• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SERANG DALAM PENGENDALIAN DAMPAK PENCEMARAN KAWASAN INDUSTRI MODERN DI KECAMATAN KIBIN KABUPATEN SERANG - FISIP Untirta Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SERANG DALAM PENGENDALIAN DAMPAK PENCEMARAN KAWASAN INDUSTRI MODERN DI KECAMATAN KIBIN KABUPATEN SERANG - FISIP Untirta Repository"

Copied!
411
0
0

Teks penuh

(1)

SERANG DALAM PENGENDALIAN DAMPAK

PENCEMARAN KAWASAN INDUSTRI MODERN

DI KECAMATAN KIBIN KABUPATEN SERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Kosentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh Dyah Pratiwi NIM.6661131230

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I : Dr. Agus Sjafari, M.Si. Dosen Pembimbing II : Dr. Suwaib Amiruddin, M.Si.

Pembangunan sektor industri di Indonesia tidak hanya menghasilkan manfaat tetapi juga membawa resiko. Pencemaran udara yang mengganggu kesehatan masyarakat sekitar, penurunan kualitas sungai yang mengganggu ekosistem makhluk hidup dan aktivitas masyarakat, dan sulitnya masyarakat dalam memperoleh air bersih merupakan dampak negatif yang ditimbulkan dari keberadaan kawasan industri, sehingga dibutuhkan peran Pemerintah Daerah dalam melakukan upaya pengendalian dampak lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran & hambatan yang dihadapi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang dalam pengendalian dampak pencemaran Kawasan Industri Modern. Teori yang digunakan konsep peran organisasi sektor publik Jones (1993) dalam Mahsun (2006:8) dan konsep upaya pengendalian dampak lingkungan menurut UU No 32 Tahun 2009. Penelitian ini merupakan kualitatif deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan model Miles & Huberman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peran Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang dalam pengendalian dampak pencemaran kawasan industri modern dapat dikatakan belum optimal karena masih ditemuinya beberapa kendala yang menghambat pelaksanaan kegiatan di bidang pengendalian dampak lingkungan. Oleh karena itu diperlukan peningkatan pola komunikasi dan koordinasi dengan instansi kewilayahan, pembuatan aplikasi “QLUE” agar masyarakat berpartisipasi dalam melaporkan keluhan dan peduli akan permasalahan lingkungan, membentuk kelompok pengawasan yang melibatkan langsung masyarakat dan perlunya peningkatan pendanaan demi kepentingan upaya pengelolaan lingkungan hidup.

(3)

Faculty Of Social and Political Science. The 1 Advisor: Dr. Agus Sjafari, M.Si. 2nd Advisor: Dr. Suwaib Amiruddin, M.Si.

Industrial sector development in Indonesia not only produces benefits but also carries risks. Air pollution that disturbs the health of the surrounding community, the decline of river quality that disrupts the ecosystem of living creatures and community activities, and the difficulty of the community in obtaining clean water is a negative impact caused by the existence of industrial area, so it is necessary the role of Local Government in the effort to control the environmental impact.

This research was conducted to determine the role and obstacles faced by Serang Government Environmental Agency in controlling the pollution impact of the modern industrial area. The theory used the concept of the role of public sector organization by Jones (1993) in Mahsun (2006:8) and the concept of environmental impact control efforts according to Law No. 32 The year 2009. This research is qualitative descriptive. Data analysis techniques used Miles & Huberman model. The results of this study indicate that the role of Serang Government Environmental Agency in controlling the pollution impact of a Modern Industrial area can be said not yet optimal because still encountered some obstacles which hinder the implementation of activity in the field of environmental impact control. Therefore, it is necessary to improve the communication pattern and coordination with regional institutions, making of "QLUE" application so that the public will participate in reporting complaints and care about environmental issues, forming a community-direct monitoring group and need for increased funding for the sake of environmental management efforts.

(4)
(5)
(6)
(7)

yakinlah setelah kesulitan

pasti datang kemudahan”

Kedua Orang Tuaku Bapak Sunyoto

dan Ibu Sumiyati dan Adikku Desti

Dwi Cahyani

Persembahan:

(8)

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, keluarganya, dan para sahabatnya yang telah membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman terang benderang seperti sekarang. Syukur Alhamdulilah dengan izin Allah SWT penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi yang berjudul “Peran Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang dalam Pengendalian Dampak Pencemaran Kawasan Industri Modern di Kecamatan Kibin Kabupaten Serang”.

Penyusunan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penulis menyadari bahwa penyusunan ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang selalu membimbing serta mendukung penulis secara moril dan materil. Maka dengan ketulusan hati, peneliti ini mengucapkan rasa terimakasih kepada pihak-pihak sebagai berikut:

1. Prof. Dr.H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

(9)

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si selaku Wakil Dekan II Bidang Keuangan dan Umum Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Listyaningsih, S.Sos, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 7. Riswanda, Ph.D selaku Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 8. Dr. Suwaib Amiruddin, M.Si selaku pembimbing II yang telah menyetujui

atas penelitian skripsi ini dan telah membimbing, memberikan ilmunya, serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Semua Dosen dan Staf Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

(10)

12.Untuk adikku Desti Dwi Cahyani terimakasih atas do’a, bantuan dan dukungannya.

13.Para pimpinan industri yang menjadi informan dalam penelitian ini yang telah membantu peneliti dalam memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

14.“My Best Patner” Ferdy Ardiansyah selaku teman dan sahabat sekaligus guru dalam berbagi keluh kesah dan telah sabar membantu dan menolong peneliti dalam memperoleh data serta turut memberikan masukan dan motivasi dalam penyusunan penelitian ini hingga dapat terselesaikan. 15.Sahabat seperjuangan “Geng Alimun” Sierfi, Murni, Ranita, Firda, Ika,

Fadliyah, Linah, Anggit, Aan, dan Haikal yang sejak awal perkuliahan telah memberikan warna dalam dunia perkuliahan serta membantu dan memotivasi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. Semoga kelak suatu saat dapat sukses bersama.

16.Sahabat “Skripsweet” Nadia, Nindy, Fita, dan Rima yang telah memberikan semangat, motivasi, dan dukungan kepada peneliti.

(11)

19.Keluarga Pengurus HIMANE 2014, HIMANE 2015, BEM FISIP 2016, KOKESMA 2014, dan SEMUT 2014 yang telah memberikan kesempatan untuk belajar berorganisasi dan mengembangkan diri.

20.Seluruh pegawai Foto Copy “Zahra” Bapak Nur Yanto , Mas Adi, dan Mas Doni yang telah membantu peneliti untuk pencetakan skripsi ini. 21.Segala pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah

membantu menyelesaikan pembuatan skripsi ini.

Akhirnya peneliti mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga dengan selesainya penyusunan penelitian ini. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan maka, kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan penulisan penelitian ini. Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat, khususnya bagi peneliti sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.

