• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perpustakaan merupakan pusat informasi dan sumber ilmu pengetahuan untuk keperluan penelitian maupun rekreasi dengan tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pemustakanya. Fungsi perpustakaan dalam UU No. 43 Tahun 2007 pasal 3 tentang Perpustakaan yang menyebutkan bahwa perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa. Perpustakaan umum membantu pemustakanya, terutama orang-orang muda dan anak-anak, menjadi ‘melek’ informasi dan mengembangkan kebiasaan membaca dengan menyediakan berbagai macam buku-buku yang sarat akan informasi.

Pemustaka yang umumnya adalah masyarakat sekitar menjadikan perpustakaan umum sebagai salah satu sumber informasi untuk mengembangkan pengetahuan mereka. Mereka datang dengan berbagai tingkat usia, berbagai tingkat profesi dan berbagai tujuan dari pencarian

informasi yang bebeda-beda. Misalnya, ada pemustaka yang datang ke perpustakaan untuk keperluan tugas atau penelitian. Ada pula pemustaka yang datang dengan tujuan refreshing dengan membaca buku bacaan ringan berupa buku-buku fiksi. Buku-buku fiksi merupakan buku yang paling banyak dibaca ataupun dipinjam oleh para pemustaka, salah satunya di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Utara. Baik di layanan remaja dan dewasa; maupun di layanan anak buku yang dominan dibaca adalah buku fiksi seperti novel dan komik.

Menurut Suwarno (2007), “seseorang akan tertarik tentang sesuatu apabila tahu bahwa sesuatu itu berguna, menyenangkan bagi dirinya, sehingga akan termotivasi untuk mengetahui lebih dalam dan serius”. Membaca buku fiksi seperti komik atau pun buku cerita dapat memberikan hiburan, melepaskan pikiran dari kepenatan. Selain itu, buku tersebut terkadang memberikan gambaran yang terang, dan realistis tentang watak manusia, tentang keadaan pada suatu masa atau tempat. Fiksi juga dapat membantu kita menyelami jiwa kita sendiri dan menelaah jiwa dan tingkah laku orang lain.

Berdasarkan pendapat di atas, agar anak-anak tertarik dan menjadi lebih sering memanfaatkan layanan anak di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Utara, maka perpustakaan sebaiknya menyediakan koleksi tersebut di layanan anak. Koleksi fiksi yang disediakan biasanya disesuaikan dengan permintaan pemustaka dan terlebih dahulu melalui proses seleksi koleksi agar sesuai dengan

 

kebutuhan dan tingkat pendidikan pemustaka, dengan harapan dapat meningkatkan minat baca yang kemudian akan mempengaruhi pada minat kunjungan ke perpustakaan.

Berdasarkan pertimbangan, maka peneliti berkeinginan melakukan kajian yang lebih mendalam tentang “Pengaruh Ketepatan Seleksi Fiksi di Bagian Layanan Anak Terhadap Minat Kunjung Pemustaka di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Utara”

1.2. Rumusan dan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah “Seberapa besar pengaruh ketepatan seleksi koleksi di bagian layanan anak mempengaruhi minat kunjung pemustaka di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Utara.

1.3. Tujuan yang Hendak Dicapai

Mengacu kepada permasalahan penelitian tersebut, tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh ketepatan seleksi fiksi di bagian layanan anak terhadap minat

kunjung pemustaka di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat bagi peneliti.

Menambah pengetahuan peneliti mengenai koleksi fiksi yang ada di layanan anak di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Utara.

2. Manfaat bagi Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Utara.

Sebagai bahan masukan bagi Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Utara dalam hal seleksi koleksi di layanan anak. 3. Manfaat bagi ilmu perpustakaan

Memberikan suatu sumbangsih literature keilmuan di bidang seleksi koleksi.

4. Manfaat bagi pemustaka

Memberikan informasi yang berguna yang berhubungan dengan koleksi bagi pemustaka di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Utara.

 

1.5. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Utara yang terletak di Jalan Logistik No. 2, Jakarta Utara. Kegiatan penelitian ini dilakukan selama tiga bulan dari tanggal 20 Juni sampai 7 September 2013

1.6. Hipotesis

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan awal atas pertanyaan penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1: Ketepatan seleksi koleksi di bagian layanan anak berpengaruh terhadap minat kunjung pemustaka

H0: Ketepatan seleksi koleksi di bagian layanan anak tidak berpengaruh terhadap minat kunjung pemustaka.

