• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pembangunan pada hakekatnya merupakan salah satu upaya yang dilakukan menuju suatu keadaan yang lebih baik. Dewasa ini, Indonesia merupakan Negara berkembang yang sedang mengupayakan pembangunan ekonomi melalui industrialisasi, karena sektor industri sering disebut juga sebagai sektor pemimpin (leading sector) yang akan memicu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainnya. Dalam rangka menyelenggarakan pembangunan ekonomi nasional sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 diartikan sebagai upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

Mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serang Tahun 2009-2029 pada pasal 11 ayat 2 menjelaskan bahwa strategi pengembangan sentra kawasan Serang Timur salah satunya adalah mengembangkan kawasan industri. Kecamatan Kibin merupakan salah satu bagian wilayah Serang Timur yang berdasarkan data jumlah

kegiatan usaha menurut jenis dokumen yang dimiliki pada wilayah Kabupaten Serang yang peneliti dapatkan dari pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang, Kecamatan Kibin merupakan kecamatan yang memiliki jumlah kegiatan usaha khusunya kegiatan industri terbanyak dibanding dengan kecamatan lain yang berada pada Kabupaten Serang.

Kawasan Industri Modern merupakan salah satu bagian kawasan industri yang berada di Kecamatan Kibin yang menjadi salah satu objek kajian pengelolaan lingkungan hidup dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang sekaligus menjadi objek kajian pada penelitian ini. Kawasan Industri Modern mempunyai luas 3.175 Ha dengan keseluruhan jumlah kegiatan industri sebanyak 256 industri yang terdiri dari 127 kegiatan industri yang telah beroperasi, 23 industri yang bergerak di bidang kontruksi, 85 industri yang belum terbangun (tanah kosong) dan 21 industri yang belum beroperasi dan bangkrut (Sumber: PT. Modern Industrial Estate selaku Pengelola Kawasan Modern).

Pembangunan sektor industri di Indonesia tidak hanya menghasilkan manfaat sebagai dampak positif tetapi juga membawa resiko yang menjadi dampak negatif dimana kedua dampak tersebut tentu akan berpengaruh pada keberlangsungan kehidupan masyarakat sekitar.

Manfaat yang diperoleh sebagai dampak positif adalah dengan memberikan kontribusi dalam peningkatan ekonomi daerah dan taraf kesejahteraan bagi masyarakat baik masyarakat lokal maupun luar daerah. Sama halnya dengan keberadaan Kawasan Industri Modern yang juga memberikan dampak positif bagi masyarakat daerah maupun luar daerah sebagaimana yang

disampaikan oleh Laelah Susilawati selaku Kepala Desa Barengkok yang merupakan salah satu desa yang berdekatan dengan wilayah Kawasan Industri Modern yang menyebutkan bahwa setalah dibangunnya Kawasan Industri Modern memang jelas berpengaruh pada tingkat perekonomian masyarakat Desa Barengkok yang lebih baik dan berkurangnya tingkat pengangguran di Desa Barengkok karena banyak masyarakat yang memperoleh pekerjaan pada industri-industri di wilayah Kawasan Industri Modern sehingga dapat memperoleh penghasilan setiap bulannya dan mampu memperbaiki kehidupannya menjadi lebih layak serta dapat menyekolahkan anak-anak mereka hingga pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Disamping itu, beliau juga memaparkan bahwa keberadaan Kawasan Industri Modern juga menimbulkan aktivitas-aktivitas baru yang dapat menunjang perekonomian masyarakat sekitar karena semenjak Kawasan Industri Modern berdiri terdapat pertambahan jumlah penduduk yang signifikant dimana banyak masyarakat dari luar daerah yang menetap di sekitar wilayah Desa Barengkok untuk waktu yang cukup lama karena mencari tempat tinggal yang berdekatan dengan lokasi tempat pekerjaan. Kondisi tersebut akhirnya dimanfaatkan oleh beberapa masyarakat lokal maupun non lokal untuk membangun kegiatan usaha baru yang dapat meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat sehingga tak heran saat ini banyak bermuculan aktivitas usaha ekonomi baik yang menawarkan produk maupun jasa seperti banyaknya rumah-rumah kontrakan yang terbangun untuk disewakan, banyaknya toko-toko yang menjual berbagai macam kebutuhan sehari-hari mulai dari menjual makanan-makanan ringan, alat peralatan rumah

