• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Pendapatan

Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan usahatani dan biaya produksi dari usahatani. Karekteristik responden berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Pendapatan

No Pendapatan

(Juta)

Jumlah Responden

(orang) Persentase (%)

1 < 2,3 16 21,33

2 2,4 – 2,5 36 48,00

3 2,6 – 3,0 16 21,33

4 >30 7 9,33

Jumlah 75 100

Sumber: Analisis Data Primer diolah penulis, 2022

< 1600 M2 (25%)

1700 – 2400 M2 (24%) 2500 – 2800 M2

(23%)

>3000 M2 (28%)

Luas Garapan

40

Gambar 5. Pendapatan

Tabel 12 menunjukkan bahwa mayoritas petani memiliki jumlah pendapatan per bulan yaitu 2,4-2,5 juta rupiah sebanyak 36 petani atau 48 persen, sedangkan petani lain memiliki pendapatan yang tidak berbeda jauh yaitu < 2,3 dan 2,6 – 3,0 juta per bulan sebanyak 32 orang masing masing sebanyak 16 orang atau 21,33 persen, dan sedikit petani dengan pendapatan

> 3 juta yaitu 9,33 persen. Penelitian oleh Manatar et al. (2017) menunjukkan bahwa pendapatan petani dapat dipengaruhi oleh status penguasaan lahan garapan. Status penguasaan sewa memiliki pendapatan paling besar, pendapatan petani milik sendiri berbeda dengan pendapatan petani penyewa, pendapatan petani milik sendiri tidak berbeda nyata dengan petani penggarap, dan petani penyewa tidak berbeda nyata dengan petani penggarap.

4. Status Penguasaan Lahan

Status penguasaan lahan adalah lahan yang digarap atau diolah dalam usahatani yang dilihat dari cara penguasaan lahan petani pemilik, petani peminjam, petani penyewa dan petani penyakap (garap). Status penguasaan lahan responden dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Status penguasaan lahan No. Status Penguasaan

Lahan

Jumlah Responden

(orang) Persentase (%)

1 Garap 0 0

2 Sewa 32 42,67

3 Pinjam 8 10,67

4 Milik Sendiri 35 46,67

Jumlah 75 100,0

Sumber: Analisis Data Primer diolah penulis, 2022

< 2,3 Juta (21%)

2,4 – 2,5 Juta (48%) 2,6 – 3,0 Juta

(21%)

>30 Juta (10%)

Pendapatan

41

Gambar 6. Status penguasaan lahan

Sebagian besar responden memiliki lahan pribadi, yaitu 35 responden atau 46,67 persen, sedangkan petani dengan lahan sewa yaitu sebanyak 32 responden atau 42,67 persen, petani dengan lahan pinjam sebanyak 8 responden atau 10,67 persen dan tidak ada responden dengan status penguasaan lahan garap (Tabel 13). Manatar et al (2017) menyebutkan bahwa status penguasaan lahan mempengaruhi rata-rata pendapatan yang diterima oleh petani. Rata-rata pendapatan yang paling tinggi adalah pada petani dengan status penguasaan lahan sewa. Pendapatan petani dengan status milik sendiri berbeda nyata dengan pendapatan petani penyewa namun tidak berbeda nyata petani milik sendiri dengan petani penggarap.

Persepsi Terhadap Sumber modal. Persepsi terhadap sumber modal adalah faktor yang diduga mempengaruhi preferensi petani milenial terhadap sumber modal usahatani sayuran dataran tinggi di Kecamatan Lembang, yang dianalisis dalam pengkajiaan ini diantaranya adalah: (1) Persepsi kemudahan (2) Persepsi Ekonomis dan (3) Persepsi kesederhanaan adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

Tabel 14. Keragaan Persepsi terhadap sumber modal

No Indikator Tingkat %

Rendah Sedang Tinggi

1 Persepsi Kemudahan 13,33 62,67 24,00

2 Persepsi Ekonomis 26,67 41,33 32,00

3 Persepsi Kesederhanaan 18,67 54,67 26,67

Sumber: Analisis Data Primer diolah penulis, 2022

Garap

(0%) Sewa

(42%)