1.7. Kerangka Pikir

(Sumber: Data primer peneliti) Seleksi Fiksi di

bagian layanan anak

Minat kunjung pemustaka

Seleksi koleksi buku-buku fiksi menjadi sorotan utama dalam penelitian karena koleksi ini yang paling diminati dan yang paling sering dibaca ataupun dipinjam oleh pemustaka. Seleksi koleksi fiksi disesuaikan dengan peraturan seleksi koleksi yang sudah ditetapkan oleh perpustakaan. Hasil dari seleksi fiksi tersebut yang nantinya diharapkan akan sesuai dengan kebutuhan anak-anak usia SD-SMP dan akan meningkatkan minat kunjung pemustaka di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Utara.

1.8. Batasan Istilah

Untuk mempermudah pemahaman istilah – istilah yang digunakan dalam penulisan ini, maka akan dijelaskan beberapa pengertian dari istilah – istilah sebagai berikut :

- Pemustaka: anak-anak kelas III SD sampai SMP yang memanfaatkan koleksi fiksi di layanan anak di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Utara.

- Koleksi: semua buku dan barang tercetak maupun non-cetak yang disediakan oleh perpustakaan untuk dapat dipergunakan oleh siapapun sebagai anggota perpustakaan.

- Ketepatan seleksi: ketepatan pemilihan buku yang paling memenuhi syarat untuk ditempatkan di layanan anak dan sesuai dengan kebutuhan pemustaka

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1. Perpustakaan Umum

Secara umum pengertian perpustakaan menurut Sulistyo-Basuki (1991) adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual.

Ada berbagai macam jenis perpustakaan, salah satunya adalah perpustakaan umum. Perpustakaan umum menurut Sulistyo-Basuki (1991) adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum. Ciri perpustakaan umum adalah sebagai berikut:

a. Terbuka untuk umum artinya terbuka bagi siapa saja tanpa memandang perbedaan jenis kelamin, agama, kepercayaan, ras, usia, pandangan politik, dan pekerjaan.

b. Dibiayai oleh dana umum. Dana umum ialah dana yang berasal dari masyarakat. Biasanya dikumpulkan melalui pajak dan dikelola oleh pemerintah. Dana ini kemudian digunakan untuk mengelola perpustakaan umum. Karena dana berasal dari umum maka perpustakaan umum harus terbuka untuk umum. Jasa yang diberikan

pada hakekatnya bersifat cuma-cuma. Jasa yang diberikan mencakup jasa referal artinya jasa memberikan informasi, peminjaman, konsultasi studi sedangkan keanggotaan bersifat cuma-cuma artinya tidak perlu membayar. Pada beberapa perpustakaan umum di Indonesia masih ada yang memungut biaya untuk menjadi anggota, namun hal ini semata-mata karena alasan administrasi belaka, bukanlah prinsip utama.

Perpustakaan umum memegang peranan penting dalam usaha pembinaan kecerdasan bangsa, sehingga pada tahun 1972 UNESCO mengeluarkan Manifesto Perpustakaan Umum. Dalam Manifsto tersebut dinyatakan bahwa perpustakaan umum mempunyai empat tujuan utama, yaitu (Sulistyo-Basuki dalam Rahayunignsih, 2007:5):

a. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.

b. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat, dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.

c. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki-nya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masayarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini disebut fungsi pendidikan berkesinambungan atau pendidikan seumur hidup.

 

d. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnyadengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.

2.2. Pemustaka

Menurut Undang-undang No.43 tahun 2007 tentang Perpustakaan pada pasal 1 ayat 9 dinyatakan bahwa “pemustaka adalah pengguna perpustakaan, yaitu peseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan”.

Sedangkan menurut Suwarno (2009:80), pemustaka adalah pengguna fasislitas yang disediakan perpustakaan baik koleksi maupun buku (bahan pustaka maupun fasilitas lainnya). Ada berbagai jenis pemustaka seperti mahasiswa, guru, dosen dan masyarakat bergantung pada jenis perpustakaan yang ada.

