• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendapatan Daerah

Dalam dokumen upload dokumen BAB III FINAL (Halaman 27-33)

Rencana pendapatan daerah yang akan dianggarkan dalam APBD Tahun anggaran 2015 merupakan perkiraan yang terukur secara rasional, dan memiliki kepastian serta dasar hukum penerimaannya. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana lancar, yang merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Proyeksi penerimaan pendapatan daerah Kabupaten Maros tahun 2010-2015, diperkirakan mengalami penigkatan sebesar 10-15%.

1.1 Kebijakan Pendapatan Asli Daerah

Dalam pelaksanaan otonomi daerah, masing-masing daerah dituntut untuk dapat lebih kreatif dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)nyn guna meningkatkan akuntabilitas dan keleluasaan dalam pembelanjaan APBD, tapi tetap harus mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Potensi daerah yang besar dan sangat diharapkan adalah dari pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah. Terlebih lagi dengan adanya kebijakan penerimaan PBB sektor perkotaan yang menjadi kewenangan daerah. Kenaikan PAD sangat diharapkan dari penerimaan PBB sektor perkotaan dan penerimaan BPHTB.

Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam penganggaran PAD, adalah:

1. Penganggaran pajak dan retribusi daerah berpedoman pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

2. Pendapatan yang bersumber dari Pajak Kendaraan Bermotor paling sedikit 10% (sepuluh persen dialokasikan untuk mendanai pembangunan dan/atau pemeliharaan jalan serta peningkatan moda dan sarana transportasi umum.

kabupaten/kota, dialokasikan paling sedikit 50% (lima puluh persen) untuk mendanai pelayanan kesehatan masyarakat dan penegakan hukum oleh aparat yang berwenang.

4. Pendapatan yang bersumber dari Pajak Penerangan Jalan sebagian dialokasikan untuk penyediaan penerangan jalan.

1.2 Kebijakan Dana Perimbangan

Untuk mengurangi ketimpangan antara pusat dan daerah, diberlakukan sistem bagi hasil penerimaan pajak dan bukan pajak antara pemerintah pusat dan daerah. Pola bagi hasil penerimaan ini dilakukan dengan persentase tertentu yang didasarkan atas daerah penghasil dan ditetapkan melalui Peraturan Menteri Keuangan. Penganggaran Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) didasarkan pada Peraturan Presidan dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK).

1.3 Kebijakan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku tahun berjalan. Dalam hal regulasi dimaksud belum ditetapkan, penganggaran didasarkan pada alokasi dana tahun anggaran sebelumnya. Apabila regulasi tersebut diterbitkan setelah Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2015 ditetapkan, maka pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi dana dimaksud pada Peraturan Daerah tentang APBD Perubahan Tahun Anggaran 2015. Penerimaan Bagi Hasil Pajak dari Provinsi diharapkan akan meningkat terutama pada penerimaan Bagi hasil dari Pajak kendaraan bermotor seiring dengan semakin bertambahnya jumlah kendaraan dari tahun ke tahun, peningkatan juga diharapkan bersumber dari bagi hasil dari bea balik nama kendaraan bermotor serta dari pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah.

Selain itu, dengan peraihan penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), kenaikan diharapkan dari penerimaan Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, yaitu pada komponen Dana Insentif Daerah (DID).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kebijakan perencanaan pendapatan daerah, sebagai berikut :

1. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana lancar sebagai hak pemerintah daerah dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.

2. Seluruh pendapatan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto, artinya bahwa jumlah pendapatan yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut dan/atau dikurangi dengan bagian pemerintah pusat/daerah lain dalam rangka bagi hasil.

3. Pendapatan daerah merupakan perkiraan yang terukur dan rasional yang dapat dicapai dengan memperhatikan kondisi perekonomian yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2015, realisasi penerimaan pendapatan tahun sebelumnya, serta ketentuan peraturan perundang-undangan terkait. Dan sangat penting diperhatikan agar kebijakan penganggaran pendapatan agar tidak memberatkan masyarakat dan dunia usaha.

4. Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah maka dalam rangka peningkatan pendapatan dari sektor PAD, perlu diambil langkah-langkah pada optimalisasi pengelolaan pendapatan dan keuangan daerah melalui peningkatan intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan sesuai kewenangan dan potensi yang ada.

