• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendapatan dan Konsumsi Rumah Tangga

Dalam dokumen Ekonomi Pertanian di pedesaan (1) (Halaman 41-54)

1. Penerimaan, Biaya, dan Pendapatan dari Usahatani Sendiri a. Penerimaan

Pendapatan adalah selisih dari penerimaan dengan biaya. Penerimaan pada usahatani umumnya masih bersifat hasil kotor yang di dapat. Untuk menjalankan usahataninya petani menggunakan berbagai

sarana produksi dan juga tenaga kerja. Maka ada biaya yang harus dibayarkan.

Tabel 4.3.1.1 Penerimaan dari Usahatani Sendiri di Desa Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali Tahun 2013

Keterangan MT I MT II MT III Pemilik Penggarap Sawah 174.375.000 165.375.000 167.025.000 Tegal 16.250.000 1.500.000 19.900.000 Pekarangan - - - Jumlah 190.625.000 166.875.000 186.925.000 Rata-rata 95.312.500 83.437.500 93.462.500 Penyewa Sawah 15.300.000 15.300.000 15.300.000 Tegal - - -Pekarangan - - - Jumlah 15.300.000 15.300.000 15.300.000 Rata-rata 15.300.000 15.300.000 15.300.000 Penyakap Sawah 14.000.000 14.000.000 8.400.000 Tegal - - - Pekarangan - - -Jumlah 14.000.000 14.000.000 14.000.000 Rata-rata 14.000.000 14.000.000 14.000.000

Sumber: Data Primer

Dari data diatas, diketahui bahwa, penerimaan yang diperoleh oleh responden adalah dari hasil usahatani sawah dan tegal. Tidak ada responden yang memanfaatkan pekarangannya untuk usahatani. Hampir semua responden memperoleh penerimaan dari usahatani sawah. Hanya beberapa yang mendapat dari usahatani tegal.

Selama setahun, responden memanfaatkan lahannya untuk usahatani sebanyak 3 masa tanam. Setiap masa tanam memperoleh hasil penerimaan yang tidak tetap. Pada petani penyakap dan penyewa, tidak memiliki tegalan yang menghasilkan penerimaan. Mereka memperoleh penerimaan dari hasil sawah saja. Di desa Senting masa tanam pertama dan kedua adalah padi, dan masa tanam ketiga adalah palawija. Tapi, tetap penerimaan paling banyak pada penjualan padi, karena penjualan

kedelai tidak tetap tergantung musim. Mereka menggunakan sistem tadah hujan, jadi hasilnya tidak pasti.

b. Biaya

Biaya merupakan jumlah yang dikeluarkan untuk memperoleh sarana produksi dan tenaga kerja pada usahatani. Biaya merupakan jumlah yang benar-benar dikeluarkan. Berikut data biaya usahatani di Desa Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali.

Tabel 4.3.1.2 Biaya dari Usahatani Sendiri di DesaSenting, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali Tahun 2013

Keterangan MT I MT II MT III Pemilik Penggarap Sawah 25.412.700 22.962.700 18.439.100 Tegal 1.314.900 1.195.000 549.000 Pekarangan - - - Jumlah 26.727.600 24.157.700 18.988.100 Rata-rata 13.363.800 12.078.850 9.494.050 Penyewa Sawah 4.574.000 2.551.000 4.589.000 Tegal - - - Pekarangan - - - Jumlah 4.574.000 2.551.000 4.589.000 Rata-rata 4.574.000 2.551.000 4.589.000 Penyakap Sawah 2.346.000 2.346.000 956.700 Tegal - - - Pekarangan - - - Jumlah 2.346.000 2.346.000 956.700 Rata-rata 2.346.000 2.346.000 956.700

Sumber: Data Primer

Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa biaya yang dikeluarkan pada setiap masa tanam adalah berbeda-beda. Pengeluaran biaya ini dipengaruhi juga oleh adanya penyusutan dan pajak tanah. Biaya yang dikeluarkan untuk usahatani sawah lebih besar dari biaya yang dikeluarkan oleh usahatani tegal. Biaya ini meliputi untuk membeli benih, pupuk, tenaga kerja dal lain sebagainya. Jumlah responden petani

pemilik penggarap lebih banyak dari petani penyewa maupun penyakap. Sehingga biaya yang dikeluarkan juga lebih banyak.

