• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendapatan Daerah

KEUANGAN PEMERINTAH

A. Pendapatan Daerah

Realisasi pendapatan APBD DKI Jakarta pada triwulan II 2013 mencapai 26,8% atau sebesar Rp11,1 triliun. Terlambatnya pengesahan APBD Pemprov DKI diperkirakan turut berperan dalam menyebabkan realisasi pendapatan hingga triwulan II 2013 yang lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama di 2012. Realisasi tersebut jauh lebih rendah dibandingkan pencapaian triwulan yang sama di tahun 2012 sebesar Rp14,9 triliun atau 48,66% dari total anggaran. Dari keseluruhan pendapatan APBD DKI Jakarta, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berhasil terserap sebesar 24,3% dari total anggaran PAD atau senilai Rp6,5 triliun. Realisasi PAD terbesar bersumber dari Pajak daerah senilai Rp5,6 triliun (25,6%). Di sisi lain, penerimaan dari retribusi daerah masih relatif rendah yakni Rp83,5 miliar atau baru 5,6%, sangat jauh di bawah realisasi penerimaan dari retribusi pada triwulan II tahun lalu yang mencapai 151%. Khusus terkait dengan kinerja penerimaan pajak dan restribusi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengajukan tarif baru untuk parkir jalan kepada DPRD. Kenaikan tarif diusulkan 4 kali lipat dari tarif parkir jalan saat ini (dari Rp2,000 menjadi Rp8,000 per jam) yang diperkirakan dapat meningkatkan peningkatan PAD dari retribusi secara signifikan. Pendapatan restribusi daerah dari parkir tahun 2012 lalu mencapai Rp24,3 miliar, sedangkan untuk tahun ini ditargetkan mencapai Rp26,2 miliar. Jika diberlakukan tarif baru, diperkirakan PAD dari retribusi parkir dapat melonjak hingga dua kali lipat. Selain untuk meningkatkan pendapatan, kenaikan tarif parkir juga untuk membatasi penggunaan kendaran bermotor pribadi dan mendorong penggunaan parkir gedung. Rendahnya realisasi PAD juga terkait dengan masih minimalnya pendapatan dari hasil pengelolaan kekayaan daerah (yang dipisahkan) yang baru mencapai 23,4%.

Triwulan II 2013

Sama halnya dengan penyerapan PAD, pendapatan transfer juga baru terserap Rp4,7 triliun atau 42,2%. Turunnya pendapatan transfer berasal dari turunnya transfer dana perimbangan

Tabel IV.1 Perkembangan Pendapatan APBD DKI Jakarta, 2011-2013

B. Belanja Daerah

Belanja APDB DKI Jakarta pada triwulan II 2013 tercatat sebesar Rp8 triliun atau 17,6% dari total anggaran belanja. Realisasi belanja tersebut lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II 2012 yang mencapai 29,5% atau sebesar Rp10 triliun. Salah satu faktor realisasi belanja yang rendah tersebut adalah mundurnya pencairan gaji ke-13 PNS yang pada tahun 2012 dilakukan pada triwulan II 2013. Realisasi belanja pada triwulan laporan terutama didukung oleh belanja operasi sebesar Rp7,6 triliun atau 25,5% dari total anggaran belanja operasional. Belanja operasional yang terbesar adalah belanja barang.

Sementara itu, belanja modal baik untuk pembelian tanah, peralatan dan mesin, gedung, jalan, dan aset tetap lainnya masih sangat kecil, yakni sebesar 2,9% atau senilai Rp451,6 miliar. Penyerapan belanja modal tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan serapan pada periode yang sama di 2012. Di tengah berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah Pusat maupun Daerah untuk mengakselerasi realisasi belanja, masih ditemui berbagai masalah terkait dengan proses administrasi pengadaan terutama untuk pengadaan jasa dimana proses kualifikasi vendor merupakan hal yang krusial. Selain itu juga ditemui berbagai masalah teknis pada implementasi program. Sejumlah SKPD juga mengembalikan dana anggaran yang tidak

Anggaran (miliar Rp) Realisasi TW II (miliar Rp) Serap (%) Anggaran (miliar Rp) Realisasi TW II (miliar Rp) Serap (%) PENDAPATAN 30,642.7 14,909.7 48.66 41,525.3 11,142.2 26.83 PAD 18,685.0 10,072.00 53.90 26,670.4 6,470.2 24.26 Pajak Daerah 15,625.0 8,240.82 52.74 21,918.0 5,619.8 25.64 Retribusi Daerah 500.0 755.20 151.04 1,500.0 83.5 5.57 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 360.0 226.01 62.78 415.2 97.0 23.37 Lain-Lain PAD 2,200.0 849.98 38.64 2,837.2 669.8 23.61

