia (lulusan) yang memiliki kompetensi dalam merealisasikan cita-cita yang ada dalam UUD 1945 tersebut, yang didukung dengan penelitian yang memadai dalam bidang perkoperasian dan kewirausahaan untuk mewujudkan masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila. Sampai saat ini

(15)

masih banyak masyarakat Indonesia yang masih berada di bawah garis kemiskinan, sebagai salah satu upayanya adalah memfungsikan koperasi sebagai lembaga ekonomi yang dapat diakses oleh masyarakat golongan menengah ke bawah. Upaya lain adalah untuk menghasilkan lulusan yang siap menjadi wirausaha yang mampu membuka lapangan kerja bagi masyarakat.

1.4. Tujuan

Upaya untuk merealisasikan visi dan misi, secara bertahap ditetapkan tujuan penyelenggaraan Institusi ini. Tujuan Ikopin ditetapkan untuk merealisasikan keinginan dan cita-cita bersama seluruh civitas akademika Ikopin dan hasil akhir yang diinginkan di waktu yang akan datang. Dengan demikian Tujuan Ikopin merupakan kebutuhan yang ingin dipenuhi dalam jangka waktu tertentu. Visi merupakan keinginan jangka panjang, yang direalisasikan melalui usaha pencapaian tujuan jangka pendek. Tujuan yang ingin dicapai oleh Ikopin adalah:

1. Menumbuhkan kesadaran peserta didik untuk meningkatkan kualitas kehidupannya melalui penguasaan, pemanfaatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni manajemen koperasi, kewirausahaan dan keuangan mikro;

2. Menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu mengembangkan potensi dirinya untuk menjadi kreator, inovator, dan motivator dalam pengembangan ekonomi kerakyatan;

3. Menghasilkan, mengamalkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam bidang manajemen koperasi, kewirausahaan dan keuangan mikro untuk mendukung pelaksanaan UUD 1945 pasal 33 ayat (1) dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan keadilan sosial serta mencerdaskan kehidupan rakyat dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

1.5. Sasaran

Saran yang ingin dicapai dalam penyelenggaraan program pendidikan oleh Ikopin adalah:

(16)

1. Meningkatnya kualitas pendidikan dan kualifikasi SDM di lingkungan Ikopin untuk mendorong terciptanya citra Ikopin sebagai pusat unggulan kader koperasi dan pengusaha tangguh.

2. Menghasilkan lulusan yang siap menjadi kader koperasi dan pengusaha tangguh yang kreatif dan inovatif.

3. Mewujudkan Ikopin sebagai perguruan tinggi terbaik sehingga mampu bersaing di tingkat daerah, regional, nasional dan internasional terutama dalam persaingan global.

4. Tertatanya program studi termasuk kurikulum yang berbasis kompetensi didasarkan pada nilai-nilai norma akademik yang berlaku secara nasional sehingga memperoleh akreditasi A.

5. Terwujudnya proses pembelajaran inovatif yang kondusif serta mendorong peningkatan mutu, relevansi dan efisiensi program studi sehingga secara internasional memperoleh standar ISO.

6. Meningkatnya ketersediaan dan kecukupan sarana dan prasarana pendidikan, seperti fasilitas laboratorium, jurnal ilmiah, dan buku sesuai dengan standar kebutuhan, termasuk pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang berbasis teknologi informasi yang bertujuan untuk meningkatkan mutu akademik.

7. Terwujudnya akuntabilitas dengan pengembangan pengelolaan sumber daya terpadu yang efektif dan efisien untuk menunjang pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat melalui pengelolaan penjaminan mutu pendidikan, sehingga terealisasinya citra Ikopin sebagai perguruan tinggi terbaik.

8. Meningkatnya kerjasama secara berkelanjutan antar perguruan tinggi, dunia usaha, swasta, pemerintah daerah, lembaga lain baik dalam negeri maupun luar negeri, serta turut berpartisipasi dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya untuk mendukung pelaksanaan pendidikan tinggi terbaik.

9. Meningkatnya minat calon mahasiswa Ikopin sebesar 25% per tahun dari berbagai sumber.

(17)

2. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Fungsi Ikopin sebagai penyelenggara program pendidikan tinggi Ilmu ekonomi dalam bidang manajemen yaitu mengolah sumber daya manusia peserta didik agar memiliki pengetahuan, pemahaman dan keterampilan yang memadai di bidang manajemen dan kewirausahaan dan mampu menerapkannya di dalam kehidupan nyata, serta memiliki kemampuan menyerap perkembangan baru yang bermanfaat bagi kehidupan, mengembangkan diri dan menjadi pemimpin yang bermoral.

Untuk menjalankan fungsinya, Ikopin didirikan sebagai Institut yang membidangi satu disiplin ilmu yaitu ilmu ekonomi dalam bidang manajemen. Program studi yang diselenggarakan Ikopin tidak semata-mata menghasilkan generalis, melainkan lebih mengarah kepada kompetensi khusus berdasarkan kelompok keilmuan dan keterampilan di bidang manajemen.

2.1. Satuan Semester

Kegiatan belajar-mengajar merupakan interaksi di antara peserta didik, pendidik, lembaga penyelenggara pendidikan dan lingkungan penunjang belajar- mengajar. Untuk mencapai tingkat kompetensi yang disyaratkan, maka setiap peserta didik diwajibkan menempuh berbagai kegiatan belajar di dalam durasi waktu tertentu. Durasi waktu belajar dibagi dalam satuan waktu yang disebut semester. Satu satuan semester berjangka waktu enam bulan, di dalamnya terdapat kegiatan-kegiatan yang meliputi perkuliahan, praktikum, penyelesaian tugas-tugas belajar terstruktur, praktek kerja lapang, ujian-ujian, belajar secara mandiri, kegiatan kurikuler, penyelesaian administrasi pendidikan dan libur akademik.

Berdasarkan pembagian waktu satuan semester tersebut, Ikopin menetapkan Kalender Akademik sebagai pedoman penyelenggaraan

(18)

berbagai kegiatan akademik yang harus diikuti oleh unit-unit penyelenggara program studi.

Kegiatan akademik diukur dan dihitung di dalam satuan beban kerja, yaitu beban belajar bagi peserta didik, beban mengajar bagi pendidik dan beban penyelenggaraan program studi oleh lembaga. Beban kegiatan akademik tersebut dinyatakan di dalam satuan kredit. Satuan kredit menunjukkan beban kegiatan akademik bagi peserta didik, pendidik dan lembaga di dalam kurun semester tertentu dan karena itu penyelenggaraan kegiatan pendidikan didasarkan kepada satuan kredit semester.

2.2. Satuan Kredit Semester

Sistem satuan kredit semester (SKS) memungkinkan, mahasiswa untuk memilih sendiri mata kuliah yang akan ia ambil dalam satu semester. SKS digunakan sebagai ukuran:

1. Besarnya beban studi mahasiswa.

2. Besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha belajar mahasiswa.

3. Besarnya usaha belajar yang diperlukan mahasiswa untuk menyelesaikan suatu program, baik program semesteran maupun program lengkap.

