• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi, serta sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang

Organisasi seringkali dihadapkan pada perubahan lingkungan bisnis yang cepat. Berkaitan dengan hal tersebut, maka organisasi perlu melakukan

monitoring dan pengukuran secara berkelanjutan terhadap kinerja organisasi

untuk memastikan ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan. Proses monitoring kinerja memerlukan data dan informasi yang diambil dari seluruh bagian organisasi. Hasil monitoring kinerja diharapkan dapat disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan pada waktu yang tepat.

Universitas Sebelas Maret (UNS) merupakan perguruan tinggi negeri di Kota Surakarta. Dalam Rencana Strategis Bisnis (Renstra) UNS tahun 2009-2013, UNS memformulasikan delapan program keunggulan. Delapan program keunggulan tersebut adalah keunggulan dalam pendidikan, keunggulan dalam riset, keunggulan dalam transfer dan pengembangan ilmu pengetahuan, keunggulan dalam manajemen pengetahuan, keunggulan sumber daya manusia, keunggulan dalam tata kelola, keunggulan dalam manajemen mutu dan layanan, keunggulan dalam internasionalisasi dan pencitraan publik (UNS, 2008).

Setiap bidang keunggulan memiliki kegiatan-kegiatan dan dari tiap kegiatan memiliki satu atau lebih Key Performance Indicator (KPI) yang dinyatakan oleh indikator kinerja. Indikator kinerja digunakan untuk membantu pimpinan dalam memantau implementasi strategi dengan cara membandingkan antara hasil aktual dengan sasaran dan tujuan strategis yang telah ditetapkan. Sebagai contoh dalam bidang “Keunggulan dalam Pendidikan” terdapat kegiatan “Pengembangan sistem evaluasi kinerja dosen”. Kegiatan ini memiliki KPI berupa indeks kinerja dosen. Total kegiatan untuk delapan bidang keunggulan yang diterapkan UNS adalah 85 kegiatan, sedangkan KPI yang digunakan berjumlah 180 KPI (UNS, 2008).

commit to user

Selama ini terdapat kendala dalam proses pengelolaan informasi pengukuran kinerja di UNS. Banyaknya informasi yang terkandung dalam pengukuran kinerja menyulitkan jajaran eksekutif dan pihak-pihak yang berkepentingan untuk melakukan monitoring dan evaluasi kinerja. Bentuk pelaporan yang menggunakan sistem tabular juga menyebabkan kesulitan untuk melakukan evaluasi kinerja.

Selain kendala di atas, laporan pengukuran kinerja masih menggunakan kertas kerja. Hal ini menyebabkan informasi tidak dapat diketahui oleh semua pihak. Belum ada media yang memudahkan segenap civitas akademik mengetahui performansi kinerja organisasi. Padahal, idealnya performansi kinerja organisasi dapat dilihat oleh semua pihak untuk meningkatkan peran serta semua pihak dalam peningkatan kinerja organisasi.

Oleh karena itu, diperlukan suatu media untuk menyajikan informasi performansi kinerja. Media ini harus efektif dan efisien dalam menyajikan informasi. Hariyanti (2008) menyatakan bahwa efisien berarti informasi dapat dipahami dengan mudah dan cepat oleh penerimanya sedangkan efektif berarti bahwa makna yang terkandung dalam informasi dapat dipersepsi dengan benar oleh penerimanya, sehingga tujuan dari penyampaian informasi tersebut dapat tercapai.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mempermudah aktivitas analisis dan eksplorasi informasi adalah menggunakan teknik visualisasi data. Menggunakan visualisasi dapat menyederhanakan informasi sehingga mempercepat proses pengolahan data, dan pada akhirnya proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat (Maseri, et al 2007).

Salah satu bentuk visualisasi data adalah menggunakan dashboard.

Dashboard memberikan tampilan antarmuka dengan berbagai bentuk seperti

diagram, laporan, dan indikator visual yang dipadukan dengan informasi yang dinamis dan relevan (Hariyanti, 2008). Dashboard merupakan tampilan visual dari informasi penting yang dibutuhkan untuk meraih tujuan; mengkonsolidasi dan menyusun informasi tersebut dalam satu layar (single screen) sehingga informasi dapat dimonitor secara sekilas (Few, 2006). Dashboard menampilkan informasi yang diperlukan untuk memonitor aspek bisnis, memungkinkan para

commit to user

manajer dapat dengan cepat mengidentifikasi masalah dan menentukan langkah perbaikan untuk meningkatkan kinerja organisasi. (Rasmussen et al., 2010).

Penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk merancang sistem informasi menggunakan dashboard untuk memonitor kinerja organisasi. Haryanti (2008) telah melakukan penelitian mengenai metodologi pembangunan dashboard sebagai alat monitoring kinerja organisasi dengan studi kasus di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun suatu rancangan sistem informasi

dashboard sebagai alat bantu monitoring kinerja UNS. Rancangan tersebut

memvisualisasikan hasil monitoring KPI untuk memudahkan level eksekutif dalam menganalisis maupun mengevaluasi kinerja di UNS.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang suatu sistem informasi dashboard sebagai alat bantu monitoring kinerja di Universitas Sebelas Maret Surakarta?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah merancang sistem informasi dashboard sebagai alat bantu monitoring kinerja di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, yaitu : 1. Mempermudah analisis data kinerja UNS.

2. Mengupayakan transparansi hasil evaluasi kinerja ke seluruh staf dan jajaran eksekutif.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Perancangan dashboard didasarkan pada KPI yang telah ditetapkan oleh UNS. 2. Perancangan hanya memperhatikan aspek ketersediaan informasi dan tampilan

commit to user

3. Perancangan difokuskan pada pengembangan aplikasi dashboard, tidak membahas mengenai kesiapan sistem penjaminan mutu dan pengolahan data

monitoring kinerja. 1.6 Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Tidak ada perubahan KPI yang digunakan oleh UNS selama penelitian berlangsung.

2. Tidak ada perubahan struktur organisasi UNS selama penelitian berlangsung. 1.7 Sistematika Penulisan

Berikut ini adalah sistematika penulisan laporan Tugas Akhir. BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI PENDAHULUAN

Bab ini mengemukakan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi, serta sistematika penulisan.

TINJAUAN PUSTAKA

Merupakan uraian tinjauan umum organisasi tempat pelaksanaan penelitian tugas akhir serta menjelaskan landasan teori yang akan dijadikan acuan dalam menyelesaikan permasalahan.

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas model penelitian dan kerangka pikir atau metodologi yang digunakan dalam penelitian beserta penjelasan singkat setiap tahapannya.

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi pengumpulan data yang dibutuhkan serta pengolahan terhadap data tersebut.

ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Bab ini akan membahas mengenai analisis terhadap hasil perancangan sistem informasi pengukuran kinerja di UNS.

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya.

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Merupakan uraian tinjauan umum organisasi tempat pelaksanaan penelitian tugas akhir serta menjelaskan landasan teori yang akan dijadikan acuan dalam menyelesaikan permasalahan.

2.1 Tinjauan Umum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) hingga saat ini memiliki 9 fakultas dan 1 program pascasarjana. Total program studi berjumlah 128, terdiri dari 22 program studi D3, 2 program studi D4, 57 program studi S1 reguler (16 program studi di antaranya membuka program transfer), 28 program studi S2, 12 Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis I (PPDS-I), 7 program studi S3, 1 program profesi. Selain prodi-prodi tersebut, juga terdapat 4 program pendidikan dan pelatihan keahlian (UNS-Solo, 2010).

UNS dalam beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan yang pesat dalam upayanya menuju World Class University, baik dalam kancah percaturan perguruan tinggi nasional maupun internasional. Dibuktikan dengan berhasilnya UNS menembus peringkat 1520 perguruan tinggi dunia (peringkat 6 PTN di Indonesia) melalui sistem pemeringkatan versi Webometric, dan meraih bintang dua versi Times Higher Education Supplement (THES) dan Quacquarelli

Symonds (QS) bersama 10 perguruan tinggi terbaik di Indonesia lainnya

(UNS-Solo, 2010).

2.1.1 Visi, Misi dan Tujuan UNS

Berdasarkan Surat Keputusan Senat UNS No. 417/J27/HK.PP/2006, tanggal 16 Agustus 2006, visi UNS adalah:

“Menjadi pusat pengembangan ilmu, teknologi, dan seni yang unggul di tingkat internasional dengan berlandaskan pada nilai-nilai luhur budaya nasional.”

commit to user Misi UNS adalah :

a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang menuntut pengembangan diri dosen dan mendorong kemandirian mahasiswa dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

b. Menyelenggarakan penelitian yang mengarah pada penemuan baru di bidang ilmu, teknologi, dan seni.

c. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang berorientasi pada upaya pemberdayaan masyarakat.

