Berkunjung ke Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Bonaventura Dewata Arya Pradana NIM : 092214035
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
Skripsi
Karakteristik Segmentasi Demografis dan Psikografis Wisatawan
Nusantara yang Berkunjung ke Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta
Oleh :
Bonaventura Dewata Arya Pradana Nim : 092214035
Telah disetujui oleh :
Pembimbing I
Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A., Ph.D. Tanggal, 10 Mei 2013
Pembimbing II
Skripsi
Karakteristik Segmentasi Demografis dan Psikografis Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta
Dipersiapkan dan Ditulis oleh : Bonaventura Dewata Arya Pradana
NIM : 092214035
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Pada Tanggal 30 Mei 2013
Dan Dinyatakan Memenuhi Syarat
Susunan Dewan Penguji
Jabatan Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Dra. Diah Utari Bertha Riveda, M.Si
Sekretaris Drs. Th. Sutadi, M.B.A
Anggota Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A., Ph.D.
Anggota Lucia Kurniawati, S.Pd., M.S.M
Anggota Drs. Th. Sutadi, M.B.A
Yogyakarta, 31 Mei 2013 Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Dekan,
Motto :
“ Museum adalah tempat belajar untuk memaknai berbagai proses sejarah”
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Bonaventura Dewata Arya Pradana
Nomor Mahasiswa : 092214035
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Karakteristik Segmentasi Demografis dan Psikografis Wisatawan Nusantara
yang Berkunjung ke Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 8 Mei 2013 Yang menyatakan,
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya yang bertandatangan dibawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul :
Karakteristik Segmentasi Demografis dan Psikografis Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta
dan diajukan untuk diuji pada tanggal, 30 Mei 2013 adalah hasil karya saya.
Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi saya ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang seolah–olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam refrensi) pada penulis aslinya.
Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E.) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yaitu yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).
Yogyakarta 8 Mei 2013 Yang membuat pernyataan,
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas karunia dan rahma-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Karakteristik Segmentasi Demografis dan Psikografis Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penuliasan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepda:
1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Lukas Purwanto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A., Ph.D., selaku dosen pembimbing I, yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati. 4. Ibu Lucia Kurniawati, S.Pd., M.S.M., selaku dosen pembimbing II, yang juga
telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih sempurna.
5. Drs. Th. Sutadi, M.B.A Selaku anggota tim penguji yang telah memberi masukan yang sangat berguna.
6. Pengelola Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Museum Monumen Yogya Kembali, Museum Sono Budoyo, Museum Ulen Sentalu, Museum Gunung Merapi, Museum Biologi yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat melakukan penelitian.
7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. 8. Papa dan mama berserta keluarga besar yang telah mendukung hingga
9. Teman-teman Manajemen 2009 Universitas Sanata Dharma yang telah banyak membantu penulis hingga terselesaikan skripsi ini.
10.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan skripsi ini. Sehingga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.
Yogyakarta, 8 Mei 2013 Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HAKANAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... xi
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xvi
HALAMAN ABSTRAK ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
I.1. Latar Belakang ... 1
I.2. Rumusan Masalah ... 6
I.3. Batasan Masalah ... 7
I.4. Tujuan Penelitian ... 9
I.5. Manfaat Penelitian ... 9
I.6. Sistematika Penelitian... 10
BAB II TINJAUAN LITERATUR ... 11
II.1. Tinjauan Literatur ... 11
II.1.1. Segmentasi Demografi ... 13
II.1.2. Segmentasi Psikografis ... 15
II.1.3. Perilaku Konsumen ... 20
II.1.4. Pariwisata ... 22
II.1.5. Museum ... 23
III.1. Jenis Penelitian ...25
III.2. Subjek dan Objek Penelitian ...26
III.3. Populasi dan Sampel ...26
III.4. Teknik Pengambilan Sampel ...27
III.5. Variabel Penelitian ...31
III.6. Operasional Variabel ...32
III.6.1. Operasional Variabel yang Dilakukan ...32
III.6.2. Skala Penelitian ...34
III.6.3. Teknik Pengumpulan Data...35
III.7. Uji Instrumen Penelitian ...36
III.7.1. Uji Face Validity ...36
III.7.2. Uji Construct Validity ...37
III.7.3. Uji Reliabilitas ...37
III.8. Teknik Analisis Data ...38
III.8.1. Teknik Presentase ...38
III.8.2. Teknik Croos Tabulation ...39
BAB IV GAMBARAN UMUM MUSEUM ...41
IV.1. Gambaran Museum ...41
IV.2. Pengelolaan Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta ...42
IV.3. Program dan Promosi Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta ...42
IV.4. Nama Museum dan Jenis Koleksi ...44
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...49
V.1. Karakteristik Responden ...49
V.2. Deskripsi Karakteristik Responden secara Psikografis ...57
V.3. Penentuan Range Skala Sematik Difrensial ...60
V.4. Motivasi Kunjungan ke Museum ...65
V.5. Penentuan Range Skala Likert ...66
V.7. Pengujian Reliabilitas dan Validitas ...69
V.8. Analisis dan Pembahasan Tabulasi Silang ...70
V.9. Tabulasi Silang Motivasi Utama ke Museum ...123
V.10.Diskusi ...134
BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN...136
VI.1. Kesimpulan ...136
VI.2. Implikasi Hasil Penelitian ...138
VI.2.1. Implikasi Penelitian Lanjutan ...138
VI.2.2. Implikasi Manajerial ...139
DAFTAR PUSTAKA...147
DAFTAR TABEL
2.1 Segmentasi Demografis……… 14
3.1 Museum yang Terdapat di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta……….. 29
3.2 Enam Museum di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman yang diteliti………... 31
3.3 Karakteristik Psikografis Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Museum………... 34
4.1 Museum dan Jenis Koleksi Museum Kategori Budaya dan Kesenian yang Tergabung di Badan Musyawarah Museum Daerah Istimewa Yogyakarta………... 45
4.2 Museum dan Jenis Koleksi Museum Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan yang Tergabung di Badan Musyawarah Museum Daerah Istimewa Yogyakarta………... 46
4.3 Museum dan Jenis Koleksi Museum Kategori Sejarah dan Perjuangan yang Tergabung di Badan Musyawarah Museum Daerah Istimewa Yogyakarta………... 47
5.1 Karakteristik Responden berdasar Jenis Kelamin……… 49
5.2 Karakteristik Responden berdasar Usia………... 50
5.3 Karakteristik Responden berdasar Pendidikan……… 51
5.4 Karakteristik Responden berdasar Pekerjaan ……….. 52
5.5 Karakteristik Responden berdasar Pemasukan/Uang Saku……….. 53
5.6 Karakteristik Responden berdasar Berapa Kali Berkunjung ke Museum……… 54
5.7 Karakteristik Responden berdasar Berapa Waktu yang Dihabiskan dalam Kunjungan ke Museum……….. 55
5.8 Karakteristik Responden berdasar Tujuan Kemana Wisatawan Nusantara akan melakukan Kunjungan Perjalanan Wisata……….. 56
5.9 Karakteristik Psychocentric dan Allocentric……… 58
5.10 Karakteristik Psychocentric dan Allocentric Skala Difrensial……. 62
5.11 Karakteristik Responden bedasar Tujuana Utama (Motivasi) Mengunjungi Musuem………. 65
5.12 Tangggapan Responden terhadap Loyalitas………. 67
5.13 Hasil Pengujian Reliabilitas………. 69
5.15 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 1 (daerah tujuan wisata yang nyaman versus daerah tujuan
wisata yang menantang dan asli) dengan Jenis Kelamin…………. 70 5.16 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 2 (aktivitas melihat-lihat dan menikmati versus melihat–lihat dan melakukan kegiatan) denganJenis Kelamin………. 71 5.17 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 3 (rombongan besar versus rombongan kecil) DenganJenis
Kelamin……… 73
5.18 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 4 (daerah tujuan wisata popular versus daerah tujuan wisata baru) Dengan Jenis Kelamin………... 74 5.19 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 5 (fasilitas lengkap versus fasilitas sederhana dan terbatas)