4. Besarnya usaha penyelenggaraan pendidikan bagi tenaga pengajar.

2.2.1. Bobot Satuan Kredit Semester Perkuliahan

Bobot 1 SKS untuk kegiatan kuliah setara dengan beban studi tiap minggu selama satu semester, terdiri dari:

1. Acara tatap muka terjadwal dengan pengajar, umumnya dalam bentuk perkuliahan (50 menit)

2. Kegiatan akademik terstruktur yaitu kegiatan belajar yang tidak terjadwal tetap direncanakan oleh pengajar, misalnya dalam bentuk tugas pekerjaan rumah, menyelesaikan soal-soal latihan, penulisan makalah (60 menit)

(19)

3. Kegiatan akademik mandiri yaitu kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara mandiri untuk mempersiapkan dan melengkapi bahan-bahan belajar misalnya dalam bentuk membaca buku, majalah ilmiah, jurnal, observasi dan sebagainya (60 menit).

2.2.2. Bobot Satuan Kredit Semester Praktikum

Di luar kegiatan belajar dalam bentuk perkuliahan, pada beberapa mata pelajaran tertentu disertai dengan kegiatan belajar praktikum di laboratorium. Untuk setiap satu SKS praktikum adalah tiga jam belajar per minggu.

2.2.3. Bobot Satuan Kredit Semester Praktek Kerja Lapang Untuk setiap satu SKS beban belajar praktek kerja lapang mahasiswa diploma tiga adalah setara dengan enam jam kegiatan belajar dalam satu minggu di lapangan.

2.2.4. Bobot Satuan Kredit Semester Skripsi

Beban belajar mahasiswa sarjana untuk penyusunan skripsi adalah sebesar 6 SKS. Untuk setiap satu satuan SKS adalah setara dengan enam jam belajar per minggu.

2.2.5. Bobot Satuan Kredit Semester Tesis

Beban belajar mahasiswa magister untuk penyusunan tesis adalah sebesar 6 SKS. Untuk setiap satu satuan SKS adalah setara dengan enam jam belajar per minggu.

2.2.6. Bobot Satuan Kredit Semester Tugas Akhir

Beban belajar untuk diploma penyusunan tugas akhir adalah sebesar 4 SKS. Untuk setiap satu satuan SKS adalah setara dengan empat jam belajar per minggu.

(20)

2.3. Kelompok Mata Kuliah

Kurikulum disusun terdiri dari kurikulum inti dan kurikulum institusional. Kurikulum inti merupakan kelompok bahan kajian atau pelajaran yang harus dicakup di dalam program studi manajemen dan berlaku secara nasional. Sedangkan Kurikulum Institusional merupakan kelompok bahan pelajaran atau kajian yang ditambahkan oleh Ikopin terhadap Kurikulum Inti dan disusun dengan memperhatikan kebutuhan lingkungan sosial-ekonomi pada umumnya serta lingkungan koperasi dan usaha kecil menengah pada khususnya. Baik kurikulum inti maupun kurikulum institusional memuat bahan kajian atau pelajaran yang mengarah kepada pembentukkan kompetensi dasar sebagai berikut:

1. Pengembangan Kepribadian (KP)

Adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangkan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian baik, mandiri serta mempunyai tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan dan menjadi manusia yang berhati nurani mulia.

2. Keilmuan dan Keterampilan (KK)

Adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang harus dikuasai sebagai landasan penguasaan ilmu manajemen dan keterampilan manajemen.

3. Keahlian Berkarya (KB)

Adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli atas dasar kekaryaan ilmu dan keterampilan manajemen.

4. Perilaku Berkarya (PB)

Adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku di dalam berkarya menurut tingkat keahlian dalam ilmu dan keterampilan manajemen.

5. Berkehidupan Bermasyarakat (BB)

Adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang diperlukan oleh peserta didik untuk dapat memahami kaidah kehidupan bermasyarakat sesuai dengan keahlian manajemennya.

(21)

Kelima kompetensi dasar tersebut harus mampu dicapai oleh setiap peserta didik setelah selesai menempuh seluruh proses pendidikan sebagaimana diatur dalam kurikulum inti dan kurikulum institusional:

1. Kurikulum Inti

Kurikulum Inti merupakan penciri dari kompetensi utama dan merupakan bahan kajian atau pelajaran dasar agar peserta didik mampu mencapai tingkat kompetensi dasar yang disyaratkan menurut standar nasional. Dengan demikian, kurikulum Inti juga merupakan acuan baku minimal terhadap mutu penyelenggaraan program studi manajemen yang dilakukan oleh Ikopin.

Kompetensi utama yang dituntut terhadap peserta didik berbobot 40%, sedangkan kurikulum inti merupakan penciri dari kompetensi utama, maka jumlah beban belajar bagi peserta didik terhadap Kurikulum Inti minimal adalah 40 % dari jumlah seluruh beban belajar yang wajib ditempuh oleh seluruh peserta.

2. Kurikulum Institusional

Kurikulum Institusional adalah kurikulum yang berfungsi memberi warna khusus terhadap kompetensi peserta didik berdasarkan keadaan dan kebutuhan yang sesuai dengan visi dan misi Ikopin.

Karena itu Kurikulum Institusional bukan hanya dimaksudkan untuk memperkuat dan menjadi pelengkap dari kompetensi utama, melainkan juga mengarah kepada pembentukan kompetensi khusus sesuai dengan jurusan studi atau jurusan manajemen yang ditawarkan oleh Ikopin serta dalam rangka melaksanakan misi Ikopin sebagai komponen pengembang koperasi dan usaha kecil-menengah.

Kurikulum institusional dibagi ke dalam dua kategori yaitu kurikulum institusional Institut dan kurikulum institusional program studi. Kurikulum institusional Institut adalah sekelompok bahan kajian atau pelajaran yang ditambahkan terhadap Kurikulum Inti dan juga merupakan bagian dari Kurikulum Institusional yang diberlakukan pada seluruh jurusan atau konsentrasi.

Kurikulum institusional program studi adalah sekelompok bahan kajian atau pelajaran yang ditambahkan terhadap kurikulum inti dan atau kurikulum institusional Institut serta hanya berlaku pada jurusan atau konsentrasi program studi tertentu.

(22)

Kurikulum diarahkan agar lulusan mampu menjadi alumni yang mandiri dan mampu menyelenggarakan kegiatan usaha bersama dan bersinergi untuk menghasilkan nilai tambah ekonomi, sosial dan budaya.

(23)

3. PROSES PENDIDIKAN

3.1. Kegiatan Akademik 3.1.1. Rencana Studi 3.1.1.1. Perwalian

Setiap mahasiswa yang telah terdaftar menjadi mahasiswa pada salah satu program studi dan tidak sedang dalam keadaan cuti akademik wajib melakukan perwalian kepada dosen wali yang ditunjuk oleh program studi masing-masing, sebagai langkah awal penentuan mata kuliah serta beban SKS yang harus sesuai dengan kemampuan/prestasi masing-masing. Proses perwalian berlangsung sampai mahasiswa tersebut menyelesaikan studinya.