Pada tenaga kerja, biasanya ada juga yang menggunakan tenaga kerja dari keluarga. Sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membayar tenaganya. Maka pengeluaran biaya dapat ditekan. Penggunaan tenaga kerja dari keluarga juga merupakan bentuk penekanan yang dilakukan responden untuk dapat memperoleh pendapatan yang lebih banyak.

c. Pendapatan

Pendapatan yang diperoleh dari usahatani sendiri, biasanya merupakan pendapatan utama keluarga tersebut. Pendapatan ini diperoleh setiap akhir masa tanam. Berikut data pendapatan dari usahatani Desa Senting.

Tabel 4.3.1.3 Pendapatan dari Usahatani Sendiri di Desa Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten BoyolaliTahun 2013

Keterangan MT I MT II MT III Pemilik Penggarap Sawah 148.962.300 142.762.300 148.385.900 Tegal 14.967.500 15.405.000 19.351.000 Pekarangan - - -Jumlah 163.929.800 158.167.300 167.736.900 Rata-rata 81.964.900 79.083.650 83.868.450 Penyewa Sawah 10.726.000 12.749.000 10.711.000 Tegal - - -Pekarangan - - -Jumlah 10.726.000 12.749.000 10.711.000 Rata-rata 10.726.000 12.749.000 10.711.000 Penyakap Sawah 11.653.500 11.653.500 7.443.300 Tegal - - -Pekarangan - - -Jumlah 11.653.500 11.653.500 7.443.300 Rata-rata 11.653.500 11.653.500 7.443.300

Sumber: Data Primer

Pendapatan yang diperoleh dari usahatani sendiri meliputi usahatani sawah dan tegal. Tidak ada responden yang memanfaatkan

pekarangannya untuk usahatani, sehingga tidak ada pendapatan yang diperoleh. Umumnya pendapatan dari sawah menjadi pendapatan utama, sedangkan dari tegal merupakan sampingan saja. Pendapatan diperoleh dari setiap masa tanam, kira-kira setiap 3 bulan sekali. Pendapatan merupakan selisih bersih dari penerimaan dan biaya. Pendapatan inilah yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarga tani tersebut. 2. Pendapatan dari Usahatani Lain

a. Penerimaan

Penerimaan adalah hasil kotor yang didapatkan. Selain usahatani sawah dan tegal juga responden memanfaatkan usahatani lain untuk memenuhi kebutuhannya. Berikut penerimaan usahatani lain responden di Desa Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali.

Tabel 4.3.2.1 Penerimaan dari Usahatani Lain di Desa Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali Tahun 2013 Status Petani Pekarangan Ternak Lain-lain

Pemilik Penggarap - 33.340.000 13.200.000

Penyakap - -

-Penyewa - 9.200.000

-Jumlah - 42.540.000 13.200.000

Rata-rata - 21.270.000 13.200.000

Sumber: Data Primer

Penerimaan dari usahatani lain berbeda dengan penerimaan dari usahatani sendiri. Pada usahatani lain, penerimaan tidak didapat setiap masa tanam, tetapi setiap responden menjual hasil usahatani tersebut. Pada usahatani lain biasanya petani beternak dan memanfaatkan danau untuk waduk sebagai rambak ikan. Biasanya responden menjual hasil ternaknya saat butuh biaya atau saat lebaran.

b. Biaya

Biaya merupakan jumlah yang benar-benar dikeluarkan untuk sebuah usahatani. Biaya digunakan untuk melengkapai sarana produksi dari usahatani tersebut. Berikut biaya usahatani lain di Desa Senting.

