TENTANG MANFAAT PELAYANAN
BIMBINGAN KLASIKAL
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh:
DENASRI KURNIA SARI
NIM: 021114002
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
Kadang Tuhan tampak lambat,
Tetapi Ia tidak pernah terlambat.
Tuhan juga tidak pernah terlalu cepat,
Ia selalu tepat pada waktunya.
-Anonim-
Nitere vi summa, si vis virtute nitere
(“Hendaknya kamu berusaha sekuat tenaga jika kamu ingin
cemerlang dalam keutamaan”)
v
Karyaku ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus Penolong dan Penuntun Jalan Hidupku Bunda Maria yang menjadi Ibu Penolongku
Santa Klara Pelindungku
Ibuku tercinta Christina Sumarmi “Wonder Woman-ku” Kakakku terkasih Yohanes Iwan Arry Shakti “Wolverin-ku”
Embah Kasmirah Sastrodihardjo (†)
PELAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
Denasri Kurnia Sari Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswi kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey. Populasi penelitian adalah semua siswi kelas XI SMA Santa Maria tahun ajaran 2007/2008. Jumlah populasi adalah 86 orang yang terdiri dari kelas XI IPS 1 (berjumlah 29 siswi), kelas XI IPS 2 (berjumlah 29 siswi), kelas XI IPA (berjumlah 19 siswi), kelas XI Bahasa (berjumlah 9 siswi).
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner yang disusun oleh peneliti. Kuesioner memuat 50 pernyataan. Data dianalisis dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: (1) memberikan skor jawaban pada masing-masing siswi; (2) membuat tabulasi data penelitian; (3) menjumlahkan skor total dari masing-masing subyek; (4) menghitung skor maksimal yang seharusnya didapat oleh siswi; (5) membuat rentangan skor; (6) menggolongkan skor-skor yang diperoleh setiap subyek ke dalam kategori manfaat pelayanan bimbingan klasikal.
Hasil penelitian ini adalah: (1) ada 7 orang siswi (8%) yang mempunyai persepsi bahwa pelayanan bimbingan klasikal sangat bermanfaat; (2) ada 73 orang siswi (85%) yang mempunyai persepsi bahwa pelayanan bimbingan klasikal bermanfaat; (3) ada 5 orang siswi (6%) yang mempunyai persepsi bahwa pelayanan bimbingan klasikal kurang bermanfaat; (4) ada 1 orang siswi (1%) yang mempunyai persepsi bahwa pelayanan bimbingan klasikal tidak bermanfaat. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswi mempunyai persepsi (berpendapat) bahwa pelayanan bimbingan klasikal di SMA Santa Maria Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 bermanfaat.
viii
THE BENEFITS OF CLASSICAL GUIDANCE SERVICE
Denasri Kurnia Sari Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
This research aimed to figure out the perception of the second grade students of SMA Santa Maria Yogyakarta in academic year 2007/2008 on the benefits of classical guidance service.
This research is a descriptive research using survey method. The population of the research was all second grade students of SMA Santa Maria in academic year 2007/2008. The number of the population was 86 students. They consisted of; 29 students of XI IPS 1, 29 students of XI IPS 2, 19 students of XI IPA, and 9 students of XI Bahasa.
Kristus dan Bunda Maria sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan, semangat, dan doa dari berbagai pihak yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas limpahan rahmat dan karunia-Nya. 2. Drs. R.H. Dj. Sinurat, M.A selaku dosen pembimbing I yang penuh kesabaran
dan perhatian membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.
3. Fajar Santoadi, S.Pd selaku dosen pembimbing II yang membantu dan mendukung penulis menyelesaikan skripsi ini.
4. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si selaku Kaprodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan memberi kelancaran dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. Mas Moko yang telah melayani dan membantu selama menjalani pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
7. Ibu C. Sri Setiti P., S.Pd selaku guru pembimbing kelas XI SMA Santa Maria yang dengan penuh keramahan dan dukungan, rela meluangkan waktu untuk membantu peneliti.
8. Ibu B. Sri Subekti Handayani, S.Pd dan Ibu Th. Hertati Wahyuningsih, S.Pd selaku guru pembimbing kelas X dan XII SMA Santa Maria yang telah mendukung dan menyemangati peneliti.
9. Siswi-siswi kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008, yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian.
10. Ibuku Christina Sumarmi yang selalu mendoakan dan mengerti kesulitanku dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Mas Iwan, kakakku tersayang, pahlawan keluargaku, yang telah bekerja keras
untuk membiayai kuliah peneliti: “Makasih ya Mas, da memanjakan aku. Karena rencanamu aku bersemangat menyelesaikan skripsi”.
12. Florensius Sujiantoro, yang telah memberikan cinta, pengorbanan, dukungan doa dan kesabaran: “Kau begitu sempurna, di mataku kau begitu indah….” 13. Simbah Kasmirah Sastrodihardjo (†): “Mbah maturnuwun pengestune.
Semoga Simbah hidup damai di Surga”.
16. Teman-teman seperjuanganku BK’02: Riris, Esti, Ina, Uning, Nadia, Yala, Sherly, Princess, Paula, Sr. Noren, Sr. Vero, Sr. Frederika, Br. Edy, Fr. Paul, Anton, Ferdi, Yunar, Andre, Nana, Linda, Venny, Siska, Sisil, Nena, Eka, Eny, Petrus, Ida, Mega, Arya, Bangun, Br. Teguh, Ima, Ema yang telah memberikan kenangan tak terlupakan di kampus tercinta.
17. Teman-teman koorku yang memberikan hiburan dan canda tawa.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Tetapi penulis tetap berharap semoga skripsi ini berguna bagi pembacanya.
Penulis
HALAMAN PENGESAHAN ...iii
HALAMAN MOTTO ...iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi
ABSTRAK ...vii
ABSTRACT ...viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...ix
KATA PENGANTAR ...x
DAFTAR ISI ...xiii
DAFTAR TABEL ...xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan Masalah ...5
C. Tujuan Penelitian ...5
D. Manfaat Penelitian ...5
E. Definisi Operasional ...6
C. Rumusan Tujuan Pelayanan Bimbingan Klasikal Kelas XI SMA Santa Maria Tahun Ajaran 2007/2008
yang Telah Diselenggarakan ...16
D. Persepsi Siswi Tentang Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal ...21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian...23
B. Populasi Penelitian ...24
C. Instrumen Penelitian ...25
D. Pengumpulan Data ...29
E. Teknik Analisis Data ...30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persepsi Siswi Kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008 Tentang Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal ...31
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...32
BAB V RINGKASAN, KESIMPULAN DAN SARAN A. Ringkasan ...35
B. Kesimpulan ...37
C. Saran ...37
Kelas XI SMA Santa Maria Tahun Ajaran
2007/2008 yang Telah Diselenggarakan ...16 Tabel 2 Rincian Populasi Penelitian Siswi Kelas XI
SMA Santa Maria Yogyakarta
Tahun Ajaran 2007/2008 ...24 Tabel 3 Klasifikasi Koefisien Korelasi ...28 Tabel 4 Pengelompokan Persepsi Siswi Kelas XI
SMA Santa Maria Yogyakarta
Tahun Ajaran 2007/2008 Tentang Manfaat
Pelayanan Bimbingan Klasikal ...31
xvii
Pelayanan Bimbingan Klasikal ...42 2. Lampiran 2 Kuesioner Manfaat Pelayanan
Bimbingan Klasikal ...49 3. Lampiran 3 Data Ujicoba Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal Siswi
Kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Ajaran
2007/2008 ...55 4. Lampiran 4 Skor Item Ganjil Ujicoba Manfaat Pelayanan Bimbingan
Klasikal ...58 5. Lampiran 5 Skor Item Genap Ujicoba Manfaat Pelayanan Bimbingan
Klasikal ...60 6. Lampiran 6 Perhitungan Ganjil Genap ...62 7. Lampiran 7 Hasil Perhitungan Reliabilitas ...63 8. Lampiran 8 Data Penelitian Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal Siswi
Kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Ajaran
2007/2008 ...64 9. Lampiran 9 Kategori Persepsi Siswi Tentang Manfaat Pelayanan
Bimbingan Klasikal ...65 10. Lampiran 10 Persentase Manfaat Pelayanan
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bagian ini diuraikan hal-hal yang berhubungan dengan topik
penelitian. Berturut-turut diuraikan: latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Semua lembaga pendidikan sekolah berpedoman pada tujuan
pendidikan nasional. Cita-cita nasional, seperti tercantum pada Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, ialah melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk
mencapai cita-cita itu, dilaksanakan pembangunan nasional yang merupakan
rangkaian sejumlah program kegiatan di segala bidang yang berlangsung
secara terus-menerus. Hakikat pembangunan nasional ialah pengembangan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia.
