• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bagian ini diuraikan hal-hal yang berhubungan dengan topik penelitian. Berturut-turut diuraikan: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Semua lembaga pendidikan sekolah berpedoman pada tujuan pendidikan nasional. Cita-cita nasional, seperti tercantum pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, ialah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mencapai cita-cita itu, dilaksanakan pembangunan nasional yang merupakan rangkaian sejumlah program kegiatan di segala bidang yang berlangsung secara terus-menerus. Hakikat pembangunan nasional ialah pengembangan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan di bidang pendidikan jelaslah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional itu.

Pendidikan sekolah adalah salah satu sarana bagi siswa untuk mengembangkan dirinya, karena di sekolah terjadi kegiatan mendidik yang dimaksudkan untuk mengembangkan aspek kognitif, nilai, sikap, dan tingkah laku. Menurut Langeveld (Pasaribu&Simandjuntak, 1982) pendidikan dapat

diartikan sebagai bantuan kepada siswa agar dapat mencapai kedewasaannya sehingga kelak dia mampu mandiri dan mencapai cita-citanya.

Orientasi pendidikan bukanlah semata-mata pemberian materi pelajaran yang sifatnya pengetahuan belaka atau pengalihan pengetahuan, melainkan membantu siswa agar mau dan mampu mengembangkan potensi-potensinya dan belajar terus dalam arti yang seluas mungkin.

Sekolah dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki siswa, perlu merancang berbagai kegiatan. Salah satu kegiatan yang dapat ditempuh adalah pelayanan bimbingan dan konseling. Bidang bimbingan dan konseling merupakan bagian yang terpadu dan tak terpisahkan dari keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah. Pelayanan bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk memungkinkan siswa lebih mengenal dan menerima diri sendiri serta lingkungannya secara positif, mampu mengambil keputusan, mampu mengarahkan dan mewujudkan diri sendiri secara efektif dan produktif.

Menurut Winkel (1997) tujuan pelayanan bimbingan dan konseling adalah agar siswa mampu mengatur kehidupannya sendiri, memiliki pandangan sendiri, dan tidak hanya sekedar mengikuti pendapat orang lain, mengambil sikap sendiri, dan berani menanggung sendiri konsekuensi dari tindakannya. Tujuan bimbingan dan konseling ini sejalan dengan tujuan pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 2 pasal 3, yaitu:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Pelayanan bimbingan terdiri dari dua bentuk, yaitu bimbingan individual dan bimbingan kelompok. Bimbingan individual biasanya disalurkan melalui layanan konseling. Sedangkan dalam bimbingan kelompok, siswa yang dilayani lebih dari satu orang. Pada umumnya di sekolah menengah, bimbingan kelompok terlaksana di kelas, antara lain dengan memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh siswa di kelas bersangkutan. Bimbingan kelompok yang demikian itu sering disebut bimbingan klasikal.

Pelayanan bimbingan terdiri dari empat bidang bimbingan, yaitu bimbingan belajar/akademik, bimbingan karir, bimbingan pribadi dan bimbingan sosial. Dengan terlaksananya bidang-bidang bimbingan tersebut diharapkan siswa dapat terbantu dalam mengembangkan diri dan mengatasi permasalahan yang dialami dalam masing-masing bidang tersebut.

Hal-hal yang disampaikan melalui bimbingan klasikal antara lain informasi/materi-materi yang dibutuhkan siswa, baik itu di bidang akademik, karir, pribadi maupun sosial. Di dalam menerima bimbingan, siswa tidak sekedar mendengarkan hal-hal yang disampaikan guru pembimbing, tetapi sungguh-sungguh mengolahnya untuk kepentingannya sendiri.