tangga, menjual lauk-pauk, pulsa dan lain sebagainya serta tak ketinggalan juga banyaknya usaha jasa yang bermuculan seperti jasa mencuci dan setrika pakaian (laundry), jasa potong rambut dan perawatan kecantikan (salon) hingga pada jasa antar jemput (ojeg).

Namun tak dapat dipungkiri bahwa keberadaan sektor industri nyatanya juga telah membawa resiko yang menjadi salah satu penyebab terbesar terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup akibat adanya penyimpangan dalam proses kegiatan produksi yang dilakukan setiap harinya oleh pelaku usaha sehingga telah menyebabkan kemerosotan mutu lingkungan hidup. Sama halnya dengan Kawasan Industri Modern yang juga memberikan dampak negatif bagi lingkungan hidup dan kelangsungan kehidupan masyarakat sekitar yang bertempat tinggal dekat dengan industri-industri di wilayah Kawasan Industri Modern, karena dari 256 kegiatan industri yang telah terbangun di Kawasan Industri Modern nyatanya hal tersebut telah meresahkan masyarakat sekitar akibat adanya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang menjadi masalah dalam penelitian ini:

Pertama, terjadinya pencemaran udara yang telah mengganggu kesehatan masyarakat sekitar. Salah satu penyebabnya adalah debu yang berasal dari kegiatan transportasi dimana banyak kendaraan besar yang keluar masuk kawasan untuk kegiatan produksi sehingga menimbukan debu-debu dengan ukuran yang cukup tebal dan berdasarkan hasil pengujian terhadap parameter partikulat (debu) di area Kawasan Industri Modern walaupun pengambilan sampelnya dilakukan hanya selama 1 jam namun menunjukkan nilai yang tinggi. Selanjutnya bentuk

pencemaran udara lainnya yakni berupa asap (emisi) yang berasal dari beberapa industri peleburan besi dan baja di kawasan Industri Modern yang masih mengeluarkan asap berwarna abu-abu hingga kehitaman, antara lain PT. Shunfa Langgeng Jaya Steel, PT. Citra Baru Steel, PT. Shin An Steel, dan PT. Century Metalindo. Selain kegiatan peleburan besi dan baja, kegiatan yang juga mengeluarkan asap antara lain industri bata ringan, industri kertas, dan industri furnitur. (Sumber: Buku Laporan Status Lingkungan Hidup Kabupaten Serang Tahun 2016). Berdasarkan data pengaduan lingkungan di kecamatan Kibin Tahun 2014-2016 juga menunjukkan bahwa setiap tahunnya telah terjadi pengaduan kasus lingkungan berkenaan dengan pencemaran udara seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.1

Pengaduan Pencemaran Udara di Kecamatan Kibin Tahun 2014-2016

No Waktu

diterimanya pengaduan

Sumber

Pencemar Pokok Aduan Hasil Verifikasi Lapangan Tindak Lanjut Setelah Verifikasi 1. 13 Oktober 2014 PT. Ducon Tetrablock Indonesia (Industri Pembuatan Bata Ringan) Kecamatan Kibin Pemberitahuan kejadian unjuk rasa masyarakat Desa Nambo Ilir

kepada PT.Ducon karena debu, bising, dan bau.