Alhamdulillahirrabbil’alamiin.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Serang, 31 Mei 2017

(12)

ABSTRACT

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 12

1.3 Batasan Masalah ... 12

1.4 Rumusan Masalah ... 13

1.5 Tujuan Penelitian ... 13

1.6 Manfaat Penelitian ... 14

1.7 Sistematika Penulisan ... 16

BAB II LANDASAN TEORI, DAN ASUMSI DASAR 2.1 Landasan Teori ... 22

2.1.1 Konsep Pengandalian Manajemen ... 22

2.1.2 Konsep Peran Organisasi Sektor Publik ... 25

2.1.3 Konsep Lingkungan Hidup ... 26

(13)

2.2 Penelitian Terdahulu ... 38

2.3 Kerangka Berfikir ... 41

2.4 Asumsi Dasar ... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ... 47

3.2 Ruang Lingkup Penelitian ... 48

3.3 Lokasi Penelitian ... 48

3.4 Variabel Penelitian ... 49

3.4.1 Definisi Konseptual ... 49

3.4.2 Definisi Operasional ... 50

3.5 Instrumen Penelitian ... 52

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data ... 53

3.6 Informan Penelitian ... 55

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 58

3.8 Uji Kredibilitas Data ... 60

3.9 Jadwal Penelitian ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskrpsi Objek Penelitian ... 64

4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Serang ... 64

4.1.1.1 Visi dan Misi Kabupaten Serang ... 66

(14)

4.1.3.1 Visi dan Misi DLH Kab Serang ... 72

4.1.3.2 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi DLH ... 73

4.1.4 Gambaran Umum Kawasan Industri Modern ... 78

4.1.4.1 Visi dan Misi Kawasan Industri Modern ... 81

4.2 Deskripsi Data ... 82

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian ... 82

4.2.2 Data Informan ... 87

4.3 Temuan Lapangan ... 90

4.3.1 Bentuk Pengendalian DLH Kab Serang ... 91

4.3.2 Hambatan dan Upaya yang ditempuh DLH Kab Serang ... 187

4.4 Pembahasan ... 209

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 243

5.2 Saran ... 244

DAFTAR PUSTAKA ... 245

(15)

Tabel 1.1 Pengaduan Pencemaran Udara Kec Kibin ... 5

Tabel 1.2 Jenis Penyakit yang Menyerang Penduduk Kibin ... 7

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ... 51

Tabel 3.2 Informan Penelitian ... 57

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 63

Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan ... 66

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk... 68

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin ... 69

Tabel 4.4 Luas Wilayah Desa se Kecamatan Kibin ... 70

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 71

Tabel 4.6 Informan Penelitian ... 89

(16)

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir... 45

Gambar 3.1 Proses Analisis Data ... 58

Gambar 4.1 Struktur Organisasi DLH Kab Serang ... 77

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Bidang Pengendalian ... 78

Gambar 4.3 Peta Lokasi Kawasan Industri Modern ... 82

Gambar 4.4 Jadwal Pengawasan Terhadap Kegiatan Usaha ... 95

Gambar 4.5 Jadwal Pemantauan Kualitas Lingkungan ... 97

Gambar 4.6 IPAL milik PT. Bahari Makmur Sejati ... 112

Gambar 4.7 Saluran Akhir IPAL PT. Bahari Makmur Sejati ... 114

Gambar 4.8 Surat Pemberitahuan Kegiatan Pengawasan ... 132

Gambar 4.9 Pengumuman Permohonan Izin Lingkungan ... 150

Gambar 4.10 Kondisi RTH PT. Bahari Makmur Sejati ... 186

(17)

LAMPIRAN I Surat Ijin Penelitian

LAMPIRAN II Daftar Pedoman Wawancara

LAMPIRAN III Jumlah Kegiatan Usaha Per Kecamatan Di Kabupaten Serang

LAMPIRAN IV Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009

Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

LAMPIRAN V Dokumentasi Penelitian

LAMPIRAN VI Data Pendukung Lainnya

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pembangunan pada hakekatnya merupakan salah satu upaya yang dilakukan menuju suatu keadaan yang lebih baik. Dewasa ini, Indonesia merupakan Negara berkembang yang sedang mengupayakan pembangunan ekonomi melalui industrialisasi, karena sektor industri sering disebut juga sebagai sektor pemimpin (leading sector) yang akan memicu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainnya. Dalam rangka menyelenggarakan pembangunan ekonomi nasional sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 diartikan sebagai upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

(19)

kegiatan usaha menurut jenis dokumen yang dimiliki pada wilayah Kabupaten Serang yang peneliti dapatkan dari pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang, Kecamatan Kibin merupakan kecamatan yang memiliki jumlah kegiatan usaha khusunya kegiatan industri terbanyak dibanding dengan kecamatan lain yang berada pada Kabupaten Serang.

Kawasan Industri Modern merupakan salah satu bagian kawasan industri yang berada di Kecamatan Kibin yang menjadi salah satu objek kajian pengelolaan lingkungan hidup dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang sekaligus menjadi objek kajian pada penelitian ini. Kawasan Industri Modern mempunyai luas 3.175 Ha dengan keseluruhan jumlah kegiatan industri sebanyak 256 industri yang terdiri dari 127 kegiatan industri yang telah beroperasi, 23 industri yang bergerak di bidang kontruksi, 85 industri yang belum terbangun (tanah kosong) dan 21 industri yang belum beroperasi dan bangkrut (Sumber: PT. Modern Industrial Estate selaku Pengelola Kawasan Modern).

Pembangunan sektor industri di Indonesia tidak hanya menghasilkan manfaat sebagai dampak positif tetapi juga membawa resiko yang menjadi dampak negatif dimana kedua dampak tersebut tentu akan berpengaruh pada keberlangsungan kehidupan masyarakat sekitar.

(20)

disampaikan oleh Laelah Susilawati selaku Kepala Desa Barengkok yang merupakan salah satu desa yang berdekatan dengan wilayah Kawasan Industri Modern yang menyebutkan bahwa setalah dibangunnya Kawasan Industri Modern memang jelas berpengaruh pada tingkat perekonomian masyarakat Desa Barengkok yang lebih baik dan berkurangnya tingkat pengangguran di Desa Barengkok karena banyak masyarakat yang memperoleh pekerjaan pada industri-industri di wilayah Kawasan Industri Modern sehingga dapat memperoleh penghasilan setiap bulannya dan mampu memperbaiki kehidupannya menjadi lebih layak serta dapat menyekolahkan anak-anak mereka hingga pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

(21)

tangga, menjual lauk-pauk, pulsa dan lain sebagainya serta tak ketinggalan juga banyaknya usaha jasa yang bermuculan seperti jasa mencuci dan setrika pakaian (laundry), jasa potong rambut dan perawatan kecantikan (salon) hingga pada jasa antar jemput (ojeg).

Namun tak dapat dipungkiri bahwa keberadaan sektor industri nyatanya juga telah membawa resiko yang menjadi salah satu penyebab terbesar terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup akibat adanya penyimpangan dalam proses kegiatan produksi yang dilakukan setiap harinya oleh pelaku usaha sehingga telah menyebabkan kemerosotan mutu lingkungan hidup. Sama halnya dengan Kawasan Industri Modern yang juga memberikan dampak negatif bagi lingkungan hidup dan kelangsungan kehidupan masyarakat sekitar yang bertempat tinggal dekat dengan industri-industri di wilayah Kawasan Industri Modern, karena dari 256 kegiatan industri yang telah terbangun di Kawasan Industri Modern nyatanya hal tersebut telah meresahkan masyarakat sekitar akibat adanya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang menjadi masalah dalam penelitian ini:

(22)

pencemaran udara lainnya yakni berupa asap (emisi) yang berasal dari beberapa industri peleburan besi dan baja di kawasan Industri Modern yang masih mengeluarkan asap berwarna abu-abu hingga kehitaman, antara lain PT. Shunfa Langgeng Jaya Steel, PT. Citra Baru Steel, PT. Shin An Steel, dan PT. Century Metalindo. Selain kegiatan peleburan besi dan baja, kegiatan yang juga mengeluarkan asap antara lain industri bata ringan, industri kertas, dan industri furnitur. (Sumber: Buku Laporan Status Lingkungan Hidup Kabupaten Serang Tahun 2016). Berdasarkan data pengaduan lingkungan di kecamatan Kibin Tahun 2014-2016 juga menunjukkan bahwa setiap tahunnya telah terjadi pengaduan kasus lingkungan berkenaan dengan pencemaran udara seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.1

Pengaduan Pencemaran Udara di Kecamatan Kibin Tahun 2014-2016

No Waktu

diterimanya pengaduan

Sumber

Pencemar Pokok Aduan Hasil Verifikasi Lapangan Tindak Lanjut Setelah Verifikasi

1. 13 Oktober

2014 PT. Ducon Tetrablock Indonesia dari aktivitas produksi pembuatan bata ringan karena cerobong khusus asap dan kelengkapannya belum tersedia

2.Belum terlengkapinya ijin pembuangan limbah dan TPSL B3

Perusahaan diarahkan untuk segera menyediakan sarana pengendalian polusi udara dan bau paling lambat 10 hari, mengurangi kapasitas produksi selama perbaikan, melaporkan progress perbaikan dan menjaga kondusivitas lingkungan sosial.

1.Saat dilakukan kunjungan terlihat asap yang keluar dari PT. Central Steel Indonesia tetapi asapnya sedang mengarah ke arah yang berlawanan dari

lokasi pengaduan

3.Berdasarkan informasi dari masyarakat, asap

masuk ke rumah

penduduk pada malam dan dini hari.

(23)

3. 4 Februari

1.Kegiatan sedang

beroperasi normal. 2.Sesekali tercium bau

bahan kimi khas pestisida di ruang produksi gudang bahan dan di bagian belakang perusahaan (dekat dengan ruang produksi dan IPAL). 3.Adanya ceceran bahan

kimia yang bersifat bau. 4.Saluran dan bak

penampung bahan kimia dalam keadaan terbuka sehingga menambah intensitas bau.

5.Tidak terdengar suara bising

6.Adanya pembakaran sampah dan penataan ruang yang belum rapih.

Kepada perusahaan diberikan arahan:

1.Segera membersihan ceceran bahan/produk.

2.Pemberian penutup di saluran dan bak penampung limbah agar bau dapat terkurangi.

3.Agar tidak melakukan

pembakaran sampah, sampah domestik dikerjasamakan dengan pihak ketiga.

4.Agar melakukan penataan ruang (housekeeping) yang lebih rapih.

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang

(24)

merupakan Kecamatan di Kabupaten Serang yang memiliki kegiatan industri terbanyak.

Berikut data yang diperoleh peneliti dari pihak Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat Kibin mengenai 20 Besar Penyakit yang sering menyerang penduduk Kecamatan Kibin pada Tahun 2016:

Tabel 1.2

Jenis Penyakit yang Menyerang Masyarakat Kecamatan Kibin Tahun 2016

No Kode Penyakit Nama Penyakit Jumlah

1. J06 Infeksi Saluran Pernafasan Akut YTT 3.932

2. Z00 Sehat (Hanya Kontrol Saja) 1.761

3. K29.7 Gastritis, unspecified 1.346

4. A09.1 Diare and Gastroenteritis non Spesifik 1.115

5. R50 Febris tanpa sebab yang jelas 1.103

6. I10 Hipertensi Esensial 932

7. R05 Batuk 827

8. M79.1 Myalgia 772

9. R51 Chepalgia/ Headache/ Sakit Kepala 692

10. L30.0 Dermatitis Nummular 605

11. J00 Nasofaringitis Akut (common cold) 592

12. A15.0 TBC Paru BTA (+) Tanpa Biakan 533

13. R68 Penyakit Lain-lain 478

14. M06 Rhematoid Artritis 380

15. K04 Penyakit Pulpa dan Jaringan 362

16. E14 Diabetes Mellitus YTT 317

17. H10 Conjunctivitis 274

18. D50.8 Anemia Defisiensi Besi (Fe) 267

19. O21.1 Hyperemesis Gravidarum dg ggg metabolic 259

20. A09.2 Diare Disentri Basiler 253

(25)

Berdasarkan data di atas yang diperoleh dari Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Kibin peneliti dapat menganalisis bahwa dari 20 besar jenis penyakit yang sering menyerang masyarakat Kibin, penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan jenis penyakit yang menempati posisi urutan pertama dan terbanyak menyerang masyarakat Kecamatan Kibin yang berjumlah 3.932 jiwa yang salah satunya diakibatkan karena adanya pencemaran udara yang berasal dari beberapa Kawasan Industri di Kecamatan Kibin.

(26)

Gambar 1.1 Kondisi Sungai Cikambuy

Sumber: Peneliti, 2016

(27)

unsur pelaksana otonomi daerah di bidang pengelolaan lingkungan hidup maupun dari pihak Kawasan Industri Modern selaku pengelola kawasan dan induk industri dari industri-industri yang berada pada area Kawasan Industri Modern.

(28)

Hal di atas juga didukung oleh pernyataan yang disampaikan oleh Lia Purnamasari salah seorang warga Kampung Sadang Desa Barengkok yang bertempat tinggal dekat dengan Kawasan Industri Modern yang menyatakan bahwa setelah terbangunnya Kawasan Industri Modern banyak masyarakat yang mengalami kesulitan memperoleh air bersih untuk keperluan mandi, cuci, dan kakus (MCK) karena saat ini mesin jet pump yang ada di setiap rumah warga sudah sangat sulit untuk berfungsi kembali karena memang airnya yang sulit untuk keluar sehingga saat ini masyarakat banyak yang menggunakan satelit yang tumpuan utamanya berada pada rumah salah seorang warga yang sifatnya berbayar sesuai dengan penggunaannya.

(29)

Berdasarkan uraian permasalahan-permasalahan di atas, maka peneliti tertarik mengambil tema penelitian mengenai “Peran Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang dalam Pengendalian Dampak Pencemaran Kawasan Industri Modern di Kecamatan Kibin Kabupaten Serang.”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah peneliti uraikan dalam latar belakang masalah diatas, maka peneliti melakukan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Terjadinya pencemaran udara yang telah mengganggu kesehatan masyarakat sekitar.

2. Penurunan kualitas terhadap sungai yang telah mengganggu ekosistem makhluk hidup didalamnya dan aktivitas masyarakat.

3. Berkurangnya sumber mata air yang menyebabkan masyarakat

kesulitan dalam memperoleh air bersih.

1.3Batasan Masalah

(30)

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk pengendalian dampak lingkungan yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang terhadap dampak pencemaran kawasan industri di wilayah Modern?

2. Hambatan dan upaya apa saja yang ditempuh oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang untuk mengatasi hambatan dalam melakukan pengendalian terhadap dampak pencemaran kawasan industri di wilayah Modern?

1.5Tujuan Penelitian

Dalam setiap penelitian apapun tentu memiliki suatu tujuan yang dijadikan sebagai tolak ukur dan menjadi target dari kegiatan penelitian tersebut. Dari masalah penelitian yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(31)

dalam melakukan pengendalian terhadap dampak pencemaran kawasan industri di wilayah Modern.