Tabel 4.3.2.2 Biaya dari Usahatani Lain di Desa Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten BoyolaliTahun 2013

Status Petani Pekarangan Ternak Lain-lain

Pemilik Penggarap - 15.267.000 4.800.000

Penyakap - -

-Penyewa - 3.600.000

-Jumlah - 18.867.000 4.800.000

Rata-rata - 9.433.500 4.800.000

Sumber: Data Primer

Data tersebut diketahui bahwa biaya yang dikeluarkan pada usahatani lain, biasanya untuk membeli anakan ternak ataupun untuk membeli pakan ternak. Biaya yang dikeluarkan tidak setiap masa tanam, tetapi ketika responden membeli ternak baru atau membeli pakan untuk ternah tersebut. Pada Biaya yang dikeluarkan pada perikanan, umumnya untuk membeli pakan, karena untuk bibit ikan biasanya hanya setahun sekali saja.

c. Pendapatan

Selain dari usahatani sawah dan tegal, responden juga memanfaatkan usahatani lain seperti ternak. Hal ini dilakukan untuk memperoleh pendapatan yang lebih untuk mencukupi kebutuhan keluarga tani tersebut. Berikut data pendapatan dari usahatani lain di Desa Senting, kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali.

Tabel 4.3.2.3 Pendapatan dari Usahatani Lain di Desa Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten BoyolaliTahun 2013

Status petani Pekarangan Ternak Lain-lain

Pemilik Penggarap - 20.473.000 8.400.000

Penyakap - -

-Penyewa - 13.600.000

-Jumlah - 34.073.000 8.400.000

Rata-rata - 17.036.500 8.400.000

Sumber: Data Primer

Pendapatan yang diperoleh dari usahatani ternak cukup banyak. Walaupun hanya beberapa responden saja yang memanfaatkan hasil dari ternaknya. Responden dari petani penyakap tidak ada yang memiliki usaha ternak dirumahnya. Umumnya hewan yang diternak

adalah sapi, kambing dan ayam. Pada pendapatan lain-lain, merupakan hasil pendapatan dari rambak ikan. Karena Desa Senting memiliki danau waduk maka responden juga ada yang memanfaatkannya untuk ternak ikan. Pendapatan yang diperoleh dari ternak ikan adalah Rp. 8.400.000.

3. Pendapatan dari Luar Pertanian

Selain dari pertanian, responden juga memanfaatkan pendapatan dari luar pertanian. Hal ini dilakukan untuk dapat mencukupi kebutuhan pada rumah tangga tani tersebut. Berikut data pendapatan dari luar usahatani di Desa Senting.

Tabel 4.3.3.1 Pendapatan dari Luar Pertanian di Desa Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali Tahun 2013

Keterangan

Pendapatan Pemilik

Penggarap Penyakap Penyewa

Suami 2.460.000 2.122.000 36.000.000 Istri 24.000.000 Anak 50.700.000 Lain Jumlah 53.160.000 2.122.000 60.000.000 Rata-rata 26.580.000 2.122.000 30.000.000

Sumber: Data Primer

Data diatas menunjukkan pendapatan pemilik penggarap, penyakap, dan penyewa. Disimpulkan bahwa untuk pendapatan suami paling banyak pada penyewa, lalu pemilik penggarap dan paling sedikit penyakap. Dengan pendapatan penyakap yang paling kecil mereka sudah dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Pendapatan anak pemilik penggarap sangat besar, bahkan menggalahkan ayahnya. Pendapatan anak hanyalah dari sawahnya sendiri yang mereka olah. Tidak ada pendapatan anak yang dari penyewa dan penggarap.

4. Total Pendapataan Rumah Tangga Responden

Pendapatan dari rumah tangga petani tidak hanya berasal dari usaha pertanian saja melainkan juga dari usaha luar pertanian. Dari kedua asal pendapatan rumah tangga petani tersebut dapat dikombinasikan menjadi

pendapatan total rumah tangga petani. Berikut adalah data pendapatan total rumah tangga petani yang berasal dari perpaduan antara usaha tani dan luar usaha tani petani.