1.Polusi udara dan debu dari aktivitas produksi pembuatan bata ringan karena cerobong khusus asap dan kelengkapannya belum tersedia

2.Belum terlengkapinya ijin pembuangan limbah dan TPSL B3

Perusahaan diarahkan untuk segera menyediakan sarana pengendalian polusi udara dan bau paling lambat 10 hari, mengurangi kapasitas produksi selama perbaikan, melaporkan progress perbaikan dan menjaga kondusivitas lingkungan sosial. 2. 3 Agustus 2015 PT. Central Steel Indonesia (Industri Peleburan besi dan baja) Kecamatan Kibin 1.Pencemaran udara akibat asap pembakaran 2.Pemberian dana CSR yang tidak merata

1.Saat dilakukan kunjungan terlihat asap yang keluar dari PT. Central Steel Indonesia tetapi asapnya sedang mengarah ke arah yang berlawanan dari

lokasi pengaduan

masyarakat.

2.Udara ambient di lokasi

pemukiman pengadu

terlihat normal dan tidak tercium bau.

3.Berdasarkan informasi dari masyarakat, asap

masuk ke rumah

penduduk pada malam dan dini hari.

PT. CSI dipanggil ke BLH untuk diberi arahan memperbaiki pengelolaan asap pembakaran dan agar memberikan bantuan CSR (dana/makanan suplemen) kepada masyarakat sekitar.

3. 4 Februari

2016 Muara Emas PT. Tiga Makmur (Industri Pestisida) Kecamatan Kibin Adanya bau yang menyengat dan kebisingan dari kegiatan. 1.Kegiatan sedang beroperasi normal. 2.Sesekali tercium bau

bahan kimi khas pestisida di ruang produksi gudang bahan dan di bagian belakang perusahaan (dekat dengan ruang produksi dan IPAL). 3.Adanya ceceran bahan

kimia yang bersifat bau.

4.Saluran dan bak

penampung bahan kimia dalam keadaan terbuka

sehingga menambah

intensitas bau.

5.Tidak terdengar suara bising

6.Adanya pembakaran sampah dan penataan ruang yang belum rapih.

Kepada perusahaan diberikan arahan:

1.Segera membersihan ceceran bahan/produk.

2.Pemberian penutup di saluran dan bak penampung limbah agar bau dapat terkurangi.

3.Agar tidak melakukan

pembakaran sampah, sampah domestik dikerjasamakan dengan pihak ketiga.

4.Agar melakukan penataan ruang (housekeeping) yang lebih rapih.

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang

Menurut data di atas yang diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang menggambarkan bahwa dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 terdapat pengaduan lingkungan akan adanya pencemaran udara berupa debu, asap, dan bau yang menyengat dari kegiatan produksi industri yang melibatkan 3 industri di Kecamatan Kibin yaitu PT. Ducon Tetrablock Indonesia (Industri Pembuatan Bata Ringan), PT. Central Steel Indonesia (Industri Peleburan besi dan baja), dan PT. Tiga Muara Emas Makmur (Industri Pestisida), dimana ketiganya berlokasi di Kawasan Industri Modern. Kondisi tersebut juga nyatanya telah mengganggu sisi kesehatan masyarakat dimana jenis penyakit yang sering ditimbulkan dari pencemaran lingkungan masih ditempati oleh penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Hal tersebut juga diperkuat dengan keterangan dari pihak Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Kibin yang menyebutkan bahwa penyakit tersebut memang sering menyerang penduduk yang berada di kawasan Industri, termasuk Kecamatan Kibin yang

merupakan Kecamatan di Kabupaten Serang yang memiliki kegiatan industri terbanyak.