1.6Manfaat Penelitian

Suatu penelitian akan lebih bermakna apabila bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, maupun bagi kehidupan masyarakat. Maka dari itu, peneliti memiliki kegunaan secara teoritis maupun praktis:

1. Manfaat Teoritis

a. Pengembangan Ilmu Administrasi Negara

Dengan penelitian ini diharapkan peneliti dapat mengaplikasikan dan menambah wawasan mengenai materi-materi dan teori-teori yang telah didapat dari proses pengajaran dan bermanfaat untuk digunakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Ilmu Administrasi Negara. b. Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan semoga dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik yang sama.

2. Manfaat Praktis

(32)

fungsinya sehingga memenuhi harapan masyarakat dari keberadaan unsur pelaksana pemerintah daerah tersebut.

b. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi mengenai peran Dinas lingkungan hidup Kabupaten Serang dalam pengendalian dampak pencemaran dari adanya kawasan industri di suatu daerah.

c. Bagi industri atau perusahaan, penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan perusahaan. d. Bagi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang, penelitian

ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai program dan kebijakan pengendalian dampak lingkungan yang akan disusun oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang selanjutnya.

(33)

1.7Sistematika Penulisan

Dalam penulisan ini dibagi kedalam lima bagian masing-masing terdiri dari sub bagian, sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Latar Belakang Masalah menerangkan atau menjelaskan ruang lingkup dan kedudukan masalah yang diteliti. Bentuk penerangan dan penjelasan dalam penelitian ini akan diuraikan secara dedukatif, artinya dimulai dari penjelasan yang berbentuk umum hingga menjelaskan ke masalah yang lebih spesifik dan relevan dengan tema yang diambil.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang akan diteliti, kemudian dikaitkan dengan tema/topik/judul penelitian. 1.3 Batasan Masalah

Untuk mempermudah penelitian dan untuk menghemat waktu dan biaya maka peneliti membatasi penelitian ini.

1.4 Rumusan Masalah

(34)

1.5 Tujuan Penelitian

Mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilaksanakannya penelitian terhadap masalah yang telah dirumuskan. Isi dan rumusan tujuan penelitian sejalan dengan isi dan rumusan masalah penelitian.

1.6 Manfaat Penelitian

Menjelaskan tentang manfaat teoritis dan praktis terkait dengan temuan penelitian.

1.7 Sistematika Penulisan

Yaitu menjelaskan isi bab per babnya dan menjelaskan urutan penulisan skripsi ini secara keseluruhan.

BAB II : LANDASAN TEORI, DAN ASUMSI DASAR

2.1 Landasan Teori

Landasan Teori mengkaji teori dan konsep yang relevan dengan permasalahan penelitian, sehingga akan memperoleh konsep penelitian yang sangat jelas.

2.2 Penelitian Terdahulu

(35)

2.3 Kerangka Berfikir

Kerangka Berfikir menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan dari perbincangan kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca mengenai asumsi dasarnya.

2.4 Asumsi Dasar Penelitian

Asumsi dasar merupakan jawaban sementara dan akan diuji kebenarannya.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Bagian ini menguraikan tentang tipe/pendekatan dan metode apa yang akan digunakan dalam penelitian ini.

2.2 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam bagian ini membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian penelitian yang akan dilakukan.

2.3 Lokasi Penelitian

Menjelaskan tempat (locus) penelitian yang akan dilakukan. 2.4 Variabel Penelitian

2.4.1Definisi Konsep

(36)

2.4.2Definisi Operasional

Merupakan penjabaran konsep atau variabel penelitian dalam rincian yang terukur (indikator penelitian). Variabel penelitian dilengkapi dengan tabel matriks yang berisi dimensi, sub dimensi dan nomor pertanyaan sebagai lampiran.

2.5 Instrumen Penelitian

Menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpul data yang digunakan, dalam hal ini instrumennya adalah peneliti sendiri dan akan disampaikan pedoman wawancara yang akan digunakan dalam pengumpulan data dan observasi.

3.6 Informan Penelitian

Informan penelitian yaitu pihak yang memberikan informasi baik secara lisan maupun tulisan kepada peneliti. Pemberian informasi biasanya didapatkan dengan cara wawancara dengan peneliti.

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Menjelaskan teknik analisis dan rasionalisasinya, yaitu memaparkan teknik pengolahan dan analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini.

3.8 Jadwal Penelitian

(37)

BAB IV : HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas, struktur organisasi serta hal lain yang berhubungan dengan objek penelitian.

4.2 Deskripsi Data

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan memggunakan teknik analisis data yang relevan.

4.3 Temuan Lapangan

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan menggunakan teknik analisa data kualitatif.

4.4 Pembahasan

Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data.

BAB V : PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat, jelas, dan mudah dipahami.

5.2 Saran

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini berisi daftar referensi yang digunakan dalam penysunan skripsi ini.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(39)

BAB II

LANDASAN TEORI DAN ASUMSI DASAR

2.1Landasan Teori

Teori merupakan sesuatu yang sangat penting dalam sebuah penelitian, karena sifatnya ilmiah, maka seorang peneliti haruslah berbekal teori untuk mendukung penyelesaian masalah yang ada. Landasan teori dalam suatu penelitian merupakan uraian yang sistematis tentang teori yang bukan hanya terdiri dari pendapat beberapa pakar atau penulis buku saja, melainkan juga merupakan hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Pada bab ini, peneliti akan menggunakan beberapa teori yang relevan dengan tema penelitian yang dijadikan sebagai pedoman dan acuan dalam penyusunan penelitian ini.

2.1.1.Konsep Pengendalian Manajemen

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen. Jadi, manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.

Menurut Hasibuan (2011:2), manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

(40)

“Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.”

Sedangkan Draft dalam Yuwono (2005:2) berpendapat bahwa manajemen mempunyai empat fungsi dasar sebagai berikut:

1. Perencanaan (planning) berhubungan dengan penentuan tujuan yang ingin diraih oleh organisasi, penetapan tugas-tugas, dan alokasi sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan adalah aspek terpenting dalam organisasi karena fungsi pengendalian dan pertanggungjawaban merujuk pada dokumen perencanaan, baik aspek kegiatan maupun keuangan.

2. Pengorganisasian (organizing) berkaitan dengan penetapan dan pengelompokkan tugas peran serta tanggungjawab ke dalam unit hingga individu dan pengalokasian sumber daya terkait. Sebagai catatan penting, dalam lingkungan persaingan yang turbulen, organisasi harus fleksibel, tidak kaku, dan mengikuti kebutuhan dari perencanaan strategis organisasi.

3. Kepemimpinan (leading) melibatkan pengguna kewenangan dalam menggerakan dan mengalokasikan sumber daya ke arah organisasi serta untuk memotivasi karyawan dalam meraih sukses bersama. Dalam sebuah organisasi yang besar, kepemimpinan tim (team leadership), terutama tim manajemen puncak sangat menentukan roda organisasi dalam menggapai sukses dalam persaingan.

(41)

control is the process by which managers influence other members of the

oragnization to implement the organization’s strategis”. Kurang lebih mempunyai makna bahwa pengendalian manajemen adalah proses ketika manajer mempengaruhi anggota lain dari dalam organisasi untuk menerapkan strategi organisasi.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengendalian manajemen adalah suatu proses menggerakkan seluruh orang dalam organisasi untuk memastikan bahwa mereka memahami dan bertindak sesuai dengan strategi perusahaan dan penjabarannya. Ini berarti bahwa sistem pengendalian manajemen dan prosedur yang dikhususkan bagi pengendalian tujuan-tujuan strategis harus terhubung dengan pengendalian manajemen (operasional/nonstrategis). Dengan demikian, keberhasilan tujuan-tujuan strategis merupakan hasil akhir dari rangkaian berbagai keberhasilan operasional.

