[93]
Prosiding Konferensi Nasional Peneliti Muda Psikologi Indonesia 2017 Vol. 2, No. 1, Hal 93-97 PENGARUH ISLAMIC PARENTING TERHADAP SELF REGULATION PADA
REMAJA Mutiara Fildzah
mutiara_fildzah@yahoo.co.id Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pola asuh Islam dengan regulasi diri pada remaja. Partisipan penelitian adalah 70 orang siswa SMA. Hasilnya islamic parenting mempengaruhi self regulation pada remaja sebesar 0,369 dan R Square 0,136 dengan nilai signifikansi (P<0,01) yang berarti kontribusi islamic parenting terhadap self regulation sebesar 13,6%.
Kata Kunci: Islamic Parenting, Self regulation, remaja. PENDAHULUAN
Memberi pendidikan anak sejak dini merupakan bagian dari pendidikan seumur hidup, sebagai sebuah konsep yang telah dipopulerkan oleh sebuah lembaga besar yaitu UNESCO dengan istilah “Life long Education”. Sebab pada dasarnya anak ibarat kertas polos yang siap untuk diberikan warna oleh orang tua, tergantung orang tua tersebut akan memberikan warna apa kepada anaknya. Jika dibiasakan dan dibina untuk menjadi baik maka ia akan menjadi baik, sebaliknya bila dibiasakan terhadap keburukan dan diabaikan pengasuhannya maka buruklah jadinya. Penanaman karakter mulia tidak bisa dilakukan secara singkat, akan tetapi melalui proses yang terus-menerus sejak dini hingga mencapai taraf kedewasaan atau kematangan (Syarbini, 2016), salah satunya adalah pola asuh.
Pola asuh orang tua merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orang tua dengan anak dalam berinteraksi, serta berkomunikasi selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pola pengasuhan sebagai tanggung jawab orang tua terhadap anak, dengan memiliki dampak yang besar pada kepribadian anak, karena yang ditiru oleh anak yaitu berasal dari kedua orang tuanya. Sehingga dalam pengasuhannya
memerlukan sejumlah kemampuan interpersonal dan mempunyai tuntutan emosional yang besar. Dapat dipastikan pengaruh yang paling dominan ada pada kedua orang tuanya. Karena anak akan memperhatikan sikap dan perilaku dari orang dewasa. Apabila anak melihat kedua orang tuanya bertingkah laku baik dan sabar maka anak akan tumbuh dalam berperilaku baik dan sabar. Orang tua dituntut untuk menjadi suri teladan yang baik, dengan mengerjakan perintah-perintah Allah dan sunah-sunah Rasul-Nya (Suwaid, 2010). Seperti islamic parenting adalah suatu kesatuan yang utuh dari sikap terhadap perlakuan orang tua kepada anak sejak dini, baik dalam mendidik, membina, membiasakan, serta membimbing secara optimal berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist (Sudirman, 2015). Hal ini merupakan suatu pondasi kuat untuk meningkatkan regulasi diri.
Regulasi diri merupakan pondasi sosialisasi, yang menghubungkan semua perkembangan diantaranya, fisik, kognitif, sosial, dan emosional. Menurut Bandura regulasi diri dapat mengendalikan perilaku dengan menahan hasrat, mengontrol pikiran dan mengubah emosi (Alwisol, 2009). Pada anak-anak, perkembangan regulasi diri belum berkembang dengan
[94] sempurna hingga anak memasuki usia anak awal, menghabiskan waktu paling tidak tiga tahun, sehingga dapat berinteraksi secara positif dengan orang lain, dengan menghindari perbuatan yang tidak pantas atau agresif, dan diarahkan menjadi pembelajar mandiri.
Pola asuh mendidik anak, dari masa kanak-kanak menuju masa remaja sangat jauh berbeda, dimana pada masa kanak-kanak orang tua lebih memberikan perhatian dan kasih sayang penuh kepada anak dengan selalu mendampinginya. Bedasarkan penelitian sebelumnya (Amanda, dkk, 2016) menjelaskan terdapat hubungan antara pola asuh orang tua terhadap regulasi diri anak usia 5-6 tahun, karena perilaku kanak-kanak yang masih dapat dikendalikan dengan proses seperti modeling, konsekuensi (reinforcement dan punishment), dan instruksi langsung. Hal ini akan berdampak pada masa remajanya.
