• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Perangkat Desa ( Studi Pada Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Perangkat Desa ( Studi Pada Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran )"

Copied!
320
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PERANGKAT DESA

( Studi Pada Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran )

( Skripsi )

Oleh

NISSA YULVINA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRACT

Influence Organizational Culture Against Work Productivity Village device ( Study in Wiyono Village Gedong Tataan Subdistrict Pesawaran District )

By

Nissa Yulvina

Basic understanding of organizational culture to be owned by its members together, the way of resolving matters and how the members behave in labor productivity. But in reality, the members of the organization Wiyono Village Gedong Tataan Subdistrict Pesawaran District have no understanding of how the settlement of affairs, and how to behave, especially in labor productivity.

The purpose of this study was to determine whether or not the influence of organizational culture on work productivity device Wiyono Village Gedong Tataan Subdistrict Pesawaran District and how much influence it. This type of study is a descriptive research method.

(3)

Pesawaran District does not have a labor productivity with a percentage of 66.00% as seen from the cumulative 3 indicators that do not have the motivation as much as 57.00%, did not have the discipline as much as 44.00%, and do not have the quality of the work as much as 50.00%.

Meanwhile, the results of the discussion and analysis showed that organizational culture had no effect on work productivity device Wiyono Village Gedong Tataan Subdistrict Pesawaran District with a description of influential category of 12.00%, 21.00% less of an effect and no effect of 67.00%.

(4)

ABSTRAK

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Perangkat Desa ( Studi Pada Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran )

Oleh

Nissa Yulvina

Budaya organisasi menjadi dasar pemahaman bersama yang dimiliki anggotanya, cara penyelesaian urusan dan cara para anggota berprilaku dalam produktivitas kerja. Namun kenyataannya, para anggota organisasi perangkat Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran tidak memiliki pemahaman cara penyelesaian urusan, dan cara berprilaku terutama dalam produktivitas kerja.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh budaya organisasi terhadap produktivitas kerja perangkat Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan seberapa besar pengaruh tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

(5)

tidak memiliki produktivitas kerja dengan persentase 66,00% yang dilihat dari kumulatif 3 indikator yaitu tidak memiliki motivasi sebanyak 57,00%, tidak memiliki disiplin sebanyak 44,00%, dan tidak memiliki kualitas hasil kerja sebanyak 50,00%.

Sementara itu, hasil pembahasan dan analisis menunjukkan bahwa budaya organisasi tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja perangkat Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dengan uraian kategori berpengaruh sebesar 12,00 %, kurang berpengaruh sebesar 21,00% dan tidak berpengaruh sebesar 67,00%.

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Sarjana) baik di Universitas Lampung maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan Penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 01 Februari 2012 Yang Membuat Pernyataan,

Nissa Yulvina NPM. 0716021044

Catatatan:

(7)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PERANGKAT DESA

(Studi Pada Desa Wiyono Kecamatan GedongTataan Kabupaten Pesawaran)

Oleh Nissa Yulvina

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU PEMERINTAHAN

Pada

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(8)

Judul Skripsi : PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PERANGKAT DESA (Studi Pada Desa Wiyono Kecamatan GedongTataan Kabupaten Pesawaran)

Nama Mahasiswa : Nissa Yulvina Nomor Pokok Mahasiswa : 0716021044

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Drs. Denden Kurnia Drajad, M.Si NIP. 19600729 199010 1 001

2. Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

(9)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Drs. Denden Kurnia Drajad, M.Si ...

Penguji Utama :Drs. H. Aman Toto Dwijono, M.H. ...

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Drs. H. Agus Hadiawan, M.Si. NIP 19580109 198603 1 002

(10)

RIWAYAT HIDUP

Dengan karunia Allah SWT, penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 29 Juli 1989, sebagai putri tunggal dari pasangan Bapak Drs. Husbensyah dan Ibu Nur’ainun S.Pd.

(11)

MOTTO

Semua yang dimulai dengan rasa marah, akan berakhir

dengan rasa malu

(Benjamin Franklin)

Sopan santun adalah ibarat minyak yang mengurangi

gesekan satu dengan yang lain

(Demokritus)

Jangan takut untuk mengambil satu langkah besar bila

memang itu diperlukan. Anda tak akan bisa melompati

jurang dengan dua lompatan kecil

(David Lloyd George)

Jika hujan bagai KESULITAN dan matahari bagai

KEBAHAGIAAN, maka kita membutuhkan keduanya untuk

(12)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim

,

Dengan segala keterbatasanku, ku persembahkan sebuah karya

sederhana ini dengan penuh ucapan syukur kepada Allah SWT atas

segala karunia dan hidayah-Nya untuk

orang-orang terkasih :

Kedua orang tuaku tercinta,,yang selama ini telah memberikan semua

yang terbaik dalam hidupku, yang selalu mendoakan setulus hati pada

setiap langkah dan tujuanku..

Terima kasih atas segala kasih sayang, do a, pengorbanan, dukungan,

semangat, kerja keras dan kesabaran dalam membimbing serta

mengarahkan setiap langkahku..

Lentera didalam kesendirianku,

Lessi Deviana dan Ananda DJ,S.Kom..

Terima kasih kalian telah menjadi teman yang memberikan warna yang

indah dalam kehidupanku..

Satu-satunya lelaki yang menempati ruang hatiku..

Dulu..kini..dan nanti..(Amiin)

Yang selalu setia menemani hari-hariku,,

dan telah banyak mengajarkanku tentang arti kehidupan..

Terimakasih yaa Piiipii sayang..

(13)

SANWACANA

Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Perangkat Desa (Studi Pada Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran) adalah salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana Ilmu Pemerintahan di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Dalam kesempatan baik ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut berperan serta dalam proses penyelesaian skripsi ini :

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

(14)

3. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si, selaku pembimbing akademik dan juga pembimbing yang selalu memberikan bimbingan, arahan, saran, kritik, dan motivasi selama penelitian dan penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang bermanfaat dan waktu yang telah Bapak berikan selama ini.

4. Seluruh dosen Ilmu Pemerintahan, terimakasih atas ilmu yang telah diberikan selama masa perkuliahan.

5. Seluruh staf administrasi dan karyawan Fisip Unila, Ibu Rianti dan Pak Maryanto terimakasih segala bantuannya selama pelaksanaan seminar.

6. Kepala Desa, Sekretaris Desa dan Perangkat Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran yang telah banyak membantu dan memberikan informasi kepada penulis.

7. Kedua orangtuaku, Terima kasih atas segala kasih sayang, do’a, pengorbanan, dukungan, semangat, kerja keras dan kesabaran dalam membimbing serta mengarahkan setiap langkahku.

8. Lessi Deviana dan Ananda DJ,S.Kom, Terima kasih kalian telah menjadi teman yang memberikan warna yang indah dalam kehidupanku.

9. “Piiiipiiiii ^(o-o)^ ”,,satu-satunya lelaki yang menempati ruang hatiku dulu..kini..dan nanti..(Amiin), terimakasih untuk pelajaran hidup yang sangat berharga selama ini..

(15)

(ayok..donk mam..bimbingan yg rajin!!!), Andree‘ogeb,Endra,Wayan, Mopy, Anggi, Aya (semangaaatt teman-teman..).

Semogaﷲ SWT membalas setiap kebaikan yang telah diberikan dengan pahala yang berlipat ganda. Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 01 Februari 2012 Penulis,

(16)

ABSTRACT

Influence Organizational Culture Against Work Productivity Village device ( Study in Wiyono Village Gedong Tataan Subdistrict Pesawaran District )

By

Nissa Yulvina

Basic understanding of organizational culture to be owned by its members together, the way of resolving matters and how the members behave in labor productivity. But in reality, the members of the organization Wiyono Village Gedong Tataan Subdistrict Pesawaran District have no understanding of how the settlement of affairs, and how to behave, especially in labor productivity.

The purpose of this study was to determine whether or not the influence of organizational culture on work productivity device Wiyono Village Gedong Tataan Subdistrict Pesawaran District and how much influence it. This type of study is a descriptive research method.

(17)

Pesawaran District does not have a labor productivity with a percentage of 66.00% as seen from the cumulative 3 indicators that do not have the motivation as much as 57.00%, did not have the discipline as much as 44.00%, and do not have the quality of the work as much as 50.00%.