Menurut Winkel (1997) manfaat bimbingan klasikal di jenjang pendidikan menengah bagi para siswa adalah: menjadi lebih sadar akan tantangan yang dihadapi, sehingga mereka memutuskan untuk berwawancara

secara pribadi dengan guru pembimbing; lebih rela menerima dirinya sendiri setelah menyadari teman-temannya sering menghadapi persoalan, kesulitan dan tantangan yang kerap kali sama; lebih berani mengemukakan pandangannya sendiri bila berada dalam kelompok dengan guru pembimbing; diberi kesempatan untuk mendiskusikan sesuatu bersama dan dengan demikian mendapat latihan untuk bekerjasama dalam suatu kelompok, yang akan dibutuhkan selama hidupnya; lebih bersedia menerima suatu pandangan atau pendapat bila dikemukakan oleh seorang teman, daripada bila pendapat yang sama diketengahkan oleh guru pembimbing; tertolong untuk mengatasi suatu masalah yang dirasa sulit untuk dibicarakan secara langsung dengan guru pembimbing, misalnya karena merasa malu atau bersifat agak tertutup. Manfaat bimbingan klasikal bagi siswa merupakan manfaat yang ingin dicapai oleh guru pembimbing. Bagaimana dengan pandangan, tanggapan dan pendapat siswa sendiri mengenai manfaat yang dirasakannya selama mengikuti kegiatan bimbingan klasikal di sekolah? Apakah manfaat yang ingin dicapai oleh guru pembimbing sejalan dengan pandangan, tanggapan dan pendapat siswa sendiri mengenai manfaat bimbingan klasikal yang dirasakannya?

Pertanyaan tersebut mendorong peneliti untuk mengetahui bagaimana pandangan, tanggapan, dan pendapat siswa mengenai manfaat/perubahan positif yang terjadi pada diri siswa setelah mengikuti kegiatan bimbingan klasikal yang menyangkut bidang pribadi, sosial, karir dan belajar. Apabila manfaat yang ditangkap oleh siswa tidak sebanyak manfaat yang diharapkan,

maka guru pembimbing perlu meninjau kembali pelayanannya. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru pembimbing mengenai dampak dari pelayanan bimbingan klasikal di sekolah.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana persepsi siswi kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal yang mereka alami?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswi kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak yaitu: 1. Guru pembimbing mendapat masukan tentang manfaat bimbingan klasikal

yang ditangkap oleh siswi; guru pembimbing dapat melihat seberapa bermanfaat pelayanan bimbingan klasikal yang diberikannya kepada siswi. 2. Peneliti semakin menyadari pentingnya pengungkapan persepsi siswi

tentang manfaat bimbingan klasikal yang dirasakannya selama mengikuti pelayanan Bimbingan dan Konseling; pengalaman atau melakukan

penelitian ini dapat menjadi bekal apabila kelak peneliti menjadi guru pembimbing.

3. Para mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling semakin menyadari pentingnya pengungkapan persepsi siswi tentang manfaat bimbingan klasikal yang dialami siswi selama mengikuti pelayanan bimbingan klasikal. Selain itu penelitian ini dapat dijadikam sumber informasi dalam kegiatan perkuliahan dan bahan studi banding, khususnya bagi mereka yang akan melakukan penelitian dengan topik yang sama.

E. Definisi Operasional

1. Persepsi tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal adalah pandangan, pendapat atau keyakinan siswi tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal yang dirasakan.

2. Manfaat adalah perubahan positif yang terjadi pada diri siswi berupa perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan perilaku.

3. Siswi kelas XI adalah siswi yang belajar di kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 yang merupakan responden penelitian ini.

4. Pelayanan bimbingan klasikal adalah proses bantuan yang diberikan kepada para siswi dalam suatu kelas, dengan mengasumsikan semua siswi dalam kelas yang bersangkutan mempunyai kebutuhan yang sama akan suatu topik bimbingan dengan tujuan agar dalam diri siswi yang dibimbing terjadi perubahan yang positif, misalnya semakin mampu membuat pilihan

yang tepat dalam hidupnya dan dapat menyesuaikan diri dengan baik dengan lingkungannya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi uraian yang berkaitan dengan topik yang diteliti yaitu: (A) Hakekat persepsi, dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persepsi; (B) Hakekat bimbingan klasikal, bidang-bidang dan isi layanan bimbingan; (C) Persepsi siswa tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal.