Pembangunan di bidang pendidikan jelaslah merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional itu.
Pendidikan sekolah adalah salah satu sarana bagi siswa untuk
mengembangkan dirinya, karena di sekolah terjadi kegiatan mendidik yang
dimaksudkan untuk mengembangkan aspek kognitif, nilai, sikap, dan tingkah
laku. Menurut Langeveld (Pasaribu&Simandjuntak, 1982) pendidikan dapat
diartikan sebagai bantuan kepada siswa agar dapat mencapai kedewasaannya
sehingga kelak dia mampu mandiri dan mencapai cita-citanya.
Orientasi pendidikan bukanlah semata-mata pemberian materi
pelajaran yang sifatnya pengetahuan belaka atau pengalihan pengetahuan,
melainkan membantu siswa agar mau dan mampu mengembangkan
potensi-potensinya dan belajar terus dalam arti yang seluas mungkin.
Sekolah dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki siswa,
perlu merancang berbagai kegiatan. Salah satu kegiatan yang dapat ditempuh
adalah pelayanan bimbingan dan konseling. Bidang bimbingan dan konseling
merupakan bagian yang terpadu dan tak terpisahkan dari keseluruhan kegiatan
pendidikan di sekolah. Pelayanan bimbingan dan konseling dimaksudkan
untuk memungkinkan siswa lebih mengenal dan menerima diri sendiri serta
lingkungannya secara positif, mampu mengambil keputusan, mampu
mengarahkan dan mewujudkan diri sendiri secara efektif dan produktif.
Menurut Winkel (1997) tujuan pelayanan bimbingan dan konseling
adalah agar siswa mampu mengatur kehidupannya sendiri, memiliki
pandangan sendiri, dan tidak hanya sekedar mengikuti pendapat orang lain,
mengambil sikap sendiri, dan berani menanggung sendiri konsekuensi dari
tindakannya. Tujuan bimbingan dan konseling ini sejalan dengan tujuan
pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional bab 2 pasal 3, yaitu:
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Pelayanan bimbingan terdiri dari dua bentuk, yaitu bimbingan
individual dan bimbingan kelompok. Bimbingan individual biasanya
disalurkan melalui layanan konseling. Sedangkan dalam bimbingan kelompok,
siswa yang dilayani lebih dari satu orang. Pada umumnya di sekolah
menengah, bimbingan kelompok terlaksana di kelas, antara lain dengan
memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh siswa di kelas
bersangkutan. Bimbingan kelompok yang demikian itu sering disebut
bimbingan klasikal.
Pelayanan bimbingan terdiri dari empat bidang bimbingan, yaitu
bimbingan belajar/akademik, bimbingan karir, bimbingan pribadi dan
bimbingan sosial. Dengan terlaksananya bidang-bidang bimbingan tersebut
diharapkan siswa dapat terbantu dalam mengembangkan diri dan mengatasi
permasalahan yang dialami dalam masing-masing bidang tersebut.
Hal-hal yang disampaikan melalui bimbingan klasikal antara lain
informasi/materi-materi yang dibutuhkan siswa, baik itu di bidang akademik,
karir, pribadi maupun sosial. Di dalam menerima bimbingan, siswa tidak
sekedar mendengarkan hal-hal yang disampaikan guru pembimbing, tetapi
sungguh-sungguh mengolahnya untuk kepentingannya sendiri.
Menurut Winkel (1997) manfaat bimbingan klasikal di jenjang
pendidikan menengah bagi para siswa adalah: menjadi lebih sadar akan
secara pribadi dengan guru pembimbing; lebih rela menerima dirinya sendiri
setelah menyadari teman-temannya sering menghadapi persoalan, kesulitan
dan tantangan yang kerap kali sama; lebih berani mengemukakan
pandangannya sendiri bila berada dalam kelompok dengan guru pembimbing;
diberi kesempatan untuk mendiskusikan sesuatu bersama dan dengan
demikian mendapat latihan untuk bekerjasama dalam suatu kelompok, yang
akan dibutuhkan selama hidupnya; lebih bersedia menerima suatu pandangan
atau pendapat bila dikemukakan oleh seorang teman, daripada bila pendapat
yang sama diketengahkan oleh guru pembimbing; tertolong untuk mengatasi
suatu masalah yang dirasa sulit untuk dibicarakan secara langsung dengan
guru pembimbing, misalnya karena merasa malu atau bersifat agak tertutup.
Manfaat bimbingan klasikal bagi siswa merupakan manfaat yang ingin dicapai
oleh guru pembimbing. Bagaimana dengan pandangan, tanggapan dan
pendapat siswa sendiri mengenai manfaat yang dirasakannya selama
mengikuti kegiatan bimbingan klasikal di sekolah? Apakah manfaat yang
ingin dicapai oleh guru pembimbing sejalan dengan pandangan, tanggapan
dan pendapat siswa sendiri mengenai manfaat bimbingan klasikal yang
dirasakannya?
Pertanyaan tersebut mendorong peneliti untuk mengetahui bagaimana
pandangan, tanggapan, dan pendapat siswa mengenai manfaat/perubahan
positif yang terjadi pada diri siswa setelah mengikuti kegiatan bimbingan
klasikal yang menyangkut bidang pribadi, sosial, karir dan belajar. Apabila
maka guru pembimbing perlu meninjau kembali pelayanannya. Hasil
penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru pembimbing mengenai
dampak dari pelayanan bimbingan klasikal di sekolah.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana persepsi siswi kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta tahun
ajaran 2007/2008 tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal yang mereka
alami?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswi kelas XI SMA
Santa Maria Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 tentang manfaat pelayanan
bimbingan klasikal.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak yaitu:
1. Guru pembimbing mendapat masukan tentang manfaat bimbingan klasikal
yang ditangkap oleh siswi; guru pembimbing dapat melihat seberapa
bermanfaat pelayanan bimbingan klasikal yang diberikannya kepada siswi.
2. Peneliti semakin menyadari pentingnya pengungkapan persepsi siswi
tentang manfaat bimbingan klasikal yang dirasakannya selama mengikuti
penelitian ini dapat menjadi bekal apabila kelak peneliti menjadi guru
pembimbing.
3. Para mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling semakin
menyadari pentingnya pengungkapan persepsi siswi tentang manfaat
bimbingan klasikal yang dialami siswi selama mengikuti pelayanan
bimbingan klasikal. Selain itu penelitian ini dapat dijadikam sumber
informasi dalam kegiatan perkuliahan dan bahan studi banding, khususnya
bagi mereka yang akan melakukan penelitian dengan topik yang sama.
E. Definisi Operasional
1. Persepsi tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal adalah pandangan,
pendapat atau keyakinan siswi tentang manfaat pelayanan bimbingan
klasikal yang dirasakan.
2. Manfaat adalah perubahan positif yang terjadi pada diri siswi berupa
perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan perilaku.
3. Siswi kelas XI adalah siswi yang belajar di kelas XI SMA Santa Maria
Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 yang merupakan responden penelitian
ini.
4. Pelayanan bimbingan klasikal adalah proses bantuan yang diberikan
kepada para siswi dalam suatu kelas, dengan mengasumsikan semua siswi
dalam kelas yang bersangkutan mempunyai kebutuhan yang sama akan
suatu topik bimbingan dengan tujuan agar dalam diri siswi yang dibimbing
yang tepat dalam hidupnya dan dapat menyesuaikan diri dengan baik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi uraian yang berkaitan dengan topik yang diteliti yaitu: (A)
Hakekat persepsi, dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persepsi; (B)
Hakekat bimbingan klasikal, bidang-bidang dan isi layanan bimbingan; (C)
Persepsi siswa tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal.