PENDAPATAN TRANSFER 10,424.6 4,837.68 46.41 11,065.5 4,672.0 42.22

Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 9,111.5 211.03 2.32 9,249.0 4,167.4 45.06

Dana Bagi Hasil Pajak 8,750.0 3.54 0.04 8,692.2 3,998.6 46.00 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 151.6 46.88 30.94 255.6 94.0 36.78 Dana Alokasi Umum 209.9 160.61 76.51 301.2 75.2 24.97

Dana Alokasi Khusus - - - - -

-Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 1,313.1 0.89 0.07 1,816.6 504.6 27.8 Dana Otonomi Khusus - - - - -

-Dana Penyesuaian 1,313.1 - - 1,816.6 -

-Transfer Pemerintah Provinsi - - - - -

-Pendapatan Bagi Hasil Pajak -Pendapatan - - - - -

-Bagi Hasil Lainnya - - - - -

-LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 1,533.1 - - 3,789.4 -

-Pendapatan Hibah 1,533.1 - - 3,789.4 -

-Pendapatan Dana Darurat - - - - -

-Pendapatan Lainnya - - - - -

-APBD 2012 APBD 2013

Triwulan II 2013

dapat diserap ke kas Pemerintah Daerah untuk digunakan keperluan lain di semester II 2013. Diantara SKPD tersebut adalah Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perumahan dan Gedung Pemda dan Dinas Pendidikan. Adapun SKPD yang masih rendah tingkat penyerapan belanjanya hingga pertengahan Juni 2013 (di bawah 5%) adalah Dinas Perumahan dan Gedung Pemda, dan Dinas Perhubungan. Dinas Pendidikan sendiri termasuk yang penyerapannya tertinggi di triwulan II 2013 sebesar lebih dari 20%.

Tabel IV.2 Perkembangan Belanja APBD DKI Jakarta, 2011-2013

Pada awal triwulan laporan, Pemprov DKI Jakarta telah mengajukan APBD Perubahan 2013 menjadi Rp50,1 triliun yang sedang dalam tahap pembahasan. Perubahan APBD tersebut tidak terlalu besar mengingat perubahan lebih disebabkan oleh peralihan atau penggantian kegiatan serta adanya beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mengembalikan anggaran belanja yang tidak terserap. Anggaran yang dikembalikan tersebut akan digunakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) kepada 3 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yakni Bank DKI, PT. Jakarta Propertindo, dan PD. Sarana Jaya.

C. Pembiayaan Daerah

Realisasi pembiayaan APBD Pemprov DKI Jakarta pada triwulan II 2013 sebesar Rp7,9 triliun. Realisasi tersebut sudah melebihi anggaran pembiayaan sebesar Rp5,2 triliun atau telah terealisasi 152,1%. Tingginya pembiayaan APBD pada triwulan II 2013 disebabkan oleh penggunaan SiLPA sebesar Rp8,3 triliun atau 99,6% dari anggaran penggunaan SiLPA.

Anggaran (miliar Rp) Realisasi TW II (miliar Rp) Serap (%) Anggaran (miliar Rp) Realisasi TW II (miliar Rp) Serap (%) BELANJA 33,827.0 9,960.7 29.45 45,576.3 8,020.1 17.60 BELANJA OPERASI 22,823.3 9,062.01 39.71 29,735.3 7,568.5 25.45 Belanja Pegawai 11,405.9 4,826.80 42.32 12,808.9 3,168.1 24.73 Belanja Barang 10,013.2 3,360.47 33.56 13,300.7 3,608.1 27.13 Belanja Bunga 4.4 1.72 39.44 4.4 0.0 -Belanja Hibah 1,367.2 870.78 63.69 2,023.3 610.2 30.16 Belanja Bantuan Sosial 31.2 2.24 7.18 1,551.7 182.0 11.73 Belanja Bantuan Keuangan 1.4 - - 46.4 0.0

-BELANJA MODAL 10,944.4 895.85 8.19 15,732.6 451.6 2.87 Belanja Tanah - - - 4,016.2 -

