• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendapatan masyarakat di lokasi penelitian yang dianalisis sebelum

pembangunan jalan ke Bandara Kuala Namo (tahun 2009) dan sesudah

pembangunan jalan ke Bandara Kuala Namo (tahun 2011). Untuk analisis, data

pedapatan pada tahun 2011 terlebih dahulu dideflasi ke tahun 2009 dengan

memperhitungkan tingkat inflasi di Kabupaten Deli Serdang (Lampiran 4).

Perbedaan pendapatan di Kecamatan Pantai Labu sebagaimana disajikan pada

Tabel 4.18. Perbedaan Pendapatan Masyarakat

No. Uraian (Rp)

1 Pendapatan tahun 2009 (Rp/bulan) 1.476.000 2. Pendapatan tahun 2011 (Rp/bulan)

a. Riil 1.920.000

b. Berdasarkan harga konstan 2009 1.688.000

Untuk mengetahui signifikansi perbedaan pendapatan tersebut selanjutnya

dianalisis dengan menggunakan uji beda rata-rata (uji t) (Tabel 4.19). Berdasarkan

analisis statistik dapat dilihat bahwa rata-rata pendapatan masyarakat sebelum

pembangunan jalan ke Bandara Kuala Namo adalah Rp. 1.476.000 per bulan,

dimana setelah pembangunan jalan alternatif mengalami peningkatan menjadi

rata-rata Rp. 1.688.000 per bulan. Berdasarkan data tersebut, maka pendapatan

masyarakat pada tahun 2010 meningkat sebesar Rp. 212.130,- (14,38%).

Tabel 4.19. Uji t Perbedaan Pendapatan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pendapatan2011 1687.6499 96 872.72955 89.07259 Pendapatan2009 1475.5208 96 711.22558 72.58916 t df Sig. (2-tailed) Pair 1 Pendapatan2011 - Pendapatan2009 4.354 95 .000

Hasil analisis statistik menunjukkan nilai t-hitung sebesar 4,354 dengan

pembangunan jalan ke Bandara Kuala Namo adalah signifikan. Peningkatan

pendapatan masyarakat ini diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dan peningkatan kualitas SDM masyarakat melalui kemampuan untuk

pemenuhan pendidikan dan kesehatan yang semakin baik.

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa pembangunan jalan ke Bandara Kuala

Namo berdampak terhadap aksesibilitas penduduk, perubahan harga lahan dan alih

fungsi lahan, dimana hal ini selanjutnya akan berpengaruh terhadap pendapatan

masyarakat. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.20. Koefisien Determinasi

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .808a .652 .641 522.99376

a. Predictors: (Constant), Alih fungsi lahan, Prbhn harga lahan, Aksesibilitas

Hasil analisis menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,652 yang

berarti bahwa perubahan aksesibilitas penduduk, perubahan harga lahan dan alih

fungsi lahan akan mempengaruhi perubahan pendapatan masyarakat di Kecamatan

Pantai Labu sebesar 65,2%. Sedangkan sisanya sebesar 34,8% dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini, diantaranya perubahan

Tabel 4.21. Uji F

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 47193333.965 3 15731111.322 57.513 .000a

Residual 25164067.763 92 273522.476

Total 72357401.728 95

a. Predictors: (Constant), Alih fungsi lahan, Prbhn harga lahan, Aksesibilitas b. Dependent Variable: Pendapatan masy.

Nilai F-hitung sebesar 57,513 dengan signifikansi 0,00 berarti bahwa secara

simultan variabel aksesibilitas penduduk, perubahan harga lahan dan alih fungsi

lahan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan masyarakat pada tingkat

kepercayaan 95%. Tabel 4.22. Uji t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 979.158 114.591 8.545 .000 Aksesibilitas -15.259 6.402 -.192 -2.383 .019 Harga Lahan 1.055 .229 .379 4.607 .000 Alih Fungsi 15.126 1.498 .659 10.094 .000

a. Dependent Variable: Pendapatan masyarakat

Berdasarkan koefisien regresi tersebut, dapat dituliskan persamaan regresi

pengaruh pembangunan jalan ke Bandara Kuala Namo terhadap pendapatan

masyarakat di Kecamatan Pantai Labu, sebagai berikut:

Y = 979,158 – 15,259 X1 + 1,055 X2 + 15,126 X

Persamaan regresi menujukkan bahwa apabila aksesbilitas penduduk dalam

hal ini waktu tempuh semakin lambat 1 menit, maka pendapatan masyarakat akan

menurun Rp. 15,259 per bulan, dengan ketentuan variabel lain tetap. Apabila harga

lahan meningkat Rp. 1/m2, maka pendapatan masyarakat akan meningkat Rp.