A. Hakekat Persepsi
1. Hakekat persepsi
Persepsi merupakan proses dalam diri individu yang meliputi
penginderaan terhadap rangsang, sehingga individu mengerti rangsang
yang diinderainya. Ada tiga komponen persepsi yaitu: (1) seleksi, (2)
interpretasi dan (3) reaksi. Seleksi dilakukan terhadap rangsang yang
masuk melalui penginderaan. Penafsiran dibuat dengan mengorganisasikan
rangsang atau informasi sehingga mempunyai makna bagi individu.
Tanggapan adalah bentuk tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari
interpretasi (Walgito, 1994).
Proses persepsi terjadi karena adanya rangsang dari luar diri
individu. Rangsang itu diterima melalui alat indera kemudiaan ditafsirkan,
sehingga mempunyai arti baginya. Adanya rangsang dari luar individu
mengakibatkan suatu proses dalam diri individu, dan pada akhirnya
individu akan memberikan tanggapan (Kartini Kartono, 1984).
Persepsi didefinisikan juga sebagai pandangan, pengamatan atau
tanggapan individu terhadap benda, kejadian, tingkah laku manusia, atau
hal-hal yang ditemui sehari-hari (Mulyono, 1978). Persepsi bukan
ditentukan oleh benda yang memberikan rangsang, melainkan oleh
karakteristik yang memberikan tanggapan itu (Rahmat, 1986). Oleh karena
itu, persepsi terhadap suatu objek berbeda-beda antara individu yang satu
dengan yang lainnya (Nasution, 1982).
Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi
merupakan suatu proses dalam diri individu yang terjadi dengan
langkah-langkah tertentu. Mula-mula melalui indera individu menerima rangsang
sebagai informasi. Informasi itu menimbulkan tanggapan dalam diri
individu. Tanggapan individu dapat berbentuk pendapat dapat juga
berbentuk tingkah laku. Persepsi bersifat subjektif; tanggapan individu
yang satu dan yang lainnya terhadap objek yang sama dapat berbeda.
2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persepsi
Persepsi bersifat subjektif; ada perbedaan tanggapan terhadap
objek yang sama oleh individu yang satu dengan yang lainnya. Persepsi
individu terhadap dunia nyata merupakan olahan semua informasi yang
diterima oleh indera-indera yang dipengaruhi oleh kondisi psikologis dan
pengalaman kita (Irwanto, 1994)
Persepsi yang terjadi melalui proses penginderaan bersifat
psikologis, disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) perhatian yang
(4) pengalaman terdahulu. Masing-masing faktor tersebut dijelaskan
sebagai berikut:
a. Perhatian yang selektif
Perhatian merupakan persiapan dalam proses pembentukan
persepsi. Perhatian mengindikasikan adanya kesediaan individu untuk
mengadakan persepsi. Perhatian dan kesadaran berkolerasi positif
dalam pembentukkan persepsi. Semakin besar perhatian individu,
semakin besar kesadaran akan rangsang itu, dan semakin besar pula
kemungkinan individu menanggapinya. Semakin kecil kesadarannya
akan rangsang itu, semakin kecil pula kemungkinan individu
menanggapinya (Harriman, 1958).
Individu menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya
setiap saat. Meskipun demikian ia tidak harus menanggapi semua
rangsang yang diterimanya. Individu memusatkan perhatiannya hanya
pada rangsang tertentu saja. Dengan demikian objek atau
gejala-gejala lain tidak tampil ke muka sebagai objek pengamatan (Irwanto,
1994).
b. Ciri-ciri rangsang
Perhatian individu terhadap rangsang ditentukan oleh-ciri-ciri
yang dimiliki. Berdasarkan gerakan, individu lebih menaruh perhatian
kepada rangsang yang bergerak daripada rangsang yang diam.
Berdasarkan ukuran, individu lebih menaruh perhatian kepada
individu lebih menaruh perhatian kepada rangsang yang kuat
daripada rangsang yang lemah. Berdasarkan kontrasitas, individu
lebih menaruh perhatian kepada rangsang yang kontras dengan latar
belakang daripada rangsang biasa (Irwanto, 1994).
c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu
Perhatian individu terhadap rangsang turut ditentukan oleh sejauh
mana rangsang itu bernilai bagi individu dan sesuai dengan
kebutuhannya. Individu akan menaruh perhatian kepada rangsang
yang bernilai baginya lebih daripada kepada rangsang yang kurang
bernilai. Individu juga akan lebih menaruh perhatian kepada rangsang
yang sesuai dengan kebutuhannya. Karena itu perhatian individu
terhadap rangsang bersifat subjektif, berbeda antar individu yang satu
dengan lainnya (Irwanto, 1994).
d. Pengalaman terdahulu
Perhatian individu terhadap rangsang turut ditentukan oleh
pengalaman yang berhubungan dengan rangsang yang dimiliki
individu sebelumnya. Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat
mempengaruhi bagaimana individu mempersepsi dunianya (Irwanto,
B. Hakekat Bimbingan Klasikal
1. Pengertian bimbingan
Winkel (1997) mengartikan bimbingan sebagai proses membantu
orang perorangan atau kelompok untuk memahami dirinya sendiri dan
lingkungannya. Proses menunjuk pada gejala, bahwa sesuatu
berubah-ubah secara berangsur-angsur selama kurun waktu tertentu. Bimbingan itu
bukanlah suatu peristiwa yang terjadi sekali saja, melainkan mencakup
sejumlah tahap yang secara berangkaian membawa tujuan yang ingin
dicapai. Membantu berarti memberikan pertolongan dalam menghadapi
dan mengatasi tantangan serta kesulitan yang timbul dalam kehidupan
manusia, serta dalam memenuhi kebutuhannya. Orang perorangan
menunjuk pada individu-individu tertentu yang dibantu. Memahami diri
berarti mengenal diri sendiri secara lebih mendalam dan menetapkan
tujuan yang ingin dicapai, serta menentukan nilai-nilai yang akan menjadi
pegangan dalam hidupnya. Lingkungan hidup mencakup kehidupan, baik
alam sekelilingnya maupun manusia-manusia lain yang berperanan dalam
hidupnya.
2. Bimbingan klasikal
Bimbingan di lembaga pendidikan formal dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu bimbingan individual dan bimbingan klasikal. Pelayanan
bimbingan di lembaga formal terlaksana dengan mengadakan sejumlah
Tujuan pelayanan bimbingan secara klasikal adalah agar siswa
yang dibimbing secara sadar dan bebas mampu memilih dengan tepat dan
menyesuaikan diri secara memadai, sehingga terjadi perubahan positif
dalam diri siswa tersebut.
Pelaksanaan bimbingan klasikal, siswa dan guru pembimbing akan
banyak menemukan manfaat. Siswa dapat berlatih untuk mengemukakan
pendapat, keinginan, dana menanggapi pendapat yang disampaikan orang
lain. Menurut Winkel (1997) manfaat bimbingan klasikal bagi siswa
adalah sebagai berikut:
a. Menjadi lebih sadar akan dan mengerti tantangan yang dihadapi,
sehingga siswa dapat memutuskan untuk berkonsultasi secara pribadi
dengan guru pembimbing.
b. Lebih rela menerima keadaan dirinya dan mencoba lebih
mengembangkan potensinya.
c. Lebih berani tampil dengan mengemukakan pandangan atau
pendapatnya sendiri di dalam kelompok.
d. Memperoleh kesempatan untuk mendiskusikan berbagai persoalan dan
bersama-sama mencari jalan keluar untuk menyelesaikan persoalan.
e. Lebih terbuka dan bersedia menerima masukan, pandangan dan
pendapat yang diutarakan oleh teman sendiri daripada pandangan atau
pendapat guru pembimbing.
f. Menyelesaikan persoalan yang dihadapi tanpa harus bertemu secara
3. Bidang- bidang dan isi pelayanan bimbingan
Prayitno dkk, (1997) membagi bidang bimbingan menjadi empat
bidang, yaitu: bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial, bidang
bimbingan belajar dan bidang bimbingan karir.
a. Bidang Bimbingan Pribadi
Pelayanan bimbingan pribadi di SMA bertujuan membantu siswa
mengenal, menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mandiri serta sehat jasmani
dan rohani.
Topik-topik bimbingan pribadi antara lain:
1) Pemantapan sikap dan kebiasaan dalam beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan
pengembangannya.
3) Pemahaman tentang kelemahan diri dan upaya perbaikannya.