Remaja adalah masa anak-anak menuju dewasayang mencakup perubahan fisik, kognitif, dan sosioemosional (Santrock, 2012). Masa remaja menimbulkan masa kecenderungan, munculnya perilaku menyimpang yang disebabkan dalam berbagai model, baik berupa kekerasan fisik, kekerasan verbal atau kekerasan seksual. Bentuk peyimpangan tersebut kemungkinan terjadi kurangnya kemampuan regulasi diri yang baik.
Pada tahap ini orang tua mulai tidak terlalu memberikan perhatiannya, dengan beranggapan bahwa remaja sudah dapat mandiri, sehingga anak mendapatkan kontrol yang rendah dari orang tua. Apabila sejak masa kanak-kanak remaja diterima, disayangi, maka remaja akan
mempersepsikan bahwa orang tua sangat menghargai kehadirannya. Hal itu menjadi dasar bagi remaja memandang dirinya. Jika remaja ditolak atau diabaikan, maka terbentuklah dasar penolakan bahwa dirinya tidak berguna (Respati, dkk, 2006). Pengawasan orang tua terhadap remaja sangat penting untuk menentukan seorang remaja akan terlibat dalam kenakalan atau tidak. Peran orang tua dibutuhkan oleh remaja, sebab remaja memiliki emosiaonal yang labil. Mereka seringkali mengalami kebingungan karena ada begitu banyak pilihan peran dan nilai-nilai yang saling bertentangan satu sama lain, sementara mereka tidak memperoleh bimbingan untuk menentukan pilihan yang terbaik bagi diri mereka sendiri.
Menurut (McCullough & Willoughby, 2009) regulasi diri bukan sesuatu yang ada sejak lahir tetapi dipelajari dari orang tua, dan agama ataupun nilai yang didapatkan dalam masyarakat. Seperti mengajarkan akhlak sejak dini, karena akhlak adalah kondisi jiwa seseorang untuk melakukan tindakan tanpa berpikir dahulu (El Hafiz, dkk, 2013). Akhlak merupakan pondasi awal untuk membentuk kepribadian seorang anak, dengan menghindari sifat-sifat negatif saat masa remaja, dapat mengendalikan perilaku mereka sendiri, dan mengatur emosi negatif.
Pola asuh orang tua merupakan faktor penting dalam mengembangkan atau menghambat perkembangan anak, seorang anak yang memiliki keluarga yang terbuka saling menghargai, saling mendengarkan pendapat antar anggota keluarga maka anak akan tumbuh menjadi anak yang terbuka dan percaya diri. Karena kehidupan dalam keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak. Pengalaman interaksi dalam keluarga akan menentukan pola dan tingkah laku anak terhadap orang lain dalam masyarakat (Amanda, dkk, 2016).
Dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti mengenai
[95] remaja yang beranjak dewasa pada tingkat sekolah menengah atas yang mengalami transisi dari segi sosioemosional dan sejauh mana pola asuh orang tua yang khususnya beragama muslim, masih memiliki peran dalam mempengaruhi regulasi diri remaja dalam berprilaku. Maka dari itu penelitian ini dibuat untuk mengetahui pengaruh islamic parenting terhadap self regulation pada remaja. METODE
Partisipan
Teknik sampling pada penelitian ini adalah menggunakan purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sample dengan pertimbangan tertentu dan dipilih karena menganggap bahwa seseorang atau kelompok memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitian. Kriteria subjek dalam penelitian ini adalah remaja Sekolah Menengah Atas, kelas 10 dan 11, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan rentang usia 15-17 tahun yang berjumlah 70 subjek. Sampel diambil 30% dari populasi, karena sudah dapat mewakili sampel.