Tabel 4.3.4.1 Total Pendapataan dari Usaha Tani Rumah Tangga Responden di Desa Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali tahun 2013

Keterangan Dari Usaha Tani

Sawah Tegal Lain

Pemilik Penggarap 345.879.400 149.944.800 34.473.000 Penyakap 33.432.000 - -Penyewa 34.186.000 - 13.600.000 Jumlah 413.497.400 149.994.800 48.073.000 Rata-rata 137.832.466 49.998.266 16.024.333

Sumber: Data Primer

Tabel 4.3.4.2 Total Pendapataan dari luar Usaha Tani Rumah Tangga Responden di Desa Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali tahun 2013

Keterangan Dari Luar Usaha Tani

Suami Istri Anak

Pemilik Penggarap 2.460.000 - 50.700.000 Penyakap 2.122.000 - -Penyewa 36.000.000 24.000.000 13.600.000 Jumlah 40.582.000 24.000.000 50.700.000 Rata-rata 13.527.333 8.000.000 16.900.000

Sumber: Data Primer

Tabel 4.3.4.1 menunjukkan bahwa total pendapatan rumah tangga petani pemilik penggarap dari usaha tani dan luar usaha tani di Desa Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali tahun 2013 sebesar Rp. 599.149.750 dengan rata-rata Rp. 22.692.365,38. Rincian dari total pendapatan tersebut didapatkan dari usaha tani sebesar Rp. 472.867.700 sedangkan dari pendapatan luar pertanian sebesar Rp. 53.160.000

Total pendapatan rumah tangga petani penyewa dari usaha tani dan luar usaha tani di Desa Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali tahun 2013 sebesar Rp. 97786000dengan rata-rata Rp. 48893000. Rincian dari total pendapatan tersebut didapatkan dari usaha tani sebesar Rp.

4778600. Sedangkan dari pendapatan luar pertanian sebesar Rp. 50000000. Data diatas menunjukkan bahwa pendapatan dari usaha tani lebih kecil dari pada pendapatan dari luar usaha tani dalam rumah tangga petani penyewa di Desa Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali.

5. Konsumsi Rumah Tangga Responden

Setiap rumah tangga memiliki konsumsi untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Konsumsi tersebut dapat dibedakan menjadi 3, yaitu konsumsi bahan makanan, bukan makanan, dan kebutuhan akan kesehatan, hiburan, dan lain-lain. Berikut ini akan disajikan data tentang konsumsi rumah tangga petani.

Tabel 4.3.5.1 Konsumsi Rumah Tangga Responden di Desa Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali Tahun 2013

Keterangan Pemilik Penggarap

Penyakap Penyewa Konsumsi Makanan 112.593.800 3.990.300 17.018.000 Konsumsi Bukan Makanan 111.263.500 4.734.000 27.864.000 Konsumsi Pakaian, Peruman, dll 104.750.000 7.772.000 12.484.000 Konsumsi Total 328.647.300 16.496.300 57.366.000

Sumber: Data Primer

Pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk petani pemilik penggarap berupa bahan makanan sebesar Rp 112.593.800 per tahun, pengeluaran bukan makanan Rp 111.263.500 per tahun, sedangkan untuk kesehatan, hiburan dan lain-lain sebesar Rp 104.750.000 per tahun. Jumlah untuk keseluruhan konsumsi sebesar Rp 347.044.195 per tahun dan rata-ratanya sebesar Rp 328.647.300 per tahun untuk konsumsi rumah tangga petani pemilik penggarap di Desa Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali. Konsumsi rumah tangga petani pemilik penggarap untuk bahan makanan lebih besar dari pada konsumsi untuk dalam hal kesehatan, hiburan dan lain-lain dan bukan makanan. Namun untuk pengeluaran konsumsi untuk kebutuhan makanan dan bukan makanan hampir seimbang/sama. Tingginya konsumsi untuk kesehatan, hiburan dan lain-lain disebabkan oleh pengeluaran responden ke 15 dalam hal tersebut tidak cukup besar dikarenakan jarang liburan dengan pengeluaran yang besar pula.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk petani penyewa berupa bahan makanan sebesar Rp 17.018.000per tahun. Pengeluaran bukan makanan Rp 27.864.000 per tahun, sedangkan untuk kesehatan, hiburan dan lain-lain sebesar Rp 12.484.000per tahun. Jumlah untuk keseluruhan konsumsi sebesar Rp 57.366.000per tahununtuk konsumsi rumah tangga petani penyewa di Desa Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali.