4) Pemantapan untuk mengambil keputusan, termasuk pemilihan
program khusus.
5) Pemahaman tentang nilai-nilai yang berlaku dalam pemecahan
masalah pada situasi konflik.
b. Bidang Bimbingan Sosial
Pelayanan bimbingan dalam bidang sosial bertujuan membantu
siswa dalam mengenal dan berhubungan dengan lingkungan
luas), yang dilandasi oleh kesadaran akan norma, tatakrama, sopan
santun, serta nilai-nilai agama, adat istiadat dan kebiasaan yang
berlaku. Isi pokok bimbingan sosial antara lain:
1) Pengembangan kemampuan menerima dan menyampaikan
pendapat secara kreatif dan produktif.
2) Pengembangan kemampuan berkomunikasi secara efektif.
3) Pengembangan kemampuan bertingkah laku baik di rumah, di
sekolah dan di masyarakat sesuai dengan norma, tatakrama, dan
kebiasaan yang berlaku.
4) Pola pergaulan dengan teman sebaya yang sehat, dinamis dan
produktif.
5) Pemahaman dan pengalaman disiplin sekolah.
c. Bidang Bimbingan Belajar
Pelayanan bimbingan belajar bertujuan membantu siswa dalam
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk dapat
menguasai serta mempersiapkan kelanjutan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi. Topik bimbingan belajar antara lain:
1) Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar efektif, efisien.
2) Pengembangan motivasi belajar.
3) Disiplin belajar dan berlatih secara mandiri dan berkelompok.
4) Pemantapan penguasaan materi belajar di sekolah oleh siswa.
5) Pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya
6) Melihat kembali hubungan antara penggunaan waktu belajar
dengan keberhasilan belajar.
d. Bidang Bimbingan Karir
Pelayanan bimbingan dalam bidang karir bertujuan membantu
siswa dalam mengembangkan perencanaan masa depan karirnya,
sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Isi pokok
bimbingan karir antara lain:
1) Pemahaman mengenai bakat dan kecenderungan pilihan jabatan
yang akan dikembangkan.
2) Orientasi dan informasi jenis-jenis karir, khususnya karir yang
akan dikembangkan.
3) Orientasi dan informasi pendidikan tinggi sesuai dengan
kecenderungan bidang karier yang akan dikembangkan.
C. Rumusan Tujuan Pelayanan Bimbingan Klasikal Kelas XI SMA Santa Maria Tahun Ajaran 2007/2008 yang Telah Diselenggarakan (Tabel 1)
No. Rumusan Tujuan Umum
Rumusan Tujuan Khusus
Materi
1. Siswa memprioritaskan dan memperjuangkan hal yang diinginkan, yang berharga dalam hidup.
• Siswa semakin
memahami pengertian nilai-nilai kehidupan.
• Siswa lebih menyadari nilai-nilai yang harus diperjuangkan dalam hidupnya.
• Siswa lebih mampu menerapkan nilai-nilai hidup yang harus diperjuangkan dalam perilaku sehari-hari,
No. Rumusan Tujuan Umum Rumusan Tujuan Khusus Materi sehingga perilaku sehari-hari semakin sejalan dengan nilai-nilai hidupnya. 2. Siswa memanfaatkan
dan puas dengan kenyataan diri sendiri.
• Siswa menjadi lebih memahami sifat-sifat pribadinya.
• Siswa memahami bakat, potensi dan kemampuan dirinya.
• Siswa menjadi lebih menyadari
kelebihan/kebaikan dirinya.
• Siswa menjadi lebih menyadari
kekurangan dirinya.
• Siswa lebih menyadari dan memahami kegiatan-kegiatan yang
menarik minat siswa.
• Siswa lebih menyadari dan memahami
perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri, sehubungan dengan pertumbuhan badannya.
• Siswa lebih mampu merawat/ menjaga diri, seiring dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri siswa sehubungan dengan pertumbuhan badannya.
• Siswa lebih mampu menyalurkan bakat, potensi dan
kemampuan diri dalam kegiatan di masyarakat.
Pemahaman Diri
3. Siswa menjalankan tugas-tugas
perkembangan remaja.
• Siswa menjadi lebih memahami tugas-tugas
No. Rumusan Tujuan Umum Rumusan Tujuan Khusus Materi perkembangannya sebagai remaja.
• Siswa menjadi lebih sadar dan mampu melaksanakan/ menjalankan tugas-tugas perkembangan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Siswa memiliki rasa
percaya diri dalam bergaul.
• Siswa lebih
memahami hal-hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan dirinya.
• Siswa menjadi lebih sadar tentang hal-hal yang dapat
merendahkan
kepercayaan dirinya.
• Siswa menjadi lebih percaya diri dalam bergaul dengan orang lain.
Kepercayaan Diri
5. Siswa menyadari pentingnya komunikasi.
• Siswa lebih memahami arti komunikasi.
• Siswa menjadi lebih menyadari dan
memahami pentingnya komunikasi.
• Siswa menjadi lebih mampu untuk berkomunikasi secara efektif dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi secara Efektif
6. Siswa menjalin hubungan baik dengan teman sebaya.
• Siswa mampu membina hubungan dengan teman sebaya.
• Siswa mengetahui cara-cara bergaul yang baik.
• Siswa mampu bersikap terbuka
No. Rumusan Tujuan Umum
Rumusan Tujuan Khusus
Materi
dalam bergaul dengan teman sebaya.
• Siswa mampu meningkatkan keakraban dengan teman sebaya. 7. Siswa mampu
bekerjasama dengan orang lain.
• Siswa sadar dan paham tentang
pentingnya kerjasama.
• Siswa mampu berpartisipasi dalam diskusi kelompok.
• Siswa mampu
menolong teman yang mengungkapkan keluhan masalahnya.
Kerjasama
8. Siswa mampu belajar secara efisien dan efektif
• Siswa mengetahui cara belajar yang tepat dan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
• Siswa sadar akan cara-cara belajar yang kurang baik.
• Siswa mampu memperbaiki cara belajar yang kurang baik dengan cara menyusun jadwal belajar.
• Siswa mampu menyusun jadwal belajar dan berdisiplin menepati jadwal belajar dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian/ tes.
Cara Belajar yang Baik dan
Menyusun Jadwal Belajar.
9. Siswa mampu merencanakan karir
• Siswa semakin paham akan bidang-bidang karir/ pekerjaan.
• Siswa paham akan hal-hal yang harus
No. Rumusan Tujuan Umum Rumusan Tujuan Khusus Materi dipersiapkan/
dipelajari agar dapat memasuki bidang pekerjaan yang diminati/ diinginkan.
• Siswa mengetahui pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan minat.
• Siswa mampu
merencanakan bidang karir/ pekerjaan sesuai dengan minat dan kemampuan diri setelah lulus SMA. 10. Siswa mampu
merencanakan studi
• Siswa sadar akan pentingnya
merencanakan masa depan.
• Siswa mengetahui berbagai macam bentuk-bentuk perguruan tinggi.
• Siswa mengetahui berbagai macam program studi di perguruan tinggi.
• Siswa mampu merencanakan pendidikan lanjutan yang akan dipilih setelah lulus SMA (Akademi,
Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Program Diploma).
• Siswa mampu
memilih program studi di perguruan tinggi sesuai dengan bakat dan minat.
D. Persepsi Siswa Tentang Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal
Pendapat siswa yang satu dapat saja berbeda dengan pendapat
siswa yang lainnya. Pendapat siswa akan berpengaruh pada perilakunya.
Siswa yang satu dengan yang lainnya mempunyai pandangan yang
berbeda tentang pelayanan bimbingan klasikal. Ada siswa yang boleh jadi
sangat merasakan manfaat pelayanan bimbingan klasikal. Ada pula siswa
yang boleh jadi kurang/tidak merasakannya. Pandangan-pandangan
tersebut merupakan pengalaman siswa sendiri terhadap pelayanan
bimbingan klasikal di sekolahnya.
Setidaknya ada lima hal yang perlu dicapai siswa dalam proses
pelayanan bimbingan klasikal di sekolah yaitu (Winkel, 1991):
Pertama, siswa mengenal diri sendiri dan lingkungannya. Siswa
mengenal segala kelemahan dan kelebihan diri sendiri dan mengenal
lingkungan tempat siswa berada seperti keluarga, sekolah, pekerjaan,
lingkungan masyarakat dan sebagainya.