Meanwhile, the results of the discussion and analysis showed that organizational culture had no effect on work productivity device Wiyono Village Gedong Tataan Subdistrict Pesawaran District with a description of influential category of 12.00%, 21.00% less of an effect and no effect of 67.00%.

(18)

ABSTRAK

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Perangkat Desa ( Studi Pada Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran )

Oleh

Nissa Yulvina

Budaya organisasi menjadi dasar pemahaman bersama yang dimiliki anggotanya, cara penyelesaian urusan dan cara para anggota berprilaku dalam produktivitas kerja. Namun kenyataannya, para anggota organisasi perangkat Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran tidak memiliki pemahaman cara penyelesaian urusan, dan cara berprilaku terutama dalam produktivitas kerja.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh budaya organisasi terhadap produktivitas kerja perangkat Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan seberapa besar pengaruh tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

(19)

tidak memiliki produktivitas kerja dengan persentase 66,00% yang dilihat dari kumulatif 3 indikator yaitu tidak memiliki motivasi sebanyak 57,00%, tidak memiliki disiplin sebanyak 44,00%, dan tidak memiliki kualitas hasil kerja sebanyak 50,00%.

Sementara itu, hasil pembahasan dan analisis menunjukkan bahwa budaya organisasi tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja perangkat Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dengan uraian kategori berpengaruh sebesar 12,00 %, kurang berpengaruh sebesar 21,00% dan tidak berpengaruh sebesar 67,00%.

(20)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PERANGKAT DESA

( Studi Pada Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran )

( Skripsi )

Oleh

NISSA YULVINA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(21)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PERANGKAT DESA

(Studi Pada Desa Wiyono Kecamatan GedongTataan Kabupaten Pesawaran)

Oleh Nissa Yulvina

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU PEMERINTAHAN

Pada

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Budaya Organisasi

2.1 Pengertian Budaya Organisasi

Menurut Stephen P. Robbins dalam bukunya perilaku organisasi (2003:721) menyatakan bahwa :

“Budaya organisasi sebagai suatu sistem makna bersama-sama yang dianut oleh anggota-anggota dalam sebuah organisasi yang menentukan dalam tingkat yang tinggi bagaimana para pegawai bertindak dan membedakan organisasi tersebut dengan organisasi

lain”. Sistem makna tersebut merupakan seperangkat karakteristik

utama yang dihargai oleh organisasi itu. Setiap organisasi terdapat pola mengenai kepercayaan ritual, mitos, serta praktik-praktik yang

telah berkembang sejak lama”.

Sedangkan menurut James A.F Stoner (1995:182) menyatakan bahwa

”Budaya organisasi merupakan sejumlah pemahaman penting seperti norma, nilai, sikap, dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh anggota

organisasi”.

Berbeda dengan pendapat James A.F Stoner diatas, Peter F. Druiker dalam buku Asri Laskmi Riani (2011:7) menyatakan bahwa :

”Budaya organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-masalah eksternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait seperti

(23)

Budaya organisasi erat kaitannya dengan lingkungan kerja dan tingkah laku individu, lebih jelasnya lagi mengenai bagaimana perbedaan pandangan anggota terhadap organisasi berpengaruh pada sikap dan perilaku mereka dalam menjalankan pekerjaan.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat peneliti simpulkan satu definisi sederhana dari kata budaya organisasi yaitu pikiran, adat istiadat, yang telah berkembang dan menjadi kebiasaaan di dalam suatu kelompok kerjasama (organisasi) atau dengan kata lain bahwa budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau system keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal.

2.2 Karakter Budaya Organisasi

(24)

Stephen P. Robbins dalam buku Asri Laskmi Riani (2011:21) Budaya Organisasi, budaya organisasi dapat dilihat melalui :

a. Kepemimpinan

Pengertian kepemimpinan yaitu sebagai proses mempengaruhi segala aktivitas kearah pencapaian suatu tujuan organisasi. Kepemimpinan seorang pemimpin diharapkan dapat menjadikan perubahan kearah yang lebih baik yaitu perubahan pada budaya kerja sebuah organisasional. Perubahan budaya kerja yang slowdown diharapkan dapat diubah dengan budaya produktif karena pengaruh kepemimpinan atasan yang lebih mengutamakan pada otonomi atau kemandirian anggota. Diharapkan pula adanya otonomi tersebut dapat menjadikan para anggotanya menjadi lebih inovatif dan kreatif, dalam pengambilan keputusan dan kerja sama. Kepemimpinan memegang peranan penting dalam budaya organisasi, terutama pada organisasi yang budaya organisasinya lemah.

b. Inovasi

Dalam mengerjakan tugas-tugas, organisasi lebih berorientasi pada pola pendekatan ”pakai tradisi yang ada” dan memakai metode -metode yang teruji atau pemberian keleluasaan kepada anggotanya untuk menerapkan cara-cara baru melalui eksperimen.

c. Inisiatif individu

Inisiatif individu meliputi tanggung jawab, kebebasan, dan independensi dari masing-masing anggota organisasi, yaitu kewenangan dalam menjalankan tugas dan seberapa besar kebebasan dalam mengambil keputusan.

d. Toleransi terhadap resiko

Dalam budaya organisasi manusia didorong untuk lebih agresif, inovatif, dan mampu dalam menghadapi resiko di dalam pekerjaannya.

e. Pengarahan

Yaitu kejelasan organisasi dalam menentukan sasaran dan harapan terhadap sumber daya manusia atas hasil kerjanya. Harapan dapat dituangkan dalam bentuk kuantitas, kualitas, dan waktu penyelesaian.

f. Integrasi

Integrasi di sini adalah bagaimana unit-unit di dalam organisasi didorong untuk menjalankan kegiatannya dalam satu koordinasi yang baik, yaitu seberapa jauh keterkaitan dan kerja sama di tekankan dan seberapa dalam rasa saling ketergantungan antar sumber daya manusia ditanamkan.

g. Dukungan manajemen

(25)

h. Pengawasan

Meliputi peraturan-peraturan dan supervise langsung yang digunakan oleh manajemen untuk melihat secara keseluruhan perilaku anggota organisasi.

i. Identitas

Identitias adalah pemahaman anggota organisasi yang memihak kepada organisasinya secara penuh. Mesalnya, seseorang anggota organisasi yang dibangunkan dari tidurnya dan ditanya siapa dirinya?, maka jika ia menjawab ”saya adalah anggota organisasi A”, berarti dia telah menjadikan organisasi tersebut sebagai bagian dari identitas dirinya.

j. Sistem penghargaan

Sistem penghargaan berbicara tentang alokasi balas jasa (biasanya dikaitkan dengan kenaikan gaji dan promosi) sesuai kinerja karyawan.

k. Toleransi terhadap konflik

Adanya usaha mendorong karyawan untuk kritis terhadap konflik yang terjadi. Jika toleransinya tinggi, maka perdebatan dalam pertemuan adalah wajar. Tetapi jika perusahaan toleransi konfliknya rendah, maka karyawan akan menghindari perdebatan dan akan menggerutu di belakang.

l. Pola komunikasi

Maksud dari pola komunikasi disini adalah komunikasi yang terbatas pada hirarki formal dari setiap organisasi. Kedua belas karakteristik di atas dapat menjadi ukuran bagi setiap organisasi untuk mencapai sasarannya dan menjadi ukuran bagi pegawai dalam menilai organisasi tempat mereka bekerja. Misalnya, dukungan manajemen merupakan ukuran penilaian terhadap perilaku kepemimpinan dari setiap pemimpin.