Sementara itu, untuk mewujudkan visi dan melaksanakan misi UNS, dirumuskan delapan tujuan strategis UNS yang dinyatakan sebagai berikut :

a. Menciptakan lingkungan yang mendorong setiap warga kampus mau belajar guna mengembangkan kemampuan diri secara optimal.

b. Menghasilkan lulusan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, cerdas, terampil, dan mandiri, serta sehat jasmani, rohani, dan sosial.

c. Melahirkan temuan-temuan baru di bidang ilmu, teknologi, dan seni yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam masyarakat dan untuk membangun kehidupan yang lebih baik.

d. Mendesiminasikan hasil pendidikan dan pengajaran serta penelitian kepada masyarakat sehingga terjadi transformasi secara terus menerus menuju kehidupan yang lebih modern.

e. Menggali dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya nasional sebagai salah satu landasan berpikir, bersikap, dan berperilaku dalam kehidupan, baik di dalam maupun di luar kampus.

f. Mengembangkan pranata kehidupan yang lebih beradab menuju terciptanya masyarakat yang makin cerdas, terampil, mandiri, demokratis, damai, dan religius.

g. Mendukung terciptanya kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdaulat, bersatu, adil dan makmur.

h. Menjadikan Universitas Sebelas Maret perguruan tinggi yang unggul di kawasan Asia Pasifik pada tahun 2015.

II - 3 2.1.2 Struktur Organisasi UNS

Gambar 2.1 menunjukan struktur organisasi UNS.

Gambar 2.1 Struktur organisasi UNS

Sumber : Sub bagian tata usaha UNS, 1998

Statuta UNS tahun 2004 pada Bab IX pasal 33 ayat 6, jika disebutkan bahwa rektor dapat mengangkat pembantu rektor bidang lainnya dengan persetujuan senat, apabila dipandang perlu dan sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan pasal tersebut, rektor UNS pada periode masa jabatan 2007-2011 mengangkat Prof. DR. Adi Sulistyono, S.H., M.H. sebagai pembantu rektor IV.

commit to user 2.2 Kantor Jaminan Mutu UNS (KJM UNS)

KJM UNS adalah organisasi yang bertindak sebagai penjamin mutu UNS. Berdasarkan pedoman kebijakan mutu UNS, KJM UNS berkomitmen menjadi kantor penjamin mutu penyelenggaraan pendidikan ,penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan menerapkan sistem manajemen mutu serta perbaikan berkelanjutan untuk menjamin kepuasan stakeholder (KJM, 2011).

2.2.1 Visi dan Misi KJM UNS

Berdasarkan Kebijakan Mutu KJM UNS, visi KJM UNS adalah :

“Menjadi penjamin mutu penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan standar sistem manajemen mutu internasional.”

Misi KJM UNS adalah :

1. Memberikan penjaminan mutu proses penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat melalui penetapan sistem manajemen mutu.

2. Memberikan penjaminan mutu kompetensi sumber daya manusia pengelola proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

3. Memberikan penjaminan mutu sumber daya penunjang penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

2.2.2 Struktur Organisasi KJM UNS

Gambar 2.2 menunjukkan struktur organisasi KJM UNS.

Gambar 2.2 Struktur organisasi KJM UNS Sumber :KJM, (2011)

commit to user 2.3 Landasan Teori

Merupakan landasan teori yang terkait dengan perancangan sistem informasi

dashboard pada pengukuran kinerja UNS. 2.3.1 Pengukuran Kinerja

Menurut Siegel dan Marconi (1998) dalam Mulyadi (2001) pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasar sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Mulyadi (2001) manfaat pengukuran kinerja adalah :

a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum.

b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti promosi, transfer, dan pemberhentian.

c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan untuk menyediakan criteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.

d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka.

e. Menyediakan suatu dasar dasar bagi distribusi penghargaan.

Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai tujuan organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Penilaian kinerja dilakukan pula untuk menekan perilaku yang tidak semestinya (disfunctional behaviour) dan untuk mendorong perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta imbalan balik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik (Mulyadi, 2001).