Seperti yang sudah dijelaskan di sub bab sebelumnya bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan yang terbuka untuk umum artinya terbuka bagi siapa saja tanpa memandang perbedaan jenis kelamin, agama, kepercayaan, ras, usia, pandangan politik, dan pekerjaan. Maka

dari itu, pemustaka yang berkunjung di perpustakaan umum adalah semua masyarakat umum.

2.3. Layanan Anak

Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama di setiap perpustakaan. Layanan merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan masyarakat pengguna dan merupakan barometer keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan. Seluruh kegiatan perpustakaan akan diarahkan dan terfokus kepada bagaimana memberikan layanan yang baik dan dikehendaki masyarakat pengguna (Sutarno, 2006: 90).

Menurut Rahayuningsih (2007: 87-93) terdapat berbagai jenis layanan pengguna antara lain:

1. Layanan locker

2. Layanan sirkulasi 3. Layanan referensi

4. Layanan penelusuran informasi 5. Layanan informasi koleksi terbaru 6. Layanan koleksi

7. Layanan ruang baca 8. Layanan fotokopi

11   

9. Layanan workstation dan multimedia 10. Layanan lain-lain

Anwar (dalam Yusuf, 2003: 175) mengungkapkan tujuan utama dari layanan anak-anak yaitu:

1. Menyediakan koleksi berbagai bentuk bahan pustaka, serta penyajian menarik perhatian anak dan mudah digunakan.

2. Memberikan bimbingan kepada anak-anak dalam memilih buku dan bahan pustaka lainya yang sesuai dengan usianya.

3. Membina, mengembangkan, dan memelihara kesenangan membaca (sebagai hobi) dan mendidik anak belajar mandiri.

4. Mempergunakan sumber yang ada di perpustakaan untuk menunjang belajar seumur hidup.

5. Membantu anak untuk mengembangkan kecakapannya dan menambah pengetahuan sosialnya.

6. Berfungsi sebagai suatu kegiataan sosial dalam masyarakat untuk menyejahterakan anak-anak..

Koleksi anak-anak agak berbeda dengan koleksi orang dewasa. Memilih buku bacaan untuk anak-anak bukanlah tugas yang mudah. Kriteria bacaan anak-anak harus sesuai dengan usia dan tingkat kecerdasannya.

2.4. Koleksi Fiksi

Menurut Undang-undang No.43 tahun 2007 tentang perpustakaan pada pasal 1 ayat 2 dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan koleksi perpustakaan adalah “semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan. Koleksi perpustakaan tidak berdayaguna tanpa adanya pengguna dan pengelola”.

Salah satu unsur utama perpustakaan adalah tersedianya koleksi. Menurut Rahayuningsih (2007: 13) koleksi tercetak meliputi buku, majalah, jurnal, tabloid serta surat kabar. Sedangkan koleksi noncetak meliputi mikrofilm, mikrofis, audio tape, piringan hitam, pita magnetik,

video tape, slide, kaset, CD, DVD dan lain-lain.

Koleksi atau bahan pustaka ditinjau dari isinya dapat dibagi menjadi dua kelompok besar (Bafadal, 2009: 27):

a. Bahan-bahan pustaka yang isinya fiksi, atau disebut buku-buku fiksi, seperti buku cerita anak-anak, cerpen, novel.

b. Bahan-bahan pustaka yang isinya non-fiksi, atau disebut buku-buku non fiksi, seperti buku referensi, kamus, biografi, ensiklopedia, majalah, dan surat kabar.

Istilah fiksi merupaka karya naratif yang isinya tidak menyaran pada kebenaran sejarah tetapi justru suatu yang benar ada dan terjadi di dunia

13   

nyata sehingga kebenarannya pun dapat dibuktikan dengan data empiris. Yang membedakan karya fiksi dengan karya nonfiksi yaitu tokoh, peristiwa, dan tempat yang disebut-sebut dalam karya fiksi bersifat imajinatif sedangkan pada karya nonfiksi bersifat faktual (Abrams, 1981:61)

Contoh koleksi fiksi (non-ilmiah) yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu :

a. Komik

Menurut Will Eisner dalam Suwarno (2011: 70) di dalam bukunya

Graphic Storytelling mengartikan komik sebagai tatanan gambar dan

balon kata yang berurutan.