(26)

Menurut Dharma dan Akib dalam buku Asri Laskmi Riani (2011:7) Budaya Organisasi mengemukakan 10 karakteristik budaya organisasi sebagai berikut:

a. Penekanan kelompok: derajat dimana aktivitas tugas lebih diorganisisr untuk seluruh kelompok daripada individu.

b. Fokus orang: derajat dimana keputusan manajemen memperhatikan dampak luaran yang dihasilkan terhadap pekerjaan dalam organisasi.

c. Penyatuan unit: derajat dimana unit-unit dalam organisasi didorong agar berfungsi dengan cara yang terorganisir atau bebas. d. Pengendalian: derajat dimana peraturan, regulasi dan pengendalian

langsung digunakan untuk mengawasi dan pengendalian perilaku pekerja.

e. Toleransi resiko : derajat dimana pegawai didorong untuk agresif, kreatif, inovatif dan mau mendalami bidang pekerjaannya terus menerus.

f. Kriteria ganjaran: derajat dimana ganjaran seperti peningkatan pembayaran dan promosi lebih dialokasikan menurut kinerja pekerja daripada senioritas, favoritisme atau factor lainnya. g. Toleransi Konflik : derajat dimana pekerja didorong dan diarahkan

untuk dapat menunjukan konflik dan kritik dengan mengkomunikasikannya secara terbuka secara terbuka.

h. Orientasi sarana-tujuan: derajat dimana manajemen lebih terfokus pada hasil atau luaran dari teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai luaran tersebut.

i. Fokus pada sistem terbuka : derajat dimana organisasi merespon perubahan dalam lingkungan eksternal dan memonitor sikap partisipasi pegawai dalam bekerja.

j. Identitas Anggota: derajat dimana pekerjaan lebih mengidentifikasi organisasi secara menyeluruh daripada dengan tipe pekerjaan atau bidang keahlian profesionalnya.

(27)

Dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. Tampilan budaya organisasi di setiap organisasi berbeda satu sama lainnya, tergantung karakteristik, misi, dan visi yang dimilikinya. Tampilan organisasi privat dan birokrasi pemerintah memiliki perbedaan dalam output, sehingga secara otomatis mempengaruhi budaya organisasi.

b. Ukuran tersebut di atas digunakan karena sesuai dengan karakteristik organisasi publik atau birokrasi pemerintah.

2.3 Fungsi Budaya Organisasi

Ada beberapa pendapat mengenai fungsi budaya organisasi, Robbins (Asri Laksmi Riani, 2011:9) mengemukakan bahwa budaya melakukan sejumlah fungsi dalam organisasi yaitu:

a. Budaya memiliki suatu peran menetapkan tapal batas, artinya budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lainnya

b. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi

c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang

d. Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial

e. Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memadu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan.

Sedangkan menurut Robert Kreiner dan Angelo Kinicki (2005:83) menyebutkan fungsi budaya organisasi sebagai berikut :

1). Memberikan identitas organisasi kepada karyawannya. 2). Memudahkan komitmen kolektif

3). Mempromosikan stabilitas sistem sosial.

(28)

Fungsi-fungsi budaya di atas secara ringkas menjelaskan bahwa budaya merupakan unsur yang esensial di dalam organisasi, budaya organisasi mengatur perilaku seluruh perangkat desa dalam melakukan kegiatan, apakah baik atau tidak, yang umumnya menyangkut penggunaan sumber-sumber organisasi, kerjasama antaranggota, hubungan dengan lingkungan luarnya dan terhadap perubahan dari luar organsiasi. Dengan demikian budaya organsiasi menjalankan fungsinya sebagai pengontrol perilaku anggota yang intinya akan menampakan citra organsiasi, kepada pihak intern dan ekstern.

Dapat disimpulkan bahwa fungsi budaya organisasi adalah memberikan identitas organisasi bagi karyawan atau anggota organisasi, mempermudah timbulnya komitmen kolektif, menciptakan pembedaan yang jelas antar organisasi sebagai mekanisme pembuat makna dan pengendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku anggotanya dan meningkatkan stabilitas sistem sosial.

2.4 Jenis-Jenis Budaya Organisasi

Taliziduhu Ndraha (2003:8), membagi budaya organisasi berdasarkan tujuannya, yaitu :

(29)

Jenis budaya organisasi dapat ditentukan berdasarkan proses informasi dan tujuannya. Robert E. Quinn dan Michael R. McGrath dalam Tika (2008:7) Budaya organisasi dan peningkatan kinerja perusahaan, membagi budaya organisasi berdasarkan proses informasi sebagai berikut :

a. Budaya Rasional

Dalam budaya ini, proses informasi individual (klasifikasi sasaran pertimbangan logika, perangkat pengarahan) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan kinerja yang ditunjukkan (efisiensi, produktivitas, dan keuntungan atau dampak).

b. Budaya Ideologis

Dalam budaya ini, pemprosesan informasi intuitif (dari pengetahuan yang dalam, pendapat dan inovasi) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan revitalisasi (dukungan dari luar, perolehan sumber daya dan pertumbuhan)

c. Budaya Konsensus

Dalam budaya ini, pemprosesan informasi kolektif (diskusi, partisipasi, dan konsensus) diasumsikan untuk menjadi sarana bagi tujuan kohesi (iklim, moral, dan kerjasama kelompok).

d. Budaya Hierarkis

Dalam budaya hierarkis, pemprosesan informasi formal (dokumentasi,komputasi, dan evaluasi) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan kesinambungan (stabilitas, kontrol, dan koordinasi).

2.5 Atribut Budaya Organisasi

Menurut Trice (1984), budaya organisasi terdiri dari atribut-atribut di bawah ini:

1. Rite: susunan rencana kegiatan yang rumit, dramatis, yang mengkonsolidasi berbagai bentuk ekspresi budaya dalam sebuah kegiatan, yang dibawakan melalui interaksi sosial, biasanya untuk kepentingan audiens.

2. Ceremonial: suatu sistem beberapa ritual yang berhubungan dengan sebuah kejadian atau peristiwa.

(30)

4. Myth: sebuah cerita dramatis mengenai kejadian yang dibayangkan, biasanya digunakan untuk menjelaskan asal muasal terbentuknya sesuatu. Dapat juga dianggap sebagai sebuah kepercayaan yang tidak diragukan tentang manfaat praktis dari teknik dan perilaku tertentu yang sebenarnya tidak didukung oleh fakta-fakta yang ada.

5. Saga: sebuah cerita sejarah yang menggambarkan prestasi yang unik dari sebuah kelompok dan pemimpinnya, biasanya dalam hal kepahlawanannya.

6. Legend: sebuah cerita turun temurun dari beberapa peristiwa luar biasa yang didasarkan dalam sejarah tetapi telah dihias dengan rincian fiksi.

7. Story: sebuah cerita berdasarkan kejadian-kejadian nyata, seringkali merupakan kombinasi antara fiksi dan non-fiksi.

8. Folktale: sebuah kisah fiksi sepenuhnya

9. Symbol: segala obyek, tindakan, peristiwa, ciri-ciri atau keterkaitan yang berfungsi sebagai wahana untuk menyampaikan makna, biasanya dengan mewakili hal lain.

10. Language: suatu bentuk atau cara tertentu dimana anggota kelompok menggunakan suara vocal dan tanda-tanda tertulis untuk menyampaikan suatu makna satu sama lain.

11. Gesture: gerakan bagian tubuh yang dilakukan untuk menyampaikan makna.

12. Physical: hal-hal yang berada disekeliling orang-orang dan memberikan rangsangan sensorik langsung ketika mereka melakukan kegiatan mengekspresikan budaya.

13. Artifact: material yang diproduksi orang-orang untuk memfasilitasi kegiatan mengekspresikan budaya.

Sedangkan menurut Schein dalam Asri Laksmi Riani (2011:28) budaya organisasi, budaya organisasi dapat diwujudkan melalui beberapa atribut antara lain :

a. Pernyataan filosofi formal, visi, misi, nilai, dan material organisasi yang digunakan untuk perekrutan, seleksi, dan sosialisasi.

b. Desain secara ruangan fisik, lingkungan kerja, dan bangunan. Mempertimbangkan penggunaan alternatif baru pada desain tempat kerja yang disebut hoteling.

c. Slogan, bahasa, akronim dan perkataan. d. Pembentukan peranan secara hati-hati

e. Penghargaan eksplisit, simbol status dan kriteria promosi. f. Cerita, mitos, legenda suatu peristiwa dan orang-orang penting. g. Aktifitas, proses atau hasil organisasi yang juga diperhatikan,

(31)

h. Reaksi pimpinan terhadap insiden yang kritis dan krisis organisasi. i. Struktur organisasi dan aliran kerja

j. Sistem dan prosedur organisasi.

k. Tujuan organisasi dan kriteria gabungan yang digunakan untuk rekruitmen, seleksi, pengembangan, promosi, pemberhentian, dan pengunduran diri karyawan.