Penilaian kinerja dilaksanakan dalam dua tahap utama yaitu tahap persiapan dan tahap penilaian (Mulyadi, 2001) :

Tahap persiapan terdiri dari tiga tahap rinci yaitu:

a. Penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggungjawab. b. Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja.

commit to user Tahap penilaian terdiri dari tiga tahap rinci yaitu:

a. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

b. Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari yang ditetapkan dalam standar.

c. Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan.

2.3.2 Key Performance Indikator (KPI)

Ukuran kinerja adalah indikator yang digunakan oleh manajemen untuk mengukur, membuat laporan, dan mengelola kinerja. KPI merupakan salah satu jenis ukuran kinerja, selain Performance Indikator (PI) dan Key Result Indikator (KRI) (Parmenter, 2010).

KPI menjelaskan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja secara dramatis. Dengan kata lain, KPI adalah indikator yang mempresentasikan kinerja dari proses yang dilaksanakan. KPI menyatakan sekumpulan ukuran mengenai aspek kinerja yang paling kritis, yang menentukan kesuksesan perusahaan. KPI dapat digunakan untuk memprediksi peluang kesuksesan atau kegagalan dari proses-proses yang dilaksanakan organisasi, sehingga dapat digunakan sebagai alat meningkatkan kinerja secara dramatis.

Berbeda dengan KPI, KRI menggambarkan bagaimana keberhasilan diperoleh secara perspektif. Dengan demikian, KRI menyatakan sesuatu yang telah dilaksanakan organisasi. KRI digunakan untuk mendeskripsikan dampak dari sebuah proses. Di antara KPI dan KRI terdapat beberapa PI.

Pada dasarnya KPI diidentifikasi, dikembangkan, dan diimplementasikan secara internal dalam organisasi. Proses identifikasi melibatkan partisipasi dari semua bagian organisasi. Kesuksesan pengembangan KPI organisasi ditentukan oleh empat faktor mendasar (Parmenter, 2010), yaitu:

a. Kerjasama dengan staf, serikat pekerja, supplier dan konsumen utama. b. Transfer kekuatan ke bagian front line dalam organisasi.

c. Mengintegrasikan upaya pengukuran, pelaporan, dan peningkatan kinerja. d. Menghubungkan pengukuran kinerja dengan strategi organisasi.

commit to user

Berikut ini adalah kunci sukses untuk mengembangkan dan mengimplementasikan KPI dalam organisasi (Parmenter, 2010).

a. Mendapatkan komitmen dari Senior Manajemen Team (SMT). b. Membentuk tim kecil KPI.

c. Menerapkan budaya “just do it” untuk mengimplementasikan KPI. d. Merancang strategi pengembangan KPI secara menyeluruh.

e. Mensosialisasikan KPI ke seluruh bagian organisasi. f. Mengidentifikasi Critical Success Factor (CSF) organisasi.

g. Menentukan KPI organisasi dengan mengikuti praktik terbaik 10/80/10, yaitu 10 KPI, 80 PI, dan 10 KRI.

h. Membangun basis data ukuran kinerja yang dimiliki organisasi.

i. Menentukan ukuran kinerja untuk semua tim atau divisi yang ada di organisasi. j. Mengembangkan kerangka kerja pelaporan pada semua level organisasi. k. Memfasilitasi penggunaan dan implementasi KPI.

l. Menyesuaikan KPI untuk mempertahankan relevansi.

KPI yang dimiliki organisasi dapat mengalami perubahan, sejalan dengan perkembangan bisnis dan strategi yang dijalankan organisasi. Oleh karena itu, upaya pengembangan KPI dilakukan secara terus menerus untuk menjamin agar proses pengukuran kinerja sesuai dengan tujuan dan strategi organisasi.

2.3.3 Konsep Dasar Dashboard

Pada bagian ini dijelaskan mengenai definisi-definisi, tujuan, karakteristik, dan klasifikasi dari dashboard.

A. Definisi Dashboard

Dashboard dinyatakan dalam beberapa istilah yang berbeda pada

pustaka-pustaka yang ada.

1. Malik (2005) menggunakan istilah enterprise dashboard yang didefinisikan sebagai sebuah antar muka komputer yang banyak menampilkan bagan, laporan, indikator visual, dan mekanisme alert, yang dikonsolidasikan ke dalam platform informasi yang dinamis dan relevan. Enterprise dashboard berperan sebagai live console untuk mengelola inisiatif bisnis.