-Belanja Peralatan dan Mesin - - - 5,114.8 -

-Belanja Gedung dan Bangunan - - - 3,322.5 -

-Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan - - - 2,425.7 -

-Belanja Aset Tetap Lainnya - - - 853.3 -

-BELANJA TIDAK TERDUGA 59.4 3 5 108.4 -

-Belanja Tidak Terduga 59.4 - - 108.4 -

-TRANSFER - - - - -

-Bagi Hasil Pajak ke Kab/Kota/Desa - - - - -

-Bagi Hasil Retribusi ke Kab/Kota/Desa - - - - -

-Bagi Hasil Lainnya ke Kab/Kota/Desa - - - - -

-Transfer Lainnya ke Kab/Kota/Desa - - - - -

-APBD-P 2012 APBD 2013

Triwulan II 2013

Tabel IV. 3 Perkembangan Pembiayaan APBD DKI Jakarta, 2011-2013

Realisasi penerimaan pajak daerah DKI Jakarta pada triwulan II 2013 mencapai Rp5,6 triliun atau sebesar 25,6% dari target yang ditetapkan. Pertumbuhan pajak tertinggi secara triwulanan (qtq) terdapat pada Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah & Bangunan (BPHTB). Namun, realisasi penyerapan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) masih sangat kecil dibandingkan dengan target yang ditetapkan, terkait dengan waktu jatuh tempo pembayaran PBB hingga akhir Agustus 2013. Disamping itu, juga terlihat adanya peningkatan pajak parkir dan Pajak Bahan Bakar-Kendaraan Bermotor (PBB-KB) yang cukup signifikan. Hal tersebut mengindikasikan adanya peningkatan konsumsi bahan bakar dan jumlah pergerakan kendaraan bermotor di jakarta. Apabila dibandingkan dengan triwulan II tahun 2012, maka Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) mencatatkan pertumbuhan yang tertinggi yang disebabkan oleh adanya kenaikan tarif di awal triwulan laporan. Hingga semester I 2013, penerimaan pajak dari wajib pajak di Jakarta mencapai Rp10,1 triliun atau naik 25% dibandingkan periode yang sama di 2012. Meskipun demikian, realisasi penerimaan pajak hingga semester I 2013 baru mencapai 46% dari target, sedangkan pada periode yang sama di tahun lalu tercapai lebih dari 50%. Ke depan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki komitmen untuk meningkatkan serapan pendapatan pajak sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan kapasitas fiskal APBD yang dapat digunakan untuk mendukung berbagai program kegiatan seperti pembangunan rumah susun dan pembebasan lahan untuk Ruang terbuka Hijau (RTH).

Anggaran (miliar Rp) Realisasi TW II (miliar Rp) Serap (%) Anggaran (miliar Rp) Realisasi TW II (miliar Rp) Serap (%) PEMBIAYAAN 3,184.3 6,292.36 197.61 5,170.1 7,864.6 152.12 0 0 0 0 0 0 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 5,380.6 6,415.29 119.23 8,454.6 8,314.6 98.35 Penggunaan SiLPA 3,680.6 6,415.29 174.30 8,344.6 8,314.6 99.64

Pencairan dana cadangan - - - - -

-Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - - - - -

-Penerimaan Pinjaman Daerah & Obligasi Daerah 1,700.0 - - 110.0 0.0

-Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman - - - - -

-PENGELUARAN PEMBIAYAAN 2,196.3 122.93 5.60 4,403.6 450.0 10.22 Pembentukan Dana Cadangan - - - - -

-Penyertaan Modal (Investasi) Daerah 2,131.7 118.84 5.57 4,345.4 450.0 10.36 Pembayaran Pokok Utang 11.2 4 36 58.2 0.0

-Pemberian Pinjaman Daerah 53 - - - -

-APBD-P 2012 APBD 2013

Triwulan II 2013

Tabel IV. 4 Perkembangan Realisasi Pendapatan Pajak di DKI Jakarta, 2013

PKB 1,093,068,857,265 1,180,720,913,250 108.02% 113.13% BBN-KB 1,516,293,491,900 1,602,172,297,500 105.66% 107.87% PBB-KB 210,294,173,788 246,529,641,850 117.23% 110.47% P. HOTEL 245,952,029,763 285,902,555,399 116.24% 117.35% P. RESTORAN 362,528,354,355 374,188,775,984 103.22% 126.76% P. HIBURAN 89,375,343,366 100,042,561,125 111.94% 109.30% P. REKLAME 140,931,583,166 163,533,693,979 116.04% 142.13% PPJ 145,715,883,257 157,557,012,765 108.13% 115.70% PAT 25,246,594,298 24,989,248,318 98.98% 96.92% P. PARKIR 65,638,643,502 76,921,370,311 117.19% 161.90% BPHTB 446,012,707,967 915,243,526,861 205.21% 112.72% PBB 118,619,192,282 492,440,557,081 415.14% 0.00% JUMLAH 4,341,057,662,645 5,620,242,154,423 129.47% 124.37% Jenis Pajak Persentase Kenaikan Realisasi Tw II 2013 (yoy) Persentase Kenaikan Realisasi Tw II 2013 (qtq) Realisasi Triwulan II 2013 Realisasi Triwulan I 2013

Triwulan II 2013

Triwulan II 2013

BAB V

Dokumen terkait