Pinjam (11%) Milik Sendiri

(47%)

Status penguasaan lahan

42

Gambar 7. Persepsi tyerhadap sumber modal 42

Berdasarkan data primer yang didapat dari penyebaran kuesioner kepada responden, pada indikator persepsi kemudahan dengan ditunjukan 47 dari 75 responden atau 62,67 persen (Tabel 14) mayoritas menjawab dikategori sedang.

Berdasarkan jawaban dari petani responden persepsi kemudahan di Kecamatan Lembang banyaknya petani yang mengakses sumber modal usahatani sehingga sumber modal mudah ditemui diberbagai tempat dan dapat dengan mudah untuk mengakses sumber modal usahatani sayuran dataran tinggi.

Pada indikator persepsi ekonomis mayoritas petani menjawab dikategori sedang dengan nilai tertinggi, dengan ditunjukannya 31 dari 75 responden atau 41,33 persen (Tabel 14). Berdasarkan jawaban petani responden indikator ekonomis seperti adanya nilai keuntungan yang anggapan masyarakat cukup menguntungkan karena banyaknya masyarakat yang mengakses sumber modal tersebut untuk usaha tani sayuran dataran tinggi.

Pada indikator kesederhanaan mayoritas petani menilai dikategori sedang dengan ditunjuk annya 41 dari 75 responden atau 54,67 persen (Tabel14).

berdasarkan jawaban petani responden sumber modal yang sederhana dalam persyaratan akan banyak diminati petani sebagai sumber modal usahatani sayuran dataran tinggi.

Faktor-Faktor Pendukung. Pendukung adalah faktor yang diduga mempengaruhi preferensi petani milenial terhadap sumber modal usahatani sayuran dataran tinggi di Kecamatan Lembang, faktor pendukung yang dianalisis pada kajian ini meliputi 1) dukungan kelembagaan 2) akses informasi 3) peran

Rendah (20%)

Sedang (53%) Tinggi

(27%)

Persepsi terhadap sumber modal

43

penyuluh pertanian dan 4) pemimpin informal. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

Tabel 15. Keragaan faktor-faktor pendukung

No Indikator Tingkat %

Rendah Sedang Tinggi

1 Dukungan Kelembagaan 2,67 46,67 50,67

2 Akses Informasi 18,67 44,00 37,33

3 Peran Penyuluh 14,67 30,67 54,67

4 Pimpinan Informal 26,67 44,00 29,33

Sumber: Analisis Data Primer diolah penulis, 2022

Gambar 8. Faktor-faktor pendukung 43

Berdasarkan data primer yang didapat dari penyebaran kuesioner kepada responden pada indikator dukungan kelembagaan ditunjukan 38 dari 75 responden atau 51 persen berada menilai sangat tinggi (Tabel 15). Berdasarkan jawaban dari petani responden indikator dukungan kelembagaan di Kecamatan Lembang sangat banyak terhadap sumber modal ushatani sayuran dataran tinggi baik dari pihak pemerintah maupun swasta. Adapun yang dari pihak pemerintah seperti KUR, HRC dan bantuan saprodi dan lain-lain sedangkan dari pihak Swasta seperti Crowde, dompet dhuafa, rumah zakat, Agri point, Ulaam dan lain-lain yang berkaitan dengan Sumber modal usahatani sayuran dataran tinggi di Kecamatan Lembang.

Pada indikator akses informasi ditunjukan 33 dari 75 responden atau 44 persen mayoritas menilai sedang (Tabel 15). Berdasarkan jawaban dari petani responden akses informasi cukup memadai untuk mendukung Petani untuk mendapatkan informasi terkait Sumber modal usahatani sayuran dataran tinggi di Kecamatan Lembang.