B. Tinjauan Tentang Produktivitas Kerja

1. Pengertian Produktivitas Kerja

Pengertian produktivitas menurut Malayu S.P Hasibuan (1994: 41):

“Produktivitas adalah perbandingan antara output (hasil) dengan input

(masukan). Jika produktivitas naik hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi (waktu-bahan-tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya”.

Menurut Sedarmayanti (2004) produktivitas adalah:

“Sikap mental (attitude of mind) yang mempunyai semangat untuk melakukan peningkatan perbaikan. Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan terbalik antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan

(input)”.

(32)

Selanjutnya sebagai definisi dasar yang dijadikan titik tolak Indonesia dalam memahami pengertian produktivitas, dirumuskan oleh Pusat Produktivitas Nasional Indonesia yang ditulis dalam mimbar IKIP Bandung (1995) yaitu:

a. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.

b. Secara umum produktivitas, mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan

c. Produksi dan produktivitas merupakan dua pengertian yang berbeda. Peningkatan produksi menunjukan pertambahan jumlah hasil yang dicapai, sedangkan peningkatan produktivitas mengandung pengertian pertambahanhasil dan perbaikan cara-cara pencapaian produksi tersebut. Peningkatan produksi tidak selalu disebabkan oleh peningkatan produktivitas, karena produksi dapat walaupun produktivitas tetap atau menurun.

d. Peningkatan produktivitas dapat dilihat dari tiga bentuk :

1. Jumlah produksi meningkat dengan menggunakan sumber daya yang sama

2. Jumlah produksi yang sama atau meningkat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang kurang

3. Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya yang relative kecil.

e. Sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses peningkatan produktivitas, karena alat produksi dan teknologi pada hakekatnya merupakan hasil karya manusia

f. Produktivitas tenaga kerja mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga persatuan waktu

g. Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor-faktor lainnya, seperti:

1. Pendidikan 2. Keterampilan 3. Disiplin

4. Sikap dan etika kerjasama 5. Motivasi

6. Gizi dan kesehatan 7. Tingkat hasil kerja 8. Jaminan sosial

(33)

11. Teknologi 12. Sarana produksi 13. Manajemen

14. Kesempatan berprestasi

h. Peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan pembaharuan pandangan hidup hidup dan kultural dengan sikap mental memuliakan kerja serta perluasan upaya memperbaikai kehidupan sosial ekonomi.

Selanjutnya Sinaungan (2003:17) mengemukakan bahwa:

“Produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang

bertujuan untuk mengggunakan sumber-sumber riil yang semakin sedikit. Produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif, peningkatan hasil kerja, aplikasi penggunaan cara yang produktif untuk menggunakan sumber-sumber secara efisien, guna diperoleh kualitas hasil kerja yang tinggi. Produktivitas mengikutsertakan pendayagunaan secara terpadu sumber daya manusia dan keterampilan, disiplin dan motivasi yang tinggi, manajemen, informasi, energi dan sumber-sumber lain menuju kepada pengembangan dan peningkatan standar hidup untuk

seluruh masyarakat, melalui konsep produktivitas semesta/total”.

(34)

Masalah produktivitas dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu produktivitas organisasi dan produktivitas individu. Konsep yang menekan produktivitas pada dimensi keorganisasian mengandung pengertian yaitu penjumlahan produktivitas perorangan setiap individu dalam organisasi itu. Tingkat produktivitas dilihat dari segi kualitas, berarti bahwa produktivitas adalah sesuatu yang mempunyai kekuatan untuk berproduksi. Dalam organisasi, produktivitas merupakan tujuan utama, dengan menekan pada aspek kualitas produktivitas merupakan output organisasi sebagai keluaran berbagai faktor produksi.

Sedangkan konsep produktivitas dilihat dari dimensi individu, melihat produktivitas terutama dalam hubungan dengan karakteristik-karakteristik kepribadian seseorang. Gilmore (1974) selalu mengaitkan produktivitas dengan kreativitas. Dengan kata lain bahwa yang dikatakan orang produktif adalah yang terkategori sebagai orang yang kreatif. Jika dilihat lebih jauh, jelas bahwa sifat kreatif akan menunjang tercapainya suatu kondisi produktif. Sebagai konsekuensinya, maka untuk menjadikannya manusia itu produktif, maka usaha yang mula-mula diperhatikan adalah bagaimana, menciptakan kreatifitas pada manusia itu.

(35)

keterkaitan antara faktor yang sifatnya internal terutama hubungan dengan karakteristik pribadi secara individual seperti kemampuan yang masih terselubung, kemampuan berkonsentrasi, inisiatif dan dorongan, adanya perasaan aman dan keadaan kesehatan mental.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja seperti yang dikemukakan oleh Ravianto (1990:100) bahwa :

“Selain unsur motivator maka faktor-faktor lain yang akan berpengaruh terhadap disiplin dan produktivitas kerja karyawan meliputi upah, balas jasa (reward), kebijaksanaan perusahaan, supervise, hubungan antar manusia, rasa aman, lingkungan kerja,

status”.

Disamping itu juga Panji (1992:56), mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja yaitu:

a. Pekerjaan yang menarik

Biasanya jika seseorang mengerjakan sesuatu dengan senang dan menarik bagi dirinya, maka hasil pekerjaannya akan lebih memuaskan daripada dia mengerjakan yang tidak ia senangi

b. Upah yang baik

Dengan terpenuhinya upah yang baik atau dengan kata lain upah yang tidak ditangguhkan oleh para manajer, maka rasa kecukupan untuk memenuhi kebutuhan hidup, sehingga akan ada rasa timbal balik karena adanya rasa saling membutuhkan.

c. Keamanan dan perlindungan dalam pekerjaan

Yang dimaksud dengan keamanan dan perlindungan dalam pekerjaan itu, adalah bekerja pada pekerjaan yang memerlukan perlindungan sehingga dalam melaksanakan kerja keamanan akan terjamin.

d. Penghayatan atas maksud dan makna pekerjaan

(36)

e. Lingkungan atau suasana kerja yang baik

Lingkungan kerja yang baik akan membawa pengaruh yang baik pula pada segala pihak, baik pada para pekerja, pimpinan atau hasil pekerjaannya.

f. Terlibat dalam kegiatan-kegiatan organisasi

Dengan adanya keterlibatan-keterlibatan dalam organisasi akan menimbulkan kecintaan pada perusahaan sehingga dia dalam melaksanakan pekerjaannya akan baik dan dia lebih meningkatkan produktivitas kerjanya

g. Pengertian dan simpati atas persoalan-persoalan pribadi

Seorang pimpinan yang bijksana akan memperhatikan bawahannya sampai pada urusan pribadinya. Dengan demikian para pekerja akan merasakan bahwa dirinya

dibri perhatian besar oleh pimpinanya dan hal ini akan mendorong pekerja untuk lebih giat bekerja melalui pendekatan hati ke hati. h. Disiplin kerja yang keras

Para pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya mereka akan merasa enggan akan disiplin kerja yang keras dari perusahaan dimana dia bekerja, karena hal ini membuat si pekerja merasa terkekang.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditarik suatu pengertian bahwa produktivitas itu mencakup sikap mental yang selalu berorientasi ke masa depan, mantap dan optimis dalam bekerja di hari depan harus lebih baik, sehingga dengan pandangan seperti itu maka akan menimbulkan usaha yang keras dalam menciptakan suasana kerja yang lebih baik.

3. Faktor-Faktor Dominan Peningkatan Produktivitas

(37)

Berikut ini sejumlah faktor yang dianalisa dan disimpulkan sebagai kunci keberhasilan dalam meningkatkan produktivitas:

a. Penampilan yang super, maksudnya hasil/output yang bermutu merupakan salah satu aspek yang penting untuk meningkatkan produktivitas.

b. Memperhatikan hal-hal yang penting/sepele, setiap orang yang terlibat dalam suatu organisasi perlu memahami segala macam hal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan organisasi secara mendetail.

c. Menghormati klien, setiap orang dalam organisasi harus menghormati atau melayani pengaduan pemakai/klien termasuk hal yang kecil sekalipun

d. Menghargai orang lain; semua organisasi harus menghargai karya orang lain/staff secara wajar sesuai dengan fungsinya masing-masing.

e. Percaya kepada organisasi, pimpinan dalam suatu organisasi harus mempercayai orang yang bekerjasama dengannya, termasuk para staff bahwa mereka memiliki kemampuan untuk berkarya yang baik.

f. Komitmen terhadap output yang dihasilkan

Apabila dihubungkan dengan penelitian ini, maka faktor-faktor dominan peningkatan produktivitas yang dikemukakan di atas dapat dipakai dalam peningkatan produktivitas dalam dunia kerja, dalam hal ini adalah peningkatan produktivitas kerja perangkat desa, Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran.