A. Hakekat Persepsi 1. Hakekat persepsi

Persepsi merupakan proses dalam diri individu yang meliputi penginderaan terhadap rangsang, sehingga individu mengerti rangsang yang diinderainya. Ada tiga komponen persepsi yaitu: (1) seleksi, (2) interpretasi dan (3) reaksi. Seleksi dilakukan terhadap rangsang yang masuk melalui penginderaan. Penafsiran dibuat dengan mengorganisasikan rangsang atau informasi sehingga mempunyai makna bagi individu. Tanggapan adalah bentuk tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari interpretasi (Walgito, 1994).

Proses persepsi terjadi karena adanya rangsang dari luar diri individu. Rangsang itu diterima melalui alat indera kemudiaan ditafsirkan, sehingga mempunyai arti baginya. Adanya rangsang dari luar individu mengakibatkan suatu proses dalam diri individu, dan pada akhirnya individu akan memberikan tanggapan (Kartini Kartono, 1984).

Persepsi didefinisikan juga sebagai pandangan, pengamatan atau tanggapan individu terhadap benda, kejadian, tingkah laku manusia, atau hal-hal yang ditemui sehari-hari (Mulyono, 1978). Persepsi bukan ditentukan oleh benda yang memberikan rangsang, melainkan oleh karakteristik yang memberikan tanggapan itu (Rahmat, 1986). Oleh karena itu, persepsi terhadap suatu objek berbeda-beda antara individu yang satu dengan yang lainnya (Nasution, 1982).

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses dalam diri individu yang terjadi dengan langkah-langkah tertentu. Mula-mula melalui indera individu menerima rangsang sebagai informasi. Informasi itu menimbulkan tanggapan dalam diri individu. Tanggapan individu dapat berbentuk pendapat dapat juga berbentuk tingkah laku. Persepsi bersifat subjektif; tanggapan individu yang satu dan yang lainnya terhadap objek yang sama dapat berbeda.

2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persepsi

Persepsi bersifat subjektif; ada perbedaan tanggapan terhadap objek yang sama oleh individu yang satu dengan yang lainnya. Persepsi individu terhadap dunia nyata merupakan olahan semua informasi yang diterima oleh indera-indera yang dipengaruhi oleh kondisi psikologis dan pengalaman kita (Irwanto, 1994)

Persepsi yang terjadi melalui proses penginderaan bersifat psikologis, disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) perhatian yang selektif, (2) ciri-ciri rangsang, (3) nilai-nilai dan kebutuhan individu, dan

(4) pengalaman terdahulu. Masing-masing faktor tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Perhatian yang selektif

Perhatian merupakan persiapan dalam proses pembentukan persepsi. Perhatian mengindikasikan adanya kesediaan individu untuk mengadakan persepsi. Perhatian dan kesadaran berkolerasi positif dalam pembentukkan persepsi. Semakin besar perhatian individu, semakin besar kesadaran akan rangsang itu, dan semakin besar pula kemungkinan individu menanggapinya. Semakin kecil kesadarannya akan rangsang itu, semakin kecil pula kemungkinan individu menanggapinya (Harriman, 1958).

Individu menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya setiap saat. Meskipun demikian ia tidak harus menanggapi semua rangsang yang diterimanya. Individu memusatkan perhatiannya hanya pada rangsang tertentu saja. Dengan demikian objek atau gejala-gejala lain tidak tampil ke muka sebagai objek pengamatan (Irwanto, 1994).

b. Ciri-ciri rangsang

Perhatian individu terhadap rangsang ditentukan oleh-ciri-ciri yang dimiliki. Berdasarkan gerakan, individu lebih menaruh perhatian kepada rangsang yang bergerak daripada rangsang yang diam. Berdasarkan ukuran, individu lebih menaruh perhatian kepada rangsang yang besar daripada yang kecil. Berdasarkan intensitas,

individu lebih menaruh perhatian kepada rangsang yang kuat daripada rangsang yang lemah. Berdasarkan kontrasitas, individu lebih menaruh perhatian kepada rangsang yang kontras dengan latar belakang daripada rangsang biasa (Irwanto, 1994).

c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu

Perhatian individu terhadap rangsang turut ditentukan oleh sejauh mana rangsang itu bernilai bagi individu dan sesuai dengan kebutuhannya. Individu akan menaruh perhatian kepada rangsang yang bernilai baginya lebih daripada kepada rangsang yang kurang bernilai. Individu juga akan lebih menaruh perhatian kepada rangsang yang sesuai dengan kebutuhannya. Karena itu perhatian individu terhadap rangsang bersifat subjektif, berbeda antar individu yang satu dengan lainnya (Irwanto, 1994).

d. Pengalaman terdahulu

Perhatian individu terhadap rangsang turut ditentukan oleh pengalaman yang berhubungan dengan rangsang yang dimiliki individu sebelumnya. Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana individu mempersepsi dunianya (Irwanto, 1994).

