• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN

Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) adalah adalah bentuk sekolah yang seluruh proses belajar-mengajarnya dilakukan di lapangan.

Secara umum tujuan utama SL-PTT adalah mempercepat alih teknologi melalui pelatihan dari peneliti atau narasumber lainnya. Proses belajar pada SL-PTT berawal dari kegiatan yang kemudian memberikan pengalaman pribadi, mengungkapkan pengalaman tersebut, menganalisis masalah yang terjadi, dan menyimpulkan hasil kegiatan. Dalam SL-PTT petani dapat belajar langsung dilapangan

melalui pembelajaran dan penghayatan langsung (mengalami), mengungkapkan, menganalisis, menyimpulkan dan menerapkan (melakukan), menghadapi dan memecahkan masalah-masalah terutama dalam hal teknik budidaya dengan mengkaji bersama berdasarkan spesifik lokasi. Dalam kaitan itu, BPTP Sultra berperan sebagai pendamping, yaitu penyedia rakitan teknologi spesifik lokasi dan pengarah teknis sesuai dengan teknologi yang direkomendasikan, termasuk di dalamnya display VUB (Varietas Unggul Baru).

TUJUAN

Pendampingan SL-PTT padi adalah : a) Mempercepat penerapan komponen teknologi PTT padi sawah oleh petani sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usahataninya untuk mendukung peningkatan produksi secara nasional, dan b) meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan serta kesejahteraan petani. Kegiatan dilakukan dengan cara display VUB dengan pendekatan PTT pada 2 kecamatan, yaitu kecamatan Lea-Lea dan Bungi, Kota Baubau pada MT II, tahun 2012. Masing-masing kecamatan 2 unit dengan luasan 0,25 ha/unit pada lahan petani. Varietas yang diujicobakan andalah Inpari 6, Inpari 7, Inpari 8, dan Inpari 11, dengan menerapkan pendekatan PTT padi.

Gambar14. Pertanaman Inpari 6 dan 7,di Kec. Bungi, Kota Baubau

61 METODOLOGI

Tahapan Pelaksanaan terdiri dari : a) Persiapan, b) Koordinasi dan konsultasi program, c) Penentuan CPCL, d) PRA dan e) Pelaksaan kegiatan.

HASIL

Hasil yang dicapai adalah sebagai berikut :

1) Keragaan inovasi penggelolaan PTT dikenalkan dalam dempot, sebagai pembelajaran petani

Tabel 33. Keragaan inovasi penggelolaan PTT di masing-masing lokasi Display VUB No Nama Lokasi - Pemupukan spesifik lokasi.

- Penggunaan Bibit muda - Tanam Jajar Legowo - Pemupukan spesifik lokasi.

- Penggunaan Bibit muda - Tanam Jajar Legowo

*) dilakukan perbaikan saluran irigasi pada bulan agutsus sehingga belum dilakukan penamanan.

Tabel 34. Keragaan Efektifitas Demplot Inovasi PTT Komoditas padi sawah.

No Lokasi

Tabel 35. Keragaan hasil display VUB, dan LL BPTP, LL Dinas, SL, dan Non-SL pada kegiatan pendampingan SL-PTT tahun 2012.

No Kecamatan/ didukung dengan penyebarluasan inovasi melaui media cetak dan elektronik kegiatan

No Uraian Satuan Jumlah Jenis Media Sasaran/

Target 1 Zonasi VUB di Sultra tahun 2010 6 ekpl 36 Leaflet Penyuluh dan

Petani 2 Pengendalian Hama Tikus

Terpadu

6 ekpl 36 Leaflet Penyuluh dan Petani 3 Panen dan Pasca Panen Padi 6 ekpl 36 Leaflet Penyuluh dan

Petani 4 Masalah Lapang Hama,

Penyakit, dan Hara pada padi

1 buku 6 Buku Penyuluh dan

Petani 5 Deskripsi Varietas Unggul Baru

Tahun 2012

Padi merupakan komoditas strategis yang tetap mendapat prioritas utama dalam program pembangunan nasional. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, padi selain berfungsi sebagai makanan pokok juga merupakan sumber mata pencaharian. Tingkat pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, sehingga kebutuhan akan beras juga meningkat.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan beras nasional yang terus meningkat, Pemerintah mencanangkan gerakan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) yang mentargetkan peningkatan produksi sebesar 5 % per tahun. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melaksanakan program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu.

Pengelolaan Tanaman Terpadu adalah salah satu teknologi andalan Badan Litbang Pertanian yang saat ini sementara di galakkan implementasinya. PTT adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif bersama petani. Beberapa prinsip utama PTT adalah partisipatif, spesifik lokasi, terpadu, sinergis atau serasi dan dinamis (Deptan, 2009; Makarim, et al (2004).Teknologi yang diterapkan dalam PTT dikelompokkan ke dalam teknologi dasar dan pilihan. Komponen teknologi dasar sangat dianjurkan untuk diterapkan di semua lokasi padi sawah. Penerapan komponen pilihan

63 disesuaikan dengan kondisi, kemauan dan kemampuan petani setempat. Teknologi dasar dalam PTT adalah (1) Varietas unggul baru, inbrida atau hibrida, (2) Benih bermutu dan berlabel, (3) Pemberian bahan organik melalui pengembalian jerami ke sawah atau dalam bentuk kompos atau pupuk kandang, (4) Pengaturan populasi tanaman secara optimum, (5) Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah, dan (6) Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) dengan pendekatan PHT (Pengendalian Hama Terpadu). Sementara itu yang tergolong teknologi pilihan adalah (1) Pengelolaan tanah sesuai musim dan pola tanam, (2) Penggunaan bibit muda (< 21 hari), (3) Tanam bibit 1 – 3 batang per rumpun, (4) Pengairan secara efektif dan efisien, (5) Penyiangan dengan landak atau gasrok dan (6) Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok (Balitpa, 2000 ; Tim PTT Balitpa, 2001; Kartaatmadja, S dan A.M. Fagi. 2010). Secara khusus di Sulawesi Tenggara, SLPTT telah dilaksanakan sejak tahun 2008 dan dikembangkan secara luas sejak tahun 2009 di beberapa Kabupaten/Kota. Dalam kurun waktu 2008 - 2012 memang terdapat peningkatan produktivitas bersih sekitar 6,9% yaitu dari produktivitas hanya 38,31 kw/ha/mt ditahun 2007 menjadi 41,12 kw/ha/mt di tahun 2012. Akan tetapi secara parsial nampak adanya penurunan produktivitas dari tahun 2010 ke 2012 sekitar 2% (Laporan Dinas Pertanian Sulawesi Tenggara, 2012).Sehubungan dengan hal tersebut diatas, perlu upaya untuk meningkatkan produktivitas padi sawah untuk mencapai target produksi beras di Sultra tahun 2012 sebesar 600.000 ton (Hasil diskusi dengan Kadistan Provinsi Sultra, 2012).

Salah satu yang dapat ditempuh adalah dengan penerapan SLPTT secara optimal. Khusus di Kota Kendari rencana pelaksanaan SLPTT tahun 2012 akan dilaksanakan 3 titik pendampingan teknologi SLPTT, 3 titik di Kelurahan Baruga dan 1 titik di keluarah Labibia.

Tujuan kegiatan adalah : Mempercepat penerapan teknologi PTT padi sawah ke petani di Kota Kendari-Sulawesi Tenggara melalui pendampingan teknologi, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usahataninya agar dapat meningkatkan produktivitas padi sawah sebesar 15 %., menguji adaptasikan varietas unggul baru padi sawah dan memperoleh respon petani terhadap varietas ungul baru yang diintroduksikan.