4. Dimensi-dimensi dalam Produktivitas Kerja

Dimensi-dimensi sekaligus indikator dalam produktivitas kerja menurut Ravianto, (1990:115) meliputi:

a. Motivasi kerja

(38)

b. Disiplin

Disiplin yang tinggi merupakan salah satu unsur yang perlu dimiliki oleh setiap orang dalam menunjang pekerjaannya. Disiplin harus dietrapkan pada setiap individu secara penuh kesadaran dan keikhlasan, sehingga individu tidak merasa dipaksa.

c. Kualitas hasil kerja

Kemampuan untuk bekerja pada diri seseorang akan menetukan tingkat kualitas hasil kerja masing-masing individu tersebut yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap produktivitas kerjanya.

d. Peningkatan hasil kerja

Peningkatan hasil kerja merupakan salah satu ciri atau indikator dari produktivitas kerja pegawai dimana pegawai dituntut untuk terus dapat meningkatkan hasil kerja agar dapat menunjukan adanya produktivitas kerja yang tinggi dari tiap pegawai

e. Kerja sama

Dengan adanya kerjasama yang tinggi dari seluruh pegawai dapat menyelesaikan permasalahan kompleks organisasi dan menunjang terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai.

5. Teknik Pengukuran Produktivitas

Untuk mengukur produktivitas, ada beberapa teknik yang harus diperhatikan tetapi sebelum sampai pada hal itu terlebih dahulu akan dikemukakan mengenai kriteria pengakuan produktivitas yang dikemukakan oleh Bain yang dikutip oleh Bahtiar (1998:35) sebagai berikut:

a. Comparability, yaitu merupakan suatu ukuran yang relatif; mengukur kemudian membandingkan produktivitas saat ini dengan yang lalu, bulan ini dengan bulan lalu, atau tahun ini dengan tahun lalu.

(39)

Adapun untuk mengukur produktivitas adalah dengan memperhatikan hal-hal seperti yang dikemukakan oleh Mali yang dikutip oleh Hasan (2006:17) sebagai berikut:

1. Pengukuran dengan menggunakan rasio

Adalah perbandingan antara variabel-variabel ukuran produktivitas membandingkan variabel penting dalam bentuk rasio yang terdiri atas variabel yang berparameter seperti: tenaga kerja, rupiah per rupiah, jam kerja per jam kerja. Selain itu dapat juga perbandingan variabel dengan parameter ganda seperti output dengan beberapa input yang dibutuhkan.

2. Pengukuran produktivitas faktor total

Adalah perbandingan dari keseluruhan input yang digunakan untuk menghasilkan output. Konsep ini menunjukan pada keadaan yang sesungguhnya dalam proses kerja karena melibatkan keseluruhan sumber dalam perhitungan. Perbandingan ini berguna jika diperlukan untuk mengevaluasi perubahan yang mungkin terjadi pada anggaran yang dikeluarkan, imbalan yang akan diberikan, persediaan dari input lainnya. Kegunaan yang paling yang paling nyata dari pengukuran produktivitas faktor total adalah untuk menggambarkan dan meneliti produktivitas yang terjadi pada waktu yang berbeda.

3. Pengukuran denganmanaging by objective

Sebagai suatu proses banyak menggunakan manfaat bagi manajer, misalnya dalam perencanaan, penilaian prestasi, motivasi karyawan dan mengkoordinasikan dengan regu kerja. Salah satu keuntungan dengan menggunakan MBO adalah kemampuan sebagai fungsi untuk ukuran yang dapat digunakan untuk menilai kemajuan dalam rangka pencapaian tujuan/hasil yang diinginkan. 4. Pengukuran produktivitas dengan menggunakan daftar periksa

indikator.

(40)

5. Pengukuran dengan menggunakan audit produktivitas

Audit produktivitas timbul karena keperluan manjemen untuk mendapatkan informasi yang spesifik tentang tingkat kemajuan produktivitas dalam organisasi untuk mengambil tindakan segera yang diperlukan. Audit produktivitas adalah suatu proses memantau dan mengevaluasi kegiatan organisasi untuk melihat apakah fungsi program dan organisasi ini telah menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien dan mencapai sasaran atau belum. Bila sasaran belum tercapai, auditing produktivitas menganjurkan untuk memperbaiki hasil yang buruk dan kekurangan sistem.

C. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Perangkat Desa

Penilaian terhadap sebuah Balai Desa seringkali didasarkan pada produktivitas yang mampu dihasilkan oleh perangkat desa tersebut. Hal ini dikarenakan produktivitas yang mampu dihasilkan oleh perangkat desa di desa tersebut. mempengaruhi kesejahteraan, kepuasan pelayanan, keamanan dan kenyamanan suatu desa. Oleh karena itu, produktivitas kerja memainkan peranan penting dalam usaha pencapaian tujuan pembangunan nasional.

Secara umum, pengertian produktivitas kerja menurut J. Ravianto (1990) adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja dalam satuan waktu. Artinya seorang perangkat desa dinilai produktif jika mampu menghasilkan output (produk) sesuai dengan standard yang ditentukan dalam satuan waktu yang singkat.

(41)

Peningkatan produktivitas dapat terwujud jika perangkat desa memilki pemahaman dan sikap yang positif terhadap produktivitas kerja agar dapat menjadi pendorong untuk bekerja lebih baik. Karena itu, balai desa perlu mengembangkan suatu tatanan panduan dan acuan dalam bekerja, antara lain dengan memberdayakan nilai-nilai positif sebagai landasan perilaku bagi setiap individu yang bekerja di dalam balai desa.

Nilai-nilai positif ini biasa dikenal dengan budaya organisasi dan diartikan sebagai keyakinan yang dipegang teguh dan tampil dalam tingkah laku. Artinya, budaya suatu organisasi merupakan dasar atas pemahaman bersama yang dimilki para anggota mengenai organisasi itu, seperti bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah dan cara para anggota berperilaku (Robbins, 2001).

Perangkat desa yang bekerja pada hakikatnya membawa berbagai macam-macam kebutuhan dan harapan-harapan yang ingin dipenuhi. Kebutuhan dan harapan-harapan apabila terpenuihi maka aka membuat perangkat desa merasa puas yang kemudian akan menimbulkan perasaan senang dan akhirnya akan berdampak positif terhadap hasil kerja.

(42)

Schein dalam A.S. Munandar (2001) mengatakan bahwa budaya organisasi adalah pola dari asumsi-asumsi dasar yang dipelajari ketika organisasi memecah masalah eksternal dan internal. Selama pemecahan masalah itu valid, balai desa tidak akan mengalami masalah. Dengan kata lain, budaya organisasi suatu balai desa akan menunjang bentuk kerja perangkat desanya, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerjanya.

Menurut Stephen P. Robbins dalam bukunya Perilaku Organisasi (2003:721) menyatakan bahwa :

“Budaya organisasi sebagai suatu sistem makna bersama-sama yang dianut oleh anggota-anggota dalam sebuah organisasi yang menentukan dalam tingkat yang tinggi bagaimana para pegawai bertindak dan

membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lain”. Sistem makna

tersebut merupakan seperangkat karakteristik utama yang dihargai oleh organisasi itu. Setiap organisasi terdapat pola mengenai kepercayaan ritual, mitos, serta praktik-praktik yang telah berkembang sejak lama”.