Berikut data yang diperoleh peneliti dari pihak Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat Kibin mengenai 20 Besar Penyakit yang sering menyerang penduduk Kecamatan Kibin pada Tahun 2016:

Tabel 1.2

Jenis Penyakit yang Menyerang Masyarakat Kecamatan Kibin Tahun 2016

No Kode Penyakit Nama Penyakit Jumlah

1. J06 Infeksi Saluran Pernafasan Akut YTT 3.932

2. Z00 Sehat (Hanya Kontrol Saja) 1.761

3. K29.7 Gastritis, unspecified 1.346

4. A09.1 Diare and Gastroenteritis non Spesifik 1.115

5. R50 Febris tanpa sebab yang jelas 1.103

6. I10 Hipertensi Esensial 932

7. R05 Batuk 827

8. M79.1 Myalgia 772

9. R51 Chepalgia/ Headache/ Sakit Kepala 692

10. L30.0 Dermatitis Nummular 605

11. J00 Nasofaringitis Akut (common cold) 592

12. A15.0 TBC Paru BTA (+) Tanpa Biakan 533

13. R68 Penyakit Lain-lain 478

14. M06 Rhematoid Artritis 380

15. K04 Penyakit Pulpa dan Jaringan 362

16. E14 Diabetes Mellitus YTT 317

17. H10 Conjunctivitis 274

18. D50.8 Anemia Defisiensi Besi (Fe) 267

19. O21.1 Hyperemesis Gravidarum dg ggg metabolic 259

20. A09.2 Diare Disentri Basiler 253

Berdasarkan data di atas yang diperoleh dari Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Kibin peneliti dapat menganalisis bahwa dari 20 besar jenis penyakit yang sering menyerang masyarakat Kibin, penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan jenis penyakit yang menempati posisi urutan pertama dan terbanyak menyerang masyarakat Kecamatan Kibin yang berjumlah 3.932 jiwa yang salah satunya diakibatkan karena adanya pencemaran udara yang berasal dari beberapa Kawasan Industri di Kecamatan Kibin.

Kedua, penurunan kualitas terhadap sungai yang telah mengganggu ekosistem makhluk hidup didalamnya dan aktivitas masyarakat. Penurunan kualitas sungai tersebut dibuktikan dengan terjadinya pencemaran terhadap sungai Cikambuy di wilayah Desa Cijeruk yang kurang lebih telah terjadi selama 10 tahun lamanya dimana sungai tersebut letaknya mengelilingi perkampungan warga dan kondisinya yang semakin memperhatikan karena telah mengganggu kehidupan ekosistem makhluk hidup lain di dalamnya dengan banyaknya ikan yang mati karena kondisi airnya yang telah terkontaminasi oleh bahan zat kimia dari kegiatan produksi. Kondisi tadi juga mengakibatkan sungai tersebut tidak dapat dipergunakan kembali sebagaimana dahulu masyarakat dapat menggunakannya untuk keperluan sehari-hari. Kondisinya saat ini bisa dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 1.1 Kondisi Sungai Cikambuy

Sumber: Peneliti, 2016

Berdasarkan gambar di atas peneliti dapat menggambarkan bahwa kondisi sungai Cikambuy saat ini memang telah tercemar keadaannya menjadi kotor, warnanya pun berubah menjadi hitam pekat, berbusa, dan telah menimbulkan bau yang amat tidak sedap setiap harinya yang telah mengganggu kehidupan masyarakat sekitar yang diakibatkan karena penggunaan bahan kimia pada kegiatan produksi, dan pengelolaan limbah cair yang tidak dilakukan secara baik dan benar hingga akhirnya ikut terbuang ke saluran limbah milik masing-masing industri yang selanjutnya bermuaran ke Sungai Cikambuy dan akan berujung hingga bermuara ke Sungai Ciujung sehingga keberadaan Kawasan Industri Modern juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan Sungai Ciujung mengalami pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Disamping itu menurut pengakuan salah seorang tokoh masyarakat dari Desa Cijeruk bernama Rosihin sampai saat ini pencemaran sungai Cikambuy masih terus terjadi dan belum ada tindak lanjut yang serius dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang selaku

unsur pelaksana otonomi daerah di bidang pengelolaan lingkungan hidup maupun dari pihak Kawasan Industri Modern selaku pengelola kawasan dan induk industri dari industri-industri yang berada pada area Kawasan Industri Modern.