3.1.1.2. Pendaftaran Akademik Online

Pendaftaran akademik secara online melalui Sistem Informasi Akademik Terintegrasi (Sakti):

1. Pendaftaran akademik secara online dapat dilakukan setelah mahasiswa menyelesaikan administrasi finansial.

2. Untuk melaksanakan pendaftaran akademik secara online mahasiswa mengakses www.student.ikopin.ac.id.

3. Login dengan menggunakan user dan password yang telah diberikan Bagian TI.

4. Ikuti langkah-langkah yang tersaji dalam buku panduan yang berisi penjelasan ringkas tentang petunjuk penggunaan Sakti.

5. Pengambilan SKS mata kuliah pada KRS ditentukan berdasarkan IP atau IPK sebagai berikut:

IPK ATAU IP BEBAN SKS

> 3,00 24 SKS

2,50 – 2,99 21 SKS

2,00 – 2,49 18 SKS

1,50 – 1,99 15 SKS

< 1,49 12 SKS

(24)

7. Pengambilan mata kuliah diutamakan pada semester bawah.

8. Pengambilan mata kuliah didahulukan pada mata kuliah yang belum lulus (nilai E dan K).

9. Mata kuliah pilihan, bila tidak lulus dapat diganti dengan mata kuliah pilihan lainnya apabila diselenggarakan oleh program studi.

10. Sebelum KRS meminta persetujuan dosen wali, kebenaran isi dari KRS dicek kembali.

12. KRS yang telah disetujui dosen wali, dilarang melakukan membuat perubahan apapun tanpa seijin dosen wali.

14. KRS yang telah disetujui dosen wali kemudian dicetak untuk meminta validasi Bagian Keuangan, dan diserahkan ke program studi masing-masing.

15. Program studi dapat menolak KRS apabila proses pengisian KRS tidak sesuai dengan prosedur dan jadwal yang telah ditetapkan.

3.1.2. Tata Tertib Perkuliahan

Selama berlangsungnya perkuliahan, setiap mahasiswa wajib melaksanakan tata tertib sebagai berikut :

1. Setiap mahasiswa wajib hadir tepat pada waktu yang telah ditetapkan dalam perkuliahan. Mahasiswa yang terlambat (maksimal 15 menit) harus meminta izin terlebih dahulu untuk mengikuti perkuliahan kepada dosennya.

2. Selama perkuliahan berlangsung setiap mahasiswa wajib untuk menjaga dan memelihara kebersihan dan ketertiban.

3. Selama perkuliahan berlangsung setiap mahasiswa dilarang merokok.

4. Setiap mahasiswa yang mengikuti perkuliahan diwajibkan berpakaian rapi, sopan dan tidak boleh memakai sandal.

5. Setiap mahasiswa wajib menandatangani daftar hadir setiap mengikuti perkuliahan.

6. Mahasiswa tidak diperbolehkan membubuhkan tanda tangan atau paraf ke dalam daftar hadir untuk orang lain yang tidak hadir.

7. Setiap mahasiswa wajib berlaku sopan baik kepada dosen maupun sesama mahasiswa sesuai dengan norma dan adat bangsa Indonesia.

(25)

8. Selama mengikuti kuliah, setiap mahasiswa tidak boleh mengenakan perhiasan yang berlebihan.

3.1.3. Sanksi

Setiap pelanggaran terhadap tata tertib perkuliahan akan dikenakan sanksi sesuai dengan jenis pelanggarannya. Sanksi yang dapat diberikan:

1. Teguran secara lisan.

2. Teguran secara tertulis.

3. Saksi akademik, sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan.

Sanksi akademik dirapatkan terlebih dahulu oleh pihak program studi, dengan mempertimbangkan masukan dari dosen yang bersangkutan maupun pertimbangan lain yang dipandang perlu.

3.1.4. Perkuliahan

Perkuliahan adalah proses belajar mengajar dalam bentuk tatap muka antara dosen dan mahasiswa dalam mempelajari dan menguasai materi sesuai dengan SAP yang telah disusun. Perkuliahan diselenggarakan sesuai dengan penerapan sistem satuan kredit semester, karena itu pada setiap awal semester mahasiswa diberi kesempatan untuk merencanakan beban studi dengan petunjuk dosen wali sesuai dengan prestasi dan kemampuannya.

3.1.4.1. Perkuliahan Reguler 3.1.4.1.1. Bentuk Perkuliahan

Bentuk perkuliahan yang diselenggarakan adalah sebagai berikut:

1. Kuliah mimbar adalah proses belajar mengajar dalam bentuk tatap muka antara dosen dengan mahasiswa di dalam kelas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

2. Diskusi, merupakan salah satu bentuk proses belajar mengajar.

3. Praktek, merupakan kegiatan yang menunjang pemahaman mahasiswa berkaitan dengan teori yang ada.

(26)

3.1.4.1.2. Frekuensi Perkuliahan

Frekuensi perkuliahan dalam satu semester diatur sebagai berikut:

1. Frekuensi perkuliahan minimal 14 kali pertemuan maksimal 16 kali pertemuan.

2. Bagi dosen yang belum mencapai jumlah frekuensi perkuliahan minimal, diwajibkan melengkapi perkuliahan sebelum masa ujian dimulai.

3. Perkuliahan di luar jadwal yang sudah ditetapkan harus atas persetujuan direktur program studi.

3.1.4.1.3. Praktikum

Jumlah pertemuan praktikum ditentukan menurut kebutuhan praktikum, tetapi tidak melebihi jumlah pertemuan dalam perkuliahan:

1. Praktikum wajib diikuti oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah yang memerlukan praktikum.

2. Praktikum merupakan bagian dari mata kuliah yang bersangkutan, nilai praktikum diperhitungkan dalam nilai akhir minimal 20 persen.

3. Praktikum dilaksanakan oleh petugas laboratorium termasuk asisten atau instruktur laboratorium, dengan materi yang diatur oleh dosen pengajar mata kuliah yang bersangkutan.

4. Teknis pelaksanaan praktikum diatur oleh kepala laboratorium bersama dengan pengajar mata kuliah yang bersangkutan.

Terdapat dua kategori laboratorium dilihat dari segi pengelolaannya.

1. Laboratorium Institut

Pengelolaannya oleh Institut dan melayani kegiatan belajar bagi seluruh program studi yang ada. Laboratorium-laboratorium tersebut adalah:

a. Laboratorium Bahasa Inggris b. Laboratorium Komputer c. Laboratorium Statistika d. Laboratorium Akuntansi

e. Laboratorium Manajemen Koperasi

(27)

2. Laboratorium konsentrasi

Pengelolaannya oleh konsentrasi tertentu dan hanya melayani peserta didik dari konsentrasi yang bersangkutan

a. Laboratorium Perbankan

b. Laboratorium Manajemen Sumber Daya Manusia c. Studio Komunikasi Bisnis dan Penyuluhan/Radio Swara d. Laboratorium Manajemen Produksi

e. Studio Manajemen Pemasaran.