Sistem makna yang merupakan karakteristik menurut Stephen P. Robbins (2011:21) yaitu :

a. Kepemimpinan

Pengertian kepemimpinan yaitu sebagai proses mempengaruhi segala aktivitas kearah pencapaian suatu tujuan organisasi. Kepemimpinan seorang pemimpin diharapkan dapat menjadikan perubahan kearah yang lebih baik yaitu perubahan pada budaya kerja sebuah organisasional. Perubahan budaya kerja yang slowdown diharapkan dapat diubah dengan budaya produktif karena pengaruh kepemimpinan atasan yang lebih mengutamakan pada otonomi atau kemandirian anggota. Diharapkan pula adanya otonomi tersebut dapat menjadikan para anggotanya menjadi lebih inovatif dan kreatif, dalam pengambilan keputusan dan kerja sama. Kepemimpinan memegang peranan penting dalam budaya organisasi, terutama pada organisasi yang budaya organisasinya lemah.

b. Inovasi

Dalam mengerjakan tugas-tugas, organisasi lebih berorientasi pada pola

(43)

c. Inisiatif individu

Inisiatif individu meliputi tanggung jawab, kebebasan, dan independensi dari masing-masing anggota organisasi, yaitu kewenangan dalam menjalankan tugas dan seberapa besar kebebasan dalam mengambil keputusan.

d. Toleransi terhadap resiko

Dalam budaya organisasi manusia didorong untuk lebih agresif, inovatif, dan mampu dalam menghadapi resiko di dalam pekerjaannya.

e. Pengarahan

Yaitu kejelasan organisasi dalam menentukan sasaran dan harapan terhadap sumber daya manusia atas hasil kerjanya. Harapan dapat dituangkan dalam bentuk kuantitas, kualitas, dan waktu penyelesaian. f. Integrasi

Integrasi di sini adalah bagaimana unit-unit di dalam organisasi didorong untuk menjalankan kegiatannya dalam satu koordinasi yang baik, yaitu seberapa jauh keterkaitan dan kerja sama di tekankan dan seberapa dalam rasa saling ketergantungan antar sumber daya manusia ditanamkan.

g. Dukungan manajemen

Seberapa baik manajer memberikan komunikasi yang jelas, bantuan, dan dukungan terhadap bawahannya dalam melaksanakan tugas.

h. Pengawasan

Meliputi peraturan-peraturan dan supervise langsung yang digunakan oleh manajemen untuk melihat secara keseluruhan perilaku anggota organisasi. i. Identitas

Identitias adalah pemahaman anggota organisasi yang memihak kepada organisasinya secara penuh. Mesalnya, seseorang anggota organisasi yang dibangunkan dari tidurnya dan ditanya siapa dirinya?, maka jika ia menjawab ”saya adalah anggota organisasi A”, berarti dia telah

menjadikan organisasi tersebut sebagai bagian dari identitas dirinya. j. Sistem penghargaan

Sistem penghargaan berbicara tentang alokasi balas jasa (biasanya dikaitkan dengan kenaikan gaji dan promosi) sesuai kinerja karyawan. k. Toleransi terhadap konflik

Adanya usaha mendorong karyawan untuk kritis terhadap konflik yang terjadi. Jika toleransinya tinggi, maka perdebatan dalam pertemuan adalah wajar. Tetapi jika perusahaan toleransi konfliknya rendah, maka karyawan akan menghindari perdebatan dan akan menggerutu di belakang.

l. Pola komunikasi

(44)

Produktivitas kerja menurut J. Ravianto (1990) adalah “Perbandingan antara

hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja dalam satuan waktu”.

Artinya seorang tenaga kerja dinilai produktif jika mampu menghasilkan output (produk) sesuai dengan standard yang ditentukan dalam satuan waktu yang singkat. Dimensi-dimensi sekaligus indikator dalam produktivitas kerja menurut Ravianto (1990) meliputi:

a. Motivasi kerja

Motivasi merupakan daya pendorong yang menyebabkan orang berbuat sesuatu. Dengan adanya motivasi ini seseorang akan melaksankan pekerjaan atau tugas dengan penuh semangat yang memungkinkan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi dan pada akhirnya meningkatkan produktivitas kerja yang tinggi

b. Disiplin

Disiplin yang tinggi merupakan salah satu unsur yang perlu dimiliki oleh setiap orang dalam menunjang pekerjaannya. Disiplin harus dietrapkan pada setiap individu secara penuh kesadaran dan keikhlasan, sehingga individu tidak merasa dipaksa.

c. Kualitas hasil kerja

Kemampuan untuk bekerja pada diri seseorang akan menetukan tingkat kualitas hasil kerja masing-masing individu tersebut yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap produktivitas kerjanya.

d. Peningkatan hasil kerja

Peningkatan hasil kerja merupakan salah satu ciri atau indikator dari produktivitas kerja pegawai dimana pegawai dituntut untuk terus dapat meningkatkan hasil kerja agar dapat menunjukan adanya produktivitas kerja yang tinggi dari tiap pegawai

e. Kerja sama

Dengan adanya kerjasama yang tinggi dari seluruh pegawai dapat menyelesaikan permasalahan kompleks organisasi dan menunjang terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai.

(45)

Untuk melihat pengaruh budaya organisasi terhadap produktivitas peneliti menggunakan pendapat Stephen P Robbins dalam Asri (2011:12) untuk dijadikan tolak ukur dalam melihat budaya organisasi di Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran yaitu:

a. Inisiatif individu

Inisiatif individu meliputi tanggung jawab, kebebasan, dan independensi dari masing-masing anggota organisasi, yaitu kewenangan dalam menjalankan tugas dan seberapa besar kebebasan dalam mengambil keputusan.

b. Integrasi

Integrasi di sini adalah bagaimana unit-unit di dalam organisasi didorong untuk menjalankan kegiatannya dalam satu koordinasi yang baik, yaitu seberapa jauh keterkaitan dan kerja sama di tekankan dan seberapa dalam rasa saling ketergantungan antar sumber daya manusia ditanamkan.

c. Pola Komunikasi.

Maksud dari pola komunikasi disini adalah komunikasi yang terbatas pada hirarki formal dari setiap organisasi.

Sedangkan tolak ukur yang digunakan peneliti yaitu indikator dalam produktivitas kerja menurut Ravianto, (1990:115) meliputi:

a. Motivasi kerja

Motivasi merupakan daya pendorong yang menyebabkan orang berbuat sesuatu. Dengan adanya motivasi ini seseorang akan melaksankan pekerjaan atau tugas dengan penuh semangat yang memungkinkan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi dan pada akhirnya meningkatkan produktivitas kerja yang tinggi

b. Disiplin

Disiplin yang tinggi merupakan salah satu unsur yang perlu dimiliki oleh setiap orang dalam menunjang pekerjaannya. Disiplin harus dietrapkan pada setiap individu secara penuh kesadaran dan keikhlasan, sehingga individu tidak merasa dipaksa.

c. Kualitas hasil kerja

(46)

Dimensi budaya organisasi tersebut kemudian dihubungkan dengan kriteria produktivitas untuk melihat pengaruh budaya organisasi terhadap produktivitas kerja perangkat desa di Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.

D. Kerangka Pikir

Organisasi merupakan kerangka struktur pekerjaan dari beberapa orang diselenggarakan untuk mewujudkan suatu tujuan bersama. Tujuan bersama ini harus dijalankan oleh semua anggota organisasi. Setiap organisasi memiliki budaya organisasi yang dijadikan pedoman bertingkah laku oleh para anggota organisasi dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut. Budaya organisasi merupakan sistem pengertian yang diterima bersama- sama dimana nilai-nilai itu telah ditetapkan oleh organisasi.

Suatu organisasi yang baik dapat dilihat dari budayanya. Apabila budaya tersebut telah melembaga di dalam organisasi, maka pengorganisasian dan pengendalian atas anggota-anggotanya akan lebih mudah untuk dikontrol sebagaimana individu mengontrol dirinya sendiri. Budaya organisasi merupakan salah satu faktor penentu kesuksesan organisasi, karena budaya mempengaruhi perilaku para anggota dalam melaksanakan tugasnya.