Kedua, siswa menerima diri sendiri dan lingkungannya secara
positif dan dinamis. Siswa menerima segala kekurangan dan kelebihannya
apa adanya.
Ketiga, siswa berani mengambil keputusan sendiri mengenai
berbagai hal. Siswa berani menentukan dan memutuskan sendiri sesuatu
yang akan mereka lakukan sesuai dengan keadaannya sendiri dan
Keempat, siswa mengarahkan diri mereka sendiri berdasarkan
keputusan yang mereka ambil sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan
mereka.
Kelima, siswa mengenal diri dan lingkungannya, menerima diri
sendiri dan lingkungan, berani mengambil keputusan sendiri dan
mengarahkan dirinya, siswa diharapkan merealisasikan dirinya dan
merencanakan masa depannya sendiri.
Para siswa yang mengikuti layanan bimbingan klasikal dapat
menghadapi tugas-tugas perkembangan dalam hidupnya, karena itu
layanan bimbingan klasikal sangat penting bagi siswa. Para siswa
diharapkan memperoleh manfaat dari layanan bimbingan klasikal yang
diberikan guru pembimbing mencakup empat bidang bimbingan yaitu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan
metodologi penelitian, yaitu jenis penelitian, populasi penelitian, instrumen
penelitian, pengumpulan data, dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian di bidang pendidikan khususnya bidang
bimbingan dan konseling di sekolah. Penelitian ini termasuk penelitian
deskriptif dengan menggunakan metode survei. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dilaksanakan untuk memperoleh informasi tentang status
gejala pada saat penelitian dilakukan (Furchan, 1982). Tujuan penelitian ini
adalah untuk melukiskan variabel atau kondisi apa yang ada dalam suatu
situasi. Menurut Arikunto (1989) penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan dengan menggambarkan dua tipe variabel, yaitu variabel masa lalu
dan masa sekarang atau variabel yang sedang terjadi.
Menurut Rahmat (1989) penelitian deskriptif bertujuan: (1)
mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang
ada, (2) mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek yang
berlaku, (3) membuat perbandingan atau evaluasi, (4) menentukan apa yang
dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari
pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu
yang akan datang. Penelitian deskriptif dirancang untuk mengetahui sikap,
pendapat (opini), informasi, keadaan, dan prosedur.
Peneliti menggunakan penelitian deskriptif karena peneliti ingin
memperoleh gambaran mengenai persepsi siswi kelas XI SMA Santa Maria
tahun ajaran 2007/2008 tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal.
B. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah siswi-siswi kelas XI SMA Santa Maria
Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008. Alasan peneliti memilih siswi kelas XI
karena siswi kelas X masih menjalani proses adaptasi dari masa SMP
menjadi SMA. Siswi kelas XII, sedang dipersiapkan untuk menghadapi masa
ujian, dan tidak diijinkan sebagai subyek penelitian.
Untuk subjek uji coba kuesioner, peneliti menggunakan satu kelas, yaitu
kelas XI IPS1. Untuk penelitian sesungguhnya diambil semua kelas XI yaitu
kelas XI IPS2, kelas XI IPA dan kelas XI Bahasa.
Tabel 2
Rincian Populasi Penelitian Siswi Kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008
Kelas Jumlah
XI IPS 1 29
XI IPS 2 29
XI IPA 19
XI BAHASA 9
C. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal
Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner.
Kuesioner ini disusun oleh peneliti sendiri. Kuesioner yang digunakan
adalah kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang disusun dengan
menyediakan pilihan jawaban sehingga responden tinggal memilih dari
antara alternatif yang ada (Arikunto, 2002). Kuesioner ini memuat
item-item yang menunjukkan manfaat pelayanan bimbingan klasikal. Item
kuesioner berjumlah50 item(lampiran 2).
Isi pernyataan kuesioner adalah tentang manfaat bimbingan
klasikal. Ada empat pilihan jawaban yaitu Sangat Merasakan, Merasakan,
Kurang Merasakan, Tidak Merasakan. Skor untuk jawaban Sangat
Merasakan = 4, Merasakan = 3, Kurang Merasakan = 2, Tidak Merasakan
= 1.
2. Uji Coba Kuesioner Manfaat Bimbingan Klasikal
Sebelum kuesioner digunakan untuk penelitian, kuesioner ini
diujicobakan terlebih dahulu, agar kualitas kuesioner dapat diandalkan,
dengan kata lain agar kuesioner valid dan reliabel.
a. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan
fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan
maksud dilakukannya pengukuran. Suatu alat ukur yang valid, tidak
sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi juga
harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut
(Azwar, 2003). Validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas
isi kini mendapat perhatian yang makin besar dalam
pengukuran-pengukuran terhadap kemajuan belajar atau achievements. Tes
kemajuan belajar dimaksudkan untuk mengetahui apa yang sudah
diketahui oleh peserta didik setelah sekian lama mengikuti pelajaran
dalam suatu sekolah (Hadi Sutrisno, 2004). Isi instrumen dibuat
sejalan dengan tujuan dan materi pelayanan yang diberikan dengan
materi pelajaran yang telah diajarkan di sekolah. Isi kuesioner
penelitian ini didasarkan pada tujuan dan materi pelayanan bimbingan
yang disajikan bagi para siswa yang menjadi subyek penelitian.
Untuk mengukur sampai di mana siswi merasakan manfaat
pelayanan bimbingan klasikal di sekolahnya, peneliti merancang
kuesioner. Kuesioner tersebut sudah dikonsultasikan dengan beberapa
ahli, yaitu psikolog, konselor, ahli bahasa, dan guru pembimbing
sekolah yang bersangkutan. Semua menyatakan bahwa kuesioner
sudah baik. Hanya sedikit komentar tentang petunjuk pengisian. Guru
pembimbing menyatakan bahwa dalam hal isi mungkin ada sedikit
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah taraf sampai di mana suatu alat ukur
menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya. Untuk mencari taraf
reliabilitas digunakan metode belah dua (Split-half method). Metode ini
mempergunakan satu kali pelaksanaan (satu kali pengukuran). Oleh
karena itulah metode ini lebih efisien.
Dalam menganalisis taraf reliabilitas, digunakan dua rumus.
Rumus yang pertama adalah rumus dari Pearson, yaitu teknik korelasi
Product Moment, kemudian hasil dari rumus tersebut akan dimasukkan
ke dalam rumus formula koreksi dari Spearman-Brown. Untuk lebih
jelasnya kedua rumus tersebut dapat dilihat di bawah ini (lampiran 7):
Rumus korelasi Product-Moment (Pearson):
r
xy(
)(
)
(
)
[
∑
∑
−∑
∑
]
[
∑
∑
−(
∑
)
]
− = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X Y X N Keterangan :r
xy : Koefisien Reliabilitas belahan gasal-genap X : Belahan gasalY : Belahan genap N : Jumlah siswi
Setelah koefisien korelasi antara item ganjil-genap diperoleh, kemudian
untuk mencari indeks reliabilitas dikenakan rumus Spearman Brown:
r
tt gg gg r r + × = 1 2Keterangan :
r
tt : Koefisien reliabilitasTaraf reliabilitas kemudian ditentukan dengan menggunakan
pedoman daftar indeks korelasi reliabilitas yang disusun oleh Garrett
(1967):
Tabel 3
Klasifikasi Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Klasifikasi
+ 0,70 - + 1,00 Tinggi – Sangat Tinggi
+ 0,40 - + 0,70 Cukup
+ 0,20 - + 0,40 Rendah
0,00 - + 0,20 Tidak ada – Sangat Rendah
Hasil penghitungan uji reliabilitas adalah:
rtt=
xy xy r r + 1 2 = 9 , 0 1 9 , 0 2 + x = 9 , 1 8 , 1
= 0,94
Setelah dikoreksi dengan rumus Spearman-Brown, diperoleh
koefisien reliabilitas r =0,94. Atas dasar taraf signifikasi 5% untuk
N=30, dituntut r =0,361 (Masidjo, 1995). Jadi, taraf reliabilitas yang
diperoleh ternyata signifikan pada taraf 5% (r =0,94≥0,361) dengan
kategori sangat tinggi. Jadi dapat dikatakan bahwa alat ukur yang
digunakan dalam penelitian adalah reliabel (handal). tt
tt
tt
D. Pengumpulan Data
1. Tahap Persiapan
a. Menyusun Kuesioner
Kegiatan yang dilakukan adalah membuat kisi-kisi dengan
menentukan variabel, sub variabel, indikator dari manfaat pelayanan
bimbingan klasikal. Peneliti membuat kisi-kisi kuesioner (lampiran 1).