Ketiga, berkurangnya sumber mata air yang menyebabkan masyarakat kesulitan dalam memperoleh air bersih. Hal tersebut dibuktikan dengan tidak berfungsinya mesin jet pump milik sebagian besar masyarakat yang bertempat tinggal dekat dengan lokasi Kawasan Industri Modern karena air lebih terserap oleh industri-industri yang menggunakan teknologi yang lebih canggih dibanding yang dimiliki masyarakat. Sehingga saat ini sebagian besar masyarakat yang bertempat tinggal dekat dengan Kawasan Industri Modern dapat memperoleh air bersih untuk keperluan sehari-hari didapat dari penggunaan satelit dimana sumber atau titik utama air bertumpu pada salah satu tempat dan dikelola orang seorang warga yang mencari dan menggali titik sumber mata air yang baru dengan penggunaan teknologi yang maju yang kemudian air akan disalurkan kepada rumah-rumah warga dengan menggunakan teknik pemasangan beberapa paralon dan alat meteran pada setiap rumah warga sehingga jumlah banyaknya air yang digunakan oleh setiap warga nantinya dapat dilihat dan dipantau dari besarnya angka yang termuat dalam alat meteran tersebut yang juga menjadi tanda berapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh setiap warga setiap bulannya didasarkan pada angka yang termuat dalam alat meteran tersebut untuk kemudian dikalikan dengan harga air per meter kubiknya. Sehingga biaya yang akan dikeluarkan oleh setiap warga akan berbeda-beda disesuaikan dengan penggunaanya masing-masing.

Hal di atas juga didukung oleh pernyataan yang disampaikan oleh Lia Purnamasari salah seorang warga Kampung Sadang Desa Barengkok yang bertempat tinggal dekat dengan Kawasan Industri Modern yang menyatakan bahwa setelah terbangunnya Kawasan Industri Modern banyak masyarakat yang mengalami kesulitan memperoleh air bersih untuk keperluan mandi, cuci, dan kakus (MCK) karena saat ini mesin jet pump yang ada di setiap rumah warga sudah sangat sulit untuk berfungsi kembali karena memang airnya yang sulit untuk keluar sehingga saat ini masyarakat banyak yang menggunakan satelit yang tumpuan utamanya berada pada rumah salah seorang warga yang sifatnya berbayar sesuai dengan penggunaannya.

Kondisi diatas tentunya mendorong peran Pemerintah Daerah khusunya Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang selaku unsur pelaksana otonomi daerah di bidang pengelolaan lingkungan hidup seyogyanya harus menggiatkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara menserasikan aktifitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk menopangnya, selain itu dibutuhkan peran aktif dari Pemerintah Daerah dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang dalam menyelenggarakan upaya pengendalian dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup sehingga resiko terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dapat ditekan sekecil mungkin agar tidak menimbulkan resiko pencemaran dan kerusakan lingkungan yang lebih besar lagi.

Berdasarkan uraian permasalahan-permasalahan di atas, maka peneliti tertarik mengambil tema penelitian mengenai “Peran Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang dalam Pengendalian Dampak Pencemaran Kawasan Industri Modern di Kecamatan Kibin Kabupaten Serang.”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah peneliti uraikan dalam latar belakang masalah diatas, maka peneliti melakukan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Terjadinya pencemaran udara yang telah mengganggu kesehatan masyarakat sekitar.

2. Penurunan kualitas terhadap sungai yang telah mengganggu ekosistem makhluk hidup didalamnya dan aktivitas masyarakat.

3. Berkurangnya sumber mata air yang menyebabkan masyarakat kesulitan dalam memperoleh air bersih.

1.3Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, biaya dan tenaga, maka peneliti membatasi penelitian ini hanya pada Peran Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang dalam Pengendalian Dampak Pencemaran Kawasan Industri Modern di Kecamatan Kibin Kabupaten Serang.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk pengendalian dampak lingkungan yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang terhadap dampak pencemaran kawasan industri di wilayah Modern?