(47)

Berdasarkan pendapat Stephen P. Robbins dalam Asri (2011: 12), ada tiga karakteristik yang dapat dilihat untuk menggambarkan budaya organisasi sikap dan perilaku individu yang kemudian peneliti jadikan tolak ukur untuk dalam melihat budaya organisasi perangkat desa Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dalam melaksanakan tugasnya yaitu: a. Inisiatif individu

Inisiatif individu meliputi tanggung jawab, kebebasan, dan independensi dari masing-masing anggota organisasi, yaitu kewenangan dalam menjalankan tugas dan seberapa besar kebebasan dalam mengambil keputusan.

b. Integrasi

Integrasi di sini adalah bagaimana unit-unit di dalam organisasi didorong untuk menjalankan kegiatannya dalam satu koordinasi yang baik, yaitu seberapa jauh keterkaitan dan kerja sama di tekankan dan seberapa dalam rasa saling ketergantungan antar sumber daya manusia ditanamkan.

c. Pola Komunikasi.

Maksud dari pola komunikasi disini adalah komunikasi yang terbatas pada hirarki formal dari setiap organisasi.

Ketiga karakteristik budaya organisasi tersebut digunakan untuk melihat pengaruh produktivitas kerja perangkat desa Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. Berdasarkan pendapat J. Ravianto (1990:115) yang kemudian peneliti gunakan sebagai tolak ukur produktivitas dalam penelitian ini terdapat tiga dimensi dalam melihat produktivitas kerja yaitu :

a. Motivasi kerja

Motivasi merupakan daya pendorong yang menyebabkan orang berbuat sesuatu. Dengan adanya motivasi ini seseorang akan melaksankan pekerjaan atau tugas dengan penuh semangat yang memungkinkan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi dan pada akhirnya meningkatkan produktivitas kerja yang tinggi

b. Disiplin

(48)

c. Kualitas hasil kerja

Kemampuan untuk bekerja pada diri seseorang akan menentukan tingkat kualitas hasil kerja masing-masing individu tersebut yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap produktivitas kerjanya.

[image:48.595.128.522.198.349.2]

Berdasarkan uraian di atas dapat dibuat bagan kerangka pikir sebagai berikut :

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

E. Hipotesis

Hipotesis menurut Saifuddin Azwar (1999:49) merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Sedangkan menurut Arikunto (1989:62), hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul, dalam penelitian ini hipotesis dibedakan menjadi dua :

1. Ho : tidak ada pengaruh yang signifikan dan positif budaya organisasi terhadap produktivitas kerja perangkat Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.

2. Ha : ada pengaruh yang signifikan dan positif budaya organisasi terhadap produktivitas kerja perangkat Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.

Variabel Y

Indikator

Produktivitas Kerja:

1. Motivasi Kerja

2. Disiplin

3. Kualitas Hasil

Variabel X

Indikator

Budaya Organisasi :

=================

1. Inisiatif Individu

2. Integrasi

(49)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap produktivitas kerja perangkat Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, maka tipe penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang didasarkan pada data kuantitatif.

Menurut Hadari Nawawi (2001: 63) menjelaskan :

”Penelitian deskriptif adalah sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) berdasarkan fakta-fakta yang nampak sebagaimana adanya, yang tidak terbatas, pada pengumpulan data dan penyusunan data, tetapi melihat analisa dan interpretasi tentang arti data itu”.

(50)

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:12) Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan hasilnya. Pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila disertai tabel, grafik, dan bagan.

Alasan peneliti memilih menggunakan metode penelitian deskriptif yang didasarkan pada data kuantitatif dalam penelitian ini karena penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan serta menguraikan suatu keadaan atau obyek yang berdasarkan data dan fakta yang ada serta berlangsung untuk kemudian disusun, dijelaskan atau dianalisis.

Penggunaan metode deskriptif ini juga didasarkan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh budaya organisasi (X) terhadap produktivitas kerja perangkat desa (Y) di Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran serta untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tersebut.

B. Definisi Konseptual

Definisi konseptual merupakan definisi akademik atau yang mengandung pengertian universal untuk suatu kata atau kelompok kata. Pemaknaan dari konsep yang digunakan sehingga mempermudah peneliti untuk mengoperasionalkan konsep tersebut di lapangan.

(51)

Definisi konseptual pada penelitian ini adalah : 1. Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan yang dianut dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal.

2. Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja adalah perbandingan antara kumpulan hasil- hasil atau aktivitas yang dicapai pegawai serta kegiatannya bersifat efektif dan efisien dengan peran serta tenaga kerja dalam satuan waktu.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik- karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati (Saifuddin Azwar, 1999:74). Adapun definisi operasional penelitian ini yaitu, variabel budaya organisasi dan produktivitas kerja.

1. Budaya Organisasi

Indikator dalam budaya organisasi dapat dilihat sebagai berikut :

a. Inisiatif Individual : Memiliki keinginan untuk maju, Kemampuan untuk menciptakan inovasi baru, Memiliki keinginan untuk mengembangkan dan meningkatkan pelayanan.

(52)

tujuan kelompok yang sebelumnya sudah disepakati bersama, Kesadaran untuk bekerja sama dengan tim.

c. Pola komunikasi : Dukungan dari atasan untuk para pegawai agar mereka daat mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka, Komunikasi dilakukan secara terbuka atau tertutup, Komunikasi anggota organisasi dibatasi oleh hierarki kewenangan yang formal.

2. Produktivitas kerja

Indikator dalam produktivitas kerja dapat dilihat sebagai berikut :

a. Motivasi kerja : Semangat kerja yang tinggi, Keinginan untuk menguasai bidang tertentu, Menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan usaha dan keterampilan.

b. Disiplin : Kepatuhan terhadap jam kerja, Ketaatan proses kerja, Menggunakan dan memelihara barang- barang dan alat- alat perlengkapan kantor dengan penuh hati-hati.

c. Kualitas hasil kerja : Penyelesaian pekerjaan tepat waktu, Ketelitian dalam pelayanan, Menjaga kepercayaan pimpinan.

(53)
[image:53.595.133.519.90.754.2]

Tabel 3. Operasionalisasi variabel

Variabel Indikator Sub Indikator

1 2 3

Budaya Organisasi

1. Inisiatif Individu

2. Integrasi

3. Pola Komunikasi

1. Memiliki keinginan untuk maju

2. Kemampuan untuk menciptakan inovasi baru 3. Memiliki keinginan untuk

mengembangkan dan meningkatkan pelayanan. 1. Terbukanya kesempatan

berpartisipasi dalam kehidupan bersama dalam lingkungan kerja

2. Mencapai tujuan-tujuan pribadi dan tujuan kelompok yang sebelumnya sudah disepakati bersama 3. Kesadaran untuk bekerja

sama dengan tim. 1. Dukungan dari atasan

untuk para pegawai agar mereka dapat

mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka 2. Komunikasi dilakukan

secara terbuka atau tertutup

3. Komunikasi anggota organisasi dibatasi oleh hierarki kewenangan yang formal.

Produktivitas Kerja

1. Motivasi Kerja

2. Disiplin

1. Semangat kerja yang tinggi

2. Keinginan untuk menguasai bidang tertentu

3. Menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan usaha dan keterampilan. 1. Kepatuhan terhadap jam

kerja

(54)

1 2 3 3. Menggunakan dan

memelihara barang-barang dan alat- alat perlengkapan kantor dengan penuh hati-hati. 3. Kualitas Hasil Kerja 1. Penyelesaian pekerjaan

tepat waktu 2. Ketelitian dalam

pelayanan,

3. Menjaga kepercayaan pimpinan.

(Sumber : Peneliti)

D. Lokasi Penelitian

Penetapan penelitian ditentukan secara purposive atau berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dan tujuan penelitian. Purposive adalah lokasi penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu dan diambil berdasarkan tujuan penelitian, (Masri Singarimbun dan Effendi, 2000:169).

Lokasi penelitian di Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. Dipilihnya Desa Wiyono sebagai lokasi penelitian karena pertimbangan sebagai berikut :

1. Masih jarangnya penelitian yang mengkaji tentang budaya organisasi di desa.

(55)

E. Jenis Data

Jenis data pada penelitian ini dibagi dua, yaitu :

1. Data primer, yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari sumbernya atau informan melalui prosedur dan teknik pengambilan data yang dapat berupa kuesioner, interview/ wawancara, observasi, sesuai dengan tujuan dari penelitian tersebut. Sumber data primer diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada 94 Kepala keluarga yang memiliki KK di Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dengan pembagian 84 Kepala Keluarga Laki-laki dan 10 orang Kepala Keluarga Perempuan. Sebagai data pendukung, penelitian ini mewawancarai 3 informan yaitu Sekretaris Desa, Kepala urusan pemerintahan, dan Kepala urusan pembangunan.