Kemudian dirumuskan sejumlah item untuk masing-masing indikator.
Kuesioner kemudian dikonsultasikan pada dosen pembimbing, dan
beberapa ahli seperti yang disebutkan di depan.
b. Uji coba Kuesioner
Kuesioner manfaat pelayanan bimbingan klasikal diuji cobakan
terlebih dahulu. Uji coba ini dilakukan pada siswi kelas XI IPS1 SMA
Santa Maria Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 yang berjumlah 30 siswi
pada tanggal 25 Februari 2008.
2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data Penelitian
Kuesioner yang telah diujicobakan dipergunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Pengumpulan data penelitian dilakukan
pada semua siswi kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta tahun ajaran
2007/2008, yang berjumlah 86 siswi pada tanggal 30 April 2008.
Pengumpulan data penelitian menggunakan jam bimbingan konseling.
Peneliti hadir dalam pelaksanaan pengumpulan data ini. Suasana kelas saat
mengisi kuesioner cukup tenang, ada beberapa siswi yang bertanya tentang
E. Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Peneliti memberikan skor jawaban pada masing-masing siswi.
2. Peneliti membuat tabulasi data penelitian.
3. Peneliti menjumlahkan skor total dari masing-masing subyek.
4. Peneliti menghitung skor maksimal yang seharusnya didapat oleh siswi.
5. Peneliti membuat rentangan skor.
6. Peneliti menggolongkan skor-skor yang diperoleh setiap subyek ke
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan hasil penelitian yang merupakan jawaban atas
masalah penelitian yaitu: ”Bagaimanakah persepsi siswi kelas XI SMA Santa
Maria Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 tentang manfaat pelayanan bimbingan
klasikal yang mereka alami?”. Penyajian hasil penelitian dilanjutkan dengan
pembahasan.
A. Persepsi Siswi Kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Ajaran
2007/2008 Tentang Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal
Data yang terkumpul dengan kuesioner mengenai persepsi siswi kelas
XI SMA Santa Maria Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 tentang manfaat
pelayanan bimbingan klasikal dianalisis dengan mengikuti langkah-langkah
yang disebutkan pada bab III E. Hasilnya adalah pengelompokkan persepsi
siswi kelas XI SMA Santa Maria tahun ajaran 2007/2008 tentang manfaat
pelayanan bimbingan klasikal (Azwar, 2008), seperti yang disajikan dalam
tabel 4.
Tabel 4
Pengelompokan Persepsi Siswi Kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008
Tentang Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal Rentangan Skor Jumlah Siswi Persentase Kategori
176-200 7 8 % Sangat Bermanfaat
126-175 73 85 % Bermanfaat
76-125 5 6 % Kurang Bermanfaat
Dari tabel 4 tampak bahwa:
1. Ada 7 orang siswi ( 8 %) yang mempunyai persepsi bahwa pelayanan
bimbingan klasikal sangat bermanfaat. Dengan kata lain, siswi sangat
merasakan perubahan positif (perubahan pengetahuan, perubahan sikap,
perubahan perilaku) dalam dirinya setelah mengikuti bimbingan klasikal.
2. Ada 73 orang siswi ( 85 %) yang mempunyai persepsi bahwa pelayanan
bimbingan klasikal bermanfaat. Dengan kata lain, siswi merasakan
perubahan positif (perubahan pengetahuan, perubahan sikap, perubahan
perilaku) dalam dirinya setelah mengikuti bimbingan klasikal.
3. Ada 5 orang siswi ( 6 %) yang mempunyai persepsi bahwa pelayanan
bimbingan klasikal kurang bermanfaat. Dengan kata lain, siswi kurang
merasakan perubahan positif (perubahan pengetahuan, perubahan sikap,
perubahan perilaku) dalam dirinya setelah mengikuti bimbingan klasikal.
4. Ada 1 orang siswi ( 1 %) yang mempunyai persepsi bahwa pelayanan
bimbingan klasikal tidak bermanfaat. Dengan kata lain, siswi tidak
merasakan perubahan positif (perubahan pengetahuan, perubahan sikap,
perubahan perilaku) dalam dirinya setelah mengikuti bimbingan klasikal.
Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswi mempunyai persepsi
(berpendapat) bahwa pelayanan bimbingan klasikal bermanfaat.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Supaya tidak terjadi tumpang tindih dan untuk menghindari
kategori sangat bermanfaat dan bermanfaat. Selanjutnya kedua kategori ini
disebut bermanfaat. Kategori kurang bermanfaat dan tidak bermanfaat
digabungkan menjadi satu, yang selanjutnya disebut saja kurang bermanfaat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswi kelas XI
(93 %) merasakan manfaat pelayanan bimbingan klasikal. Umumnya siswi
kelas XI SMA Santa Maria sudah mengalami dan merasakan manfaat dari
pelayanan bimbingan klasikal yang diberikan oleh guru pembimbing. Peneliti
menyimpulkan, siswi mempunyai pandangan, pendapat, atau keyakinan
bahwa pelayanan bimbingan klasikal membawa perubahan positif dalam diri
mereka.
Faktor-faktor yang kiranya mendukung sehingga pelayanan bimbingan
klasikal di SMA Santa Maria dianggap bermanfaat, antara lain: 1) topik yang
diberikan relevan dengan kebutuhan siswi; guru pembimbing dalam
menentukan topik-topik yang diberikan kepada siswi, kiranya sudah melihat
kebutuhan siswi terlebih dahulu, topik-topik kiranya sesuai dengan kebutuhan
siswi, yang mungkin diungkap dengan cara tertentu seperti kuesioner; 2)
metode atau cara penyampaian kiranya tepat sehingga membuat siswi mudah
memahaminya, dan berpengaruh pada terjadinya perubahan positif dalam diri
siswi; 3) fasilitas/ alat bimbingan mendukung; pelayanan bimbingan akan
lebih menarik bila didukung dengan fasilitas yang memadai. Dengan fasilitas
yang memadai, siswi lebih mudah memahami topik bimbingan yang
Masih ada siswi kelas XI biar pun sebagian kecil (7 %), yang kurang
merasakan manfaat pelayanan bimbingan klasikal. Kiranya ada faktor-faktor
yang mempengaruhinya, antara lain: 1) siswi mungkin kurang berminat, boleh
jadi karena topik yang diberikan dirasa kurang sesuai dengan kebutuhannya;
2) metode (cara penyampaian topik) bisa jadi kurang sesuai bagi yang
bersangkutan. Dapat terjadi bahwa metode yang sesuai bagi siswi yang satu
belum tentu sesuai bagi yang lain, karena gaya belajar bisa berbeda antara
siswi yang satu dengan siswi yang lain; 3) fasilitas/ alat boleh jadi dianggap
kurang mendukung.
Walaupun sebagian kecil siswi kurang merasakan perubahan positif
dalam dirinya (berupa perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan
perubahan perilaku) atau beranggapan bahwa pelayanan bimbingan kurang
bermanfaat, tetapi tidak lalu dibiarkan saja. Karena setiap siswi seharusnya
mendapat bantuan seperlunya agar masing-masing semakin berkembang
seutuhnya dan seoptimal mungkin. Perlu diselenggarakan konseling
individual, agar kebutuhan siswi yang sebenarnya dapat terpenuhi, sehingga
BAB V
RINGKASAN, KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini disajikan ringkasan, kesimpulan dan saran berdasarkan hasil
penelitian. Bagian ringkasan memuat latar belakang, rumusan masalah, jenis
penelitian, populasi penelitian, instrumen penelitian, metodologi penelitian dan
hasil penelitian. Bagian kesimpulan memuat kesimpulan dari hasil penelitian dan
pembahasan. Bagian saran memuat saran bagi pihak sekolah dan peneliti lain.