1.4 Target Pendapatan Daerah

Target Pendapatan Daerah Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2015 diproyeksikan sebesar Rp 1.136.471.621.778,00 apabila dibandingkan dengan target Pendapatan Daerah perubahan Tahun 2014 sebesar Rp 1.043.529.935.692,00 maka terjadi peningkatan sebesar Rp 92.941.686.086,00 atau 8,91 %. Adapun Pendapatan Daerah

tersebut, bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 125.789.700.000,00. Dana Perimbangan sebesar Rp 744.628.700.500,00.

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar Rp 266.053.221.278,00.

Berikut rincian dari target Pendapatan Daerah Kabupaten Maros Tahun 2015, sebagai berikut :

1.4.1 Target Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Maros yang bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, serta lain-lain PAD yang sah, secara keseluruhan untuk tahun 2015

Rp 24.232.699.954,00 atau 16,15% dari target perubahan Tahun 2014 sebesar Rp 150.022.399.954,00

Komponen Pendapat Asli Daerah tersebut, dengan rincian sebagai berikut:

a. Pajak Daerah

Penerimaan pajak daerah Tahun Anggaran 2015 secara keseluruhan

diproyeksikan sebesar Rp. 64.600.500.000,00 meningkat 9,12% atau Rp 5.401.500.000,00 dari target perubahan Tahun 2014 sebesar Rp 59.199.000.000,00. Kenaikan ini diproyeksikan bersumber dari penerimaan

PBB dab BPHTB sektor perkotaan. Hal ini ditunjang dengan adanya pendataan kembali terhadap data pemilik tanah dan bangunan.

b. Retribusi Daerah

Penerimaan Tahun Anggaran 2015 dari sektor retribusi daerah secara keseluruhan diproyeksikan sebesar Rp 34.689.200.000,00 mengalami penurunan sekitar 28,36% dari target perubahan anggaran tahun 2014 yaitu sebesar Rp 48.418.264.954,00.

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

Penerimaan Tahun Anggaran 2015 secara keseluruhan diproyeksikan sebesar Rp 6.500.000.000,00 mengalami kenaikan sekitar 30,00% dari target penerimaan anggaran perubahan tahun 2014 sebesar Rp 5.000.000.000,00

d. Lain-lain PAD yang sah

Penerimaan Tahun Anggaran 2015 secara keseluruhan diproyeksikan sebesar Rp 20.000.000.000,00 menurun sekitar 46,53% dari target perubahan tahun 2014, yaitu sebesar Rp 37.405.135.000,00

1.5 Target Dana Perimbangan

Dana perimbangan bersumber dari Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Secara keseluruhan, untuk tahun 2015 diproyeksikan sebesar Rp 744.628.700.500,00 meningkat sebesar Rp 30.518.642.762,00 atau 4,27% dari target Anggaran Perubahan Tahun 2014 sebesar Rp 714.110.057.738,00.

Komponen Dana Perimbangan tersebut, dengan rincian sebagai berikut:

a. Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak

Bagi hasil Pajak/ bukan pajak untuk tahun anggaran 2015 diproyeksikan sebesar Rp 21.084.902.500,00 mengalami penurunan sebesar Rp 43,238,00 dari target anggaran

perubahan tahun 2014 yaitu Rp 21.084.945.738,00.

b. Dana Alokasi Umum (DAU)

Dana Alokasi Umum (DAU) untuk tahun anggaran 2015 diproyeksikan sebesar Rp 645.209.768.000,00,- bila dibandingkan dengan target Anggaran Perubahan tahun

2014 sebesar Rp 614.598.482.000,- mengalami kenaikan sebesar Rp 30.611.286.000,00,- atau sebesar 4,98%.

c. Dana Alokasi Khusus (DAK)

Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk tahun anggaran 2015 diproyeksikan sebesar Rp 78.334.030.000,00 menurun sebesar Rp 92.600.000,00 atau 0,12% dari target Anggaran

Perubahan tahun 2014 sebesar Rp 78.426.630.000,00.

Dana Perimbangan masih mendominasi total penerimaan pendapatan daerah selama kurun waktu 2010-2015. Hal ini menunjukkan masih dominannya ketergantungan pemerintah daerah terhadap sumber pendapatan daerah yang berasal dari pemerintah pusat dan masih rendahnya kemampuan fiskal yang dimiliki oleh daerah dalam membiayai pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan. Untuk itu diperlukan kebijakan serta kreatifitas pemerintah daerah dalam menggali potensi-potensi yang dimiliki untuk dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan daerah yang baru.