2. Sumber data sekunder, yaitu sumber data penunjang sumber data primer, diperoleh melalui bahan pustaka dan media seperti buku, koran, makalah, dan internet. Bahan pustaka yang dipakai di dalam penelitian ini yaitu buku- buku yang mengkaji tentang budaya organisasi dan produktivitas kerja.

F. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Menurut Arikunto, (2002:108) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah Kepala Keluarga di Desa Wiyono Kecamatan

Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. Jumlah kepala keluarga yang memiliki KK di

Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran berdasarkan data

yang diperoleh dari Desa Wiyono pada tanggal 28 Juli 2011 berjumlah 1.618 KK.

(56)
[image:56.595.148.517.97.398.2]

Tabel 4. Jumlah Kepala Keluarga yang memiliki Kartu Keluarga

No Dusun Laki- Laki Perempuan Jumlah Kepala Keluarga

(KK)

1 Wiyono 691 jiwa 666 jiwa 1. 357 jiwa 339 jiwa

2 Sukatinggi 358 jiwa 306 jiwa 664 jiwa 152 jiwa

3 Waylinti 721 jiwa 654 jiwa 1.375 jiwa 359 jiwa

4 Dam C 383 jiwa 335 jiwa 718 jiwa 180 jiwa

5 Gunung Rejo 469 jiwa 416 jiwa 885 jiwa 241 jiwa

6 Way hui 391 jiwa 330 jiwa 721 jiwa 158 jiwa

7 KM 21 352 jiwa 357 jiwa 709 jiwa 189 jiwa

Total 3.365 jiwa 3.064 jiwa 6.429 jiwa 1.618 jiwa

Sumber: Prariset, 28 Juli 2011

2. Sampel

Sugiyono (2002:59) menyatakan sampel adalah sebagian atau wakil populasi

yang diteliti. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalahpurposive

sampling.

Tehnik pengambilan sampel secarapurposive samplingdigunakan karena tidak

seluruh lapisan masyarakat Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten

Pesawaran menjadi sampel, dikarenakan jumlah penduduk yang sangat banyak

(57)

Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah populasi berdasarkan jumlah kepala keluarga yang memiliki KK di Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran yaitu berjumlah 1.618 KK.

Berikut adalah tehnik pengambilan sampel masyarakat Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran menggunakan tehnik purposive sampling:

2 1 Ne N n   Keterangan:

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih ditolelir

(Sugiyono, 2002:59)

Jumlah sampel berdasarkan rumus di atas maka perhitungannya adalah sebagai berikut:

N = 1.618

Populasi 1.618 merupakan kepala keluarga yang memiliki KK (Kartu Keluarga) di Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. e = ditetapkan 0,1 yaitu penyimpangan dalam pemakaian sampel sebesar 10%,

1 = Bilangan Konstanta

Berdasarkan rumus tersebut, maka dapat diketahui besarnya jumlah sampel sebagai berikut :

(58)

) 01 , 0 ).( 618 . 1 ( 1 618 . 1   n 18 , 16 1 618 . 1   n 0058 1792782305 , 94 18 , 17 618 . 1  

n yang dibulatkan menjadi 94.

Berdasarkan hasil perhitungan sampel, maka diketahui bahwa banyaknya responden yang akan diteliti pada pengambilan sampel secara purposive sampling dari populasi kepala keluarga yang memiliki KK di Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran sebanyak 94 orang.

Setelah didapat sample yang dibutuhkan, menurut Jalalludin Rahmat (1997: 82) langkah yang kedua adalah menentukan sample perkelompok atau perlingkungan dari 94 sampel yang telah didapat, yaitu dengan menggunakan rumus penentuan sample agar sample lebih proporsional.

Rumus yang digunakan adalah :

    Nι

n

Keterangan :

Ni : Jumlah populasi dari masing- masing kelompok N : Jumlah keseluruhan populasi

(59)

Berdasarkan rumus pengambilan sampel kelompok di atas maka sampel kelompok penelitian ini adalah :

1. Dusun Wiyono

ni = 339 X94

1.618

ni = 19, 69 dibulatkan menjadi 20. 2. Dusun Suka Tinggi

ni = 152 X94

1.618

ni = 8, 83 dibulatkan menjadi 9. 3. Dusun Way Linti

ni = 359 X94

1.618

ni = 20,85 dibulatkan menjadi 21. 4. Dusun Dam C

ni = 180 X94

1.618

ni = 10,45 dibulatkan menjadi 10. 5. Dusun Gunung Rejo

ni = 241 X94

1.618

ni = 14

6. Dusun Way Hui

ni = 158 X94

1.618

(60)

ni = 189 X94

1.618

ni = 10,98 dibulatkan menjadi 11.

[image:60.595.152.513.220.454.2]

Berdasarkan rumus pengambilan sampel, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 94 orang yang tersebar di 7 dusun di Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.

Tabel. 5. Jumlah Sampel per Dusun

No Dusun Jumlah Sampel

(Jiwa)

1 2 3

1 Wiyono 20

2 Suka Tinggi 9

3 Way Linti 21

4 Dam C 10

5 Gunung Rejo 14

6 Way Hui 9

7 Km 21 11

Total 94

(Sumber : Data diolah pada 17 Oktober 2011)

Berdasarkan perhitungan sampel di atas, maka orang- orang yang memenuhi syarat menerima sampel adalah sebagai berikut :

a. Responden berpendidikan minimal SLTP

(61)

G. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar (2004:54), teknik pengumpulan data terdiri atas : (1) Kuesioner, (2) Wawancara, (3) Dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun oleh peneliti yang kemudian diberikan kepada seluruh responden mengenai masalah yang berhubungan dengan penelitian.

Kuisioner merupakan daftar pertanyaan yang terdiri dari item – item pertanyaan secara terstruktur yang berkaitan dengan penelitian. Kuisioner yang dipergunakan adalah kuisioner tertutup yaitu daftar pertanyaan yang disertai alternatif jawaban.

(62)

Kabupaten Pesawaran dari tanggal 4 November sampai tanggal 7 November.

2. Wawancara

Wawancara Merupakan teknik pengumpulan data melalui percakapan secara langsung dengan bertatap muka dengan responden. Pertanyaan yang akan diajukan kepada responden dengan menunjuk data yang dihasilkan oleh kuisioner penelitian. Teknik ini merupakan salah satu teknik bantu dalam pengumpulan data pada penelitian ini. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi-informasi tambahan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini.

Untuk itu peneliti menentukan 3 orang yang menjadi informan dalam penelitian yaitu Sekretaris Desa, Kepala Urusan Pemerintahan dan Kepala Urusan Pembangunan. Alasan peneliti memilih 3 orang tersebut karena selain jabatannya, mereka memiliki andil yang besar di dalam menciptakan, menjaga serta mengubah budaya organisasi untuk mencapai produktivitas kerja perangkat desa.

3. Dokumentasi

Gambar

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
Tabel 3. Operasionalisasi variabel
Tabel 4. Jumlah Kepala Keluarga yang memiliki Kartu Keluarga
Tabel. 5. Jumlah Sampel per Dusun
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemangkasan pucuk dan sisa buah setelah penjarangan tidak menunjukan perbedaan yang nyata terhadap jumlah daun, hal ini diduga karena pada perlakuan tanpa

Untuk mendapatkan karyawan yang berprestasi dalam bekerja, perusahaan harus lebih memperhatikan rekrutmen dan penempatan karyawan secara baik dan benar, sesuai dengan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kualitas layanan, hubungan pemasaran pelanggan, dan kepercayaan merek secara simultan dan parsial terhadap loyalitas

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan status gizi dengan tekanan darah pada anak tingkat Sekolah Menengah Pertama karena berada pada rentang usia 12-14

Skripsi dengan judul : ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN TERHADAP MINAT MASYARAKAT MENJADI TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI

berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas...

Petani jahe putih akan menghasilkan pendapatan yang lebih besar jika pengelolaan usaha taninya dilakukan dengan baik yaitu menggunakan faktor produksi secara