3.1.4.2. Kuliah Semester Pendek

Semester pendek adalah semester singkat yang diadakan di antara semester genap dan ganjil pada setiap tahun akademik. Durasi semester pendek adalah 8 minggu yang setara dengan 14 kali tatap muka kegiatan kuliah reguler, berikut kegiatan UTS dan UAS.

Keikutsertaan mahasiswa pada semester pendek tidak merupakan kewajiban. Tujuan penyelenggaraan perkuliahan pada semester pendek adalah untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa agar dapat memanfaatkan waktu libur antar semester dengan program kegiatan akademik, serta memberi kesempatan kepada mahasiswa dalam memperbaiki nilai. Mahasiswa yang dapat mengikuti kegiatan semester pendek harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada semester genap.

2. Mendaftarkan diri untuk mengikuti semester pendek.

3. Melaksanakan pembayaran biaya pendidikan untuk mengikuti semester pendek.

3.1.5. Praktek Lapang/Magang

Praktek lapang (PL)/magang adalah salah satu kegiatan akademik yang diwajibkan bagi seluruh mahasiswa Ikopin yang telah menempuh seluruh perkuliahan mata kuliah matrikulasi yang setara dengan 110 SKS. Tujuan dari pelaksanaan PL adalah untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa akan implementasi konsepsi jatidiri koperasi pada kondisi nyata di lapangan, yang tercakup di

(28)

dalamnya adalah implementasi jatidiri koperasi pada perikehidupan pengelolaan organisasi dan pelaksanaan kegiatan usaha koperasi.

3.1.6. Cuti Kuliah

Cuti kuliah adalah menunda kegiatan akademik untuk jangka waktu tertentu dengan seijin direktur program studi. Masa cuti kuliah adalah 2 semester. Cuti kuliah tidak diperhitungkan sebagai masa studi dan mahasiswa tidak diwajibkan membayar SPP dan biaya pendidikan lainnya.

3.1.6.1. Prosedur Pengajuan Cuti Kuliah

Persyaratan dan prosedur ijin cuti kuliah ditetapkan sebagai berikut : 1. Mahasiswa yang diperbolehkan mengambil cuti kuliah adalah

mahasiswa yang telah menempuh kuliah satu semester, dengan paling sedikit menempuh 10 SKS dan indeks prestasi minimal 2,00, serta belum melebihi batas jumlah cuti kuliah yang diizinkan.

2. Mahasiswa mengajukan surat permohonan kepada direktur program studi.

3. Jika permohonan cuti kuliah dikabulkan, surat izin cuti kuliah dapat di ambil di sekretariat program studi oleh mahasiswa yang bersangkutan.

4. Mahasiswa yang terlanjur mendaftar ulang dapat mengajukan izin cuti kuliah dan membatalkan kartu rencana studinya jika ada alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, tanpa mengembalikan uang SPP dan biaya pendidikan lainnya yang telah dibayarkan.

5. Pengajuan cuti kuliah secara berturut-turut hanya diizinkan maksimal dua semester, dimana di setiap semesternya mahasiswa wajib mengajukan surat permohonan izin cuti kuliah.

3.1.6.2. Prosedur Pendaftaran Ulang Pascacuti Kuliah

Mahasiswa yang ingin aktif kuliah kembali setelah menjalani cuti akademik harus melaksanakan tahapan-tahapan sebagai berikut:

(29)

1. Mengajukan surat permohonan aktif kuliah kepada direktur program studi.

2. Surat permohonan ini harus sudah diajukan paling lambat 1 bulan sebelum kegiatan semester bersangkutan berjalan.

3. Melakukan registrasi dengan menunjukkan surat izin aktif kuliah dan kartu mahasiswa.

3.1.7. Pengunduran Diri

Mahasiswa yang mengundurkan diri adalah mahasiswa yang bersangkutan mengajukan berhenti melakukan kegiatan akademik atas kehendak sendiri. Prosedur pengunduran diri:

1. Mengajukan permohonan pengunduran diri kepada direktur program studi yang ditandatangani oleh orang tua/wali dan mahasiswa yang bersangkutan di atas materai Rp 6.000,- dan diserahkan melalui sekretariat program studi.

2. Mengambil surat pengunduran diri yang sudah di tandatangani oleh direktur program studi di sekretariat program studi.

3. Menyerahkan surat pengunduran diri tersebut ke Biro Akademik dengan dilampiri persyaratan:

a. Fotokopi KHS (Kartu Hasil Studi) semester sebelumnya.

b. Rekomendasi dari Bagian Keuangan mengenai bebas kewajiban keuangan semester sebelumnya.

c. Surat keterangan bebas pinjam dari perpustakaan.

d. Menyerahkan kartu mahasiswa.

4. Penyerahan transkrip nilai dan surat keterangan pernah kuliah untuk yang bersangkutan.

3.1.8. Pindah Kuliah

3.1.8.1. Pindah Kuliah di Lingkungan Ikopin

Mahasiswa dapat melakukan pindah kuliah antara program studi dan alih jenjang (diploma ke sarjana atau sebaliknya) di lingkungan Ikopin pada setiap semester.

(30)

Pindah kuliah di lingkungan Ikopin, disebut pindah kuliah internal, dapat terjadi karena keinginan mahasiswa atau kebijakan Ikopin.

Kebijakan yang dimaksud adalah kebijakan yang bersifat anjuran yang dikeluarkan oleh direktur program studi berdasarkan pertimbangan kemampuan akademik mahasiswa.

Pindah kuliah internal dapat terjadi antar program studi, atau antar konsentrasi di dalam satu program studi, dan dapat terjadi:

1. Antar jenjang pendidikan yang setara, yakni antar jenjang diploma dan antar jenjang sarjana.

2. Alih jenjang pendidikan, yakni pindah studi dari program diploma ke sarjana internal atau sebaliknya.

Persyaratan pindah kuliah :

1. Telah mengikuti perkuliahan sekurang-kurangnya 1 (satu) semester.

2. Memiliki IPK minimal 2,00 (atau sesuai kebijakan program studi yang dituju).

3. Memenuhi persyaratan akademik (mempunyai tabungan SKS minimal) yang ditentukan oleh masing-masing program studi.

4. Memenuhi ketentuan administrasi keuangan yang ditetapkan.

5. Surat permohonan diajukan ke Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan dengan dilengkapi transkrip nilai.

3.1.8.2. Pindah Kuliah ke Perguruan Tinggi Lain Prosedur pindah ke perguruan tinggi lain:

1. Berkonsultasi tentang kelengkapan administrasi pengajuan pindah ke perguruan tinggi lain di program studi masing-masing.