Rendah 32%

Sedang 24%

Tinggi 44%

Faktor-fakto pendukung

44

Tabel 15, memperlihatkan bahwa peran penyuluh pertanian ditunjukan dari 41 responden 75 atau 55 persen mayoritas menjawab tinggi. Berdasarkan jawaban dari petani responden indikator peran penyuluh pertanian seperti peran penyuluh dalam upaya untuk mendiseminasikan Sumber modal usahatani sayuran dataran tinggi di Kecamatan Lembang sangat menunjang.

Tabel 15 menunjukkan bahwa pemimpin informal ditunjukan 33 dari 75 responden atau 44% mayoritas menjawab sedang, berdasarkan jawaban dari petani responden indikator peranan pemimpin informal seperti ketua kelompok, tokoh desa dan tokoh kelompok tani cukup menunjang kegiatan petani dalam mengakses sumber modal usahatani sayuran dataran tinggi di Kecamatan Lembang.

Variabel faktor-faktor pendukung memiliki peran penting untuk mengakses sumber modal dengan mengandalkan indikator yang tersedia maka akan menciptakan komunikasi namun biasanya komunikasi antara penyuluh dengan petani biasanya terbatas pada petani-petani yang berhasil di suatu komunitas, dan penyebaran ke petani lain dilakukan melalui proses interaksi antar petani. Oleh karena itu penyebaran sosialisasi mengenai sumber modal untuk bermitra atau bekerja sama melalui teman, tetangga atau pemimpin informal adalah yang paling banyak terjadi. Berdasarkan penelitian oleh Purnaningsih (2006), interaksi dengan sesama petani menyebabkan petani memutuskan untuk bermitra karena melihat petani lain hidupnya lebih baik setelah ikut bermitra.

Preferensi Petani Milenial. Preferensi adalah faktor yang diduga mempengaruhi faktor preferensi petani milenial terhadap sumber modal usahatani sayuran dataran tinggi di Kecamatan Lembang, yang dianalisis pada kajian ini meliputi 1) kemudahan 2) Ekonomis 3) Kesederhanaan dan 4) Ekspektasi. Tabel 19 menunjukkan bahwa data primer yang didapat dari penyebaran kuesioner kepada responden, hasil pengkajian menunjukkan bahwa tingkat preferensi anggota berada pada kategori sedang.

45 Tabel 16. Keragaan preferensi Petani Milenial

No Y preferensi Petani Milenial Tingkat %

Rendah Sedang Tinggi

1 Kemudahan 20,00 44,00 36,00

2 Ekonomis 14,67 57,33 28,00

3 Kesederhanaan 10,67 33,33 56,00

4 Ekspektasi 30,67 49,33 20,00

Sumber: Analisis Data Primer diolah penulis, 2022

Gambar 9, Preferensi petani milenial

Indikator kemudahan pada Tabel 16 menunjukkan mayoritas menjawab pada kategori sedang yaitu 44 persen, indikator kemudahan ini ditunjukkan seperti mudahnya ditemui tempat untuk mengakses sumber modal usahatani sayuran dataran tinggi telah petani lainnya lakukan cukup menjadi penunjang dalam preferensi anggota kelompok tani.

Indikator ekonomis menunjukkan nilai 57,33 persen menjawab sedang (Tabel 16), berdasarkan jawaban petani responden indikator ekonomis seperti adanya nilai keuntungan yang anggapan masyarakat cukup menguntungkan bisa berupa bunga yang rendah atau massa pengembalian yang panjang dalam sumber modal yang diakses oleh petani.

Indikator kesederhanaan mayoritas menjawab dikategori tinggi dengan nilai 56,00 persen (Tabel 16), berdasarkan jawaban petani responden indikator kesederhanaan seperti mudahnya dalam pengurusan dan persyaratan untuk mendapatkan sumber modal usahatani.