Desain
Jenis penelitian menggunakan metode kuantitatif, dapat dijelaskan metode penelitan kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data didasari pada ilmu yang valid dan terukur . Sedangkan desain penelitian ini menggunakan ex post facto field study dengan situasi alamiah dan pada keadaan sewajarnya (Seniati, dkk, 2011), dengan menggunakan kuesioner untuk mengukur variabel yang ada. Penelitian ini menggunakan dua alat ukur yaitu:
1. Islamic Parenting sebesar 0,764 dari 15 item, terdiri dari lima dimensi, yaitu ideal role model, care and control, communication, habituation, dan consequensy. Alat ukur islamic parenting yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi oleh Dewi Trihandayani dari skala integrated parenting yang dikembangkan oleh (Sri Wahyuningsi Rahmawati, 2015).
2. Self Regulation sebesar 0,877 dari 37 item, terdiri dari tujuh dimensi (Miller and Brown, 1991) yaitu receiving, evaluating, triggering, searching, formulating, implementing, assessing. Adaptasi alat ukur dengan menggunakan expetice judgment. Skala yang ada diterjemahkan kemudian di traslate ke bahasa asli. Hasil terjemahan di konsultasikan pada psikolog yang melakukan penelitian pada bidang perkembangan anak. Teknik Analisi
Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis statistik untuk menguji uji validitas dan uji reliabilitas. Penelitian menggunakan IBM SPSS versi statistik 22. Sedangkan untuk menguji adanya pengaruh islamic parenting terhadap self regulation adalah dengan menggunakan teknik regresi. HASIL DAN ANALISA
Dari hasil analisa pada tabel 1 nilai koefisien korelasi antara variabel islamic parenting dan self regulation menunjukan anggka sebesar 0,369 dengan nilai P-Value (P<0,01) dengan nilai signifikan sebesar 0,002 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara islamic parenting dan self regulation.
Tabel 2
Model Summary
Model R R Square Sig. F Change
1 ,369a ,136 ,002 a. Predictors: (Constant), IP
Dari hasil analisa pada tabel 2 diketahui hasil R sebesar 0,369 dan R Square sebesar 0,136 dengan nilai P-Value (P<0,01) dengan nilai signifikan sebesar 0,002. Kontribusi islamic parenting terhadap self regulation sebesar 13,6% sedangkan sisanya sebesar 86,4% berasal dari faktor lain yang tidak diketahui dalam penelitian ini. Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
[96] islamic parenting dan self regulation pada remaja.
Jika dilihat dari kolom Unstandardized Coefficients B islamic parenting sebesar 0,369 yang bersifat positif dengan nilai P-Value (P<0,01) dan nilai signifikan sebesar 0,002. Dapat dikatakan adanya pengaruh yang signifikan islamic parenting terhadap self regulation.
DISKUSI
Pada penelitian ini dilakukan kepada 70 siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh islamic parenting terhadap self regulation pada remaja dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sehingga penulis mendapatkan hasil yang akurat. Secara umum hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh yang signifikan antara islamic parenting terhadap self regulation pada remaja. Hal ini membuktikan bahwa islamic parenting dapat memonitori pertumbuhan remaja, termasuk di dalamnya self regulatiaon yang dipengaruhi oleh keluarga dengan menerapkan islamic parenting, melalui modeling anak mampu belajar bagaimana mengatasi suatu masalah yang dihadapi melalui pengamatan dari orang tua sebesar 13,6%. Sedangkan 86,4% dipengaruhi faktor lain yaitu dari lingkungan seperti teman sebaya (Arjanggi, R., & Suprihatin, T., 2011), guru serta lawan jenis.
Karena anak akan melakukan pengamatan dan peniruan terhadap respon yang diberikan baik itu bersifat negatif atau positif. Ketika memasuki masa remaja setiap anak mengalami perubahan yang signifikan pada fisiknya baik laki-laki maupun perempuan. Selain itu munculnya gejolak psikologis yang dialami kemudian diekspresikan dalam berbagai bentuk, seperti halnya jadi sulit diatur dan sering berontak dengan orang tua. Karena mereka berusaha mengambil keputusan sendiri dan tidak mudah untuk menerima pendapat dari orang lain. Dukungan dari orang tua dengan metode yang dilakukan kepada
anak saat memberikan nasihat untuk menyelesaikan masalahnya, dengan cara memberikan kasih sayang dan perhatian yang tulus dalam mendidik dan mengasuhnya. Serta memberikan perhatian kepada anak dalam bentuk kontrol, dan adanya penegakan aturan serta batasan yang jelas apa yang harus dilakukan (Syarbini, 2016).