2. Surat pengajuan pindah ke perguruan tinggi lain harus dilengkapi dengan:

a. Formulir pindah ke perguruan tinggi dilengkapi dengan tanda tangan orang tua atau wali yang bersangkutan.

b. Mendapat persetujuan dari direktur program studi.

c. Bukti bebas pembayaran dari Bagian Keuangan.

d. Surat keterangan bebas pinjaman buku dari Perpustakaan.

(31)

e. Fotokopi transkrip akademik yang dilegalisir 1 lembar.

f. Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) asli.

3. Setelah kelengkapan pengajuan pindah perguruan tinggi lengkap, mahasiswa membawa berkas ke Biro Akademik untuk dibuatkan surat pindah ke perguruan tinggi lain.

4. Setelah surat selesai Biro Akademik memberikan salinan surat pindah ke program studi masing-masing dan akan di input ke laporan PDDikti oleh operator program studi masing-masing.

3.1.9. Ujian

Ujian digunakan sebagai salah satu alat untuk mengukur tingkat keberhasilan proses belajar bagi mahasiswa. Ujian dapat dilaksanakan baik secara tertulis maupun lisan pada waktu dan jadwal yang telah ditetapkan oleh konsentrasi/program studi. Ujian tertulis terjadwal dilaksanakan dalam bentuk Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian tertulis atau lisan terjadwal dilaksanakan dalam bentuk Ujian Akhir Semester (UAS), dan Ujian Lisan dilaksanakan dalam bentuk Ujian Sidang Tugas Akhir.

3.1.9.1. Ujian Terjadwal

3.1.9.1.1. Ujian Tengah Semester (UTS)

Bagi para mahasiswa yang terdaftar dalam semester yang bersangkutan dan telah merencanakan studinya melalui perwalian pada semester tersebut serta telah melunasi SPP-nya, pada pertengahan semester yang bersangkutan sebagai berikut :

1. Ujian Tengah Semester diselenggarakan sesuai dengan kalender akademik yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh program studi dan teknis pelaksanaannya oleh panitia ujian.

2. Hasil UTS merupakan salah satu komponen nilai akhir semester yang mempunyai bobot berkisar antara 20 – 50 %

3. Mahasiswa yang dapat mengikuti UTS, adalah mahasiswa yang namanya tercantum pada daftar hadir ujian untuk setiap mata kuliah yang diujikan dan memiliki kartu Ujian Tengah Semester.

(32)

4. Mata kuliah yang diselenggarakan Ujian Tengah Semesternya, adalah bila telah diselenggarakan minimal sebanyak 5 (lima) kali perkuliahan.

5. Mahasiswa yang dapat mengikuti Ujian Tengah Semester, bila telah mengikuti perkuliahan minimal 75% dari jumlah perkuliahan yang diberikan oleh dosen.

3.1.9.1.2. Ujian Akhir Semester (UAS)

UAS merupakan evaluasi akhir dalam proses belajar-mengajar perkuliahan pada semester yang bersangkutan. UAS wajib diikuti oleh semua mahasiswa peserta mata kuliah, dengan ketentuan sebagai berikut :

1. UAS diselenggarakan sesuai dengan kalender akademik dan dikoordinasikan oleh program studi. Teknis pelaksanaannya dilakukan oleh panitia ujian.

2. Hasil UAS merupakan salah satu komponen nilai akhir semester yang mempunyai bobot berkisar 20 – 50 %

3. Mahasiswa yang dapat mengikuti UTS, adalah mahasiswa yang namanya tercantum pada daftar hadir ujian untuk setiap mata kuliah yang diujikan dan memiliki kartu peserta ujian akhir untuk semester yang bersangkutan.

4. Mata kuliah yang diselenggarakan Ujian Akhir Semesternya, adalah bila telah diselenggarakan minimal sebanyak 11 (sebelas) kali perkuliahan.

5. Mahasiswa yang dapat mengikuti Ujian Akhir Semester, bila telah mengikuti perkuliahan minimal 75% dari jumlah perkuliahan yang diberikan oleh dosen.

3.1.9.2. Ujian Tidak Terjadwal

Ujian yang tidak terjadwal merupakan suatu bentuk ujian yang diselenggarakan bagi mahasiswa yang tidak dapat mengikuti UTS atau UAS pada jadwal yang telah ditetapkan atau ujian susulan.

Ketentuan ujian susulan adalah sebagai berikut:

(33)

1. Ujian Susulan Tertulis hanya diberikan kepada mahasiswa yang tidak dapat mengikuti UTS atau UAS sesuai jadwal, karena sakit atau sesuatu hal yang dapat dipertanggungjawabkan.

2. Mahasiswa yang mengikuti ujian susulan tertulis dikenakan biaya per-mata kuliah dengan ketentuan yang berlaku.

3. Perlakuan ujian susulan tertulis sama dengan ujian tertulis terjadwal. Pelaksanaan ujian tersebut dikoordinir oleh program studi.

4. Jadwal pendaftaran ujian susulan tertulis UTS/UAS dilakukan paling lambat 15 hari, setelah ujian atau pada pekan pertama dan kedua setelah UTS/UAS berakhir.

5. Pelaksanaan ujian susulan tertulis UTS/UAS dilakukan paling lambat pada pekan ketiga dan keempat setelah UTS/UAS.

6. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti ujian susulan sesuai dengan jadwal, dinyatakan dengan nilai “E”.

7. Persyaratan ujian susulan tertulis adalah sebagai berikut :

a. Mengisi surat permohonan ujian susulan tertulis yang ditujukan kepada ketua konsentrasi dan mendapat rekomendasi dari ketua program studi.

b. Menunjukkan kartu peserta ujian (UTS/UAS).

c. Surat keterangan dokter atau bukti lain yang membenarkan bahwa mahasiswa yang bersangkutan berhalangan untuk mengikuti ujian tertulis terjadwal.

d. Membayar uang ujian susulan tertulis.

3.1.9.3. Tata Tertib Ujian

1) Peserta tidak dapat ikut ujian apabila tidak memperlihatkan kartu peserta ujian. Bila kartu peserta ujian tidak dapat ditunjukkan, hanya diperbolehkan mengikuti ujian dengan membawa surat keterangan dari ketua panitia ujian bahwa yang bersangkutan tercatat sebagai mahasiswa yang berhak mengikuti ujian.

2) Seluruh peserta ujian diwajibkan memakai pakaian dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Laki-laki

 Mengenakan celana panjang

(34)

 Mengenakan kemeja

 Berjaket almamater

 Memakai sepatu b. Perempuan

 Mengenakan rok

 Berjaket almamater

 Memakai sepatu

3) Selama ujian berlangsung, mahasiswa dilarang:

a. Merokok di dalam ruang ujian

b. Membuang kertas buram/konsep di sembarang tempat

c. Saling tukar menukar alat tulis (kalkulator, tipe-ex, pena, pensil, penggaris dan sebagainya).

d. Saling memberi informasi dalam bentuk lisan maupun tulisan e. Membuka buku catatan dan sebagainya, kecuali apabila ada

ketentuan lain.

f. Keluar ruangan untuk alasan apapun.

g. Tidak diperkenankan menggunakan HP atau laptop dan sejenisnya.

