• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUSEUM LAMPUNG

4.2. PENDAPATAN DAERAH

Pendapatan daerah pada tahun 2020 terealisasi Rp27.018.022.470.375 turun dibanding tahun sebelumnya, tahun 2019 sebesar Rp29.846.573.543.263 sedangkan 2018 sebesar Rp28.712.61.667.270

Tabel 4.2 Jenis Pendapatan Daerah Tahun 2018-2020 Daerah Lampung

Sumber : LRA Pemda Lingkup Daerah Lampung

4.2.1. Dana Transfer/Perimbangan

Dana Transfer ke Daerah adalah bagian dari belanja negara dalam rangka mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskal, yaitu berupa dana perimbangan, dana otonomi khusus, dana penyesuaian.

Dana transfer/perimbangan sampai dengan saat ini masih cukup besar menyumbang Pendapatan Daerah, kontribusi belanja negara terhadap komponen pendapatan daerah dalam APBD masih cukup tinggi. Sumber pendanaan APBD masih sangat bergantung dengan penerimaan Dana Perimbangan. Untuk mengetahui kontribusi belanja daerah terhadap komponen pendapatan daerah dalam APBD perlu dilakukan analisis ruang fiskal dan kemandirian daerah.

59 Analisa Ruang Fiskal dan Kemandirian 1) Ruang Fiskal

Pendapatan dikurangi alokasi earmarked (DAK) dan belanja wajib (belanja pegawai dan belanja barang yang mengikat).

Grafik 4.1 Ruang Fiskal Kabupataen, Kota, dan Provinsi TA 2020

Sumber : LRA Pemda Daerah Lampung TA 2020

Dari hasil analisis ini, tertinggi untuk kabupaten dan kota adalah Kabupaten Tulang Bawang sebesar 61.89 persen. Tingginya angka ini dapat disebabkan oleh pendapatan yang tidak dibatasi penggunaanya. Adapun ruang fiskal terendah adalah Provinsi Lampung sebesar 7 persen. Rendahnya angka ini disebabkan tingginya pendapatan yang bersifat earmarked serta belanja wajib, khususnya belanja pegawai.

Dari keseluruhan ruang fiskal Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, rata-rata Provinsinya adalah sebesar 29.34 persen. Terdapat 10 kabupaten yang berada dibawah rata-rata Provinsi yaitu (1) Provinsi Lampung, (2) Kabupaten Pesawaran Barat, (3) Kabupaten Tulang Bawang Barat, (4) Kabupaten Mesuji, (5) Kabupaten Pringsewu, (6) Kabupaten Pesawaran, (7) Kabupaten Lampung Utara, (8) Lampung Timur, (9) Lampung Timur, (10) Lampung Barat.

Meningkatnya pendapatan di berbagai sektor dan penurunan kewajiban pembayaran utang juga dapat memunculkan ruang fiskal. Selain itu, penggunaan anggaran yang

20,09

60

efektif dapat menunjang terciptanya ruang fiskal yang dapat memberi ruang dalam pembangunan suatu daerah. Dalam hal ini, perencanaan dan penganggaran yang dituangkan dalam APBD suatu daerah memegang peranan sangat penting.

Pemerintah daerah diharapkan memiliki terobosan untuk memanfaatkan ruang fiskal yang ada untuk memacu pertumbuhan ekonomi daerah.

2) Rasio Kemandirian

Rasio kemandirian daerah ditunjukan oleh rasio PAD terhadap total pendapatan serta rasio dana transfer terhadap total pendapatan. Rasio PAD terhadap total pendapatan memiliki makna yang berkebalikan dengan rasio transfer terhadap total pendapatan.

Semakin besar angka rasio PAD maka semakin besar tingkat kemandiriannya.

Sebaliknya, semakin besar angka rasio transfer, maka semakin kecil tingkat kemandirian daerah dalam mendanai belanja daerahnya. Oleh karena itu, daerah yang memiliki tingkat kemandirian yang baik adalah daerah yang memiliki rasio PAD yang tinggi sekaligus rasio transfer yang rendah

Grafik 4.2 Rasio Kemandirian (PAD & Daper)

Sumber : LRA Pemda Lampung 2020

Dari grafik tersebut terlihat bahwa Provinsi Lampung memiliki rasio PAD yang paling tinggi, yaitu sebesar 40,89 persen, sedangkan terendah adalah Kabupaten Tulang Bawang Barat sebesar 4,93 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Provinsi Lampung memiliki tingkat kemandirian daerah yang paling baik dibandingkan kabupaten-kabupaten lainnya. Tingginya tingkat kemandirian di Provinsi Provinsi Lampung karena tingginya sumber-sumber PAD khususnya dari pajak daerah dan retribusi

20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

Rasio PAD Rasio Daper

61

daerah, sedangkan rendahnya tingkat kemandirian Kabupaten Tulang Bawang Barat karena rendahnya pajak daerah dan retribusi daerah tersebut.