B. Hakekat Bimbingan Klasikal

1. Pengertian bimbingan

Winkel (1997) mengartikan bimbingan sebagai proses membantu orang perorangan atau kelompok untuk memahami dirinya sendiri dan lingkungannya. Proses menunjuk pada gejala, bahwa sesuatu berubah-ubah secara berangsur-angsur selama kurun waktu tertentu. Bimbingan itu bukanlah suatu peristiwa yang terjadi sekali saja, melainkan mencakup sejumlah tahap yang secara berangkaian membawa tujuan yang ingin dicapai. Membantu berarti memberikan pertolongan dalam menghadapi dan mengatasi tantangan serta kesulitan yang timbul dalam kehidupan manusia, serta dalam memenuhi kebutuhannya. Orang perorangan menunjuk pada individu-individu tertentu yang dibantu. Memahami diri berarti mengenal diri sendiri secara lebih mendalam dan menetapkan tujuan yang ingin dicapai, serta menentukan nilai-nilai yang akan menjadi pegangan dalam hidupnya. Lingkungan hidup mencakup kehidupan, baik alam sekelilingnya maupun manusia-manusia lain yang berperanan dalam hidupnya.

2. Bimbingan klasikal

Bimbingan di lembaga pendidikan formal dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu bimbingan individual dan bimbingan klasikal. Pelayanan bimbingan di lembaga formal terlaksana dengan mengadakan sejumlah kegiatan bimbingan, yang direncanakan dalam suatu program bimbingan.

Tujuan pelayanan bimbingan secara klasikal adalah agar siswa yang dibimbing secara sadar dan bebas mampu memilih dengan tepat dan menyesuaikan diri secara memadai, sehingga terjadi perubahan positif dalam diri siswa tersebut.

Pelaksanaan bimbingan klasikal, siswa dan guru pembimbing akan banyak menemukan manfaat. Siswa dapat berlatih untuk mengemukakan pendapat, keinginan, dana menanggapi pendapat yang disampaikan orang lain. Menurut Winkel (1997) manfaat bimbingan klasikal bagi siswa adalah sebagai berikut:

a. Menjadi lebih sadar akan dan mengerti tantangan yang dihadapi, sehingga siswa dapat memutuskan untuk berkonsultasi secara pribadi dengan guru pembimbing.

b. Lebih rela menerima keadaan dirinya dan mencoba lebih mengembangkan potensinya.

c. Lebih berani tampil dengan mengemukakan pandangan atau pendapatnya sendiri di dalam kelompok.

d. Memperoleh kesempatan untuk mendiskusikan berbagai persoalan dan bersama-sama mencari jalan keluar untuk menyelesaikan persoalan. e. Lebih terbuka dan bersedia menerima masukan, pandangan dan

pendapat yang diutarakan oleh teman sendiri daripada pandangan atau pendapat guru pembimbing.

f. Menyelesaikan persoalan yang dihadapi tanpa harus bertemu secara pribadi dengan guru pembimbing.

3. Bidang- bidang dan isi pelayanan bimbingan

Prayitno dkk, (1997) membagi bidang bimbingan menjadi empat bidang, yaitu: bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial, bidang bimbingan belajar dan bidang bimbingan karir.

a. Bidang Bimbingan Pribadi

Pelayanan bimbingan pribadi di SMA bertujuan membantu siswa mengenal, menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mandiri serta sehat jasmani dan rohani.

Topik-topik bimbingan pribadi antara lain:

1) Pemantapan sikap dan kebiasaan dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya.

3) Pemahaman tentang kelemahan diri dan upaya perbaikannya.

4) Pemantapan untuk mengambil keputusan, termasuk pemilihan program khusus.