4) Bagi peserta ujian yang melakukan kecurangan dalam mengerjakan soal ujian, maka berkas jawaban ujiannya akan diambil oleh pengawas dan dilaporkan ke panitia ujian serta mencatatnya dalam berita acara. Berkas akan ditahan oleh panitia dan nilai ujian “0”.

5) Apabila yang terlambat (max 30 menit) memasuki ruang ujian, peserta ujian diperbolehkan mengikuti ujian dengan catatan tidak ada perpanjangan waktu dan belum ada peserta ujian yang selesai mengikuti ujian. Bila lebih dari 30 menit, maka mahasiswa yang bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti ujian dan kepadanya tidak diberikan ujian susulan.

6) Peserta ujian diwajibkan menandatangani daftar hadir ujian dan menyerahkan berkas jawaban ujiannya yang dibubuhi dengan identitas yang lengkap (nama, no pokok mahasiswa, tanda tangan, nomor daftar hadir) kepada pengawas.

7) Peserta ujian harus mentaati perintah pengawas yang sedang menjalankan tugas sesuai dengan hak dan kewenangannya.

(35)

8) Bagi peserta yang bekerjasama atau mengganti seseorang untuk ujian, sedangkan dia tidak berhak mengikuti ujian tersebut, maka baik yang menggantikannya maupun yang dibantu akan dikenakan sanksi akademik yang ditentukan oleh direktur program studi.

9) Bagi mahasiswa yang sakit (untuk dua/lebih mata kuliah) dapat mengikuti ujian susulan sesuai dengan ketentuan ujian susulan.

3.1.9.4. Sanksi Pelanggaran Tata Tertib Ujian

1) Bila peserta ujian melanggar ketentuan-ketentuan di atas, pengawas berkewajiban untuk menegur atau mengeluarkan dari ruang ujian dan mencatatnya dalam berita acara ujian.

2) Sanksi atas pelanggaran tata tertib ujian di luar ketentuan di atas, ditentukan oleh direktur program studi atas usul sekretaris program studi.

3.1.9.5. Pengumuman Hasil Ujian

Nilai akhir prestasi mahasiswa diproses oleh sekretariat program studi, khususnya dalam perhitungan Indeks Prestasi (IP) atau Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). IP/IPK merupakan dasar penentuan rencana studi mahasiswa pada semester berikutnya. Karena itu mengenai hasil ujian diatur sebagai berikut :

1. Daftar nilai mata kuliah disusun secara kolektif oleh dosen yang bersangkutan dalam Daftar Peserta dan Nilai Akhir (DPNA).

2. Hasil ujian diserahkan pada sekretariat program studi selambat- lambatnya 14 hari setelah ujian dilaksanakan.

3. Pengumuman hasil ujian dilaksanakan oleh sekretariat program studi masing-masing.

3.1.10. Penulisan Skripsi, Tesis, dan Laporan Praktek Kerja Lapangan

3.1.10.1. Skripsi

Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang

(36)

mampu menulis skripsi dianggap mampu memadukan pengetahuan dan keterampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan, dan menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya

3.1.10.1.1. Persyaratan Penyusunan Skripsi

Penyusunan skripsi dapat dilakukan oleh mahasiswa program pendidikan sarjana dengan kriteria sebagai berikut :

1. SKS Kelulusan dan IPK

 115 SKS dengan IPK > 3

 118 SKS dengan IPK 2,51 – 2,99

 121 SKS dengan IPK 2,0 – 2,50

2. Telah menempuh mata kuliah Praktek Lapang dan Metodologi Penelitian

3. Mengajukan permohonan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Mengajukan surat permohonan untuk mendapatkan komisi pembimbing

b. Foto copy KKS semester pertama sampai terakhir, masing- masing satu lembar yang dilegalisir.

c. Fotokopi KRS yang menunjukkan pengambilan skripsi d. Fotokopi SPP semester dan SPP pembayaran skripsi e. Mengajukan 2 (dua) topik/judul skripsi (tentatif)

f. Mengusulkan dua orang dosen untuk menjadi pembimbing skripsi

3.1.10.1.2. Seminar Usulan Penelitian

Seminar usulan penelitian adalah tahapan pertama penyelesaian skripsi yang bertujuan untuk menyampaikan rencana penelitian yang akan dilakukan. Mahasiswa yang mengambil skripsi dapat mengajukan usulan penelitiannya, dengan prosedur sebagai berikut:

1. Syarat bimbingan usulan penelitian

a. Membawa surat pengantar bimbingan dari pimpinan program studi

(37)

b. Mahasiswa membawa formulir berita acara kegiatan konsultasi bimbingan

c. Kartu formulir berita acara kegiatan konsultasi hanya berlaku dalam satu semester diperpanjang setiap semester setelah melakukan registrasi pada semester berjalan.

2. Melakukan proses bimbingan awal usulan penelitian skripsi dengan pembimbing.

3. Mahasiswa dapat melakukan survey pendahuluan dengan membawa surat pengantar dari direktur program studi, jika dipandang perlu maka surat pengantar dapat dibuat di tingkat Institut yang ditandatangani oleh Wakil Rektor I.

4. Mahasiswa dapat melakukan konsultasi lanjutan dengan pembimbing untuk menetapkan topik penelitian sesuai dengan hasil survey pendahuluan.

5. Melakukan bimbingan usulan penelitian dengan pembimbing sampai disetujui untuk diseminarkan.

Prosedur pelaksanaan seminar usulan penelitian sebagai berikut:

1. Usulan penelitian yang telah disetujui secara tertulis oleh pembimbing

2. Surat permohonan seminar usulan penelitian dari mahasiswa yang bersangkutan dan disetujui oleh pembimbing termasuk usulan alternatif waktu seminar.

3. Kartu kehadiran mengikuti seminar usulan penelitian minimal 10 kali (6 kali aktif dan 4 kali pasif).

4. Menyerahkan formulir/kartu berita acara bimbingan 5. Bukti pembayaran SPP semester yang bersangkutan

6. Pengajuan dan persyaratan seminar usulan penelitian disampaikan kepada program studi maksimal 4 hari sebelum pelaksanaan.

3.1.10.1.3. Penelitian 1) Prosedur Penelitian

Usulan proposal penelitian skripsi yang telah diseminarkan dan diputuskan untuk dilanjutkan serta telah diperbaiki sesuai dengan

(38)

masukan dalam seminar, dapat dilanjutkan untuk penelitian lapangan dengan prosedur sebagai berikut:

1. Meminta surat persetujuan ke lapangan yang ditandatangani oleh dosen penelaah/pembimbing.

2. Melakukan kegiatan penelitian, penyusunan, pengolahan dan penulisan skripsi setelah kegiatan penelitian di lapangan selesai.