dengan Jenis Kelamin………... 75
5.20 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 1 (daerah tujuan wisata yang nyaman versus daerah tujuan
wisata yang menantang dan asli) dengan Umur………..…………. 77 5.21 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 2 (aktivitas melihat-lihat dan menikmati versus melihat–lihat dan melakukan kegiatan) denganUmur………..………. 79 5.22 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 3 (rombongan besar versus rombongan kecil) DenganUmur.. 81 5.23 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 4 (daerah tujuan wisata popular versus daerah tujuan wisata
baru) Dengan Umur………..………... 83
5.24 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 5 (fasilitas lengkap versus fasilitas sederhana dan terbatas)
dengan Umur……….………... 85
5.25 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 1 (daerah tujuan wisata yang nyaman versus daerah tujuan
wisata yang menantang dan asli) dengan Pendidikan Sekarang….. 87 5.26 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
5.27 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 3 (rombongan besar versus rombongan kecil) Dengan
Pendidikan Sekarang……… 91
5.28 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 4 (daerah tujuan wisata popular versus daerah tujuan wisata baru) Dengan Pendidikan Sekarang……… 93 5.29 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 5 (fasilitas lengkap versus fasilitas sederhana dan terbatas)
dengan Pendidikan Sekarang………... 95 5.30 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 1 (daerah tujuan wisata yang nyaman versus daerah tujuan
wisata yang menantang dan asli) dengan Jenis Pekerjaan………... 98 5.31 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 2 (aktivitas melihat-lihat dan menikmati versus melihat–lihat dan melakukan kegiatan) denganJenis Pekerjaan………... 100 5.32 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 3 (rombongan besar versus rombongan kecil) DenganJenis
Pekerjaan……….. 102
5.33 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 4 (daerah tujuan wisata popular versus daerah tujuan wisata
baru) Dengan Jenis Pekerjaan………. 104 5.34 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 5 (fasilitas lengkap versus fasilitas sederhana dan terbatas)
dengan Jenis Pekerjaan..………... 106 5.35 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 1 (daerah tujuan wisata yang nyaman versus daerah tujuan
wisata yang menantang dan asli) dengan Jumlah Pemasukan……. 108 5.36 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 2 (aktivitas melihat-lihat dan menikmati versus melihat–lihat dan melakukan kegiatan) denganJumlah Pemasukan………. 111 5.37 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 3 (rombongan besar versus rombongan kecil) DenganJumlah
Pemasukan………... 114
5.38 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 4 (daerah tujuan wisata popular versus daerah tujuan wisata
5.39 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 5 (fasilitas lengkap versus fasilitas sederhana dan terbatas)
dengan Jumlah Pemasukan………... 120
5.40 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 1 (daerah tujuan wisata yang nyaman versus daerah tujuan
wisata yang menantang dan asli) dengan Motivasi………….……. 123 5.41 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 2 (aktivitas melihat-lihat dan menikmati versus melihat–lihat dan melakukan kegiatan) denganMotivasi……….………. 125 5.42 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 3 (rombongan besar versus rombongan kecil)
DenganMotivasi………
………… 127
5.43 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 4 (daerah tujuan wisata popular versus daerah tujuan wisata
baru) Dengan Motivasi……….………... 129
5.44 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric
Item 5 (fasilitas lengkap versus fasilitas sederhana dan terbatas)
DAFTAR GAMBAR
2.1 Vals Freamwork……...……… 15
ABSTRAK
Karakteristik Segmentasi Demografis dan Psikografis Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta
Bonaventura Dewata Arya Pradana Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik demografis dan psikografis wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum, motivasi wisatawan nusantara dalam berkunjung ke museum, dan untuk mengetahui loyalitas wisatawan nusantara terhadap kunjungan ke museum. Jenis penelitian menggunakan penelitian diskriptif eksploratif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan sampel yang sebanyak 180 wisatawan nusantara yang berkunjung ke 6 museum di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner. Analisis data menggunakan teknik analisis presentase dan Cross Tabulation. Hasil penelitian menunjukan Karakteristik Demografis wisatawan nusantara berusia antara 13 – 30 tahun,minimal sedang menempuh masa pendidikan di Sekolah Menegah Pertama (SMP) dan tingkat penghasilan dari kurang dari Rp.500.000,00-Rp. 2.000.000,00. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum di DIY memiliki karakteristik psychocentric: suka akan daerah tujuan wisata yang memberikan kenyamanan, lebih menyukai aktivitas melihat-lihat dan lebih suka daerah tujuan wisata yang memiliki fasilitas lengkap. Disisi lain wisatawan nusantara memiliki karakterallocentric: suka akan daerah wisata yang baru dan suka berkunjung dengan rombongan kecil atau sendiri.Penelitian ini juga menemukan motivasi wisatawan nusantara ke museum untuk keperluan tugas dan wisata. Temuan lain dari penelitian ini adalah wisatawan nusantara menunjukan loyalitas yang tinggi terhadap museum di DIY yang ditunjukan dengan minat untuk melakukan kunjungan kembali ke museum, akan terus berkunjung ke museum walau ada daya tarik yang berbeda, dan akan merekomendasikan museum yang pernah dikunjungi.
ABSTRACT
Demographic and Psychographic Characteristics Segmentation of Domestic Tourists Visiting Museums in Daerah Istimewa Yogyakarta
Bonaventura Dewata Arya Pradana Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
This research attempts to learn the demographic and psychographic characteristics of domestic tourists visiting museums,and to determine the loyalty of tourists in doing so. Theresearch was a descriptive exploratory study. Population used in this research was domestic tourists who visited the museums in Daerah Istimewa Yogyakarta with a sample of 180 domestic tourists who visited 6 museumsin Daerah Istimewa Yogyakarta. The sampling method was purposive sampling. The data for this study was collected through questionnaires. The data was analyzed using crosstabulation and percentage analysis. The results showed that the demographics characteristics of domestic tourists visiting to museum where as follows: aged between 13-30 years and is currently undertaking or having education background junior high school, earning income Rp.500.000,00 – Rp.2.000.000,00. As for the psychographic characteristics, the result showed that the domestic tourist visiting museums in DIY to be psychocentric in terms of preffering comfortable and well-equipped tourism attractions and sightseeing activities. On the other hand, domestic tourist visiting museums in DIY, tend to be allocentric in terms of preferring new tourism attractions and having small groups when doing tourism activities. The motivation of visiting museums was fulfilling assignments and doing leisure activity.The researchfound that domestic tourists visiting museums in DIY showed a quite high loyalty indicated by the intention to re-visit the museums, keep visiting the museums despite many other tour attractions and recommended the museum they have visited to others.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.Latar Belakang
Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia memiliki beranekaragam jenis wisata mulai dari wisata budaya, wisata pendidikan, wisata alam dan wisata modern. Beraneka ragam tempat wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta harus secara terus menerus dikembangkan dan dieksplorasi untuk dapat menarik minat wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Tidak terkecuali pengembangan daya tarik wisata pada museum yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta yang memiliki daya tarik wisata yang mendunia memiliki sekitar 31 museum dengan tiga jenis tema mulai dari tema perjuangan bangsa Indonesia dan sejarah, seni dan budaya, dan yang terakhir pengetahuan dan teknologi.