2. Few (2006) menggunakan istilah information dashboard, yang didefinisikan sebagai tampilan visual dari informasi penting, yang diperlukan untuk

commit to user

mencapai satu atau beberapa tujuan, dengan mengkonsolidasikan dan mengatur informasi dalam satu layar (single screen), sehingga kinerja organisasi dapat dimonitor secara sekilas. Tampilan visual disini mengandung pengertian bahwa penyajian informasi harus dirancang sebaik mungkin, sehingga mata manusia dapat menangkap informasi secara cepat dan otak manusia dapat memahami maknanya secara benar.

3. Eckerson (2006) menggunakan istilah performance dashboard yang didefinisikan sebagai aplikasi bertingkat yang dibangun pada intelijen bisnis (business intelegence) dan infrastruktur integrasi data yang memungkinkan organisasi untuk mengukur, memonitor, dan mengelola kinerja bisnis lebih efektif.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, dapat dinyatakan bahwa istilah

enterprise dashboard, information dashboard, dan performance dashboard

memiliki pengertian yang sama, yaitu sebuah alat yang memberikan tampilan antar muka visual, yang mengkonsolidasikan dan menyajikan data dan informasi penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu, secara efektif dan efisien.

B. Tujuan Pembuatan Dashboard

Tujuan dari pembuatan dashboard untuk organisasi adalah sebagai alat untuk melakukan monitoring sistem pengukuran kinerja organisasi untuk mencapai target yang diinginkan sesuai dengan KPI yang telah ditentukan, sehingga data dan informasi dapat dikelola dan disajikan dengan efektif dan efisien. Hal ini akan memudahkan organisasi dalam menilai, menyesuaikan dan menyempurnakan strategi untuk mengoptimalkan kinerjanya. Eckerson (2006) juga menyatakan bahwa dashboard memberikan tiga manfaat utama, yaitu: 1. Mengkomunikasikan strategi. Dashboard digunakan untuk

mengkomunikasikan strategi dan tujuan yang dibuat oleh eksekutif kepada semua pihak yang berkepentingan, sesuai dengan peran dan levelnya dalam organisasi.

2. Memonitor dan menyesuaikan pelaksanaan strategi. Dashboard digunakan untuk memonitor pelaksanaan dari rencana dan strategi yang telah dibuat.

commit to user

Dashboard memungkinkan pihak eksekutif untuk mengidentifikasi permasalahan kritis dan membuat strategi untuk mengatasinya.

3. Menyampaikan wawasan dan informasi ke semua pihak. Dashboard menyajikan informasi secara sekilas menggunakan grafik, simbol, bagan dan warna-warna yang memudahkan pengguna dalam memahami dan mempersepsi informasi secara benar.

C. Karakteristik Dashboard

Dashboard memiliki karakteristik mendasar. Malik (2005) menyatakan

karakteristik dashboard dalam akronim SMART (Synergetic, Monitor, Accurate,

Responsive, Timely) dan IMPACT (Interactive, More data history, Personalized, Analytical, Collaborative, Trackability). Penjelasan masing-masing karakteristik

tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Karakteristik Dashboard

Karakteristik Penjelasan

Synergetic

Ergonomis dan memiliki tampilan visual yang mudah dipahami oleh pengguna. Dashboard mengsinergikan informasi dari berbagai aspek yang berbeda dalam satu layar.

Monitor

Menampilkan KPI yang diperlukan dalam pembuatan keputusan pada domain tertentu, sesuai dengan tujuan pembangunan

dashboard tersebut.

Accurate Informasi yang disajikan harus akurat, dengan tujuan untuk

mendapatkan kepercayaan dari penggunanya.

Responsive

Merespon threshold yang telah mendefinisikan, dengan memberikan alert (seperti bunyi alarm, blinker, email) untuk mendapatkan perhatian pengguna terhadap hal-hal yang kritis.

Timely Menampilkan informasi terkini yang diperlukan untuk

pengambilan keputusan.

Interactive Pengguna dapat melakukan drill-down dan mendapatkan

informasi lebih detail, analisis sebab akibat dan sebagainya.

More data history

Pengguna dapat melihat trend sejarah dari KPI, untuk mengetahui apakah kondisi sekarang lebih baik atau tidak.