3. Surat untuk koperasi/lembaga yang diteliti.

2) Tempat Penelitian

Tempat penelitian skripsi dapat dilaksanakan pada:

1. Badan hukum koperasi/perusahaan koperasi

2. Badan hukum non koperasi, apabila melakukan penelitian pada badan hukum non koperasi/perusahaan koperasi, maka mahasiswa harus membuat dua karya tulis ilmiah, yaitu (1) skripsi dan (2) makalah tentang koperasi yang merupakan karya tulis ilmiah minor.

3. Komunitas masyarakat, dalam kaitannya dengan pengembangan koperasi.

3.1.10.1.4. Penulisan Skripsi

Setelah seluruh data yang diperlukan untuk penulisan skripsi lengkap, mahasiswa dapat mulai menyusun, mengolah dan menulis skripsi dengan prosedur sebagai berikut:

1. Melakukan bimbingan dengan pembimbing tentang penelitian lapangan yang telah selesai dilakukan serta kelengkapan data untuk penyusunan, pengolahan, analisis, interpretasi dan penulisan skripsi.

2. Melakukan pengolahan data, penyusunan dan penulisan skripsi sesuai arahan pembimbing

3. Setelah mahasiswa melakukan pengolahan data, penyusunan dan penulisan skripsi selesai dalam bentuk draft, kemudian melaksanakan bimbingan dan konsultasi kolokium

4. Setiap melakukan proses bimbingan harus mengisi kartu bimbingan.

(39)

3.1.10.1.5. Kolokium

Kolokium adalah jenis kegiatan akademik penting untuk mengevaluasi hasil penelitian. Pada tahap ini, mahasiswa disiapkan untuk menghadapi dan menanggapi kritik dalam tahap awal penulisan skripsi. Kolokium skripsi dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh sekretaris jurusan dan kesediaan dosen penelaah serta pembimbing, dengan persyaratan sebagai berikut:

1. Fotokopi draft skripsi sebanyak 3 eksemplar.

2. Form bukti kehadiran mengikuti seminar/sidang (minimal 10 kali kehadiran)

3. Nilai hasil seminar

4. Fotokopi sertifikat PK2MB yang telah dilegalisir Biro Kemahasiswaan dan Alumni

5. Kuitansi SPP semester berjalan

6. KKS lengkap, minimal IPK 2,0 tanpa nilai “E” dan maksimal nilai

“D” untuk 3 mata kuliah.

3.1.10.1.6. Ujian Sidang

Mahasiswa yang telah selesai menyusun skripsi, diwajibkan untuk menempuh ujian sidang (komprehensif) skripsi, sebagai tahap akhir proses pendidikan pada jenjang sarjana, untuk menyandang gelar sarjana. Sidang skripsi bersifat terbuka dengan persyaratan dan ketentuan sidang sebagai berikut:

1. Persyaratan ujian sidang skripsi

a. Draft skripsi yang telah disetujui oleh pembimbing dicetak sebanyak 4 (empat) eksemplar.

b. Riwayat hidup.

c. Fotokopi KKS semester pertama sampai terakhir yang telah dilegalisir oleh ketua konsentrasi masing-masing satu lembar.

d. Berita acara hasil seminar usulan penelitian skripsi.

e. Berita acara hasil kolokium usulan penelitian skripsi.

f. Bukti surat persetujuan ke lapangan (bukti dari tempat penelitian bahwa yang bersangkutan telah melakukan penelitian

(40)

g. Berita acara kegiatan penelitian yang telah dilegalisasi oleh pimpinan lembaga obyek penelitian dan pembimbing.

h. Pas foto ukuran 3×4 cm sebanyak 4 (empat) buah.

i. Tanda bukti pembayaran SPP terakhir (asli).

j. Berita acara kegiatan konsultasi bimbingan, skripsi yang telah dilegalisasi oleh pembimbing.

k. Fotokopi sertifikat PK2MB yang telah dilegalisir oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni.

l. Fotokopi sertifikat Microsoft Office Specialist (MOS).

m. Fotokopi sertifikat TOEFL.

n. Hasil similarity check.

n. Bukti telah mengembalikan buku/laporan yang dipinjam dari lembaga/instansi tempat penelitian.

o. Bukti kesediaan penguji dari panitia ujian sidang skripsi.

2. Penilaian hasil ujian sidang skripsi

Hasil penilaian ujian sidang skripsi dapat dikelompokkan ke dalam dua unsur penilaian yaitu:

a. Nilai ujian skripsi/komprehensif, yaitu :

1) mata ujian komprehensif ilmu koperasi dengan bobot kredit 1 (satu) SKS

2) mata ujian komprehensif ilmu konsentrasi dengan bobot kredit 1 (satu) SKS

3) mata ujian komprehensif skripsi dengan bobot kredit 4 (empat) SKS

Ketiga unsur mata ujian komprehensif skripsi tersebut dapat menentukan kelulusan yaitu:

1. Tidak Lulus

Jika nilai hasil ujian skripsi/komprehensif yang diberikan oleh salah satu penguji ujian sidang skripsi (penguji ilmu, ilmu konsentrasi dan komisi pembimbing) < 2,00, maka mahasiswa tersebut dinyatakan tidak lulus secara keseluruhan dan harus melakukan ujian sidang skripsi ulang dengan jadwal paling cepat 1 minggu kemudian.

(41)

2. Lulus

Ujian sidang skripsi/komprehensif dinyatakan lulus jika nilai yang diberikan oleh seluruh penguji > 2,00. Hasil nilai ujian sidang skripsi dihitung nilai - mutunya (AM × K), dan nilai mutu ini dijumlahkan sehingga akan diperoleh nilai ujian sidang skripsi/komprehensif dengan rumus:

IP = Jumlah Mutu (AM) Jumlah Kredit (K)

IP ujian sidang skripsi/komprehensif tersebut dikonversi ke dalam huruf mutu dengan ketentuan sebagai berikut:

IP HURUF MUTU

(HM)

ANGKA MUTU (AM)

3,25   4,00 A 4

2,50   3,24 B 3

2,00   2,49 C 2

2. Penentuan yudisium kelulusan

Yudisium merupakan predikat kelulusan yang diperoleh mahasiswa, penentuan yudisium didasarkan atas pertimbangan:

a. Nilai IP ujian sidang skripsi/komprehensif digabungkan dengan nilai mata kuliah dari semester 1 sampai semester terakhir sehingga diperoleh indeks prestasi kumulatif (IPK) total dengan rumus:

IP = Jumlah Mutu (AM) Jumlah Kredit (K)

b. Indeks prestasi kumulatif tersebut akan menentukan yudisium dengan ketentuan sebagai berikut:

(42)

IPK YUDISIUM KETERANGAN

3,51 – 4,00 Cum Laude  Selesai maksimal 9 semester, jika pindahan termasuk jumlah semester asal pindahan.