Dari segi rasio dana transfer terhadap total pendapatan, Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan daerah dengan rasio tertinggi yaitu sebesar 74,02 persen sedangkan yang terendah adalah Kota Bandar Lampung yaitu 44.75 persen. Hal ini menunjukan bahwa Kabupaten Tulang Bawang Barat memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap dana transfer dalam mendanai APBD-nya.

Semua daerah Lampung belum ada yang ideal karena tidak ada daerah kabupaten/kota yang memilki rasio PAD yang lebih tinggi dan rasio dana transfer terendah

4.2.2. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. PAD diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan utama dalam APBD. Rata-rata keseluruhan PAD di Lampung terhadap pendapatan adalah 12,81%, prosentasi Dana transfer terhadap Pendapatn 65,00%, sedangkan prosentase PAD terhadap belanja 12,14%

.Tabel 4.3 Perbandingan PAD Kota/Kabupaten/ Provinsi % PAD

Terhadap Pendapatan

% DT Terhadap Pendapatan

% PAD Terhadap

Belanja

Bandar Lampung 37.64 44.75 35.88

Metro 21.93 64.36 19.73

Pesawaran 5.87 65.78 5.83

Pringsewu 9.19 65.33 8.87

Tulang Bawang Barat 4.93 74.02 4.35

Pesisir Barat 6.53 69.19 6.07

Lampung Timur 7.76 65.70 7.12

Way Kanan 5.02 66.68 5.17

Lampung Selatan 12.96 66.30 11.44

Lampung Tengah 7.55 65.56 7.02

Lampung Utara 7.58 66.04 7.33

Lampung Barat 6.46 70.26 6.26

Tulang Bawang 9.49 66.35 8.96

Tanggamus 15.48 61.99 15.05

Mesuji 5.67 69.37 5.01

Provinsi 40.89 58.27 40.13

Rata-rata keseluruhan 12.81 65.00 12.14

Sumber : LRA Pemda Lampung 2020

62 Perbandingan PAD atas Total Pendapatan

PAD Provinsi Lampung berkontribusi sebesar 40,89 persen terhadap total pendapatan, tertinggi diantara kabupaten/kota di wilayah Provinsi Lampung. Sedangkan kontribusi PAD Kabupaten Tulang Bawang Barat terhadap total pendapatan tergolong sangat rendah yaitu sebesar 4,93 persen.

Perbandingan PAD atas Total Belanja

PAD sebagai salah satu sumber pendapatan yang digunakan untuk membiayai pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangannya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kontribusi PAD Provinsi Lampung terhadap total belanja adalah 40,13 persen artinya Provinsi Lampung memilki kemampuan untuk mendanai belanja sebesar 40,13 persen sedangkan kekurangannya ditutup dengan dana dari sumber lainnya.

Perbandingan Dana Transfer atas Total Pendapatan

Dana transfer merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang kontribusnya cukup tinggi terhadap total pendapatan. Dana transfer merupakan dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan. Kontribusi dan transfer terhadap total pendapatan masih tinggi yaitu diatas 50 persen. Semakin rendah angka persentasenya berarti semakin rendah tingkat ketergantung daerah tersebut terhadap dana transfer. Bandar Lampung merupakan daerah yang memiliki tingkat ketergantungan terhadap dana transfer paling rendah (44.75 persen), sedangkan Kabupaten Tulang Bawang Barat memiliki tingkat ketergantungan paling tinggi (74,02 persen).

4.2.3. Pendapatan Lain-lain

Pendapatan Lain-lain dalam APBD terdiri dari Pendapatan Hibah, Pendapatan Dana Darurat dan Pendapatan Lainnya. Secara agregat, Pendapatan Lain-lain yang sah memberikan kontribusi sebesar 18,81 persen terhadap total pendapatan daerah.

Tabel 4.4 Pendapatan Lain-lain Pemda se-Lampung 2020

Kab/Kota/

63

Sumber : LRA Pemda Lampung 2020

Prosentase realisasi terhadap pendapatan Kabupaten Tanggamus yang tertinggi yaitu 27.23%, sedangkan Kabupaten Way Kanan paling rendah yaitu 6.31%