Indikator ekspektasi menunjukkan nilai 49,33 persen menjawab sedang (Tabel 16), berdasarkan jawaban petani responden indikator ekspektasi seperti adanya harapan yang timbul pada diri petani cukup menunjang dalam mengakses sumber modal usahatani sayuran dataran tinggi.

Rendah (19%)

Sedang (46%) Tinggi

(35%)

Preferensi petani milenial

46

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi

Faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi petani milenial terhadap sumber modal usahatani sayuran dataran tinggi di Kecamatan Lembang pada penelitian ini menggunakan regresi linear berganda sehingga ada faktor-faktor yang harus dipenuhi sebelum melakukan regresi linear berganda tersebut yaitu:

Uji Asumsi Klasik. Terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan regresi linier berganda sebagai alat ukur untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang dikaji. Pengujian asumsi klasik yang digunakan yaitu:

1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2016) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov.

Tabel 17. Keragaan Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N 75

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Analisis Data Primer diolah penulis, 2022

Hasil uji normalitas ditunjukkan sebagai berikut: Data dikatakan diterima, apabila nilai signifikan lebih besar 0,5 pada (P>0,5). Sebaliknya, apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,5 pada (P<0,5), maka data dikatakan ditolak. Pada hasil analisis ditunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,200 dimana nilai tersebut lebih dari 0,05 maka data pengkajian dapat diterima.

2. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2016) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Deteksi untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dalam model regresi penelitian ini dapat dilakukan dengan cara melihat nilai tolerance yaitu apabila nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10

47

menunjukkan adanya multikolinearitas. Jika nilai tolerance ≥ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10 menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas.

Tabel 18. Keragaan variabel terhadap uji multikolinearitas

No Variabel Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Karekteristik Petani .923 1.084

2 Persepsi Terhadap Sumber Modal .392 2.553

3 Faktor-faktor pendukung .392 2.551

a. Dependent Variable: Preferensi Petani Milenial Sumber: Analisis Data Primer diolah penulis, 2022

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai tolerance ≥ 0,10, sedangkan nilai VIF ≤10, sehingga tidak ditemukan gejala multikolinier yang berarti bahwa model regresi sudah baik karena tidak terjadi korelasi antara variabel independen.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi yang dapat muncul karena adanya observasi yang berurutan dan saling berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2016) berdasarkan pendapat tersebut maka pada penelitian ini tidak dilakukan uji autokorelasi karena data yang didapat secara bersamaan melalui kuesioner maka data tersebut tidak perlu dilakukan uji autokorelasi

4. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2016) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pada uji dilakukan dengan uji grafik plot dengan SPSS. Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa data penelitian tersebar di atas dan di bawah garis 0 pada sumbu Y serta titik-titik tidak membentuk pola yang jelas.

48

Gambar10. Uji Heteroskedastisitas 5. Uji Linearitas

Uji linearitas adalah uji yang dimaksudkan untuk menguji linear atau tidak data yang dianalisis (Sundjana, 2003) beberapa peneliti berpendapat bahwa uji linearitas ini adalah yang paling penting karena secara langsung berkaitan dengan bias dari hasil keseluruhan analisis ( Keit, 2206) uji Linearitas dikatakan linear apabila Deviation from Linearity Sig. > 0,05, menunjukkan data yang lolos uji linearitas adapun hasil dari uji Linear pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 19 Variabel karekteristik petani

ANOVA Table Sig.

Preferensi Petani Milenial *

Karekteristik Petani

Between Groups (Combined) .687

Linearity .711

Deviation from Linearity .664 Sumber: Analisis Data Primer diolah penulis, 2022

Tabel 20 Variabel persepsi terhadap sumber modal

ANOVA Table Sig.

Preferensi Petani Milenial * Persepsi Terhadap Sumber Modal

Between Groups (Combined) .000

Linearity .000

Deviation from Linearity .203 Sumber: Analisis Data Primer diolah penulis, 2022

49 Tabel 21 Variabel faktor-faktor Pendukung

ANOVA Table Sig.