1.6 Target Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah

Secara keseluruhan untuk tahun 2015 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah diproyeksikan sebesar Rp 266.053.221.278,00 naik sebesar Rp 86.655.743.278,00 atau 48,30% dari target Anggaran Perubahan Tahun 2014 sebesar Rp 179.397.478.000,00.

Adapun rincian dari setiap komponen pembentuk Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dan proyeksinya pada tahun anggaran 2015 terurai sebagai berikut:

a. Dana Hibah untuk tahun anggaran 2015 diproyeksikan sebesar Rp 10.000.000.000 mengalami penurunan sebesar Rp 2.000.000.000,000 atau sekitar 16,67% dari target Anggaran Perubahan tahun 2014 yaitu sebesar Rp 12.000.000.000,00

b. Bagi Hasil dari Provinsi dan dari Pemerintah Daerah Lainnya untuk tahun anggaran 2015 diproyeksikan sebesar Rp 43.630.600.000,00. Bila dibandingkan dengan target Anggaran

Rp 5.500.000.000,00 atau sebesar 14,42%. Kenaikan ini diproyeksikan bersumber dari kenaikan jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya, sehingga meningkatkan bagi hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, serta Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor. Juga diharapkan peningkatan pada Bagi Hasil Pemanfaatan Air Bawah Tanah.

c. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus untuk tahun 2015 diproyeksikan sebesar Rp 197.542.077.278,00 meningkat sebesar Rp 90.775.199.278,00 atau 85,02% dari

target anggaran perubahan tahun 2014 sebesar Rp 106.766.878.000,00. Kenaikan ini diproyeksikan dari penerimaan Dana Insentif Daerah (DID). Dengan peraihan WTP, memungkinkan untuk mendapatkan kenaikan DID lebih dari tahun sebelumnya, diproyksikan meningkat 10% dari dana awal 2014.

d. Bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya tahun anggaran 2015

diproyeksikan sebesar Rp 14.880.544.00,00 mengalami penurunan sebesar Rp 7.619.456.000,00 atau sekitar 33,86 % dari dengan target APBD Perubahan 2014 yaitu

sebesar Rp 22.500.000.000,00.

1.6 Upaya-upaya Pemerintah dalam Mencapai Target Pendapatan

Beberapa upaya Pemerintah Kabupaten Maros yang dilakukan dalam rangka pencapaian target pendapatan, adalah sebagai berikut:

1. Penataan sistem pemerintahan pada segenap jajaran dan segenap tingkatan melalui program reformasi birokrasi, reformasi anggaran, dan reformasi sistem pengadaan barang dan jasa. 2. Meningkatkan dan memperbaiki infrastruktur yang dapat memberikan dampak terhadap

peningkatan pendapatan daerah, khususnya PAD.

3. Pengembangan sistem dan prosedur pemungutan dalam pembayaran pajak, retribusi, dan pendapatan yang lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Meningkatkan kualitas layanan dengan memanfaatkan sistem informasi manajemen melalui teknologi informasi sebagai pendukung utama kelembagaan.

5. Peningkatan kapabilitas dan profesionalisme sumberdaya manusia aparatur di bidang pendapatan dan pengelolaan keuangan daerah.

6. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi atas pendapatan dan penerimaan daerah.

7. Melakukan kajian potensi terhadap sumber-sumber pendapatan secara sistematis dan teruji dengan berbagai studi akademik terhadap potensi wilayah.

8. Melakukan audit atas pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah, pelaksanaan program kegiatan guna mendorong transparansi dan akuntabilitas.

9. Meningkatkan koordinasi antara pemerintah daerah dengan pemerintah provinsi dan pusat terhadap data-data potensi Dana Bagi Hasil (DBH) untuk kabupaten sesuai dengan potensi sumberdaya yang dimiliki.

10. Melakukan berbagai upaya yang bersifat insentif untuk pengembangan investasi yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

11. Melakukan penyederhanaan system administrasi pengelolaan pendapatan daerah melalui system pelayanan satu atap untuk meningkatkan kualitas pelayanan perijinan yang pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan jumlah pendapatan daerah.

Dalam dokumen upload dokumen BAB III FINAL (Halaman 27-33)

Dokumen terkait