2. Hambatan dan upaya apa saja yang ditempuh oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang untuk mengatasi hambatan dalam melakukan pengendalian terhadap dampak pencemaran kawasan industri di wilayah Modern?

1.5Tujuan Penelitian

Dalam setiap penelitian apapun tentu memiliki suatu tujuan yang dijadikan sebagai tolak ukur dan menjadi target dari kegiatan penelitian tersebut. Dari masalah penelitian yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bentuk pengendalian dampak lingkungan yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang terhadap dampak pencemaran kawasan industri di wilayah Modern. 2. Untuk mengetahui hambatan dan upaya yang ditempuh oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang untuk mengatasi hambatan

dalam melakukan pengendalian terhadap dampak pencemaran kawasan industri di wilayah Modern.

1.6Manfaat Penelitian

Suatu penelitian akan lebih bermakna apabila bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, maupun bagi kehidupan masyarakat. Maka dari itu, peneliti memiliki kegunaan secara teoritis maupun praktis:

1. Manfaat Teoritis

a. Pengembangan Ilmu Administrasi Negara

Dengan penelitian ini diharapkan peneliti dapat mengaplikasikan dan menambah wawasan mengenai materi-materi dan teori-teori yang telah didapat dari proses pengajaran dan bermanfaat untuk digunakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Ilmu Administrasi Negara. b. Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan semoga dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik yang sama.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis, semoga semakin memperluas wawasan berfikir mengenai peran dari sebuah Organisasi Perangkat Daerah yang memiliki kewenangan melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang tertentu dalam menjalankan tugas pokok dan

fungsinya sehingga memenuhi harapan masyarakat dari keberadaan unsur pelaksana pemerintah daerah tersebut.

b. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi mengenai peran Dinas lingkungan hidup Kabupaten Serang dalam pengendalian dampak pencemaran dari adanya kawasan industri di suatu daerah.

c. Bagi industri atau perusahaan, penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan perusahaan. d. Bagi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang, penelitian

ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai program dan kebijakan pengendalian dampak lingkungan yang akan disusun oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang selanjutnya.

e. Bagi intansi pemerintah, penelitian ini diharapkan mampu menjadi data dan informasi mengenai Peran Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang dalam Pengendalian Dampak Pencemaran Kawasan Industri Modern di Kecamatan Kibin Kabupaten Serang, serta dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran bagi dinas-dinas tekait dalam bidang ini.

1.7Sistematika Penulisan

Dalam penulisan ini dibagi kedalam lima bagian masing-masing terdiri dari sub bagian, sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Latar Belakang Masalah menerangkan atau menjelaskan ruang lingkup dan kedudukan masalah yang diteliti. Bentuk penerangan dan penjelasan dalam penelitian ini akan diuraikan secara dedukatif, artinya dimulai dari penjelasan yang berbentuk umum hingga menjelaskan ke masalah yang lebih spesifik dan relevan dengan tema yang diambil.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang akan diteliti, kemudian dikaitkan dengan tema/topik/judul penelitian. 1.3 Batasan Masalah

Untuk mempermudah penelitian dan untuk menghemat waktu dan biaya maka peneliti membatasi penelitian ini.

1.4 Rumusan Masalah

Perumusan masalah bertujuan untuk memilih dan menetapkan masalah yang paling urgen yang berkaitan dengan judul penelitian. Dalam bagian ini juga akan didefinisikan permasalahan yang telah diterapkan dalam kalimat tanya.

1.5 Tujuan Penelitian

Mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilaksanakannya penelitian terhadap masalah yang telah dirumuskan. Isi dan rumusan tujuan penelitian sejalan dengan isi dan rumusan masalah penelitian.

1.6 Manfaat Penelitian

Menjelaskan tentang manfaat teoritis dan praktis terkait dengan temuan penelitian.

1.7 Sistematika Penulisan

Yaitu menjelaskan isi bab per babnya dan menjelaskan urutan penulisan skripsi ini secara keseluruhan.

Dokumen terkait