Preferensi Petani Milenial * faktor-faktor Pendukung

Between Groups (Combined) .000

Linearity .000

Deviation from Linearity .072 Sumber: Analisis Data Primer diolah penulis, 2022

Hasil analisis menggunakan SPSS 26 menunjukkan bahwa variabel karakteristik, persepsi terhadap sumber modal dan faktor-faktor pendukung menunjukkan Deviation from Linearity > 0,005. Sehingga setiap variabel lolos uji linearitas. Adapun variabel karekteristik menunjukkan angka Sig.

0,664 , varibel persepsi terhadap sumber modal dengan nilai Sig. 0,203 dan faktor-faktor variabel pendukung menunjukkan nilai Sig. 0,072.

Analisis Linear Berganda. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi petani milenial terhadap sumber modal usahatani sayuran dataran tinggi di Kecamatan Lembang menggunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan Software SPSS versi 26. Adapun faktor-faktor yang dikaji diantaranya yaitu karekteristik petani, persepsi terhadap sumber modal, pendukung dan preferensi petani milenial. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh setiap variabel bebas terhadap preferensi sumber modal usahatani sayuran dataran tinggi digunakan persamaan sebagai berikut:

Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3

Hasil analisis statistik faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi petani milenial terhadap sumber modal usahatani sayuran dataran tinggi di Kecamatan Lembang terlihat pada tabel berikut:

50

Tabel 22. Hasil analisis regresi metode Stepwise variabel terikat preferensi Coefficientsa

No. Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Sig.

B Std. Error Beta t

(Constant) 27,886 12,248 2,277 0,026

1 Karekteristik Petani -0,027 0,020 -0,065 -1,354 0,180 2 Persepsi Terhadap

Sumber Modal 0,508 0,065 0,582 7,873 0,000 3 Fakto-faktor

pendukung 0,437 0,081 0,397 5,370 0,000

a. Dependent Variable: Preferensi Petani Milenial Sumber: Analisis Data Primer diolah penulis, 2022

Hasil analisis regresi tersebut menunjukkan bahwa variabel persepsi terhadap sumber modal dan pendukung memiliki pengaruh secara simultan terhadap preferensi petani milenial pada mengakses sumber modal usahatani sayuran dataran tinggi sedangkan untuk variabel karekteristik Petani memberi pengaruh tetapi tidak nyata, secara statistic memberi pengaruh nyata dimana pengaruh variabel persepsi terhadap sumber modal dan dukungan mempengaruhi preferensi petani melenial dengan taraf signifikan 0,000 yang memiliki artinya P <

0,01.

Tabel 23. Koefisien determinan variabel terikat Preferensi Model Summary

Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of the Estimate

1 .921a 0,848 0,842 11,27713

a. Predictors: (Constant), Fakto-faktor , Karekteristik Petani, Persepsi Terhadap Sumber Modal

Sumber: Analisis Data Primer diolah penulis, 2022

Analisis koefesien determinasi (R2). Hasil analisis koefisien determinasi dari model regresi yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai koefesien determinasi (R2) adalah sebesar 0,848. Artinya 84,8 persen variabel preferensi petani milenial dapat dijelaskan oleh atau dapat ditentukan oleh variabel karekteristik petani, Persepsi terhadap sumber modal dan Fakto-faktor pendukung. Sedangkan 15,2 persen lainnya ditentukan oleh faktor diluar variabel penelitian. Dengan demikian

51

dapat ditetapkan bahwa besarnya pengaruh X1,X2,X3 terhadap Y adalah sebesar 84,8 persen . Ada 15,2 persen terdapat variabel lain yang tidak diteliti yang padahal terdapat pengaruh pada penelitian yang diteliti.

Tabel 24. Hasil Uji Keseluruhan (Uji F) Varian terikat Preferensi ANOVAa

Model Sum of

Squares df Mean

Square F Sig.