Museum adalah gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda– benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni dan ilmu tempat menyimpan barang kuno (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989 :601). Buku Pengelolaan Koleksi Museum yang diterbitkan oleh Direktorat Museum Direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata tahun 2007 tentanghasil musyawarah
umum
ke-11 (11th GeneralAssembly) International Council of Museum (ICOM) pada tanggal 14 Juni 1974 di Denmark, dikemukakan :
“Sembilan fungsi museum: (1) Pengumpulan dan pengamanan warisan alam dan budaya, (2) Dokumentasi dan penelitian ilmiah, (3) Konservasi dan preservasi, (4) Penyebaran dan pemerataan ilmu untuk umum, (5) Pengenalan dan penghayatan kesenian, (6) Pengenalan kebudayaan antardaerah dan antarbangsa, (7) Visualisasi warisan alam dan budaya, (8) Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia, dan (9) Pembangkit rasa takwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.”
“Pasal 1.(1).PP. No.19.Tahun 1995 Museum dalam kaitannya dengan warisan budaya adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti materil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa.”
Menurut data Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam catalog museum di Yogyakarta terdapat 30 museum pada 2010 dan pada 2012 tercatat ada 31 museum di Daerah Istimewa Yogyakarta, bila dilihat dari jenis benda yang disimpan dan tema museum, museum diYogyakarta termasuk museum yang lengkap hal ini dikarenakan adanya variasi tema museum yaitu teknologi dan pendidikan, perjuangan bangsa, dan budaya.
Yogyakarta. Daya tarik wisata museum bisa menjadi program unggulan pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta dikarenakan setiap museum di Yogyakarta memiliki ciri khas yang unik dan berbeda beda dan tidak didapat pada daerah lain sehingga dengan menjual ciri khas yang unik dan berbeda ini mampu membuat dan menarik minat wisatawan untuk dapat berkunjung ke museum yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Untuk menarik perhatian wisatawan maka diperlukan media promosi. Promosi sangatlah penting untuk dapat mengenalkan objek wisata museum kepada wisatawan nusantara. Membuat media promosi perlu memperhatikan segmentasi pasar apa yang dituju, sehingga dalam membuat media promosi dapat tepat sasaran apa yang akan dituju. Menurut Theresia Militina dalam jurnal Perbedaan Proposi Segmentasi Pasar Geografis, Demografis, Psikografis dan Perilaku terhadap Keputusan Membeli Produk Wisata Budaya di Kalimantan Timur (2005) mengatakan segmentasi pasar yang dikaitkan dengan dengan bidang kepariwisataan merupakan suatu keseharusan karena wisatawan terdiri dari orang yang berbeda dalam perilaku, pendapatan, pekerjaan, tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin asal negara, keinginan dan kebutuhan, serta perilakunya. Melalui segmentasi pasar kita dapat mengetahui kebutuhan wisatawan khususnya promosi dapat dilakukan secara tepat. Ike Janita Dewi dalam buku Implementasi dan Implikasi Kelembagaan Pemasaran Pariwisata yang Bertanggung Jawab (2011) mengatakan dasar penggolongan dalam segmentasi pasar tidak bisa dilakukan dengan sederhana menggunakan kriteria tunggal. Seorang pemasar biasanya menggunakan berapa dasar dalam melakukan segmentasi untuk bisa menggambarkan struktur pasar dengan lebih baik.
Kolter dan Keller (2012) membagi segmentasi pasar menjadi beberapa bagian : 1. Segmentasi Demografis berdasar umur, jenis kelamin, siklus hidup,
2. Segmentasi Geografis pembagian golongan ke wilayah, ukuran negara, ukuran kota, tingkat kepadatan penduduk dan iklim.
3. Segmentasi Psikografis meliputi kelas sosial, gaya hidup dan kepribadian.
“Segmentasi berbasis karakteristik psikografis menghasilkan kelompok wisatawan yang mempunyai ‘gaya, cara dan selera’ berwisata yang berbeda. Karakteristik psikografis bisa dianggap sebagai gaya hidup dan nilai yang dianut seseorang seseorang dan akan menentukan prefensi dan cara menikmati suatu produk atau jasa. Dalam perkembangan segmentasi psikografis menggunakan dasar VALS (Values, Activities, and Lifestyle) untuk menggolongkan konsumen. Segmentasi pasar berdasar gaya hidup atau VALS (Values, Activities, and Lifestyle) adalah pembagian yang paling relevan digunakan dalam memasarkan pariwisata yang berkelanjutan. Konsumen ‘hijau’ pada umumnya dan ‘wisatawan budaya (cultural tourists) atau wisatawan budaya (geo tourists) adalah jenis atau tipe wisatawan yang menjadi sasaran pasar utama untuk destinasi dan produk wisata yang berbasis nilai berkelanjutan” (Dewi,2011)”.
Berlatar belakang pendapat dan hasil kajian data yang telah dilakukan oleh berbagai pihak maka penelitian ini mencakup analisis segmentasi demografi dan psikografi wisatawan dalam mengunjungi museum. Lebih sempit lagi penelitian ini hanya melibatkan wisatawan domestik nusantara di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan demikian penelitian ini berjudul “Karakteristik Segmentasi Demografis dan Psikografis Wisatawan Nusantara yang
Berkunjung ke Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta”.
demografi dan psikografis untuk dapat berwisata ke museum–museum yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta sehingga memberikan peluang kepada pemerintah daerah dan pengelola museum dalam pembuatan promosi dan pengelolaan museum.
I.2.Rumusan Masalah
Dengan demikian pertanyaan yang penulis ajukan adalah :
1. Bagaimana karakteristik demografis (jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan terakhir dan jumlah pengeluaran per-bulan) wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum?
2. Bagaimana karakteristik psikografis (Plog’s Psychographics : psychocentric
dan allocentric)wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum? 3. Apakah motivasi konsumen wisatawan nusantara ke museum?
4. Apakah ada perbedaan loyalitas terhadap kunjungan ke museum dilihat dari demografis dan psikografis yang berkunjung ke museum?
I.3.Batasan Masalah
I.3.1. Objek Penelitian :
Objek penelitian ini adalah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta.
I.3.2. Variabel :
Penelitian segmentasi meliputi variabel–variabel dasar segmentasi : 1) Variabel Demografis :
Jenis kelamin : laki – laki atau perempuan.
Usia : 10 – lebih dari 55 tahun .
profesional (dokter, dosen, guru, arsektur dll), pekerjaan lainnya. Pendidikan terakhir :Sekolah dasar, Sekolah Menegah
Pertama, Sekolah Menengah Atas, Diploma, Sarjana, dan Pasca Sarjana.