Karakteristik pengendalian yang baik (good control) adalah suatu sistem pengendalian yang berorientasi ke depan, objective driven, dan tidak selalu ekonomis Vijay G dalam Yuwono (2005:4). Merchant dengan menyitir pendapat Ouchi dalam Yuwono (2004:4) membagi objek pengendalian dalam tiga jenis sebagai berikut:

1. Action Control adalah bentuk pengendalian untuk menjamin bahwa setiap pegawai melakukan (tidak melakukan) aktivitas-aktivitas tertentu yang dianggap bermanfaat (tidak bermanfaat) bagi organisasi.

(42)

3. Personnel/culture control adalah bentuk pengendalian yang mengandalkan pada kendali-perilaku pegawai atau pengendalian sesama pegawai sesuai nilai-nilai, norma, atau budaya yang telah ada yang ingin diciptakan dalam organisasi.

2.1.2 Konsep Peran Organisasi Sektor Publik

(43)

1. Regulatory role, regulasi-regulasi sangat dibutuhkan masyarakat agar mereka secara bersama-sama bisa mengonsumsi dan menggunakan public goods. Sektor publik sangat berperan dalam menetapkan segala aturan yang berkaitan dengan kepentingan umum. Tanpa ada aturan oleh organisasi-organisasi di lingkungan sektor publik maka ketimpangan akan terjadi di masyarakat. Sebagian masyarakat pasti akan dirugikan karena tidak mampu memperoleh barang atau layanan yang sebetulnya untuk umum. 2. Enabling role, tujuan akhir dari sebagian besar regulasi adalah

memungkinkannya segala aktivitas masyarakat berjalan secara aman, tertib dan lancar. Sektor publik mempunyai peran yang cukup besar dalam memperlancar aktivitas masyarakat yang beraneka ragam tersebut. Wujud peran ini antara lain; Dinas Ketertiban mengatur pedagang kaki lima agar memungkinkan jalan raya tidak macet. Kantor Pemadam Kebakaran menanggulangi musibah kebakaran agar tidak menimbulkan banyak kerugian. 3. Direct provision of goods and service, semakin kompleks dan

meluasnya area sektor publik maka sebagian sektor publik mulai dilakukan privatisasi. Privatisasi mengharusnya sektor publik masuk dala mekanisme pasar. Sektor Publik berperan dalam mengatur berbagai kegiatan produksi dan penjualan barang atau jasa, public good dan quasi public goods. Peran sektor publik dalam hal ini adalah ikut serta mengendalikan dan mengawasi dengan sejumlah regulasi yang tidak merugikan publik.

Jika dilihat dari definisi dan peran sektor publik tersebut diatas, maka dengan kata lain sektor publik adalah government (pemerintah) yang berfungsi untuk mensejahterakan masyarakat, dimana pemerintah diberi ‘kekuasaan’ oleh masyarakat untuk mengatur dan menjamin pemenuhan kebutuhan barang dan jasa yang berlandaskan hukum.

2.1.3 Konsep Lingkungan Hidup

(44)

yang meliputi lingkungan fisik, kimia, maupun biologi (lingkungan hidup manusia, lingkungan hidup hewan, dan lingkungan hidup tumbuhan).

Menurut Munadjat Danusaputro (1985:67) lingkungan atau lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan memengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad-jasad hidup lainnya. Sementara itu, menurut Otto Soemarwoto (1991:48) lingkungan hidup diartikan sebagai ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup di dalamnya. Manusia bersama tumbuhan, hewan, dan jasad renik menempati suatu ruang tertentu. Kecuali makhluk hidup, dalam ruang itu terdapat juga benda tak hidup, seperti udara yang terdiri atas bermacam gas, air dalam bentuk uap, cair, padat, tanah, dan batu. Ruang yang ditempati makhluk hidup bersama benda hidup dan tak hidup inilah dinamakan lingkungan hidup. Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 1 menjelaskan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

(45)

kemudian dirumuskan kembali dalam UU No 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (disingkat UUPLH-1997) dan terakhir dalam UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (disingkat UUPLH-2009). Perbedaan mendasar pengertian lingkungan hidup menurut UUPLH-2009 dengan kedua undang-undang sebelumnya yaitu tidak hanya untuk menjaga kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain, tetapi juga kelangsungan alam itu sendiri.

(46)

Sifat lingkungan hidup ditentukan oleh bermacam-macam faktor. Pertama, oleh jenis dan jumlah masing-masing jenis unsur lingkungan hidup tersebut. Kedua, hubungan atau interaksi antara unsur dalam lingkungan hidup itu. Ketiga, kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup. Keempat, faktor non-materiil suhu, cahaya, dan kebisingan.

2.1.4 Peran Dinas Lingkungan Hidup

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang lingkungan hidup, yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Serang yang ditindak lanjuti dengan Peraturan Bupati Serang Nomor 69 Tahun 2016 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang.

(47)

a. Tugas

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang Lingkungan Hidup berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan.

b. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang mempunyai fungsi:

1. Perencanaan program kegiatan pencegahan dampak lingkungan, pengendalian dampak lingkungan, konservasi sumber daya alam dan persampahan serta pertamanan.

2. Pengkoordinasian dengan pemangku kepentingan (stakeholder) dalam kegiatan pencegahan dampak lingkungan, pengendalian dampak lingkungan, konservasi sumber daya alam dan persampahan serta pertamanan.

3. Pelaksanaan administrasi dan teknis operasional pencegahan dampak lingkungan, pengendalian dampak lingkungan, konservasi sumber daya alam dan persampahan serta pertamanan.

4. Pengelolaan data dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pencegahan dampak lingkungan, pengendalian dampak lingkungan, konservasi sumber daya alam dan persampahan serta pertamanan.

Berdasarkan Peraturan Bupati Serang Nomor 69 Tahun 2016 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang terdiri atas :

1. Kepala Dinas

2. Sekretaraiat, membawahi:

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub Bagian Keuangan

(48)

3. Bidang Pencegahan Dampak Lingkungan, membawahi: a. Seksi Kajian Lingkungan

b. Seksi Bina Lingkungan dan Kegiatan Usaha c. Seksi Bina Lingkungan Masyarakat

4. Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan, membawahi: a. Seksi Pengawasan Lingkungan

b. Seksi Penanggulangan Pencemaran Lingkungan c. Seksi Penanganan Kasus Lingkungan

5. Bidang Konservasi Sumber Daya Alam, membawahi: a. Seksi Pengelolaan Sistem Informasi Sumber Daya

Alam dan Lingkungan

b. Seksi Pengendalian Sumber Daya Alam dan Lingkungan

c. Seksi Pemulihan Sumber Daya Alam dan Lingkungan

6. Bidang Persampahan dan Pertamanan, membawahi: a. Seksi Pengelolaan Sampah

b. Seksi Sarana dan Prasarana Persampahan c. Seksi Pengelolaan Pertanaman

7. Kelompok Jabatan Fungsional 8. Unit Pelaksana Teknis membawahi;

a. Pelayanan Laboratorium Lingkungan b. Pelayanan Persampahan Wilayah Timur c. Pelayanan Persampahan Wilayah Tengah d. Pelayanan Persampahan Wilayah Barat

(49)

Berkenaan dengan kewenangan yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang dalam perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, dan pengawasan kebijakan daerah di bidang pengelolaan lingkungan hidup untuk mengendalikan permasalahan lingkungan yang kemudian dihubungkan dengan permasalahan yang peneliti kaji berkaitan dengan peran Dinas Lingkungan Hidup dalam upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, jika dikaitkan dengan konsep Jones (1993) dalam Mahsun (2006:8) yang telah dijelaskan diatas, maka peran dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang adalah sebagai berikut:

1. Regulatory role, yang merupakan penerapan dari fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan (Planning) dimana Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang berperan dalam merencanakan program dan kebijakan daerah di bidang pengelolaan lingkungan hidup berkenaan dengan pengendalian dampak pencemaran lingkungan dan kerusakan lingkungan hidup yang bertujuan menciptakan ketaatan bagi pelaku industri dan seluruh lapisan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup.