Personalized

Penyajian informasi harus spesifik untuk setiap jenis pengguna sesuai dengan domain tanggung jawab, hak akses, dan batasan akses data.

Analytical Memberikan fasilitas bagi pengguna untuk melakukan analisis,

seperti analisis sebab akibat.

commit to user

Tabel 2.1 Karakteristik Dashboard (lanjutan) Karakteristik seperti analisis sebab akibat.Penjelasan

Collaborative

Memberikan fasilitas pertukaran catatan (laporan) antar pengguna mengenai hasil pengamatan dashboard -nya masing-masing, sebagai sarana komunikasi dalam rangka melakukan fungsi manajemen dan kontrol.

Trackability Memungkinkan setiap pengguna untuk mengkostumisasi metrik

yang akan dilacaknya.

Sumber: Malik, (2005)

D. Klasifikasi Dashboard

Dashboard dikembangkan dalam organisasi dengan berbagai tujuan. Sebuah

organisasi dapat memiliki lebih dari satu jenis dashboard, yang ditujukan untuk domain permasalahan yang berbeda.

Dashboard dapat dikategorikan dalam beberapa cara. Taxonomiesa ilmiah

istilah untuk sistem classificationare selalu didasarkan pada satu atau lebih variabel (yaitu, kategori terdiri dari beberapa nilai-nilai potensial). Misalnya, berdasarkan variabel "platform," sebuah taksonomi dashboard bisa terdiri dari orang-orang yang berjalan di client / server mode dan orang-orang yang berjalan di web browser (Few, 2006). Tabel 2.2 berisi beberapa variabel yang dapat digunakan untuk struktur taksonomi dashboard, bersama dengan nilai-nilai potensial untuk masing-masing variabel.

Tabel 2.2 Struktur Taksonomi Dashboard

Variabel Nilai

Role

Strategis Analistis Operasional

Type of data Kuantitatif

Non-kuantitatif Data domain Penjualan Keuangan Pemasaran Manufaktur

Sumber daya manusia

Type of measures

Balanced Scorecard (contoh : KPI) Six Sigma

Non-performance Sumber: Few, (2006)

commit to user

Tabel 2.2 Struktur Taksonomi Dashboard (lanjutan)

Sumber: Few, (2006)

Malik (2005) membagi dashboard menjadi beberapa kelompok, yaitu

enterprise performance dashboard, divisional dashboard, process/activity monitoring dashboard, application dashboard, customer dashboard, dan vendor dashboard. Tabel 2.3 memperlihatkan penjelasan mengenai masing-masing

kelompok tersebut.

Tabel 2.3 Jenis Dashboard Menurut Shadan Malik

Jenis Dashboard Keterangan

enterprise performance

dashboard

Tampilan dashboard mengacu pada konsep Balanced

Scorecard . Digunakan untuk memonitoring kinerja

organisasi secara high-level .

divisional dashboard

Dashboard digunakan pada area-area divisional

organisasi, dashboard seperti penjualan, pemasaran, keuangan, supply chain , SDM, manufaktur,

pembayaran, kontrol kualitas, dan sebagainya.

process/activity monitoring

dashboard

Dashboard digunakan untuk memonitor proses yang

dianggap kritis, seperti memonitor proses manufaktur, keamanan regional/nasional, cuaca, lalu lintas, dan sebagainya.

Sumber: Malik, (2005)

Variabel Nilai

Span of data

Perusahaan secara menyeluruh Departemen Individu Update frequency Bulanan Mingguan Harian Tiap jam

Real time atau mendekati real time Interactivity Tampilan statis

Tampilan interaktif (contoh : drill down dan filters)

Mechanisms of display

Mengutamakan media grafis Mengutamakan media tulisan Integrasi media grafis dan tulisan

Portal functionality

Terhubung pada data tambahan Tidak ada fungsi portal

commit to user

Tabel 2.3 Jenis Dashboard Menurut Shadan Malik (lanjutan)

Jenis Dashboard sebagainya. Keterangan

application dashboard

Dashboard biasanya tergabung menjadi satu

(embedded ) dalam aplikasi, untuk menyediakan fasilitas pengukuran yang diperlukan. Dashboard menjadi antar muka bagi aplikasi-aplikasi tersebut, dan menyediakan

Dokumen terkait