Konsumsi rumah tangga petani penyewa untuk bahan bukan makanan paling mendominasi dalam kebutuhan konsumsi. Urutan kedua yaitu konsumsi makanan dan kemudian terakhir kebutuhan dalam hal hiburan, kesehatan dan lain-lain. Hal ini menunjukan bahwa kebutuhan konsumsi rumah tangga petani penyewa untuk bukan makanan lebih di utamakan. Sedangkan pengeluaran untuk hiburan sangat kecil dikarenakan rumah tangga petani penyewa jarang melakukan rekreasi. Hiburannya hanya dengan menonton televisi dan bersosialisasi dengan tetangga.

Data tentang konsumsi rumah tangga petani dengan status pemilik penggarap dan penyewa dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan. Perbedaan yang signifikan adalah pada jenis konsumsi terbesar petani pemilik penggarap adalah bahan makanan (kebutuhan primer). Sedangkan jenis konsumsi terbesar petani penyewa adalah untuk kebutuhan bukan bahan makanan (kebutuhan sekunder). Melihat perbedaan tersebut menunjukan bahwa orientasi konsumsi rumah tangga pemilik penggarap sudah tertuju pada kebutuhan. Berbeda dengan orientasi konsumsi petani pemilikpenggarap, petani penyewa sudah berorientasi atau lebih terfokus pada mencukupi kebutuhan sekunder.

6. Pendapatan, Konsumsi, Tabungan dan Investasi

Suatu keadaan tertentu dalam kehidupan ekonomi rumah tangga terdapat pendapatan yang dimiliki digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sehari-hari. Apabila terjadi surplus maka kesempatan untuk menabung rumah tangga tersebut akan semakin besar begitu juga dengan investasinya. Apabila terjadi defisit maka akan sulit untuk menabung bahkan untuk investasi dikarenakan pendapatan tidak dapat memenuhi

kebutuhan konsumsi rumah tangga. Berikut tabel tentang bagaimana pendapatan,konsumsi, dan tabungan rumah tangga petani.

Tabel 4.3.6.1 Pendapatan, Konsumsi, Tabungan dan Investasi Rumah Tangga

Keterangan PenggarapPemilik Penyakap Penyewa

Pendapatan 638.578.800 37.272.300 97.786.000

Konsumsi 330.448.300 16.496.700 57.366.000

Tabungan 80.911.000 20.775.600

-Investasi 426.500.000 60.500.000 114.000.000

Jumlah 1.476.437.300 135.044.600 269.152.000

Sumber: Data Primer

Pendapatan rumah tangga petani pemilik penggarap di desa Senting tahun 2013 sebesar Rp. 638.578.800, konsumsinya sebesar Rp. 330.448.300dan rata-ratanya Rp. 20.414.364 untuk setiap rumah tangga responden. Selisih dari pendapatan dan konsumsi dapat dimasukkan kedalam tabungan. Nilai tabungan sebesar Rp. 80.911.000 setiap rumah tangga responden per tahun. Jumlah nilai yang masuk tabungan maka kebutuhan konsumsi sepanjang tahun rumah tangga petani pemilik penggarap dapat terpenuhi. Tabungan yang dimiliki oleh responden biasa digunakan apabila ada keperluan mendesak.Pendapatan rumah tangga petani penyewa di desa Senting tahun 2013 sebesar Rp. 97.786.000 sedangkan konsumsinya sebesar Rp. 57.366.000. Selisih dari pendapatan dan konsumsi dapat dimasukkan kedalam tabungan. Akan tetapi petani penyewa di Desa Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali tahun 2013 tidak memiliki tabungan.