2. Enabling role, yang merupakan penerapan fungsi manajemen yaitu fungsi pelaksanaan (Actuating) dimana Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang berperan dalam menyelenggarakan program kebijakan daerah di bidang pengelolaan lingkungan hidup terutama penegakkan peraturan yang berkenaan dengan pengendalian dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup agar setiap pelaku industri dalam melaksanakan kegiatannya tetap berpedoman pada prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

(50)

2.1.5 Konsep Pengendalian Lingkungan Hidup

Mengacu pada Undang-undang No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang menjadi dasar payung hukum di bidang lingkungaan hidup menjelaskan bahwa ruang lingkup perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi:

a. Perencanaan b. Pemanfaatan c. Pengendalian d. Pemeliharaan e. Pengawasan f. Penegakan hukum

Berkenaan dengan fokus penelitian yang peneliti lakukan berkaitan dengan Peran Dinas Lingkungan Hidup dalam hal upaya pengendalian dampak pencemaran dari keberadaan kawasan industri, dengan demikian peneliti akan lebih berfokus pada upaya pengendalian yang diatur dalam Undang-undang No 32 Tahun 2009 yang menjelaskan bahwa pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan kewenangan peran, dan tanggungjawab masing-masing yang meliputi beberapa upaya diantaranya:

1. Pencegahan

Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas:

a. Kajian Lingkungan Hidup Strategis b. Tata Ruang

c. Baku Mutu Lingkungan

d. Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup

(51)

f. UKL-UPL g. Perizinan

h. Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup

i. Peraturan Perundang-undangan Berbasis Lingkungan Hidup j. Anggaran Berbasis Lingkungan Hidup

k. Analisis Risiko Lingkungan Hidup l. Audit Lingkungan Hidup

m. Instrument lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan.

2. Penanggulangan

Penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dilakukan dengan:

a. Pemberian Informasi peringatan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup kepada masyarakat.

b. Pengisolasian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

c. Penghentian sumber pencemaran dan/atau kerusakan lingkungam hidup.

d. Cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Pemulihan

Pemulihan fungsi lingkungan hidup dilakukan dengan tahapan: a. Penghentian sumber pencemaran dan pembersihan unsur

pencemar.

(52)

dan tanggungjawab dari pemerintah, pemerintah daerah, dan pelaku dunia usaha.

2.1.6 Definisi Pencemaran Lingkungan Hidup

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang dimaksud dengan Pencemaran Lingkungan Hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

Menurut Silalahi (2001:154) Pencemaran merupakan bentuk environmental impairment, adanya gangguan, perubahan, atau perusakan, bahkan adanya benda asing di dalamnya yang menyebabkan unsur lingkungan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya (reasonanble function).

(53)

1. Kegiatan pertanian, yang dikarenakan pemakaian pestisida kimia serta pupuk organik.

2. Kegiatan industri, seperti logam, air, buangan panas, asap. 3. Kegiatan pertambangan yang berupa terjadinya pencemaran

udara, rusaknya lahan akibat penggalian dan buangan-buanga penambangan.

4. Alat transportasi yang berupa asap, naiknya suhu.

Untuk mencegah pencemaran lingkungan oleh berbagai aktivitas tersebut maka peru dilakukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan, termasuk baku mutu air pada sumber air, baku mutu limbah cair, baku mutu udara ambient, baku mutu udara emisi, dan sebagainya.

2.1.7 Definisi Kawasan Industri

(54)

Dalam hal ini peneliti mengambil objek kajian yang akan diteliti berupa Kawasan Industri Modern yang merupakan salah satu kawasan industri yang terletak di zona Serang Timur yang menurut Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serang Tahun 2009-2029 Pasal 11 ayat 2 menjelaskan bahwa Strategi Sentra Kawasan Pengembangan Serang Timur, antara lain:

1. Mengembangkan kawasan industri, agro-industri, industri perternakan dan industri kecil/kerajinan rakyat.

2. Mengembangkan pertanian yang dilakukan secara terpadu, tidak saja dalam usaha budi daya tetapi juga meliputi usaha penyediaan sarana-prasarana produksi pertanian, pengolahan hasil pertanian, pemasaran hasil pertanian, dan usaha seperti bank, penyuluhan, penelitian atau pengkajian.

3. Perdagangan dan jasa. 4. Pengembangan permukiman.

Pada pasal 12 ayat 3 dipertegas kembali bahwa Kecamatan Cikande, Kibin, Kragilan dan Jawilan ditetapkan sebagai pusat pengembangan industri sekaligus sebagai pusat kegiatan wilayah yang skala pelayanannya mencakup beberapa wilayah kabupaten/kota, guna menciptakan suatu interaksi yang mendorong terwujudnya keseimbangan dalam perkembangan wilayahnya.

Berdasarkan pada pengertian tentang Kawasan Industri diatas dapat disimpulkan bahwa suatu kawasan disebut kawasan industri apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Adanya area/bentengah lahan yang cukup luas dan telah dimatangkan.

(55)

4. Memiliki Izin Usaha Kawasan Indsutri.

5. Biasanya diisi oleh industri manufaktur (pengolahan beragam jenis).

Berdasarkan batasan di atas ada beberapa hal yang dapat dimanfaatkan dari kawasan industri, yaitu:

1. Berkaitan dengan besaran dan lokasi Kawasan Industri bisa menghasilkan dampak-dampak tertentu bagi wilayah sekitarnya, yang bila diinginkan bisa diarahkan.

2. Bisa menjadi bidang usaha pengadaan dan pemasaran “lahan industri: menurut kaidah-kaidah ekonomi pertanahan kota. 3. Bisa menjadi sarana kemudahan usaha yang secara nyata dapat

diberikan berbagai bentuk intensif atau subsidi.

2.2 Penelitian Terdahulu

Temuan-temuan melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan sebagai data pendukung dalam sebuah penelitian. Salah satu data pendukung yang menurut peneliti perlu dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini. Dalam hal ini, fokus penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah terkait dengan Peran Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang dalam pengendalian dampak pencemaran lingkungan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, maka akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu berupa skripsi dan jurnal yang pernah peneliti baca diantaranya adalah:

(56)

Masyarakat di Kota Tanjungpinang”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran dan hambatan-hambatan yang dihadapi Badan Lingkungan Hidup Kota Tanjungpinang dalam rangka pemberian Informasi tentang Lingkungan Hidup kepada masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa peran BLH Kota Tanjungpinang dalam memberikan informasi tentang lingkungan hidup berjalan kurang optimal ini dilihat dari jawaban Informan, dominan menjawab kurang baik terutama pada indikator sistem pemberian informasi dan ketersediaan sarana dan prasarana.