A. Ringkasan
Topik penelitian adalah persepsi siswi kelas XI SMA Santa Maria
Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 tentang manfaat pelayanan bimbingan
klasikal. Topik ini dipilih karena peneliti ingin mengetahui pendapat siswi
tentang manfaat bimbingan klasikal yang dirasakannya.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui persepsi siswi kelas XI
SMA Santa Maria Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 tentang manfaat
pelayanan bimbingan klasikal. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan metode survei. Populasi penelitian adalah siswi kelas XI SMA Santa
Maria Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 sebanyak 86 orang, yang terdiri
dari kelas XI IPS1 (berjumlah 29 orang), XI IPS2 (berjumlah 29 orang), XI
IPA (berjumlah 19 orang), dan XI Bahasa (berjumlah 9 orang).
Instrumen penelitian adalah kuesioner yang disusun oleh peneliti
sendiri. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Kuesioner ini
Item kuesioner berjumlah 50 item. Isi pernyataan kuesioner adalah tentang
manfaat bimbingan klasikal. Ada empat pilihan jawaban yaitu Sangat
Merasakan, Merasakan, Kurang Merasakan, Tidak Merasakan. Skor untuk
jawaban Sangat Merasakan = 4, Merasakan = 3, Kurang Merasakan = 2,
Tidak Merasakan = 1.
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut: (1) Peneliti memberikan skor jawaban pada
masing-masing siswi. (2) Peneliti membuat tabulasi data penelitian. (3) Peneliti
menjumlahkan skor total dari masing-masing subyek. (4) Peneliti menghitung
skor maksimal yang seharusnya didapat oleh siswi. (5) Peneliti membuat
rentangan skor. (7) Peneliti menggolongkan skor-skor yang diperoleh setiap
subyek ke dalam kategori manfaat pelayanan bimbingan klasikal.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 7 orang siswi (8 %)
mempunyai persepsi bahwa pelayanan bimbingan klasikal sangat bermanfaat,
73 orang siswi (85 %) mempunyai persepsi bahwa pelayanan bimbingan
klasikal bermanfaat, 5 orang siswi (6 %) mempunyai persepsi bahwa
pelayanan bimbingan klasikal kurang bermanfaat, 1 orang siswi (1 %)
mempunyai persepsi bahwa pelayanan bimbingan klasikal tidak bermanfaat.
Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswi mempunyai persepsi
B. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan adalah sebagai berikut:
1. Sebagian besar siswi berpandangan bahwa bimbingan klasikal bermanfaat.
Ini berarti siswi-siswi berkeyakinan bahwa sudah terjadi
perubahan-perubahan positif dalam dirinya sebagai hasil/dampak dari pelayanan
bimbingan klasikal yang dialaminya.
2. Pelayanan bimbingan klasikal perlu terus diberikan secara rutin untuk
membantu siswi agar semakin berkembang seutuhnya dan seoptimal
mungkin.
C. Saran
1. Bagi SMA Santa Maria Yogyakarta
a. Pihak SMA Santa Maria Yogyakarta
Pihak sekolah hendaknya terus memberikan dukungan terhadap
pelayanan bimbingan klasikal. Bila memungkinkan jam bimbingan
ditambah agar siswi mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk
mendapatkan bimbingan (bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir).
b. Pihak Guru Pembimbing
Guru pembimbing hendaknya terus memberikan topik-topik
bimbingan yang relevan untuk membantu siswi semakin berkembang
2. Bagi Peneliti Lain
Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner tertutup,
sehingga jawaban yang diperoleh boleh jadi belum mencakup semua
perubahan positif yang merupakan hasil dari pelayanan bimbingan
klasikal. Oleh karena itu, peneliti lain diharapkan mengadakan penelitian
yang lebih mendalam dengan membuat juga item-item kuesioner yang
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 1989. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara
_______. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Ed. Rev.V). Jakarta: Rineka Cipta
Azwar. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
_____. 2008. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Furchan. 1982. Pengantar Peneltian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Garret, Henry E. 1967. Statistics in Psychology and Education. London: Longmans Green and Co
Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Penerbit Andi
Harriman. 1958. An Outline: Modern Psychology. New Jersey: Littlefield Adams
Idha, Chatarina. 2007. Tingkat Persepsi Pacaran yang Sehat Menurut Siswa-siswi Kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Irwanto. 1994. Psikologi Umum: Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: Pusat Penelitian Unika Atma Jaya
Kartini, Kartono. 1984. Bimbingan dan Dasar-dasar Pelaksanaannya: Teknik Bimbingan Praktis. Jakarta: CV. Rajawali
Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius
Mulyono. 1978. Masalah Persepsi: ANDA Volume 19. Jakarta: Yayasan Bina Psikologi
Nasution. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Prayitno. 1997. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta
Rahmat, Jalaludin. 1986. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Karya
______________. 1989. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Karya
Walgito, Bimo. 1994. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset
Winkel. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
No Variabel Sub Variabel Indikator No. Item Item Jumlah Item a) Nilai-nilai Kehidupan • Pemahaman mengenai pengertian nilai.
• Kesadaran mengenai nilai-nilai yang harus diperjuangkan dalam hidup.
• Mampu menerapkan nilai-nilai hidup yang harus diperjuangkan dalam perilaku sehari-hari, sehingga perilaku saya sehari-hari semakin sejalan dengan nilai-nilai hidup saya.
1-4 • Saya semakin memahami pengertian nilai-nilai kehidupan.
• Saya lebih menyadari nilai-nilai yang harus saya perjuangkan dalam hidup saya.
• Saya lebih mampu menerapkan nilai-nilai hidup yang harus saya perjuangkan dalam perilaku sehari-hari, sehingga perilaku saya sehari-hari semakin sejalan dengan nilai-nilai hidup saya.
• Saya senang mengikuti pelayanan bimbingan klasikal mengenai nilai-nilai kehidupan.
4 1. Persepsi siswa
tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal = Perubahan positif yang terjadi pada diri siswa setelah mengikuti bimbingan klasikal bidang bimbingan Pribadi. b)Pemahaman Diri
• Pemahaman tentang sifat-sifat pribadi saya.
• Pemahaman tentang bakat, potensi dan kemampuan diri.
• Kesadaran akan
5-13 • Saya menjadi lebih memahami sifat-sifat pribadi saya.
• Saya semakin memahami bakat, potensi dan kemampuan diri saya.
• Saya menjadi lebih menyadari kelebihan/kebaikan diri saya.
pemahaman tentang kegiatan-kegiatan yang menarik minat diri.
• Kesadaran dan pemahaman tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri sehubungan dengan pertumbuhan badan.
• Mampu menyalurkan bakat, potensi dan kemampuan diri dalam kegiatan di masyarakat.
• Mampu merawat/ menjaga diri, seiring dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri sehubungan dengan pertumbuhan badan.
• Saya lebih menyadari dan memahami
perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri saya, sehubungan dengan pertumbuhan badan saya.
• Saya lebih mampu merawat/ menjaga diri saya, seiring
dengan pertumbuhan badan saya.
• Saya lebih mampu menyalurkan bakat, potensi dan kemampuan diri saya dalam kegiatan di masyarakat.
kemampuan melaksanakan/ menjalankan tugas-tugas perkembangan remaja dalam kehidupan sehari-hari. menjalankan tugas-tugas perkembangan saya dalam kehidupan saya sehari-hari.
• Saya senang mengikuti pelayanan bimbingan klasikal mengenai tugas-tugas
perkembangan. d) Kepercayaan
Diri
• Pemahaman tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri.
• Kesadaran tentang hal-hal yang dapat merendahkan kepercayaan diri.
• Mampu percaya diri dalam bergaul dengan orang lain.
17-20 • Saya lebih memahami hal-hal yang perlu saya lakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri saya.
• Saya menjadi lebih sadar tentang hal-hal yang dapat merendahkan kepercayaan diri saya.
• Saya menjadi lebih percaya diri dalam bergaul dengan orang lain.
• Saya senang mengikuti pelayanan bimbingan klasikal mengenai kepercayaan diri.
komunikasi.
• Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dalam
kehidupan sehari-hari.
• Saya menjadi lebih mampu untuk berkomunikasi secara efektif dalam kehidupan sehari-hari.
• Saya senang mengikuti pelayanan bimbingan klasikal mengenai komunikasi secara efektif.
pada diri siswa setelah mengikuti bimbingan klasikal bidang bimbingan Sosial. b) Hubungan dengan Teman Sebaya
• Mampu membina hubungan dengan teman sebaya.