Regression 50463,144 3 16821,048 132,268 .000b

Residual 9029,336 71 127,174

Total 59492,480 74

a. Dependent Variable: Preferensi Petani Milenial

b. Predictors: (Constant), Fakto-faktor pendukung , Karekteristik Petani, Persepsi Terhadap Sumber Modal

Sumber: Analisis Data Primer diolah penulis, 2022

Berdasarkan Tabel 24, diperoleh nilai F hitung sebesar 132,268 dengan signifikansi 0,000. Oleh karena signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka artinya koefisien regresi karakteristik petani, persepsi terhadap sumber modal dan faktor-faktor pendukung, ketiga variabel tersebut independen secara simultan atau bersamasama berpengaruh terhadap preferensi (variabel dependen).

Tabel 25. Hasil Uji keseluruhan (Uji T) Variabel terikat Preferensi Coefficientsa

No Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Sig.

B Std. Error Beta T

(Constant) 27,886 12,248 2,277 0,026

1 Karekteristik Petani -0,027 0,020 -0,065 -1,354 0,180 2 Persepsi Terhadap

Sumber Modal 0,508 0,065 0,582 7,873 0,000

3 Fakto-faktor

pendukung 0,437 0,081 0,397 5,370 0,000

a. Dependent Variable: Preferensi Petani Milenial Sumber: Analisis Data Primer diolah penulis, 2022

Berdasarkan tabel output Coefficients jika nilai Signifikansi (Sig) >

Probabilitas 0,05 maka ada pengaruh dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Dapat dilihat nilai variabel karekteristik petani (X1) adalah sebesar

52

0,180 maka dapat disimpulkan bahwa Hipotesis karekteristik petani ditolak, artinya tidak ada pengaruh pada Variabel X1 terhadap Y. Variabel Persepsi sumber modal (X2) menunjukkan nilai Signifikansi sebesar 0,000 maka Hipotesis Persepsi sumber modal diterima, artinya ada pengaruh pada Variabel X2 terhadap Y. Variabel Dukungan (X3) menunjukkan nilai Signifikansi sebesar 0,000 maka Hipotesis dukungan diterima, artinya ada pengaruh pada Variabel X2 terhadap Y.

Pembahasan Preferensi Petani Milenial

Preferensi merupakan bagian dari komponen pembuatan keputusan dari seseorang individu. Secara lengkap komponen-komponen tersebut adalah persepsi, sikap, nilai dan kecenderungan. Komponen tersebut saling mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan (Nursusandhari, 2009).

Adapun tingkat preferensi petani milenial terhadap sumber modal usahatani sayuran dataran tinggi di Kecamatan Lembang dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Tingkat preferensi petani milenial

Tingkat preferensi petani milenial terhadap sumber modal usahatani sayuran dataran tinggi di Kecamatan Lembang dikategorikan sedang dengan persentase 46 persen atau dari jumlah responden terdapat ada 35 dari 75 petani responden. Pada tingkatan sedang ini berarti petani milenial sebahagian besar telah menggunakan Sumber modal sebagai modal untuk usahatani sayuran dataran tinggi, petani dengan kategori sedang ini memilih dan menggunakan sumber modal usahatani

19%

46%

35%

Prefereansi Petani Milenial

Rendah Sedang Tinggi

53

karena melihatnya banyaknya petani lain yang menggunakan sumber modal usaha sehingga petani ikut andil juga untuk mengakses sumber modal tersebut yang bermodalkan interaksi antar petani. Menurut Syifa Widia Utami (2021) menyatakan interaksi dengan sesama petani menyebabkan petani memutuskan untuk bermitra karena melihat petani lain hidupnya lebih baik setelah ikut bermitra. Keputusan tersebut tidak didasari oleh pengetahuan ataupun persepsi tentang inovasinya, tetapi semata-mata meniru.