(57)

serta pemulihan kualitas lingkungan hidup dalam penyusunan kebijakan dan program pengendalian dampak lingkungan. Dalam melaksanakan perannya, Bapedalda masih mengalami hambatan antara lain masalah komitmen antara Bapedalda Kota Batam dengan pengusaha industri yaitu tidak adanya penyerahan laporan dokumen pengelolaan lingkungan oleh pengusaha industri kepada Bapedada Kota Batam.

(58)

Berdasarkan tiga penelitian terdahulu tersebut, maka dapat digambarkan persamaan serta perbedaan dalam penelitian yang akan peneliti lakukan. Persamaan penelitian dalam hal ini adalah variabel yang digunakan adalah peran dari unsur pelaksana otonomi daerah di bidang lingkungan hidup. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dan teknik pengumpulan data yang digunakan pun sama yakni berupa wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Persamaan lainnya juga terletak pada fokus kajian yang peneliti lakukan dengan peneliti kedua yang membahas mengenai peran unsur pelaksana otonomi daerah di bidang lingkungan hidup dalam pengendalian pencemaran terhadap keberadaan kegiatan industri. Sedangkan yang menjadi perbedaan yang mendasar antara ketiga penelitian sebelumnya dengan penelitian yang peneliti lakukan terletak pada penelitian pertama dan ketiga dimana fokus kajian yang diteliti berbeda, pada penelitian pertama membahas mengenai peran BLH dalam pemberian informasi Lingkungan Hidup, pada penelitian ketiga membahas peran BLH dalam program penilaian peringkat kinerja perusahaan. Sedangkan dalam hal ini peneliti akan membahas mengenai peran Dinas Lingkungan Hidup dalam pengendalian dampak pencemaran lingkungan dari keberadaan kawasan industri.

2.3 Kerangka Berfikir

(59)

mengemukakan bahwa kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Adapun identifikasi masalah yang peneliti temukan berkaitan dengan Peran Dinas Lingkungan Hidup dalam Upaya Pengendalian Pencemaran dari Keberadaan Kawasan Industri Modern yaitu:

1. Terjadinya pencemaran udara yang telah mengganggu kesehatan masyarakat sekitar.

2. Penurunan kualitas terhadap sungai yang telah mengganggu ekosistem makhluk hidup didalamnya dan aktivitas masyarakat.

3. Berkurangnya sumber mata air yang menyebabkan masyarakat

kesulitan dalam memperoleh air bersih.

Berdasarkan dari masalah-masalah diatas, peneliti mencoba mengkaji permasalahan-permasalahan tersebut untuk lebih mengetahui peran Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang selaku bagian dari organisasi publik secara lebih lanjut dengan menggunakan konsep peran organisasi sektor publik menurut Jones (1993) dalam Mahsun (2006:8) yang kemudian peneliti hubungkan dengan fokus kajian dalam penelitian ini berkenaan dengan peran Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang dalam upaya pengendalian, sehingga peran Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang adalah sebagai berikut:

1. Regulatory role, yang merupakan penerapan dari fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan (Planning) dimana Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang berperan dalam merencanakan program dan kebijakan daerah di bidang pengelolaan lingkungan hidup berkenaan dengan pengendalian dampak pencemaran lingkungan dan kerusakan lingkungan hidup yang bertujuan menciptakan ketaatan bagi pelaku industri dan seluruh lapisan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup. 2. Enabling role, yang merupakan penerapan fungsi manajemen yaitu

(60)

dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup agar setiap pelaku industri dalam melaksanakan kegiatannya tetap berpedoman pada prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

3. Directing Role,yang merupakan penerapan dari fungsi manajemen yaitu fungsi pengawasan (Controlling) dimana Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang berperan dalam mengawasi proses pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan oleh setiap pelaku industri serta regulasi di bidang pengelolaan hidup yang telah ditetapkan dalam undang-undang dengan tujuan agar kegiatan produksi yang dijalankan tidak berpotensi menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang dapat merugikan masyarakat.

Mengacu pada peran Dinas Lingkungan Hidup sebagai bagian dari organisasi publik, kemudian peneliti mengkaji lebih mendalam pada upaya pengendalian yang dihubungkan pada upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang diatur dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungaan Hidup bahwa Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan kewenangan, peran, dan tanggungjawab masing-masing yang dilakukan melalui:

a. Pencegahan b. Penanggulangan c. Pemulihan

(61)
(62)

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir

Sumber: Peneliti, 2017

Input Identifikasi Masalah:

1. Terjadinya pencemaran udara yang telah mengganggu kesehatan masyarakat sekitar.

2. Penurunan kualitas terhadap sungai yang telah mengganggu ekosistem makhluk hidup didalamnya dan aktivitas masyarakat.

3. Berkurangnya sumber mata air yang menyebabkan masyarakat kesulitan

dalam memperoleh air bersih.

Proses

Peran Dinas Lingkungan Hidup dalam Pengendalian Dampak Pencemaran 1. Regulatory Role (Perencana Kebijakan)

2. Enabling Role (Pelaksana Kebijakan) 3. Directing Role (Pengawas Kebijakan) 4. Pencegahan

5. Penanggulangan 6. Pemulihan

(Jones (1993) dalam Mahsun (2006:8) & Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009)

Output

Mengetahui bentuk pengendalian dampak lingkungan, hambatan dan upaya-upaya yang diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang untuk mengatasi hambatan dalam melakukan pengendalian terhadap dampak pencemaran kawasan industri di wilayah Modern.

Outcome

(63)

2.4 Asumsi Dasar

(64)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini berupaya memahami peran dari organisasi perangkat daerah sebagai unsur pelaksana otonomi daerah di bidang lingkungan hidup yang diharapkan oleh masyarakat mampu menjalankan perannya dalam mengatasi dan melakukan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dari keberadaan sebuah kawasan industri di suatu daerah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Denzim dan Lincoln dalam Moleong (2006:5) menyatakan bahwa Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.

(65)

Penelitian kualitatif digunakan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tulisan atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dan kemudian dianalisa serta dikalaborasikan dengan bersandar kepada dimensi-dimensi yang menjadi acuan penelitian.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus berdasarkan pada hasil studi pendahuluan, pengalaman, referensi, dan disarankan oleh pembimbing atau orang yang dipandang ahli Sugiyono (2012:141). Pada penelitian ini, peneliti berfokus pada lingkup penelitian mengenai Peran Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang dalam Pengendalian Dampak Pencemaran Kawasan Industri Modern di Kecamatan Kibin Kabupaten Serang. Karena keterbatasan waktu,biaya dan tenaga penulis memberikan batasan lingkup penelitian terhadap industri yang akan diteliti pada penelitian ini hanya pada beberapa Industri yang bermasalah dengan lingkungan hidup yang berada pada kawasan industri Modern.

3.3 Lokasi Penelitian

(66)

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Konseptual

Definisi konseptual merupakan proses pemberian definisi konseptis atau definisi konseptual pada sebuah konsep. Definisi konseptual menurut Prasetyo dan Jannah (2005:90) merupakan sebuah definisi dalam bentuk yang abstrak yang mengacu pada ide-ide lain atau konsep-konsep lain yang abstrak untuk menjelaskan konsep pertama tersebut.