Petani penyewa di Desa Desa Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali tahun 2013 sama halnya dengan petani pemilik penggarap tidak memiliki invesati apa-apa baik untuk pertanian maupun luar pertanian. Hal tersebut dikarenakan alat-alat produksi pertanian seperti cangkul, sabit, dan alat semprot dimiliki sendiri sehingga tidak masuk dalam bentuk investasi.

7. Strategi Bertahan Hidup Respoden

Keadaan pendapatan rumah tangga petani dianggap tidak mencukupi konsumsi dapat dikarenakan kerugian akibat gagal panen, anjloknya harga jual, dan faktor-faktor lainnya. Rumah tangga petani tentu memiliki strategi bagaimana untuk mengatasi kekurangan pendapatan itu sehingga dapat mencukupi kebutuhan konsumsi rumah tangga petani tersebut agar tetap bertahan hidup. Adapun beberapa strategi bertahan hidup yang yang dilakukan oleh rumah tangga petani apabila mengalami kesulitan untuk memenuhi konsumsi dengan cukup. Berikut adalah strategi-strategi yang dilakukan petani untuk mengatasi hal tersebut.

Tabel 4.3.7.1 Strategi Bertahan Hidup Rumah Tangga di Desa Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali Tahun 2013

Strategi Bertahan Hidup Jumlah %

Aktif Bekerja di Luar Pertanian Bantuan Pemerintah

Bantuan Pihak Lain

Menyesuaikan Pengeluaran dengan Pendapatan Menunggu Kiriman Dari Keluarga di Rantau Hutang Membatasi Pendidikan Memanfaatkan Pekarangan 3 1 1 12 2 0 1 10 10 3 3 40 6 0 3 35 Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer

Saat keadaan perekonomian rumah tangga melemah, petani pemilik penggarap di Desa Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali memiliki strategi menghadapinya. Strategi yang paling digunakan adalah dengan cara menyesuaikan pengeluaran dengan pendapatan dibuktikan frekuensinya 12 dan disusul dengan memanfaatkan ekarangan petani dengan frekuensi 10. Sebagian ada yang menjadi lebih aktif untuk bekerja diluar pertanian apabila pendapatan dari usaha pertanian dirasa kurang. Strategi yang tidak pernah digunakan adalah menunggu kiriman keluarga karena merasa tidak enak hati, tidak menyekolahkan anak, dan memanfaatkan pekaranggan/lingkungan.

Kesadaran akan keberlanjutan pendidikan untuk anak-anak petani pemilik penggarap di Desa Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali termasuk tinggi. Hal ini ditunjukan tidak ada petani pemiliki penggarap yang rela mengorbankan kebutuhan pendidikan anaknya untuk mengurangi beban perekonomian keluarga. Petani tetap memperjuangkan agar anaknya dapat sekolah tinggi agar kelak dapat lebih baik dari orang tuanya yang hanya sebagai petani.

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Desa Senting merupakan salah satu desa yang berada pada Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali. Sebagian besar mata pencaharian penduduk di Desa Senting adalah sebagai peternak dan petani. Di desa ini terdapat waduk yaitu waduk Cengklik yang sedang dikembangkan menjadi objek wisata. Jarak Desa Senting dari pusat pemerintahan sejauh 4 km.

2. Di Desa Senting ini terdapat pasar tradisional, lembaga keuangan seperti koperasi, layanan kesehatan seperti rumah sakit dan bidan desa, dan kantor kantor pelayanan masyarakat lainnya. Mata pencaharian di Desa Senting antara lain petani, pedagang, peternak, nelayan, pengrajin, buruh industri/bangunan, pedagang, pengangkutan, PNS, Polri, dan pensiunan. 3. Pendapatan yang diperoleh responden berasal dari usaha tani dan luar

usaha tani. Pendapatan merupakan selisih dari penerimaan dan biaya yang benar-benar dikeluarkan.

B. Saran

1. Dimohon lain kali Co-ass Ekonomi pertanian ditambah, biar dapat memantau praktikan setiap waktu, bukan setiap hari.

2. Jadwal keberangkatan dan kepulangan diharap tepat waktu.

Dalam dokumen Ekonomi Pertanian di pedesaan (1) (Halaman 41-54)

Dokumen terkait