Jumlah pengeluaran per bulan : kurang dari Rp. 500.000,00 sampai dengan lebih dari Rp. 4.000.000,00 2) Variabel Psikografis :
Kelas sosial : Tingkat penghasilan/besar gaji.
Karakteristik Psikografi (Psychocentric dan Allocentric)
Karakteristik Psychocentric Karakteristik Allocentric Suka dengan daerah tujuan
wisata yang nyaman.
Suka dengan daerah tujuan wista yang menantang dan asli.
Kurang eksplorasi daerah tujuan
wisata. Eksplorasi daerah tujuan wisata.
Bersifat konservatif. Bersifat terbuka. Daerah tujuan wisata yang
popular.
Daerah tujuan wisata yang masih baru.
I.4.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk :
1. Untuk mengetahui karakteristik demografis (jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan terakhir dan jumlah pengeluaran per-bulan) wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum.
2. Untuk mengetahui karakteristik psikografis (Plog’s Psychographics :
psychocentric dan allocentric)wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum.
3. Untuk mengetahui motivasi konsumen wisatawan nusantara dalam berkunjung ke museum.
4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan loyalitas terhadap kunjungan ke museum dilihat dari demografis dan psikografis yang berkunjung ke museum.
I.5.Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi pengelola museum
Penelitian ini bermanfaat untuk pengelolaan museum baik yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta dan swasta dalam pengelolaan dan promosi museum ke wisatwan nusantara.
pembuatan peraturan pengelolaan ataupun pembangunan sarana pendukung museum begitu pula dengan pembuatan strategi pomosi pemerintah daerah untuk mendorong wisatawan berkunjung ke museum.
3. Mengusulkan strategi promosi pemasaran pariwisata di museum Daerah Istimewa Yogyakarta.
4. Menarik minat para wisatawan guna mengunjungi museum–museum yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta.
I.6.Sistematika Penulisan :
Penelitian dan penulisan disusun berdasarkan pada sistematika sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan pendahuluan sebelum memasuki langkah subtansi pambahasan dan penelitian. Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II : TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, waktu dan lokasi penelitian, variabel penelitian, populasi dn sampel, sumber data, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV :GAMBARAN UMUM MUSEUM DI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA
Bab ini berisi gambaran umum tentang Museum yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta
BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pengelolaan data dan analisis data dari hasil penelitian.
BAB VI : KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
Pada BAB II berisi tinjauan literatur dimana pada BAB II akan dimulai dari literatur–literatur yang berhubungan dengan judul skripsi yaitu “Karakteristik Segmentasi Demografis dan Psikografis Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta” sehingga pada BAB II akan dimulai membahas literatur dari segmentasi demografi, segmentasi psikografi, prilaku konsumen dan pariwisata kunjungan museum di Yogyakarta.
Sebelum memasuki inti pokok dari BAB II maka akan dibahas terlebih dahulu arti segmentasi.
II.1.Tinjauan Literatur
Segmentasi adalah pembagian kelompok kedalam satu kotak yang mempunyai karakteristik yang sama. Segmentasi meneurut beberapa tokoh pemasaran adalah:
“Market segmentation divides a market into well-defined slices. A market segment consists of a group of customers who share a similar set of needs and wants. The marketer’s task is to identify the appropriate number and nature of market segments and decide which one(s) to target”(Kotler dan Keller 2012:214).
Malcom Mc Donald mengatakan (1995:10) (dicuplik dari Muray, 2007):
“market segmentation is the process of splitting customers into different groups, or segment, within which customers with similar characteristics have similar needs. By doing this, each one can be targeted and reached with a distinct marketing mix”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa segmentasi merupakan proses pengkotak–kotakan pasar (yang heterogen) ke dalam kelompok–kelompok yang memiliki kesamaan kebutuhan dan kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan uangnya.
Kotler dan Keller dalam Dewi (2012) segmentasi pasar adalah proses menggolongkan konsumen kedalam kelompok–kelompok berdasarkan kebutuhan yang berbeda, karakteristik atau prilaku, di mana setiap kelompok bisa dipilih sebagai pasar sasaran yang akan diraih dengan strategi bauran pemasaran tertentu. Strategi untuk memilih satu atau berapa kelompok wisatawan disebut “differentiated marketing” (Kotler dan Keller, 2009,yang dikutip melalui Dewi, 2012). Sebuah destinasi wisata atau usaha pariwisata menyasar berapa segmen atau ceruk pasar (niche market) dan kemudian merancang produk yang disesuaikan dengan masing–masing segmen (Dewi, 2012).
Dengan memakai berbagai sumber maka dapat disimpulkan bahwa segmentasi adalah pembagian konsumen ke dalam berbagai kelompok yang mempunyai karakter dan kebutuhan yang sama.
II.1.1. Segmentasi Demografi
Pengelompokan demografis akan membagi konsumen parwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta yang menggunjungi museum kedalam berbagai kotak– kotak pengelompokan menurut umur, jenis kelamin, siklus hidup, pendapatan, pekerjaan, tingkat pendidikan, agama dan kelompok etnis. Karakter demografis dianggap sebagai dasar pengelompokan yang sangat berarti dan terpasang dengan kuat (embedded) dalam semua riset pemasaran (Dewi, 2012).
Penelitian dan riset pemasaran segmentasi demografis adalah segmentasi yang dasar pengelompokanya sangat kuat. Hal ini dikarenakan segmentasi demografis adalah dasar dasar dari informasi pribadi konsumen untuk dilakukanya penelitian pemasaran.
Tabel 2.1
Segmetasi Demografis
Sumber : Dewi, 2012
Segmentasi Demografis
• Umur
II.1.2. Segmentasi Psikografis
Segmentasi akan menggolongkan konsumen ke dalam beberapa kelompok segmentasi yang dengan gaya yang homogen atau sejenis. Dewi (2012) mengatakan segmentasi berbasis karakteristik psikografis menghasilkan kelompok–kelompok wisatawan yang mempunyai ‘gaya, cara, dan selera’ berwisata yang berbeda.
a. Segmentasi psikografis menggunakan dasar VALS (Values, Activities, and Lifestyle) untuk menggolong – golongkan konsumen.
Gambar 2.1
VALS FREAMWORK
VALS (Values, Activities, and Lifestyle) adalah sebuah metode segmentasi yang bersifat psikografis. VALS diciptakan pada tahun 1970 untuk menerangkan dan memprediksi nilai dan gaya hidup serta konsumsi masyarakat Amerika Serikat. Keunggulan VALS juga dapat memprediksi prilaku serta gaya konsumsi dari pelaku bisnis dan konsumen. The US Framework, a graphic representation of VALS, illustrates the eight types and two critical concepts for understanding
consumers: primary motivation and
resources(www.strategicbusinessinsights.com).
VALS Framework dapat membagi kelompok konsumen ke dalam segi empat dan mempunyai dua dimensi. Dimensi vertikal merupakan respresentasi dari tingkat inovasi dan resources.
Resourcesdapat berupa: penghasilan, tingkat pedidikan, tingkat kepercayaan diri, kepemimpinan dan pengaruh.
High Resourcesadalah pengelompokan pada golongan atas, sementara Low Resources adalah pengelompokan pada bagian bawah. Dimensi horizontal respresentasi dari motivasi yang terdiri dari 3 jenis yaitu
2). Achievers dan Strives adalah konsumen termotivasi oleh prestasi. Bagi mereka pembelian adalah keberhasilan bagi mereka.