Secara umum peran diartikan sebagai serangkaian perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang yang menduduki suatu jabatan tertentu atau kelompok-kelompok yang tergabung dalam suatu unit tertentu. Peran seringkali dikaitkan dengan tugas dan fungsi, maka apabila seseorang dan kelompok-kelompok tertentu telah melaksanakan tugas dan fungsinya berarti orang dan kelompok tersebut telah menjalankan perannya. Dalam penelitian ini peran yang dimaksudkan bukan sebagai peran yang dilakukan oleh seorang individu melainkan peran yang dilakukan oleh organisasi publik yang dapat diartikan sebagai pemerintah (government) yang berfungsi untuk mensejahterakan masyarakat, dimana pemerintah diberi ‘kekuasaan’ oleh masyarakat untuk mengatur dan menjamin kebutuhan masyarakat yang berlandaskan hukum.

(67)

melaksanakan, dan mengawasi aturan di bidang pengelolaan lingkungan hidup yang telah ditetapkan yang kemudian dihubungkan pada objek kajian yang diteliti berkaitan dengan upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang diatur dalam Undang-undang No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta menganalisis kendala atau hambatan serta upaya apa saja yang ditempuh oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang untuk mengatasi hambatan dalam upaya pengendalian dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dari keberadaan kawasan industri Modern.

3.4.2 Definisi Operasional

(68)

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang menjelaskan upaya pengendalian dilakukan melalui upaya pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan. Berikut adalah definisi operasional penelitian mengenai Peran Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang dalam Pengendalian Dampak Pencemaran Kawasan Industri Modern di Kecamatan Kibin Kabupaten Serang yang dibuat dalam tabel matriks sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Pedoman Wawancara Peran Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang dalam Pengendalian Dampak Pencemaran Kawasan Industri Modern di Kecamatan Kibin Kabupaten Serang

Dimensi Sub Dimensi

Regulatory Role (Perencana Kebijakan)

Perencanaan kebijakan dan program pengendalian dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.

Enabling Role (Pelaksana Kebijakan)

Pelaksanaan kebijakan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.

Koordinasi penyusunan dokumen dan izin lingkungan.

Directing Role (Pengawas Kebijakan)

Pengawasan pelaksanaan kebijakan dan program pengendalian dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.

Pengawasan terhadap kualitas lingkungan hidup.

Penanganan intensif usaha bermasalah lingkungan.

Pencegahan Penerapan instrumen-instrumen:

 Kajian Lingkungan Hidup Strategis  Baku Mutu Lingkungan Hidup  Kriteria Baku Kerusakan

(69)

 AMDAL  UKL-UPL  Perizinan

 Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup

 Peraturan Perundang-undangan Berbasis Lingkungan

 Anggaran Berbasis Lingkungan Hidup

 Analisis Risiko Lingkungan Hidup  Audit Lingkungan Hidup

Penanggulangan Pemberian Informasi peringatan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup kepada masyarakat.

Pengisolasian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

Penghentian sumber pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

Pemulihan Pembersihan Sumber Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup

Perbaikan Lingkungan Sumber: Peneliti, 2017

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument kunci yaitu peneliti itu sendiri. Menurut Moleong (2006: 163) ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta, namun peran penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya. Menurut Nasution dalam Sugiyono (2012:223) menyatakan bahwa instrument penelitian kualitatif yaitu:

(70)

sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat dipahami bahwa dalam penelitian kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang terjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri. Tetapi setelah masalah yang akan dipelajari itu jelas, maka dapat dikembangkan suatu instrumen. Peneliti kualitatif sebagai human instrument berfungsi menerapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas semuanya (Sugiyono, (2012:59-60)).

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data dan hasil penelitian, yaitu kualitas instrument penelitian dan kualitas pengumpulan data. Maka teknik pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, tanpa menggunakan teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang telah ditetapkan. Adapun teknik pemgumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi

(71)

tidak berperanserta. Pada pengamatan tanpa peranserta peneliti hanya melakukan satu fungsi, yaitu mengadakan pengamatan. Sedangkan pengamat berperanserta melalukan dua peranan sekaligus, yaitu sebagai pengamat sekaligus menjadi anggota resmi dari kelompok yang diamatinya (Moleong, 2006:176). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan observasi tak berperanserta, karena dalam penelitian ini peneliti tidak terlibat dalam pelaksanaan pengendalian dampak pencemaran dari keberadaan kawasan industri Modern.

b. Wawancara

Wawancara dalam penelitian kualitatif bersifat mendalam (indepth interview). Wawancara mendalam adalah teknik pengolahan data yang pengumpulan data didasarkan pada percakapan secara intensif dengan suatu tujuan tertentu untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya. Wawancara dilakukan dengan cara mendapat berbagai informasi menyangkut masalah yang diajukan dalam penelitian. Wawancara dilakukan pada informan yang dianggap menguasai materi penelitian.

(72)

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan salah satu sumber data sekunder yang diperlukan dalam sebuah penelitian. Studi dokumentasi adalah setiap bahan tertulis ataupun film, gambar dan foto-foto yang dipersiapkan karena adanya permintaan seorang peneliti. Selanjutnya studi dokumentasi dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data melalui bahan-bahan tertulis yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga yang menjadi bahan objek penelitian, baik berupa prosedur, peraturan-peraturan, gambar, laporan hasil pekerjaan serta berupa foto ataupun dokumen elektronik (rekaman) (Fuad dan Nugroho (2012: 89))

3.6 Informan Penelitian

(73)

dinyatakan sebagi obyek penelitian yang diketahui “apa yang terjadi” didalamnya”.

Gambar

Tabel 1.1 Pengaduan Pencemaran Udara di Kecamatan Kibin Tahun 2014-2016
Tabel 1.2 Jenis Penyakit yang Menyerang Masyarakat Kecamatan Kibin Tahun 2016
Gambar 1.1 Kondisi Sungai Cikambuy
Gambar 2.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek yang dominan dari gliserol, sorbitol, dan interaksi antara keduanya dalam menentukan sifat fisik krim dan stabilitas

Dengan besarnya modal yang diperlukan, keputusan mengkonversi kapal yang sudah ada untuk dapat menggunakan LNG akan sangat tergantung pada penghematan penggunaan bahan

Program IbM untuk mitra kelompok tani ternak kelinci Tani Mulya Desa Mekarsari bertujuan memberi pengetahuan dan keterampilan usaha membuat pupuk bokashi dan

tindakan tenaga kesehatan/dokter/dokter gigi terhadap pasien yang lazim disebut Informed consent. Istilah transaksi atau perjanjian Terapeutik memang tidak dikenal dalam

Pelabelan harmonis pada kombinasi gabungan graf caterpillar dan firecracker teratur yang digunakan dalam bab ini adalah pemetaan injektif dari V ke ℤ |E| sedemikian

Manajemen arsip sebagai proses pengawasan, penyimpanan, dan pengamanan dokumen sertaArsip, baik dalam bentuk kertas maupun media elektronik.arsip manual terdiri dari

secara cepat dan menjangkau khalayak luas). Dalam hal ini di antara media cetak dan elektronika memiliki keunggulan tersendiri. Televisi memiliki keunggulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa islamic parenting mempengaruhi self regulation pada remaja sebesar 0,369 dan