Kategori tinggi pada preferensi petani milenial terdapat 35 persen atau dari jumlah petani responden terdapat 27 dari 75 petani responden. Kategori tinggi ini mengartikan bahwa petani milenial sudah mengetahui kelebihan dan kekurangan serta memilih sumber modal yang akan digunakan untuk usaha tani sayuran dataran tinggi.

Kategori rendah terdapat 19 persen atau jumlah petani responden terdapat 13 dari 75 petani responden. Kategori rendah ini mengartikan bahwa petani milenial masih belum mengetahui atau belum mengakses sumber modal usahatani yang tersedia sebagai modal untuk usahatani sayuran dataran tinggi.

Pengaruh Independen (X) Terhadap Dependen (Y)

Menurut Sugiyono (2015) variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Menurut Sugiyono, (2015) variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependennya adalah Keputusan Pembelian (Y).

Gambar 12. Pengaruh Simultan Independen (X) Terhadap Dependen (Y) X1 Krakteristik Petani

X2 Persepsi terhadap Sumber Modal

X3 Faktor-Faktor Pendukung

Preferensi Petani Milenial 0,508

54

Hasil analisis regresi menggunakan SPSS 26 pada gambar 12 untuk uji pengaruh ditemukan bahwa pada faktor karakteristik petani menunjukkan tidak berpengaruh secara nyata dengan taraf signifikan 0,180 dan dengan Unstandardized Coefficients B -0,027 yang memiliki arti berbanding terbalik terhadap preferensi petani milenial. Pada variabel Persepsi sumber modal menunjukan pengaruh yang nyata dengan taraf signifikan 0,000 dan dengan Unstandardized Coefficients B 0,508 yang memiliki arti berbanding lurus terhadap preferensi petani milenial. Pada variabel Fakto-faktor pendukung menunjukan pengaruh yang nyata dengan taraf signifikan 0,000 dan dengan Unstandardized Coefficients B 0,437 yang memiliki arti berbanding lurus terhadap preferensi petani milenial.

Setiap faktor yang berpengaruh nyata terhadap preferensi petani milenial yaitu yang memiliki nilai siginifikans <0,05. Dari hal tersebut faktor yang berpengaruh nyata yaitu variabel pada Persepsi terhadap sumber modal dan faktor-faktor pendukung sedangkan untuk karekteristik petani mempengaruhi preferensi petani milenial dengan taraf signifikan 0,188 artinya P >0,05 sehingga dapat dikatakan untuk variabel karekteristik petani tidak berpengaruh nyata pada variabel y yaitu preferensi petani milenial terhadap sumber modal usaha tani sayuran dataran tinggi. Hasil analisis tersebut diperoleh nilai pengaruh faktor X1, X2 dan X3 terhadap Y dengan persamaan sebagai berikut:

Y= 27.886 + -0,27X1 + 0,508X2 + 0,473X3

Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat disimpulkan bahwa jika krakteristik petani, persepsi terhadap sumber Modal dan Fakto-faktor pendukung konstan atau nol (0) maka tingkat kenaikan preferensi petani milenial sebesar 27,886. Hasil analisis koefesien determinasi dari model regresi yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai koefesien determinasi (R2) adalah sebesar 0,848.

Artinya 84,8 persen variabel Preferensi Petani Milenial dapat dijelaskan oleh atau dapat ditentukan oleh variabel karekteristik petani, Persepsi terhadap sumber modal dan dukungan. Sedangkan 15,2 persen lainnya ditentukan oleh faktor diluar variabel penelitian. Dengan demikian dapat ditetapkan bahwa besarnya pengaruh X1,X2,X3 terhadap Y adalah sebesar 84,8 persen Ada 15,2 persen

55

terdapat variabel lain yang tidak diteliti yang padahal terdapat pengaruh pada penelitian yang di teliti.