3). Experiencers dan Makers adalah orang yang suka aktivitas, variasi hidup serta menyukai resiko.
Innovators mempunyai resources yang besar dan juga tingkat inovasi yang menjulang. Mereka dapat mempunyai salah satu atau kombinasi dari tiga motivasi pokok.
Survivors biasanya tidak mempunyai motivasi yang kuat sertakebanyakan merupakan orang yang kolot dan statis.
b. Plog’s Psychographics
Model Plog seperti yang dikutip Park dan Jang (2011) mengatakan lima jenis kepribadian psikografis yaitu psychocentric, mendekati psychocentric, midcentric, mendekati allocentric (near allocentric), dan allocentric. Karakteristik psychocentric dapat didefinisikan sebagai berikut:
1) Kurang menantang dan mengeksplorasi. 2) Hati-hati dan konservatif.
3) Ketat dalam pengeluaran pendapatan. 4) Lebih memilih merek terkenal.
Karakteristik Allocentric dapat didefinisikan sebagai berikut: 1) Penasaran dan ingin menjelajahi.
2) Membuat keputusan dengan mudah.
3) Membelanjakan pendapatan dengan mudah.
4) Memilih produk baru dari pada menempel dengan merek popular
5) Mencari tujuan baru secara terus menerus.
Kolter dan Keller (2012:226) mengatakan psychographic segmentation, buyers are divided into different groups on the basis of psychological/personality traits, lifestyle, or values. Segmentasi psikografi membagi pembeli menjadi kelompok berbeda berdasarkan pada karakteristik
1). Kelas sosial
Kelas sosial adalah pengelompokan orang dalam kelomopok berdasarkan pendapatan atau posisi ekonomi. Dengan adanya pembagian kelas sosial maka terjadilah sebuah perbedaan yang sangat signifikan dalam memenuhi berbagai kebutuhan yang digunakan oleh berbagai orang untuk dapat hidup.
2). Gaya hidup
aktivitas, minat dan pendapat. Aktivitas adalah cara seseorang menghabiskan waktu dan uangnya, minat adalah mana saja yang dianggap lebih penting dan kurang penting, pendapat adalah pandangan seseorang mengenai dunia di sekitar mereka (Gonzalez, 2002 seperti dikutip oleh Muray , 2007).
3). Kepribadian
Kepribadian adalah sifat hakiki yang tercemin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dari orang atau bangsa lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989). Oleh karena itu sikap seseorang dalam memiliki kepribadian tidak bisa dipisahkan oleh adanya pola pemikiran dan gaya hidup.
II.1.3. Perilaku Konsumen
Definisi perilaku konsumen adalah :
“Consumer behavior is the study of how individuals, groups, and organizations select, buy, use, and dispose of goods, services, ideas, or experiences to satisfy their needs and wants”(Kotler dan Keller, 2012:151)”.
Mangkunegara dan Prabu (2008:3, seperti dikutip melalui Husaini, 2011) mengatakan tindakan–tindakan, proses, dan hubungan sosial yang dilakukan oleh individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan, meggunakan suatu produk, peranan, sumber–sumber lainya. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan pribadi. Kotler dan Keller (2012:151).
Kotler dan Keller (2012:161) menggambarkan model perilaku konsumen. Berikut gambar model perilaku konsumen
Gambar 2.2
Model Perilaku Konsumen
Sumber : Kolter dan Keller, 2012:161
Psikologi Konsumen
• Mot ivasi • Presepsi • Pembel aj aran
• Memori Proses Keputusan
Dari pengertian diatas bahwa perilaku konsumen sangat erat dengan hubungan antara faktor utama dalam mempengaruhi pembelian didorong dengan psikologi konsumen dan karakteristik konsumen sampai konsumen membuat keputusan untuk membeli.
Menurut Abraham Maslow yang dikutip oleh Kotler dan Keller (2012:160) orang didorong oleh kebutuhan pada waktu tertentu karena :
“Kebutuhan manusia diatur dalam hierarki dari yang paling mendesak untuk kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Orang akan mencoba untuk memenuhi kebutuhan yang paling penting bagi diri mereka dan kemudian mencoba untuk memuaskan yang paling penting berikutnya. Misalnya, orang kelaparan (kebutuhan 1) tidak akan tertarik pada kejadian terbaru dalam dunia seni (kebutuhan 5), maupun dalam bagaimana dia dipandang oleh orang lain (butuh 3 atau 4), atau bahkan dalam apakah ia bernapas udara bersih (kebutuhan 2), tetapi ketika ia memiliki cukup makanan dan air, kebutuhan berikutnya yang paling penting akan menjadi penting”, Kotler dan Keler (2012:161-162).
Gambar 2.3
Maslow’s Hierarchy of Needs
Sumber : Kolter dan Keller, 2012:161
Kotler dan Keller mengatakan yang mempengaruhi penggolongan pembelian adalah:
“Four main psychological processes that affect consumer behavior are motivation, perception, learning, and memory” (Kotler dan Keller 2012:177).
II.1.4. Pariwisata
“Pariwisata adalah sejumlah gejala dan hubungan yang timbul, mulai dari interaksi antara wisatawan di satu pihak, perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan dan pemerintah serta masyarakat yang bertindak sebagai tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan yang dimaksud” (Machinotosh, 1995, seperti dikutip melalui Muray, 2007)
bersenang-senang, hiburan, musik dan pendidikan yang dikunjungi oleh publik (Middleton, 1988, seperti yang dikutip pada www.budpar.com).
Empat kelompok (Swarbrooke, seperti yang dikutip pada www.budpar.com) adalah
“menonjolkan keistimewaan kealamian lingkungan, terbentuk dari buatan manusia, struktur dan tempatnya tergantung kepada tujuan para pengunjung, seperti kegiatan budaya dan tempat bersejarah, akan tetapi sekarang ada beberapa wisatawan yang menggunakannya untuk kegiatan bersantai, terbentuk dari buatan manusia, struktur dan tempatnya dengan desain untuk menarik wisatawan dan kebutuhan tujuan mereka seperti seperti Taman Safari, special event”.
II.1.5. Museum
Museum pada saat ini sudah berdiri dimana-mana tidak kecuali keberadaan museum di Daerah Istimewa Yogyakarta. Seiring dengan kemajuan jaman maka museum selalu mendapat berbagai tantangan. Menurut Buku Besar Indonesia Museum adalah gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda– benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni dan ilmu tempat menyimpan barang kuno (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989 :601).
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian diskriptif eksploratif. Penelitian eksploratif adalah memetakan dan mengolah menentukan prioritas ( Cooper dan Emory,1996:126).
“Exploratory research is appropriate for the total study in topic areas wher developed data are limited. In most other studies , exploration is the first stage of projet and is used to orient the researcher and study. The objective of exploration is the development of hypothesis, not testing.(Cooper and Schindler 2008 : 157)”
Penelitian eksploratif sangat cocok dilakukan pada penelitian keseluruhan dalam bidang-bidang di mana data dikembangkan adalah terbatas. Kebanyakan penelitian eksploratif merupakan tahap pertama dari satu proyek dan dipakai sebagai orientasi bagi peneliti dan penelitian itu sendiri. Tujuan eksploratif adalah pengembangan hipotesis bukan pengujiannya.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Jenis penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode yang berdasar pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu dan analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan (Sugiyono,2010:13). Filsafat positivisme memandang
realitas/fenomena dapat diklasifikasikan, relatif tetap, kongkrit, teramati, terukur dan hubungan gejala bersifat sebab akibat (Sugiyono, 2010:13).
Metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2010:33), penelitian kuantitatif cocok untuk digunakan untuk mendapat informasi yang luas dari suatu populasi.
III.2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah pengunjung yang berkunjung ke museum di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedang objek penelitiannya adalah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta.
III.3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2010:115). Penelitian ini akan melibatkan populasi museum yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta.
yang berkunjung ke 6 museum (Museum Monumen Jogja Kembali, Monumen Ulen Sentalu, Monumen Gunung Merapi, Museum Benteng Vredebrug, Museum Sono Budoyo, Museum Biologi UGM) yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta.
III.4. Teknik Pengambilan Sampel
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sempel yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi dipilih menjadi sampel (Sugiyono 2010:120-121). Teknik pengambilan sampel Nonprobability Sampling pada penelitian ini mengunakan purposive samplingdimana dikatakan oleh Sugiyono (2010) teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, dimana pertimbangan tertentu adalah orang yang dianggap paling tahu apa yang kita harapkan atau dia sebagai penguasa yang akan membantu menjelajahi obyek/subyek sosial yang diteliti.
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling juga dikatakan Cooper dan Schinder :
Dapat diartikan sebagai Peneliti memilih peserta sewenang-wenang untuk karakteristik unik mereka atau pengalaman mereka, sikap, atau persepsisebagai konseptual atau kategori teoritis peserta mengembangkan selama proses penelitian, peneliti mencari peserta baru untuk menantang/membahas pola yang muncul.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel secara terukur menurut keterwakilan jumlah pengunjung dilihat dari museum yang paling banyak dikunjungi dan disertai kriteria kriteria tertentu yaitu :
1). Berada di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.Pemilihan dua daerah yaitu Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman karena sebagian besar letak museum berada
2). Sampel berdasar syarat–syarat yang dibagi dalam 3 golongan tema koleksi (sejarah dan perjuangan bangsa, seni dan budaya, pengetahuan dan teknologi) sehingga dipilihlah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman memiliki 3 golongan tema, yaitu sejarah dan perjuangan bangsa, seni dan budaya, pengetahuan dan teknologi.
4). Responden tidak berada dalam kelompok yang sama.
Tabel 3.1
Museum yang Terdapat di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta
No Nama Museum Jenis dan Tema Museum Lokasi Museum 1 Museum Dewantara
Kirti Griya Sejarah dan Perjuangan Bangsa Kota Yogyakarta
2
Museum Sasmitaloka Pangsar Jendral Sudirman
Sejarah dan Perjuangan Bangsa Kota Yogyakarta
3 Museum Pusat TNI
AD Sejarah dan Perjuangan Bangsa Kota Yogyakarta
4 Museum Monumen P.
Diponegoro Sejarah dan Perjuangan Bangsa Kota Yogyakarta 5 Museum Bahari
Yogyakarta Sejarah dan Perjuangan Bangsa Kota Yogyakarta 6 Museum Benteng
Vredeburg Sejarah dan Perjuangan Bangsa Kota Yogyakarta
7
Museum Negri Sonobudoyo Unit 1
dan 2 Seni dan Budaya Kota Yogyakarta
8 Museum Kraton
Yogyakarta Seni dan Budaya Kota Yogyakarta
9 Museum Batik
Yogyakarta Seni dan Budaya Kota Yogyakarta
10 Museum Puro
Pakualam Seni dan Budaya Kota Yogyakarta
11 Museum Mata
“Dr.Yap” Pengetahuan dan Teknologi Kota Yogyakarta 12 Museum Biologi
UGM Pengetahuan dan Teknologi Kota Yogyakarta
No Nama Museum Jenis dan Tema Museum Lokasi Museum 14 Museum Anak
Kolong Tangga Pengetahuan dan Teknologi Kota Yogyakarta 15 Museum Gembira
Loka Pengetahuan dan Teknologi Kota Yogyakarta
16 Museum Monumen
Yogya Kembali. Sejarah dan Perjuangan Bangsa Kabupaten Sleman
17
Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala
Sejarah dan Perjuangan Bangsa Kabupaten Sleman
18 Museum Pergerakan
Wanita Indonesia Sejarah dan Perjuangan Bangsa Kabupaten Sleman 19 Museum Ullen
Sentalu Seni dan Budaya Kabupaten Sleman
20 Museum Seni Lukis
Affandi Seni dan Budaya Kabupaten Sleman
21 Museum Seni Lukis
Kontenporer Seni dan Budaya Kabupaten Sleman
22 Museum Gunung
Merapi Pengetahuan dan Teknologi Kabupaten Sleman Sumber : diolah dari berbagai sumber.
Tabel 3.2
Enam Museum di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman yang Diteliti
No Nama Museum Jenis Museum Letak
1 Museum Benteng Vredeburg Sejarah dan
Perjuangan Bangsa Kota Yogyakarta 2 Museum Negri Sono Budoyo Unit
1 dan Unit 2 Seni dan Budaya Kota Yogyakarta
3 Museum Biologi UGM Pengetahuan dan
Teknologi Kota Yogyakarta 4 Museum Monumen Yogya
Kembali
Sejarah dan
Perjuangan Bangsa Kabupaten Sleman 5 Museum Ullen Sentalu Seni dan Budaya Kabupaten Sleman 6 Museum Gunung Merapi Pengetahuan dan
Teknologi Kabupaten Sleman
III.5. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah :
1. Karakteristik Demografis wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum.
2. Karakteristik Psikografis wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum.
3. Karakteristik perilaku konsumen wisatawan nusantara dalam motivasi berkunjung.
III.6. Operasionalisasi variabel
III.6.1.Operasionalisasi variabel yang dilakukan adalah :
a. Karakteristik Demografis wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum:
1). Jenis kelamin wisatawan nusantara apakah laki-laki atau perempuan yang melakukan kunjungan museum.
2). Usia wisatawan nusantara pada saat melakukan kunjungan ke museum.
a). Kurang dari 20 tahun b). 21 – 30 tahun
c). 31 – 40 tahun d). 41 – 50 tahun e). 51 tahun lebih
3). Jenis pekerjaan yang dimiliki wisatawan nusantara pada saat melakukan kunjungan ke museum.
a). Pegawai negeri sipil
b). Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri c). Pegawai Swasta
d). Wiraswasta e). Profesional
g). Pekerjaan Lain-lain
4). Pendidikan terakhir wisatawan nusantara pada saat berkunjung ke museum.
a). Tamat Sekolah Dasar
b). Tamat Sekolah Menengah Pertama c). Tamat Sekolah Menengah Atas d). Tamat Diploma (I,II,III)
e). Tamat Sarjana (S1)
f). Tamat Pasca Sarjana (S2, S3) 5). Jumlah pemasukan
a). Kurang dari Rp. 500.000,00/bulan
b). Rp. 500.000,00 – Rp. 1.000.000,00/bulan c). Rp. 1.000.100,00 – Rp. 2.000.000,00/bulan d). Rp. 2.000.100,00 – Rp. 3.000.000,00/bulan e). Rp 3.000.100,00 – Rp. 4.000.000,00/bulan f). Lebih dari Rp. 4.000.000,00/bulan
b. Karakteristik Psikografis wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum.