 Tidak ada nilai D 2,76 – 3,50 Sangat Memuaskan -

2,00 – 2,75 Memuaskan -

3.1.10.1.7. Ujian Sidang Skripsi Mengulang

Setiap hasil ujian sidang skripsi yang dinyatakan tidak lulus/tidak layak, diwajibkan untuk melakukan ujian sidang skripsi ulangan, ketentuan sebagai berikut:

1. Ujian sidang skripsi mengulang dapat dilaksanakan paling cepat 7 (tujuh) hari setelah sidang pertama.

2. Mahasiswa yang bersangkutan diwajibkan memperbaiki skripsinya dengan bimbingan dari pembimbing, penguji jurusan dan koperasi.

3. Pembimbing harus mengajukan kembali jadwal ujian sidang skripsi mengulang ke pimpinan jurusan.

4. Panitia ujian sidang skripsi mengulang, semua pengujinya sesuai dengan ujian sidang skripsi pertama.

5. Pelaksanaan ujian sidang skripsi mengulang tetap dihadiri dan diuji oleh pembimbing, penguji jurusan, penguji koperasi, ketua sidang dan sekretaris sidang.

6. Ketua Konsentrasi membuat surat undangan dan kesediaan menguji.

3.1.10.1.8. Yudisium

Yudisium (predikat kelulusan) diberikan sebagai kualifikasi kompetensi akhir bagi peserta didik untuk dinyatakan berhasil menyelesaikan program studi yang ditempuhnya. Yudisium merupakan gabungan dari IPK terakhir dengan nilai ujian sidang akhir untuk menguji. Kriteria yudisium pada program pendidikan sarjana adalah sebagai berikut:

(43)

Tabel 4.6. Predikat Kelulusan Program Pendidikan Sarjana

NO PREDIKAT

KELULUSAN KRITERIA

1 Cum laude a. Bagi mahasiswa bukan pindahan : Masa studi tidak lebih dari 9 (sembilan) semester, sejak pertama kali terdaftar pada jenjang pendidikan sarjana.

b. Bagi mahasiswa pindahan : masa studi tidak lebih dari 9 (sembilan) semester yang diperhitungkan secara kumulatif sejak semester pertama pada perguruan tinggi atau program studi asal.

c. Tidak pernah mengulang dalam menempuh mata kuliah.

d. Tidak ada nilai D.

e. Aktif dalam kegiatan kemahasiswaan dan perkoperasian.

f. Tidak pernah melakukan tindakan indisipliner g. IP kolokium dan sidang sekurang-kurangnya 3,50 h. IPK sekurang-kurangnya 3,50

2 Sangat Memuaskan

a. Bagi mahasiswa bukan pindahan : Masa studi tidak lebih dari 10 (sepuluh) semester, sejak pertama kali terdaftar pada jenjang pendidikan sarjana.

b. Bagi mahasiswa pindahan : masa studi tidak lebih dari 10 (sepuluh) semester yang diperhitungkan secara kumulatif sejak semester pertama pada perguruan tinggi atau program studi asal.

c. Nilai D sebanyak-banyaknya 1

d. Aktif dalam kegiatan kemahasiswaan dan perkoperasian

e. Tidak pernah melakukan tindakan indisipliner f. IP kolokium dan sidang sekurang-kurangnya 3,00 g. IPK sekurang-kurangnya 3,00

3 Memuaskan a. Bagi mahasiswa bukan pindahan : Masa studi tidak lebih dari 12 semester, sejak pertama kali terdaftar pada jenjang pendidikan sarjana.

b. Bagi mahasiswa pindahan : masa studi tidak lebih dari 12 (dua belas) semester yang diperhitungkan secara kumulatif sejak semester pertama pada perguruan tinggi atau program studi asal.

c. Tidak pernah mengulang dalam menempuh mata kuliah

d. Nilai D maksimum 3 (tiga)

e. Aktif dalam kegiatan kemahasiswaan f. Tidak pernah melakukan tindakan indisipliner g. IP kolokium dan sidang sekurang-kurangnya 2,00 h. IPK sekurang-kurangnya 2,00

3 Tidak Lulus a. IP Kolokium dan Sidang kurang dari 2,00 b. IPK kurang dari 2,00

(44)

3.1.10.1.9. Perbaikan Skripsi

Mahasiswa wajib melakukan perbaikan skripsi yang telah disidangkan dan meminta bimbingan/pengarahan dan secara berurutan:

1. Pembimbing

2. Penguji yang menyarankan perbaikan

Jika perbaikan skripsi telah dilakukan dan disetujui, mahasiswa meminta surat persetujuan perbanyakan skripsi yang disetujui oleh secara berurutan:

1. Pembimbing 2. Penguji

3.1.10.1.10. Perbanyakan Skripsi

Skripsi yang telah disetujui untuk diperbanyak dengan bukti surat persetujuan perbanyakan skripsi, dapat diperbanyak sebanyak 3 (tiga) buah dengan warna jilid sesuai program studi masing- masing. Jika telah diperbanyak, skripsi ditandatangani oleh (dengan menunjukkan surat persetujuan perbanyakan):

1. Pembimbing.

2. Direktur program studi.

3.1.10.1.11. Penyerahan Skripsi

Skripsi yang telah diperbanyak dan ditandatangani harus di stempel program studi, kemudian dapat diserahkan dengan bukti penyerahan skripsi masing-masing untuk:

1. Program studi 2. Perpustakaan 3. Tempat penelitian

Gambar

Tabel 4.6. Predikat Kelulusan Program Pendidikan Sarjana
Tabel 4.6. Predikat Kelulusan Jenjang Studi Magister
Tabel 4.6. Predikat Kelulusan Jenjang Studi Diploma Tiga

Referensi

Dokumen terkait

Menurut ketentuan Undang undang Nomor 1 Tahun 1974 bahwa tidak dibenarkan melakukan perceraian di luar sidang pengadilan karena perceraian tersebut menjadi tidak sah, tetapi

 Sebaiknya pembaca lebih banyak mempelajari tentang hakikat dan makna lingkungan bagi manusia, kualitas penduduk dan lingkungan terhadap kesejahteraan manusia, masalah

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, reputasi KAP, profitabilitas, dan leverage terhadap audit delay.Jenis penelitian ini adalah

Ketan adalah sejenis biji-bijian serealia yang memiliki tekstur dan kandungan yang mirip dengan beras yang berasal dari padi ketan. Dalam pengolahan kue Indonesia,

Hal tersebut dapat terjadi karena pada saat benda tersebut berada di dalam zat cair mendapat gaya ke atas yang disebut gaya archimides.. Seberapa besar gaya

Pada saat melakukan Ping dari PC FISIPOL ke router BAIT, tanpa adanya gangguan jaringan, maka jalur ( path ) yang dilalui dapat dilihat pada gambar 5 dibawah

Ada tiga kategori penting yang memudahkan menilai kelainan daun telinga dengan cepat. Departemen THT FKUI/RSCM menggunakan kriteria menurut Aguilar dan

perempuan dari anak laki-laki, ibu, nenek pihak ayah, nenek pihak ibu, saudara perempuan sekandung, saudara perempuan sebapak, saudara perempuan seibu, isteri, dan perempuan