• Mengetahui cara-cara bergaul yang baik.
• Mampu bersikap terbuka dalam
bergaul dengan teman sebaya.
• Mampu meningkatkan keakraban dengan teman sebaya.
25-29 • Saya lebih mampu membina hubungan dengan teman sebaya.
• Saya menjadi lebih tahu akan cara-cara bergaul yang baik.
• Saya menjadi lebih mampu bersikap terbuka dalam bergaul dengan teman sebaya.
• Saya menjadi lebih mampu meningkatkan keakraban dengan teman sebaya.
• Saya senang mengikuti pelayanan bimbingan klasikal mengenai hubungan dengan teman sebaya.
dalam diskusi kelompok.
• Mampu menolong teman yang mengungkapkan keluhan masalahnya.
• Mampu bekerjasama dengan orang lain.
• Saya menjadi lebih mampu menolong teman yang mengungkapkan keluhan masalahnya.
• Saya menjadi lebih mampu bekerjasama dengan orang lain.
• Saya senang mengikuti pelayanan bimbingan klasikal mengenai kerjasama.
3. Persepsi siswa tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal = Perubahan positif yang terjadi pada diri siswa setelah mengikuti bimbingan klasikal bidang bimbingan Belajar.
a) Cara Belajar yang Baik dan Menyusun Jadwal Belajar.
• Mengetahui cara belajar yang tepat dan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
• Kesadaran akan cara-cara belajar yang kurang baik.
• Mampu memperbaiki cara belajar yang kurang baik dengan cara menyusun jadwal belajar.
• Mampu menyusun jadwal belajar dan
35-39 • Saya menjadi lebih tahu akan cara belajar yang tepat dan sesuai dengan kemampuan saya.
• Saya menjadi sadar akan cara-cara belajar saya yang kurang baik.
• Saya menjadi mampu
memperbaiki cara belajar saya yang kurang baik dengan cara menyusun jadwal belajar
• Saya menjadi lebih mampu menyusun jadwal belajar saya dan berdisiplin menepati jadwal belajar dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian/ tes.
a) Mengenal Bidang Karir / Pekerjaan.
• Pemahaman tentang bidang-bidang karir/ pekerjaan.
• Pemahaman akan hal-hal yang harus dipersiapkan/ dipelajari agar dapat memasuki bidang pekerjaan yang diminati/ diinginkan.
• Mengetahui pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan minat.
• Mampu
merencanakan bidang karir/ pekerjaan sesuai dengan minat dan kemampuan diri setelah lulus SMA.
40-44 • Saya semakin paham akan bidang-bidang karir/ pekerjaan.
• Saya menjadi paham akan hal-hal yang harus dipersiapkan/ dipelajari agar dapat memasuki bidang pekerjaan yang saya minati/ inginkan.
• Saya menjadi tahu akan pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan minat saya.
• Saya menjadi mampu merencanakan bidang karir/ pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan saya setelah lulus SMA .
• Saya senang mengikuti pelayanan bimbingan klasikal mengenai bidang karir/ pekerjaan.
5 4. Persepsi siswa
tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal = Perubahan positif yang terjadi pada diri siswa setelah mengikuti bimbingan klasikal bidang bimbingan Karir. b) Merencanakan Masa Depan.
• Kesadaran akan pentingnya
merencanakan masa depan.
• Mengetahui berbagai
45-50 • Saya lebih menyadari
pentingnya merencanakan masa depan.
• Saya menjadi tahu akan berbagai macam bentuk-bentuk perguruan
• Mampu merencanakan pendidikan lanjutan yang akan dipilih setelah lulus SMA (Akademi,
Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Program Diploma).
• Mampu memilih program studi di perguruan tinggi sesuai dengan bakat dan minat.
merencanakan pendidikan lanjutan yang akan saya pilih setelah lulus SMA (Akademi, Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Program Diploma).
• Saya menjadi lebih mampu memilih program studi di perguruan tinggi yang sesuai dengan bakat dan minat saya.
KUESIONER
MANFAAT PELAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
KATA PENGANTAR
Adik-adik yang terkasih, pada kesempatan ini kami memohon kesediaan Anda untuk menjawab kuesioner ini. Kuesioner ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi dari Anda mengenai kegiatan bimbingan klasikal di sekolah. Anda diharapkan menjawab kuesioner ini dengan jujur, sesuai dengan pengalaman Anda. Jawaban Anda tidak akan mempengaruhi nilai rapor Anda. Jawaban akan diolah dan hasilnya diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Kuesioner ini bukan suatu tes, sehingga tidak ada jawaban yang salah. Semua jawaban adalah benar, asal betul-betul sesuai dengan pendapat, perasaan, atau pengalaman Anda sendiri.
Mengingat pentingnya pendapat Anda, hendaklah Anda menjawab kuesioner ini dengan penuh kesungguhan dan kejujuran. Bekerjalah seteliti mungkin, jangan sampai ada nomor yang terlewati.
Atas bantuan Anda, kami mengucapkan banyak terima kasih.
IDENTITAS SISWI
1. Kelas :
2. Umur :
PETUNJUK PENGISIAN
SM : Sangat Merasakan
M : Merasakan
KM : Kurang Merasakan
TM : Tidak Merasakan
Berilah tanda centang (v) pada kolom alternatif jawaban yang sesuai bagimu. Jika Anda mau mengganti jawaban Anda, coretlah (v) jawaban yang bersangkutan, lalu berilah tanda centang (v) pada kolom alternatif jawaban yang Anda anggap lebih sesuai dengan pengalaman Anda.
Contoh:
Alternatif Jawaban NO
Seberapa kuat/ intens Anda merasakan masing-masing manfaat kegiatan bimbingan berikut?
SM M KM TM
1. Saya lebih menyadari akan nilai-nilai yang harus saya perjuangkan dalam hidup saya. v
Keterangan Contoh:
Responden berpendapat bahwa ia merasakan manfaat dari pelayanan bimbingan klasikal yaitu menjadi lebih menyadari nilai-nilai yang harus diperjuangkan dalam hidupnya.
b. Jawablah semua pernyataan berikut dan periksalah kembali jawaban anda sebelum dikumpulkan.
Alternatif Jawaban NO.
Seberapa kuat/ intens anda
merasakan masing-masing manfaat
kegiatan bimbingan berikut? SM M KM TM
1. Saya semakin memahami pengertian nilai-nilai kehidupan.
2. Saya lebih menyadari akan nilai-nilai yang harus saya perjuangkan dalam hidup saya.
3.
Saya lebih mampu menerapkan nilai-nilai hidup yang harus saya perjuangkan dalam perilaku sehari-hari, sehingga perilaku saya sehari-hari semakin sejalan dengan nilai-nilai hidup saya. 4. Saya senang mengikuti pelayanan bimbingan klasikal mengenai nilai-nilai
kehidupan.
5. Saya menjadi lebih memahami sifat-sifat pribadi saya.
6. Saya semakin memahami bakat, potensi dan kemampuan diri saya.
7. Saya menjadi lebih menyadari kelebihan/ kebaikan diri saya.
8. Saya menjadi lebih menyadari kekurangan diri saya.
9. Saya lebih menyadari dan memahami kegiatan-kegiatan yang menarik minat saya.
10.
Saya lebih menyadari dan memahami perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri saya, sehubungan dengan pertumbuhan badan saya.
11. Saya lebih mampu merawat/ menjaga diri saya, seiring dengan pertumbuhan badan saya.
12. Saya lebih mampu menyalurkan bakat, potensi dan kemampuan diri saya dalam kegiatan di masyarakat.
13. Saya senang mengikuti pelayanan bimbingan klasikal mengenai pemahaman diri.
tugas-remaja.
SM : Sangat Merasakan KM : Kurang Merasakan
M : Merasakan TM : Tidak Merasakan
Alternatif Jawaban NO.
Seberapa kuat/ intens anda
merasakan masing-masing manfaat
kegiatan bimbingan berikut? SM M KM TM
15.
Saya menjadi lebih sadar dan mampu melaksanakan/ menjalankan tugas-tugas perkembangan saya dalam kehidupan saya sehari-hari.
16. Saya senang mengikuti pelayanan bimbingan klasikal m