Sebab fungsi keluarga mengacu pada bagaimana seluruh anggota dari suatu keluarga dapat berkomunikasi satu sama lain, melakukan pekerjaan secara bersama-sama, saling bahu membahu dimana hal tersebut memiliki pengaruh bagi kesehatan fisik dan emosional antar keluarga.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa islamic parenting mempengaruhi self regulation pada remaja sebesar 0,369 dan R Square 0,136 dengan nilai signifikansi (P<0,01) yang berarti kontribusi islamic parenting terhadap self regulation sebesar 13,6% sedangkan sisanya sebesar 86,4% berasal dari faktor lain yang tidak diketahui dalam penelitian ini.
SARAN Saran Praktis
1. Bagi orang tua dalam mendidik anak sejak dini perlu dilakukan dengan cara yang benar, sebab akan berpengaruh pada tahap perkembangan anak menuju remaja.
2. Bagi anak perlu membangun relasi yang baik dengan orang tua, untuk membantu mencari solusi ketika menghadapi masalah.
[97] Saran Metodologi
1. Penelitian ini hanya baru dilakukan pada 1 sekolah, sehingga diharapkan untuk penelitian selanjutnya dilakukan dari berbagai sekolah agar lebih mengetahui tentang islamic parenting dan self regulation pada remaja.
2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan observasi atau wawancara agar mengetahui secara langsung pengaruh islamic parenting terhadap self regulation pada remaja.
3. Penelitian selanjutnya, peneliti berharap adanya penambahan variabel untuk membahas lebih dalam mengenai islamic parenting terhadap self regulation pada remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Amanda, D, Nyoman, Radin., Antara, Putu, Aditya., Magta, Mutiara. (2016). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Regulasi Diri Anak Usia 5-6 Tahun. Ournal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha 2016, Vol 4. No. 2.
Arjanggi, R., & Suprihatin, T. (2011). Metode Pembelajaran Tutor Teman Sebaya Meningkatkan Hasil Belajar Berdasar Regulasi-Diri. Makara Hubs-Asia, 8(3).
Book Of Abstract, Hal 5, 2015 Dalam Sri Wahyuningsih Rahmawati, 2015 Book Of Abstract, Hal 6, 2015 Dalam
Subhan Ajrin Sudirman, 2015
El Hafiz. (2013). Dasar Dasar Psikologi. Uhamka Press
Http://Casaa.Unm.Edu/Inst/Selfregulation %20questionnaire%20(Srq).Pdf. Diakses 5 November 2016
Mccullough, M., E., & Willoughby, B., L., B. (2009). Religion, Self-Regulation, And Self Control: Associations, Explanations And Implications
Rachman, M Fauzi, (2014). Islamic Teen Parenting. Jakarta: Erlangga.
Respati, Winanti, Siwi., Yulianto, Aries., Widiana, Noryta. (2006). Perbedaan Konsep
Diri Antara Remaja Akhir Yang Mempersepsi Pola Asuh Orang Tua Authoritarian, Permissive Dan Authoritative. Jurnal Psikologi Vol. 4 No. 2.
Santrock, John, W. (2012). Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jakarta: Erlangga.
Seniati, Liche., Aries Yulianto., & Bernadette N. S. (2011). Psikologi Eksperimen. Pt Indeks.
Suwaid, Muhammad, Nur Abdulah Hafizh. (2010). Prophetic Parenting. Yogyakarta: Pro-U Media.
Syarbini, Amirulloh. (2016). Pendidikan Karakter Berbasis Keluarga; Studi Tentang Pendidikan Karakter Dalam Kelauarga Perspektif Islam. Jakarta: Ar-Ruzz Media.