1,055 per bulan, dengan ketentuan variabel lain tetap. Apabila luas lahan yang

beralih fungsi meningkat 1 m2

Selanjutnya pengaruh dari masing-masing variabel bebas secara parsial

terhadap pendapatan masyarakat menunjukkan bahwa signifikansi dari nilai

t-hitung setiap variabel adalah 0.00 (< 0.05), sehingga secara parsial semua variabel

bebas berpengaruh signifikan terhadap pendapatan masyarakat. Artinya, setiap

peningkatan aksesibilitas penduduk, perubahan harga lahan dan alih fungsi lahan

akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Juga dapat dilihat bahwa variabel

yang lebih tinggi pengaruhnya terhadap pendapatan masyarakat adalah alih fungsi

lahan.

, maka pendapatan masyarakat akan meningkat Rp.

15,126 per bulan, dengan ketentuan variabel lain tetap.

Keuntungan dari pembangunan jalan ke Bandara Kuala Namo, pertama adalah

aksesibilitas masyarakat berupa kelancaran transportasi ke Kecamatan Pantai Labu

dan sekitarnya, dan waktu tempuh. Waktu tempuh akan semakin singkat sehingga

dapat menghemat waktu perjalanan dan juga bahan bakar minyak bagi masyarakat

yang menggunakan kenderaan bermotor. Kedua adalah perkembangan desa secara

fisik akan meningkatkan perekonomian di desa tersebut yang dapat dilihat dari harga

Ditinjau dari aspek perencanaan wilayah, pembangunan jalan ke Bandara

Kuala Namo merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan

perekonomian masyarakat khususnya di Kecamatan Pantai Labu. Hal ini sejalan

dengan fungsi jalan sebagaimana ditentukan Pasal 5 ayat (1) Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, bahwa jalan sebagai

bagian prasarana transportasi mempunyai peran penting dalam bidang ekonomi,

sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan, serta

dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Selanjutnya pada ayat (3)

dinyatakan bahwa jalan yang merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalan

menghubungkan dan mengikat seluruh wilayah Indonesia.

Hal ini berarti bahwa infrastruktur jalan merupakan urat nadi

perekonomian suatu wilayah, hal ini disebabkan perannya dalam menghubungkan

serta meningkatkan pergerakan manusia, dan barang. Dengan demikian jalan

mempunyai peranan untuk mendorong pengembangan semua sarana wilayah,

pengembangan dalam usaha mencapai tingkat perkembangan antar daerah yang

semakin merata (Dardak, 2006).

Pentingnya peran sarana jalan dipertegas dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan yang diatur dalam Bab II Pasal 3 ayat (2)

disebutkan bahwa: penyelenggaraan jalan umum diarahkan untuk pembangunan

jaringan jalan dalam rangka memperkokoh kesatuan wilayah nasional sehingga

menjangkau daerah daerah terpencil. Berdasarkan isi pasal tersebut diartikan

daerah tertentu dari keterisoliran, yang bertujuan untuk memberikan kesempatan

pergerakan manusia, barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya.

Selanjutnya Tarigan (2010), menyatakan bahwa ada tiga hal yang membuat

sebuah bangsa menjadi besar dan makmur, yaitu tanah yang subur, kerja keras dan

kelancaran transportasi orang dan barang. Dalam hal kelancaran transportasi, peranan

jalan sangat penting. Kemudian Tamin dan Frazila (1997) menyatakan bahwa untuk

mengembangkan dan mengelola sumber daya yang dimiliki suatu daerah, diperlukan

sarana produksi dan prasarana distribusi berupa prasarana transportasi jalan yang

memadai untuk menunjang pembangunan daerah tersebut. Dengan demikian,

pembangunan jalan ke Bandara Kuala Namo secara nyata dapat meningkatkan

pengembangan dan pengelolaan sumber daya alam yang dimiliki desa tersebut.

Aksesibilitas yang baik juga akan mendorong minat swasta dan masyarakat

untuk menanamkan modalnya dalam rangka pengembangan wilayah. Dengan

demikian akan memajukan kegiatan perekonomian masyarakat, dan dapat

mengentaskan atau setidaknya dapat mengurangi kesenjangan pembangunan antar

wilayah yang memiliki potensi sama atau berbeda.

Hal ini sejalan dengan penelitian Kadir (2006) bahwa transportasi merupakan

unsur yang penting dan berfungsi sebagai urat nadi kehidupan dan perkembangan

ekonomi, social, politik, dan mobilitas penduduk yang tumbuh bersamaan dan

mengikuti perkembangan yang terjadi dalam berbagai bidang dan sektor. Namun

yang urgen adalah peran pentingnya transportasi dalam kaitannya dengan aspek

(b) stabilisasi dan penyamaan harga (c) penurunan harga, (d) meningkatnya nilai

tanah, (e) terjadinya spesialisasi antar wilayah, (f) berkembangnya usaha skala besar,

BAB V

Dokumen terkait