5) Pemahaman tentang nilai-nilai yang berlaku dalam pemecahan masalah pada situasi konflik.

b. Bidang Bimbingan Sosial

Pelayanan bimbingan dalam bidang sosial bertujuan membantu siswa dalam mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya (di rumah, sekolah atau lingkungan masyarakat yang lebih

luas), yang dilandasi oleh kesadaran akan norma, tatakrama, sopan santun, serta nilai-nilai agama, adat istiadat dan kebiasaan yang berlaku. Isi pokok bimbingan sosial antara lain:

1) Pengembangan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat secara kreatif dan produktif.

2) Pengembangan kemampuan berkomunikasi secara efektif.

3) Pengembangan kemampuan bertingkah laku baik di rumah, di sekolah dan di masyarakat sesuai dengan norma, tatakrama, dan kebiasaan yang berlaku.

4) Pola pergaulan dengan teman sebaya yang sehat, dinamis dan produktif.

5) Pemahaman dan pengalaman disiplin sekolah. c. Bidang Bimbingan Belajar

Pelayanan bimbingan belajar bertujuan membantu siswa dalam mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk dapat menguasai serta mempersiapkan kelanjutan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Topik bimbingan belajar antara lain:

1) Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar efektif, efisien. 2) Pengembangan motivasi belajar.

3) Disiplin belajar dan berlatih secara mandiri dan berkelompok. 4) Pemantapan penguasaan materi belajar di sekolah oleh siswa. 5) Pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya

6) Melihat kembali hubungan antara penggunaan waktu belajar dengan keberhasilan belajar.

d. Bidang Bimbingan Karir

Pelayanan bimbingan dalam bidang karir bertujuan membantu siswa dalam mengembangkan perencanaan masa depan karirnya, sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Isi pokok bimbingan karir antara lain:

1) Pemahaman mengenai bakat dan kecenderungan pilihan jabatan yang akan dikembangkan.

2) Orientasi dan informasi jenis-jenis karir, khususnya karir yang akan dikembangkan.

3) Orientasi dan informasi pendidikan tinggi sesuai dengan kecenderungan bidang karier yang akan dikembangkan.

C. Rumusan Tujuan Pelayanan Bimbingan Klasikal Kelas XI SMA Santa Maria Tahun Ajaran 2007/2008 yang Telah Diselenggarakan (Tabel 1)

No. Rumusan Tujuan Umum Rumusan Tujuan Khusus Materi 1. Siswa memprioritaskan dan memperjuangkan hal yang diinginkan, yang berharga dalam hidup.

• Siswa semakin

memahami pengertian nilai-nilai kehidupan.

• Siswa lebih menyadari nilai-nilai yang harus diperjuangkan dalam hidupnya.

• Siswa lebih mampu menerapkan nilai-nilai hidup yang harus diperjuangkan dalam perilaku sehari-hari,

Nilai-nilai Kehidupan

No. Rumusan Tujuan Umum Rumusan Tujuan Khusus Materi sehingga perilaku sehari-hari semakin sejalan dengan nilai-nilai hidupnya. 2. Siswa memanfaatkan

dan puas dengan kenyataan diri sendiri.

• Siswa menjadi lebih memahami sifat-sifat pribadinya.

• Siswa memahami bakat, potensi dan kemampuan dirinya.

• Siswa menjadi lebih menyadari

kelebihan/kebaikan dirinya.

• Siswa menjadi lebih menyadari kekurangan dirinya. • Siswa lebih menyadari dan memahami kegiatan-kegiatan yang

menarik minat siswa.

• Siswa lebih menyadari dan memahami

perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri, sehubungan dengan pertumbuhan badannya.

• Siswa lebih mampu merawat/ menjaga diri, seiring dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri siswa sehubungan dengan pertumbuhan badannya.

• Siswa lebih mampu menyalurkan bakat, potensi dan kemampuan diri dalam kegiatan di masyarakat. Pemahaman Diri 3. Siswa menjalankan tugas-tugas perkembangan remaja.

• Siswa menjadi lebih memahami tugas-tugas

Tugas-tugas Perkembangan

No. Rumusan Tujuan Umum Rumusan Tujuan Khusus Materi perkembangannya sebagai remaja.

