• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan – landasan Teori

4. Pendapatan Domestik Regional Bruto

Produk domestik adalah semua barang dan jasa sebagai hasil dari penelitian -penelitian ekonomi di wilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal atau dimiliki oleh penduduk daerah tersebut. Yang dimaksud produk regional adalah produk domestik ditambah dengan pendapatan yang diterima dari luar daerah/negeri dikurangi pendapatan yang dibayarkan ke luar daerah/negeri tersebut. Jadi produk regional merupakan produk yang ditimbulkan oleh faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk suatu daerah (BPS Provinsi Lampung. 2009).

Data PDRB tersebut menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki. Unsur- unsur pokok dalam Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah sebagai berikut:

a. Output

Output adalah nilai barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Jenis output ada 3 macam, yaitu:

1) Output utama, yaitu output yang menjadi tujuan utama produksi 2) Output sampingan, yaitu bukan menjadi tujuan utama produksi,

3) Output ikutan, yaitu output yang terjadi bersama-sama/tidak dapat dihindarkan dengan output utamanya.

b. Biaya Antara

Biaya antara adalah barang-barang tidak tahan lama dan jasa yang digunakan/habis dalam proses produksi. Barang-barang yang tahan lama umumnya lebih dari satu tahun, dan tidak habis dalam proses produksi tidak termasuk sebagai biaya antara.

c. Nilai Tambah

1) Nilai Tambah Bruto

Nilai tambah bruto merupakan selisih antara output dan biaya antara, dengan kata lain merupakan produk dari proses produksi. Produk ini terdiri atas:

a) Pendapatan faktor, yang terdiri atas: (1) Upah/gaji sebagai balas jasa pegawai

(2) Surplus usaha (sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan) b) Penyusutan barang modal tetap (turunnya nilai barang modal) c) Pajak tak langsung netto

Pajak tak langsung netto adalah selisih antara pajak langsung dengan subsidi. (BPS Provinsi Lampung. 2009. Hal 3) Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Produk Domestik = NP - NBA Keterangan:

2) Nilai Tambah Netto

Apabila penyusutan dikeluarkan dari nilai tambah bruto akan diperoleh nilai tambah netto.

d. PDRB Menurut Lapangan Usaha

PDRB sektoral adalah jumlah seluruh nilai tambah bruto dari sektor/subsektor di suatu wilayah. Sektor/lapangan usaha ini terdiri dari:

1) Sektor Pertanian.

2) Sektor Pertambangan dan Penggalian. 3) Sektor Industri Pengolahan.

4) Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih. 5) Sektor Bangunan

6) Sektor Perdagangan.

7) Sektor Angkutan dan Perhubungan.

8) Sektor Lembaga Keuangan, Persewaan dan jasa perusahaan. 9) Sektor jasa-jasa.

Agregat – agregat PDRB disajikan dalam bentuk distribusi persentase, indeks perkembangan, indeks berantai, dan indeks harga implisit.

a. Distribusi Persentase

Besar masing-masing subsektor/sektor diperoleh dengan cara membagi nilai subsektor/sektor dengan nilai PDRB dikali 100 persen. Persentase ini mencerminkan besarnya peranan masing-masing

subsektor/sektor dalam perekonomian daerah, serta menunjukkan perekonomian daerah tersebut.

b. Indeks Perkembangan

Indeks perkembangan diperoleh dengan cara membagi nilai subsektor/sektor/PDRB pada tahun dasar, dikalikan dengan 100. Dengan indeks perkembangan pada tahun dasar sama dengan 100.

c. Indeks Berantai

Indeks berantai diperoleh dengan cara membagi nilai subsektor / sector / PDRB tahun berjalan dengan nilai subsektor / sektor / PDRB tahun sebelumnya, dikalikan 100 (tahun sebelumnya = 100). Angka indeks berantai PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan pertumbuhan ekonomi untuk tahun berjalan.

d. Indeks Harga Implisit

Indeks harga implisit diperoleh dengan cara membagi PDRB atas dasar harga berlaku dengan PDRB atas dasar harga konstan dikalikan 100.

a. Metode Perhitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB atas dasar harga berlaku dihitung melalui dua metode, yaitu metode langsung dan metode tak langsung.

Metode langsung dapat dilakukan dengan menggunakan 3 macam pendekatan.

Yaitu dengan menghitung nilai tambah barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari masing-masing nilai produksi bruto tiap-tiap sektor atau subsektor. Pendekatan ini biasa juga disebut dengan pendekatan nilai tambah.

2) Pendekatan Pendapatan

Dalam pendekatan pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi dihitung dengan menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi, yaitu upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tak langsung netto.

3) Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan dari segi pengeluaran bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang dan jasa.

Metode tidak langsung adalah dengan menghitung pendapatan regional Kabupaten dengan cara mengalokir pendapatan angka pendapatan regional Provinsi untuk tiap-tiap kabupaten dengan menggunakan alokator nilai produksi bruto, jumlah produksi, tenaga kerja dan penduduk.

b. Metode Perhitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan

Secara konsep nilai atas dasar harga konstan dapat juga mencerminkan kuantum produksi pada tahun yang berjalan yang dinilai atas dasar harga pada tahun dasar. dari segi metode statistik, suatu nilai atas dasar harga konstan dapat diperoleh dengan cara.

1) Revaluasi atas kuantum pada tahun berjalan dengan harga tahun dasar. Cara ini adalah mengalikan kuantum pada tahun berjalan dengan harga tahun dasar.

2) Ekstrapolasi atas nilai tahun dasar dengan suatu indeks kuantum. Cara ini adalah mengalikan nilai tahun dasar dengan suiatu indeks kuantum dibagi 100.

3) deflasi atas suatu nilai pada tahun berjalan dengan suatu indeks harga. Cara ini adalah membagi nilai tahun berjalan dengan suatu indeks harga dibagi 100.

Perkiraan Produk/pendapatan domestik atas dasar harga konstan dapat dilakukan pada PDRB menurut lapangan usaha dengan cara menghitung nilai tambah atas dasar harga konstan untuk berbagai lapangan usaha. Nilai tambah bruto sektoral atas dasar harga konstan dihitung dengan cara menggunakan dua teknik, yaitu teknik indikator ganda dan teknik indikator tunggal. Pada teknik indikator ganda perkiraan atas dasar harga konstan untuk masing-masing nilai produksi dan biaya antara dilakukan secara terpisah. Perhitungan atas dasar harga konstan bagi masing-masing nilai produksi dan biaya antara dapat dilakukan dengan cara revalusi, cara ekstrapolasi, dan cara deflasi. Setelah perkiraan atas dasar harga konstan diperoleh, maka nilai output atas dasar harga konstan akan menghasilkan nilai tambah atas dasar harga konstan, atau dengan rumus :

NTBk = NPk - NBAk

(Sumber : BPS Provinsi Lampung. 2009. Hal 15) dimana;

NTBk = nilai tambah bruto atas dasar harga konstan NPk = nilai produksi atas dasar harga konstan NBAk = nilai biaya antara atas dasar harga konstan

Pada teknik indikator tunggal, maka perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh secara langsung dengan cara menggunakan metode deflasi dan metode ekstrapolasi. Dengan metode deflasi, nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara membagi nilai tambah bruto tahun yang berjalan dengan indeks harga pada masing-masing tahun dibagi 100.

(Sumber : BPS Provinsi Lampung. 2009. Hal 16) dimana;

NTBT.k = nilai tambah bruto atas dasar harga konstan tahun NTBT.b = nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku tahun t IHT = indeks harga tahun t

Dengan metode ekstrapolasi, nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah bruto pada tahun dasar dengan indeks kuantum masing-masing tahun dibagi 100

dimana;

NTB0 = nilai tambah bruto tahun dasar IKT = indeks kuantum tahun t

c. Kegunaan Data PDRB

Data PDRB dapat digunakan untuk mengetahui berbagai kebutuhan, antara lain.

1. Pertumbuhan ekonomi baik regional maupun sektoral Untuk menghitung rata-rata laju pertumbuhan PDRB dalam suatu periode dapat dipakai rumus :

(Sumber : BPS Provinsi Lampung. 2009. Hal 20) Dimana ;

g = Rata-rata laju pertumbuhan Yit = PDRB tahun ke-t

Yi.t-1 = PDRB tahun sebelumnya

N = Jumlah tahun dalam satu periode

2. Tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah Tinggi rendahnya tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah biasanya diukur dengan besar kecilnya angka pendapatan perkapita yang diperoleh dari pembagian antara pendapatan regional dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

3. Perubahan harga barang secara keseluruhan Perbandingan antara atas harga berlaku dan atas harga konstan merupakan angka indeks implisit yang dapat digunakan untuk mengetahui 4. adanya perubahan harga barang dan jasa. secara sederhana

indeks implisit dapat dihitung dengan rumus :

(BPS Provinsi Lampung. 2009. Hal 21) dimana :

It = indeks implisit

Xit = PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun ke-t Yit = PDRB atas dasar harga konstan pada tahun ke-t

Dokumen terkait