Plog seperti dikutip oleh Park dan Jang (2011)membagi jenis kepribadian menjadi dua bagian, yaitu Psychocentric dan
Tabel 3.3
Karakteristik Psikografis (Psychocentric dan Allocentric) Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Museum
Karakteristik Psychocentric Karakteristik Allocentric Suka dengan daerah tujuan
wisata yang nyaman.
Suka dengan daerah tujuan wista yang menantang dan asli.
Kurang eksplorasi daerah tujuan wisata.
Eksplorasi daerah tujuan wisata.
Bersifat konservatif. Bersifat terbuka. Daerah tujuan wisata yang
popular.
Daerah tujuan wisata yang masih baru.
Fasilitas lengkap. Fasilitas yang alami atau sederhana.
Sumber : Park dan Jang (2011)
c. Karakteristik motivasi konsumen wisatawan nusantara.
Motivasi atau keinginan wisatawan nusantara dalam kunjungan ke museum.
d. Loyalitas Kunjungan Konsumen
1). Berencana kunjungan kembali ke museum.
2). Berkunjung ke museum walaupun ada daya tarik wisata yang berbeda.
III.6.2.Skala Penelitian a. Skala Likert
Skala yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Tingkat kesetujuan responden terhadap variabel yang ditanyakan adalah :
Sangat setuju : diberi skor 5
Setuju : diberi skor 4
Ragu-ragu : diberi skor 3 Tidak setuju : diberi skor 2 Sangat tidak setuju : diberi skor 1 b. Skala Diferensial Semantik
Penelitian ini selain menggunakan Skala Likert juga menggunakan Skala Difrensial Semantik. Skala difrensial semantic mengukur psikologis menggunakan kata sifat bipolar dari sebuah objek sikap (Cooper dan Schindler 2006:42).
III.6.3.Teknik Pengumpulan data
1. Karakteristik demografis wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum di Yogyakarta.
2. Karakteristik psikografis wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum di Yogyakarta.
3. Karakteristik motivasi konsumen wisatawan nusantara dalam dalam motivasi kunjungan ke museum.
4. Loyalitas kunjungan ke museum.
III.7. Uji Instrumen Penelitian
Uji keabsahan instrument penelitian kuantitatif dilakukan sebagai berikut:
III.7.1.UjiFace Validity
a. Validitas muka menunjukkan sejauh mana suatu instrumen tampak pada permukaan mampu mengukur kualitas variabel yang diinginkan (Ayubi, www.staf.ui.ac.id diakses pada tanggal 12 Septrmber 2012)
Uji Face Validity dilakukan dengan cara berkonsultasi dengan dosen pembimbing skripsi dan dengan dibantu berbagai tinjauan literatur. III.7.2.Uji Construct Validity
Pengujian validitas konstruksi (Construct Validity)adalah instrumen yang dibuat dari pengujian para ahli dengan pengalaman empiris di uji cobakan dari mana populasi diambil (Sugiyono 2010:177). Pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu mengkorelasi antara skor faktor dengan skor total (Sugiyono 2010:177).
III.7.3.Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah konsitensi dan stabilitas dari suatu skor (skala pengukuran) (Kuncoro 2009:175). Pengujian reliabilitas dilakukan secara eksternal maupun internal. Penujian secara eksternal dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya dan pengujian secara internal dengan menggunakan internal consistency (Sugiyono 2010:184-185). Untuk penelitian ini akan menggunakan pengujian secara internal dimana dilakukan dengan uji-coba instrumen sekali saja kemudian data diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu (Sugiyono 2010:185).
a. Rumus Spearman Brown :
=
Dimana :
= Reliabilitas internal seluruh instrumen.
=korelasi produk momen antara belahan pertama dan
kedua.
III.8. Teknik Analisis Data
III.8.1.Teknik Persentase
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh baik melalui hasil kuesioner, kemudian didiskripsikan dengan cara menggunakan analisis persentase.
Rumus :
P
=
× 100%
P = Presentase F = Frekuensi
III.8.2.Teknik Cross Tabulation
Cross – Tabulation is a technique for comparing data from tow or more categorical variables such as gender and selection by one company for an overseas assignment (Cooper and Schindler 2010:459).
Dapat diartikan sebagai Cross-Tabulasi adalah teknik untuk membandingkan data dari variabel kategori derek atau contohnya seperti gender dan seleksi oleh satu perusahaan untuk tugas di luar negeri (Cooper dan Schindler 2010:459). Atau Cross - Tabulation a Technique for comparing data from tow or more categorical
variables (Cooper and Schindler 2010:702)atau yang dapat diartikan teknik untuk membandingkan data dari dua variabel atau lebih (Cooper dan Schindler 2010:459). Santoso dan Tjiptono (2001, p137) yang dikutip pada thesis.binus.ac.id mengatakan bahwa penelitian
cross-tab (tabulasi silang) menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom.
Rumus cross tab (tabulasi silang) menurut Umar (2003:192) adalah
r =
∑ ∑ ∑dimana :
u = koding untuk variabel X v = koding untuk variabel Y
= frekuensi dalam interval variabel X = frekuensi dalam interval variabel Y
= frekuensi dalam setiap sel
BAB IV
GAMBARAN UMUM MUSEUM
DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Pada BAB IV berisi gambaran umum museum di Daerah Istimewa Yogyakarta, dimana pada BAB IV akan dimulai dari gambaran – gambaran museum yang berhubungan dengan judul skripsi yaitu “Karakteristik Segmentasi Demografis dan Psikografis Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta” sehingga pada BAB IV akan dimulai membahas bagaimana kondisi museum pada saat ini, pengelolaan museum, program-program promosi museum, nama museum dan jenis koleksi museum.
IV.1. Gambaran Museum
Pada saat ini museum di Daerah Istimewa Yogyakarta yang bergabung dengan Barahmus (Badan Musyawarah Museum) Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 32 museum. Menurut Ketua II Barahmus DIY, Donny Suryo Megananda dikutip dari harian Tribun edisi 15 Maret 2013 menjelaskan bahwa tingkat kunjungan wisatawan baik wisatawan mancanegara ataupun wisatawan nusantara mengalami penurunan di setiap tahunnya, dimulai dari tahun 2010 kunjungan di museum mencapai 2,2 juta orang. Turun menjadi 2 juta orang pada tahun 2011 dan tahun 2012 mengalami penurunan hingga 1,7 juta orang.
IV.2. Pengelolaan Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta
Pengelolaan museum di Daerah Istimewa Yogyakarta dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
a. Museum yang dikelola oleh Instansi Pemerintah baik itu dikelola oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah ataupun Lembaga-lebaga pemerintahan.
b. Museum yang dikelola oleh swasta baik itu dalam kelompok atau individu.
Organisasi pengelolaan museum di Daerah Istimewa Yogyakarta masuk ke dalam Badan Musyawarah Museum yang pada saat ini diketuai oleh KRT Thomas Haryonagoro. Selain itu museum di Daerah Istimewa Yogyakarta masuk ke dalam Asosiasi Museum Indonesia.
