• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

2.6. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan asli daerah adalah salah dari sumber pendapatan daerah. Yang dimaksud Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber pendapatan di dalam wilayahnya sendiri. Pendapatan Asli Daerah tersebut dipungut berdasarkan peraturan daerah yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Menurut Halim (2004:67), Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah “semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah”. Menurut Kadjatmiko (2002 :77)”, Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang beralaku”.

Menurut Halim dan Nasir (2006:44), Pendapatan Asli Daerah adalah “pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.

2.6.2. Jenis-Jenis Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Klasifikasi PAD yang terbaru berdasakan Permendagri 13/2006 adalah terdiri dari: pajak daerah retibusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Menurut Halim (2004:67) Pendapatan asli Daerah dipisahkan menjadi empat pendapatan, yaitu : pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan, lain-lain

PAD yang sah. Klasifikasi PAD yang dinyatakan oleh oleh halim adalah sesuai dengan klasifikasi Kepmendagri 29/2002.

Sumber-sumber dari pendapatan asli daerah akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:

1. Pajak Daerah

Menurut Marihot. P. Siahaan (2005:7) pajak daerah adalah pungutan dari masyarakat oleh Negara (pemerintah) berdasarkan uang- uang yang bersifat dapat dipaksakan dan terutang oleh yang wajib membayarnya dengan tidak mendapat prestasi kembali (kontraprestasi/balas jasa) secara langsung, yang hasilnya untuk membiayai pengeluaran Negara dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh daerah kepada orang pribadi atau kelompok tanpa imbalan lansung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.

Dengan demikian, pajak daerah merupakan pajak yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dengan peraturan daerah (Perda), yang wewenang pemungutannya dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah daerah dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah. Karena pemerintah daerah di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu

pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, pajak daerah di Indonesia dewasa ini juga dibagi menjadi dua, yaitu pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota.

Jenis-jenis Pajak Daerah Kabupaten Atau Kota

Menurut Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Jenis Pendapatan Pajak Kabupaten/kota tersusun dari :

• Pajak Hotel,

• Pajak Restoran,

• Pajak Hiburan,

• Pajak Reklame,

• Pajak penerangan jalan,

• Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C,

• Pajak Parkir.

Dari pengertian pajak daerah tersebut diatas maka dapat diartikan bahwa pemungutan pajak daerah merupakan wewenang daerah yang diatur dalam undang-undang tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah dan Hasilnya digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah itu sendiri.

2. Retribusi Daerah

Menurut Yani (2002:55) ”Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah untuk kepentingan pribadi atau badan”.

2.6.3. Jenis-Jenis Retribusi Daerah

Menurut Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah jenis pendapatan retribusi untuk kabupaten /kota meliputi objek pendapatan berikut:

• Retribusi Pelayanan Kesehatan,

• Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan,

• Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP,

• Retribusi Penggantian Biaya Cetak Akta Catatan sipil,

• Retribusi Pelayanan Pemakaman,

• Retribusi Pengabuan Mayat,

• Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum,

• Retribusi Pelayanan Pasar,

• Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor,

• Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran,

• Retribusi Penggantian Biayan Cetak Peta,

• REtribusi Pengujian Kapal Perikanan,

• Reetribusi Pemakaian Kekayaan Daerah,

• Retribusi Jasa Usaha Pasar Grosir atau Pertokoan,

• Retribusi Jasa Usaha Tempat Pelelangan,

• Retribusi Jasa Usaha Terminal,

• Retribusi jasa Usaha Khusus Parkir,

• Retribusi Jasa Usaha Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa,

• Retribusi jasa Usaha Penyedotan Kakus,

• Retribusi Jasa Usaha Pelayanan Pelabuhan KApal,

• Retribusi Jasa Usaha Tempat Rekreasi dan Olahraga,

• Retribusi Jasa Usaha Penyeberangan di atas Air,

• Retribusi Jasa Usaha Pengolahan Limbah Cair,

• Retribusi Jasa Usaha Penjualan Produksi Usaha Daerah,

• Retribusi Izin Mendirikan Bangunan,

• Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol,

• Retribusi Izin Gangguan,

• Reetribusi Izin Trayek.

2.6.4. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah Yang Dipisahkan.

Menurut Halim (2004:68),”Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan merupakan penerimaan daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan”.

Menurut Halim (2004:68), jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut:

• Bagian laba perusahaan milik daerah

• Bagian laba lembaga keuangan bank

• Bagian laba keuangan nonbank

• Bagian laba atas penyertaan modal/investasi.

Sumber penerimaan PAD yang lainnya yang menduduk i peran penting setelah pajak dan retribusi daerah adalah bagian Pemerintah Daerah atas laba

Badan Usaha Milik Daerah(BUMD). Menurut Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Hasil perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pegelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan atau Bagian Laba BUMD merupakan penerimaan daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.

BUMD merupakan badan usaha yang didirikan seluruhnya atau sebagian dengan modal daerah. Tujuan didirikannya BUMD adalah dalam rangka menciptakan lapangan kerja atau mendorong pembangunan ekonomi daerah. Selain itu, BUMD juga merupakan cara yang lebih efisien dalam melayani masyarakat, dan merupakan salah satu sumber penerimaan daerah. Bagian laba BUMD tersebutt digunakan untuk membiayai pembangunan daerah dan anggaran belanja daerah, setelah dikurangi dengan penyusutan, dan pengurangan lain yang wajar dalam BUMD.

BUMD sebenarnya juga merupakan salah satu potensi sumber keuangan bagi daerah yang perlu terus ditingkatkan guna mendukung pelaksaan otonomi daerah. Besarnya kontribusi laba BUMD dalam Pendapatan Asli Daerah dapat menjadi indikator kuat dan lemahnya BUMD dalam suatu daerah.

Jenis pendapatan ini meliputi Objek Pendapatan berikut:

• Bagian Laba Perusahaan Milk Daerah,

• Bagian Laba Lembaga Keuangan Bank,

• Bagian Laba Lembaga Keuangan NonBank,

2.6.5. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Menurut Halim (2004:69)”Pendapatan ini merupakan penerimaan daerah yang berasal dari lain-lain milik pemerintah daerah”.

Menurut Halim(2004:69) jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut;1) hasil penjualan asset daerah yang tidak dipisahkan, 2) penerimaan jasa giro, 3) penerimaan bunga deposit, 4) denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, 5) penerimaan ganti rugi atas kerugian/kehilangan kekayaan daerah”.

Menurut Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, Lain-Lain Pad yang sah meliputi:

• Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan,

• Jasa giro,

• Pendapatan bunga,

• Keuntungan selisih nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing, dan

• Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulam data ataupun informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Dokumen terkait