Pengaruh Variabel Krakteristik terhadap Preferensi Petani Milenial

Karakteristik petani pada penelitian ini memiliki beberapa indikator yaitu X1.1 Pengalaman Berusahatani, X1.2 Luas Garapan, X1.3 Pendapatan, dan X1.4 Status Penguasaan Lahan. Dapat dilihat dari Gambar 13 berikut:

Gambar 13. Pengaruh variabel karakteristik terhadap preferensi petani milenial Hasil analisis regresi menggunakan SPSS 26 pada Gambar 13, dilakukan dengan menghitung rata-rata setiap variabel bebas dan kemudian diuji pengaruh terhadap variabel terikat, sehingga seluruh indikator pada variabel bebas memiliki nilai yang sama baik dari signifikan maupun Unstandardized Coefficients B untuk uji pengaruh ditemukan bahwa variabel Kraktersitik petani tidak signifikan dengan angka 0,180 sehingga angka Unstandardized Coefficients B -0,027. Pada indikator Pengalaman berusahatani, Luas Garapan, Pendapatan, dan Status Penguasaan Lahan yang tidak berpengaruh nyata dan berbanding terbalik terhadap preferensi petani milenial terhadap sumber modal usahatani sayuran dataran tinggi.

Pengalaman usahatani yang dimiliki petani responden dengan signifikan 0,180 dengan angka Unstandardized Coefficients B -0,027 hal ini berarti indikator tidak berpengaruh nyata dan berbanding terbalik semakin lama pengalaman usahatani maka tingkat kecendrungan petani semakin rendah, karena pengalaman petani yang semakin dewasa maka petani sudah mengetahui berbagai kesulitan

X1.1 Penagalaman Berusahatani

X1.2 Luas Garapan

X1.4 Status Penguasaan Lahan

Preferensi Petani Milenial X1.3 Pendapatan

X1 Karakteristik Petani

56

dalam berusahatani termasuk dalam permodalan sehingga kecenderungan mereka setiap tahun akan menurut dirirngi semakin lama pengalama usahatani yang petani rasakan.

Luas garapan yang dimiliki petani memili nilai sifnifikan 0,180 dengan angka Unstandardized Coefficients B -0,027 hal ini berarti semakin luas lahan garapan petani maka tingkat kecendrungan petani semakin rendah, seperti mereka tidak lagi membutuhkan sumber modal untuk usahatani karena lahan mereka luas maka kebutuhan dan perputaran modal usaha dapat mereka lakukan.

Pendapatan pada krakteristik petani memiliki nilai signifikan 0,180 dengan angka Unstandardized Coefficients B -0,027 hal ini berarti semakin banyak pendapatan maka tingkat kecendrungan petani semakin rendah, hal ini menjelaskan bahwa banyak petani yang memiliki pendapatan sedikit yang menggunakan sumber modal untuk usahatani namun tidak terjadi peningkatan pendapatan bagi petani mereka sedikit demi sedikit mengurangi untuk mengakses sumber modal karena pendapatan petani meningkat.

Pada indikator terakhir yaitu status penguasaan lahan dengan angka signifikan 0,180 dengan angka Unstandardized Coefficients B -0,027 yang berarti ketika kepemilikan lahan menjadi milik sendiri maka tingkat preferensi petani semakin turun. Karena ketika l;ahan menjadi milik sendiri petani tidak lagi mengeluarkan biaya unjtuk sewa lahan, sehingga keuntungan yang petani dapatkan meningkat serta mereka tidak lagi membutuhkan sumber-sumber permodalan untuk usaha tani mereka.

Pada variabel karakteristik petani ini tidak memberi pengaruh yang nyata terhadap preferensi petani milenial terhadap sumbermodal usahatani sehingga penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu Syifa Widia Utami (2021) menunjukkan bahwa faktor yang memberikan pengaruh nyata diantaranya yaitu faktor ekspektasi terhadap kinerja kemitraandan faktor pendukung, sementara faktor karakteristik petani berpengaruh tidak nyata terhadap preferensi anggota kelompok tani terhadap kemitraan pada usahatani cabai merah.

Dokumen terkait