(www.asosiasimuseumindonesia.org diakses pada tanggal 20 Maret 2013)
IV.3. Program dan Promosi Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta
Program dan promosi Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta terus di jalankan guna meningkatkan kunjungan wisatawan untuk ke museum.
b. Program kunjungan museum ditahun 2012 adalah frestival museum dengan tema “Museum Goes to Istana di Istana Kraton Kasultanan Yogyakarta ,Program kunjungan museum ditahun 2011 adalah frestival museum dengan tema “Museum Goes to Mall”. Sedangkan frestifal museum tahun 2013 dengan tema ‘Museum Goes to Universitas”, dalam frestival museum diisi dengan 2 bagian yaitu pameran museum dan karnaval museum (www.tembi.net/id/news diakses pada tanggal 29 Maret 2013).
c. Selain program promosi di Yogyakarta terdapat sebuah program Friends of museum (Sahabat museum). Sahabat Museum adalah gerakan moral yang digagas oleh Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menghimpun siapa saja yang memiliki kepedulian terhadap museum di Indonesia pada umumnya dan museum di Kota Yogyakarta pada khususnya. Sebuah gerakan untuk mencintai museum sebagai sarana transformasi nilai, ilmu pengetahuan dan informasi. (www.boeztanoel21.blogspot.com diakses pada tanggal 29 Maret 2013).
masyarakat terhadap nilai kesejarahan dan budaya bangsa. Upaya strategis Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata itu kemudian ditindaklanjuti dengan dicanangkannya program nasional berupa Revitalisasi Museum Indonesia, yaitu suatu program yang berupaya untuk meningkatkan kualitas museum dalam melayani masyarakat sesuai dengan fungsi museum, yang pada akhirnya museum diharapkan dapat menjadi tempat yang dirasakan sebagai kebutuhan masyarakat untuk dikunjungi. (www.budpar.go.id diakses 29 Maret 2013)
e. Program Wajib Kunjung Museum pada tahun 2013 dimaksudkan untuk dapat mengenalkan mengenalkan, mendekatkan, dan meningkatkan kecintaan siswa kepada museum sejak dini. (www.oase.kompas.com diakses 29 Maret 2013)
IV.4. Nama Museum dan Jenis Koleksi
Jenis museum dan koleksi museum yang tergabung dalam Badan Musyawarah Museum Daerah Istimewa Yogyakarta dibagi menjadi 3 golongan yaitu budaya dan kesenian, pendidikan dan ilmu pengetahuan, sejarah dan perjuangan.
1. Museum dan Jenis Museum kategori Budaya dan Kesenian.
Tabel 4.1
Museum dan Jenis Koleksi Museum Kategori Budaya dan Kesenianyang Tergabung Badan Musyawarah Museum
Daerah Istimewa Yogyakarta
No Nama Museum Jenis Museum dan Koleksi yang
Disimpan
1 Museum Kraton Yogyakarta Mengkoleksi dari alat fotografi sampai dengan kreta kencana. 2 Museum Negri Sono Budoyo Unit
1
Mengkoleksi benda – benda prasejarah pada zaman Mataram. 3 Museum Negri Sonobudoyo Unit
II (Museum Condrokiranan)
Mengkoleksi benda bersejarah berasitektur Jawa.
4 Museum Puro Pakualam Museum yang menyimpan busana dan perlengkapan Puro Pakualam. 5 Museum Batik Yogyakarta Menyimpan batik Indonesia
6 Museum Seni Lukis Affandi Menyimpan lukisan, seni pahat dll dari seniman Afandi, Basuki Abdulah, Popo Iskandar, Barli dll 7 Museum Ullen Sentalu Menyimpan warisan budaya yang
hampir dilupakan masyarakat. 8 Museum Wayang Kekayon Menyimpan koleksi wayang. 9 Museum Tani Jawa Indonesia Museum dengan jenis pengunjung
dapat melihat museum bukan hanya benda mati tetapi juga benda hidup seperti dapat belajar dan melakukan aktivitas pertanian. 10 Museum Tembi Rumah Budaya Mengoleksi etnografi dan media
2. Museum dan Jenis Museum kategori Budaya dan Kesenian.
Museum dan jenis museum kategori budaya dan kesenian yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah :
Tabel 4.2
Museum dan Jenis Koleksi Museum Kategori Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan yang Tergabung Badan Musyawarah Museum
Daerah Istimewa Yogyakarta
No Nama Museum Jenis Museum dan Koleksi
yang Disimpan
1 Museum Anak Kolong Tangga Berisi permainan tradisional anak Indonesia.
2 Museum Bahari Yogyakarta Berisi peralatan dan dokumen TNI AL.
3 Museum Biologi UGM Museum menyimpan koleksi verterbrata, mamalia,
invertebrate, kerangka primitive, aves, herbivore dan herbarium. 4 Museum Museum Dewantara Kirti
Griya
Museum yang mengoleksi benda – benda peninggalan Ki Hajar Dewantara.
5 Museum Gumuk Pasir Museum dengan konsep laboratorium geospasial. 6 Museum Gembira Loka Laboratorium flora dan fauna
dengan konsep kebun raya dan kebun binatang.
7 Museum Geoteknologi Mineral Koleksi berbagai mineral, batuan dll yang berhubungan dengan bidang geologi.
pengetahuan tentang kesehatan mata.
9 Museum Gunung Merapi Museum yang berisi tentang sejarah gunung Merapi dan teknologi pergunung-apian 10 Museum Kayu Wanagama Mengkoleksi beraneka ragam
ukiran kayu.
11 Museum Peta Geografi UGM Berisi sejarah pembuatan peta, dan beragam peta tua yang terdapat di nusantara. 12 Museum Pendidikan Indonesia Sejarah dan ilmu – ilmu
pengetahuan tentang
perkembangan pendidikan di Indonesia
Sumber : Katalog Museum 2013
3. Museum dan Jenis Museum kategori Sejarah dan Perjuangan.
Museum dan jenis museum kategori sejarah dan perjuangan yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah :
Tabel 4.3
Museum dan Jenis Koleksi Museum Kategori Sejarah dan Perjuangan yang Tergabung Badan Musyawarah Museum
Daerah Istimewa Yogyakarta
No Nama Museum Jenis Museum dan Koleksi
yang Disimpan
1 Museum Monumen Yogya Kembali
Mengkoleksi benda benda dan dokumentasi Indonesia.
2 Museum Sasmitaloka Pangsar Jendral Sudirman
Museum bekas peninggalan rumah Jendral Sudirman.
3 Museum Pusat TNI AD Museum yang mengkoleksi dokumen dan benda-benda milik TNI AD
Sasana Wiratama gamelan milik Sri Sultan Hamengkubuwono II buatan tahun 1752
5 Museum Monumen Pahlawan Pancasila
Museum yang merupakan penghormatan kepada Kolonel Katamso dan Letnan Kolonel Soegiyono atas kekejaman PKI. 6 Museum Perjuangan Yogyakarta Menyimpan patung pahlawan
nasional dan relief. 7 Museum Pusat TNI AU Dirgantara
Mandala
Museum yang mengoleksi pesawat pesawat yang dimiliki TNI AU
8 Museum Sandi Menyimpan benda dan alat
sandi.
9 Museum Benteng Vredeburg Museum yang menyimpan mulai diorama dari Pengeran Diponogoro sampai dengan Pejanjian Renville. Dan mendapat julukan The Excelent Display of Historical Diorama.
10 Mueseum Pergerakan Wanita Indonesia
Museum yang menyimpan berbagai peralatan dan lukisan tokoh wanita.