Menurut Scott McCloud dalam Suwarno (2011: 70) di dalam bukunya yang berjudul Understanding Comics, komik didefinisikan sebagai gambar yang menyampaikan informasi atau menghasilkan respons estetik pada yang melihatnya.

b. Cergam

Arswendo Atmowiloto dalam Suwarno (2011: 70) mengungkapkan bahwa cergam atau cerita bergambar sama dengan komik, hanya saja dalam bentuk cergam ini disajikan gambar yang dinarasikan, kisah ilustrasi, pikto-fiksi, dan lain-lain.

Cergam dibuat dengan pendekatan seni dan keinginan memudahkan orang/pembaca dalam memahami cerita tanpa harus

berpikir keras memaknai tulisan. Cergam ini dapat menjadi media pembelajaran yang efektif bagi anak-anak yang secara psikologis menyukai gambar.

2.5. Seleksi Koleksi

Soedibyo (1998 : 301), menyatakan bahwa book selection adalah seleksi pemilihan atas buku-buku yang diambil serta diyakini akan berguna dan tempat bagi perpustakaan dimana kita bertugas

Perpustakaan memiliki pertimbangan tersendiri dalam proses seleksi koleksi agar nanti buku-buku yang terpilih berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan sehingga bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh pemustaka.

Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 431), pemilihan buku disesuaikan oleh beberapa faktor seperti:

a. Buku

Tahun tentang keadaan buku di pasaran (seberapa jauh buku yang tersedia di pasaran, bagaimana proyeksi mendatang , dan sebagainya) b. Pemakai

Pustakawan harus memahami pemakai dan pandai menduga kemungkinan permintaan pemakai dalam berbagai bidang pengetahuan. c. Sumber daya

Pustakawan mengetahui sumber daya yang ada, termasuk dana dan anggaran pengadaan buku, staf, buku yang tersedia, serta buku yang

15   

dapat dipinjam dari perpustakaan lain. Namun yang penting adalah dana.

Soedibyo (1998: 293) mengemukakan tujuh prinsip book selection

sebagai berikut:

1. Select the right books for the library readers.

Pilihlah buku yang tepat untuk pembaca perpustakaan 2. Demand is a governing factor in selection.

Permintaan adalah faktor utama dalam seleksi bahan-bahan

3. Select books which tend towards the eurichment and development or

life.

Pilihlah buku-buku yang benar-benar dapat mengembangkan dan memperkaya kehidupan masyarakat yang kita layani

4. Every library collection should be built up according to a divinite plan on a board general foundation.

Setiap koleksi perpustakaan seharusnya dibina menurut suatu rencana yang tertentu atas dasar fundasi umum yang luas

5. The collection is inclusive and contains whatener materials contribute to the purpose of the library.

Koleksi perpustakaan itu sendiri adalah inklusif dan berisi segala bahan yang dapat memberikan sumbangan kepada tujuan perpustakaan itu

6. Quality of materials must be related on the other two basic standars of selection purpose and need

Kualitas barang-barang haruslah dihubungkan/ada sangkut pautnya dua standar pokok lainnya dari penyeleksian tujuan dan kebutuhan.

7. Know the community.

Kenalilah masyarakat yang akan dilayani

2.6. Minat Kunjung

Menurut Sutarno (2006: 27), minat seseorang terhadap sesuatu adalah kecenderungan hati yang tinggi, gairah atau keinginan seseorang tersebut terhadap sesuatu.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengguna berkunjung di perpustakaan, yaitu:

1. Rasa nyaman,

2. Keadaan lingkungan fisik yang memadai, 3. Keadaan lingkungan sosial,

4. Layanan terakses sosial kondusif, dan

5. Layanan terakses secara online (Dahlan, 2006:1)

Dalam menilai suatu tingakat kunjung diperlukan adanya indikator tingkat kunjung.Yang dijadikan sebagai indikator tingkat kunjung adalah:

1. Adanya ketertarikan terhadap perpustakaan 2. Intensitas kunjungan

Dokumen terkait