• Siswa menjadi lebih sadar dan mampu melaksanakan/ menjalankan tugas-tugas perkembangan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Siswa memiliki rasa

percaya diri dalam bergaul.

• Siswa lebih

memahami hal-hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan dirinya.

• Siswa menjadi lebih sadar tentang hal-hal yang dapat

merendahkan

kepercayaan dirinya.

• Siswa menjadi lebih percaya diri dalam bergaul dengan orang lain. Kepercayaan Diri 5. Siswa menyadari pentingnya komunikasi. • Siswa lebih memahami arti komunikasi.

• Siswa menjadi lebih menyadari dan

memahami pentingnya komunikasi.

• Siswa menjadi lebih mampu untuk berkomunikasi secara efektif dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi secara Efektif 6. Siswa menjalin hubungan baik dengan teman sebaya.

• Siswa mampu membina hubungan dengan teman sebaya.

• Siswa mengetahui cara-cara bergaul yang baik.

• Siswa mampu bersikap terbuka

Hubungan dengan Teman Sebaya

No. Rumusan Tujuan Umum

Rumusan Tujuan Khusus

Materi

dalam bergaul dengan teman sebaya. • Siswa mampu meningkatkan keakraban dengan teman sebaya. 7. Siswa mampu bekerjasama dengan orang lain.

• Siswa sadar dan paham tentang pentingnya kerjasama. • Siswa mampu berpartisipasi dalam diskusi kelompok. • Siswa mampu

menolong teman yang mengungkapkan keluhan masalahnya.

Kerjasama

8. Siswa mampu belajar secara efisien dan efektif

• Siswa mengetahui cara belajar yang tepat dan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

• Siswa sadar akan cara-cara belajar yang kurang baik.

• Siswa mampu memperbaiki cara belajar yang kurang baik dengan cara menyusun jadwal belajar.

• Siswa mampu menyusun jadwal belajar dan berdisiplin menepati jadwal belajar dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian/ tes.

Cara Belajar yang Baik dan

Menyusun Jadwal Belajar.

9. Siswa mampu merencanakan karir

• Siswa semakin paham akan bidang-bidang karir/ pekerjaan.

• Siswa paham akan hal-hal yang harus

Mengenal Bidang Karir/Pekerjaan

No. Rumusan Tujuan Umum Rumusan Tujuan Khusus Materi dipersiapkan/

dipelajari agar dapat memasuki bidang pekerjaan yang diminati/ diinginkan.

• Siswa mengetahui pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan minat.

• Siswa mampu

merencanakan bidang karir/ pekerjaan sesuai dengan minat dan kemampuan diri setelah lulus SMA. 10. Siswa mampu

merencanakan studi

• Siswa sadar akan pentingnya merencanakan masa depan. • Siswa mengetahui berbagai macam bentuk-bentuk perguruan tinggi. • Siswa mengetahui berbagai macam program studi di perguruan tinggi. • Siswa mampu merencanakan pendidikan lanjutan yang akan dipilih setelah lulus SMA (Akademi,

Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Program Diploma).

• Siswa mampu

memilih program studi di perguruan tinggi sesuai dengan bakat dan minat.

Merencanakan Masa Depan

D. Persepsi Siswa Tentang Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal

Pendapat siswa yang satu dapat saja berbeda dengan pendapat siswa yang lainnya. Pendapat siswa akan berpengaruh pada perilakunya. Siswa yang satu dengan yang lainnya mempunyai pandangan yang berbeda tentang pelayanan bimbingan klasikal. Ada siswa yang boleh jadi sangat merasakan manfaat pelayanan bimbingan klasikal. Ada pula siswa yang boleh jadi kurang/tidak merasakannya. Pandangan-pandangan tersebut merupakan pengalaman siswa sendiri terhadap pelayanan bimbingan klasikal di sekolahnya.

Setidaknya ada lima hal yang perlu dicapai siswa dalam proses pelayanan bimbingan klasikal di sekolah yaitu (Winkel, 1991):

Pertama, siswa mengenal diri sendiri dan lingkungannya. Siswa mengenal segala kelemahan dan kelebihan diri sendiri dan mengenal

Dokumen terkait