• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

ANALISIS DATA

5.1 Analisis Gambaran Umum Responden

5.2.3 Pekerjaan Sampingan

Dari data yang telah dikumpulkan dari 65 responden melalui kuesioner berikut ini data yang disajikan dalam tabel.

Tabel 5.9

Jawaban Responden Berdasarkan Pekerjaan Sampingan Sebelum dan Sesudah Meletusnya Gunung Sinabung

NO Memiliki Pekerjaan Sampingan

Frekuensi Persentase (%) Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1 Ya 20 26 30,8 40

2 Tidak 45 39 69,2 60

Jumlah 65 65 100 100

Sumber : Kuisioner 2011

Dari tabel 5.9 diatas menunjukan bahwa jawaban responden yang memiliki pekerjaan lain selain bertani sebelum meletusnya Gunung Sinabung sebanyak 20 orang atau sebesar 30,8% tetapi setelah meletusnya Gunung Sinabung yang memiliki

tidak cukupnya pendapatan responden dalam memenuhi kebutuhan perekonomian keluarganya sehingga untuk mencukupi kebutuhan tersebut maka responden harus mencari atau bekerja lain untuk dapat menambah pendapatan untuk mencukupi kebutuhan perekonomian keluarganya. Sementara responden yang tidak memiliki pekerjaan sampingan sebelum meletusnya Gunung Sinabung cukup banyak yaitu sebanyak 45 orang atu sebesar 69,2% dan setelah meletusnya Gunung Sinabung menjadi 39 orang atau sebesar 60 %.

5.2.5 Pangan

Dari data yang telah dikumpulkan dari 65 responden melalui kuesioner berikut ini data yang disajikan dalam tabel.

Tabel 5.10

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebutuhan Pangan Sebelum dan Sesudah Meletusnya Gunung Sinabung

NO Kebutuhan Pangan

Frekuensi Persentase (%) Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1 Mencukupi 56 50 86,2 76,9

2 Tidak Mencukupi 9 15 13,8 23,1

Jumlah 65 65 100 100

Sumber : Kuisioner 2011

Terlihat pada tabel 5.10 diatas bahwa kebutuhan akan pangan responden berkurang setelah meletusnya Gunung Sinabung, dapat kita lihat bahwa sebelum

meletusnya Gunung Sinabung responden menjawab bahwa kebutuhan akan pangan mereka tercukupi sebanyak 56 orang atau sebesar 86,2% dan yang tidak mencukupi sebanyak 9 orang atau sebesar 13,8% tetapi setelah meletusnya Gunung Sinabung maka responden yang menjawab kebutuhan akan pangannya tidak mencukupi meningkat yaitu menjadi 15 orang atau sebesar 23,1% dan responden yang menjawab bahwa kebutuhan akan pangan mereka mencukupi menurun menjadi 50 orang atau sebesar 76,9%, tetapi seperti kita ketahui bahwa kebutuhan akan pangan sangatlah wajib atau ini merupakan kebutuhan pokok yang harus di penuhi untuk melanjutkan kehidupan maka mau tidak mau kebutuhan akan pangan ini harus terpenuhi.

Terpenuhinya kebutuhan pangan ini juga tidak lepas dari harus terpenuhinya kebutuhan pangan yang memenuhi kriteria makanan empat sehat lima sempurna untuk itu dapat kita lihat kebutuhan akan makanan empat sehat lima sempurna responden sebelum dan sesudah meletusnya Gunung Sinabung seperti yang ditunjukan oleh tabel dibawah ini.

Tabel 5.11

Jawaban Responden Berdasarkan Kebutuhan Makanan Empat sehat Lima Sempurna Sebelum dan Sesudah Meletusnya Gunung Sinabung

NO Kebutuhan Makanan Empat Sehat Lima Sempurna

Frekuensi Persentase (%) Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1 Mencukupi 50 40 76,9 61,5

2 Tidak Mencukupi 15 25 23,1 38,5

Jumlah 65 65 100 100

Sumber : Kuisioner 2011

Berdasarkan tabel 5.11 diatas maka dapat kita lihat bahwa kebutuhan akan makanan empat sehat lima sempurna responden sangat beragam, sebelum meletusnya Gunung Sinabung responden yang kebutuhan akan makanan empat sehat lima sempurna sebanyak 50 orang atau sebesar 76,9% dan yang tidak mencukupi sebanyak 15 orang atau sebesar 23,1% tetapi meletusnya Gunung Sinabung maka responden yang kebutuhan akan makanan empat sehat lima sempurna yang mencukupi menjadi 40 orang atau sebesar 61,5% dan responden dengan kebutuhan akan makanan empat sehat lima sempurna yang tidak mencukupi sebanyak 25 orang atau sebesar 38,5%, kita lihat penurunan akan kebutuhan makanan empat sehat lima sempurna responden yang mencukupi dan peningkatan yang tidak mencukupi, hal tersebut dikarenakan dengan penurunan pendapatan responden.

5.2.6 Pendidikan

Dari data yang telah dikumpulkan dari 65 responden melalui kuesioner berikut ini data yang disajikan dalam tabel.

Tabel 5.12

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebutuhan Pendidikan Anak Sebelum dan Sesudah Meletusnya Gunung Sinabung

NO Sumber Pendidikan

Frekuensi Persentase (%) Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1 Mencukupi 61 43 93,8 62,5

2 Tidak Mencukupi 4 25 6,2 37,5

Jumlah 65 65 100 100

Sumber : Kuisioner 2011

Dari tabel 5.12 memperlihatkan bahwa 61 orang atau sebesar 93,8% responden yang menjawab bahwa kebutuhan akan pendidikan anak mereka terpenuhi sebelum meletusnya Gunung Sinabung tetapi setelah meletusnya Gunung Sinabung hanya 43 orang (62,5%) yang mengatakan bahwa kebutuhan akan pendidikan anak mereka terpenuhi, sementara responden yang menjawab kebutuhan akan pendidikan anak mereka tidak cukup sebelum meletusnya Gunung Sinabung sebanyak 4 orang atau sebesar 6,2% dan setelah meletusnya Gunung Sinabung maka responden yang menjawab bahwa kebutuhan akan pendidikan anak mereka tidak terpenuhi semakin meningkat yaitu sebanyak 25 orang atau sebesar 37,5%.

Dari data diatas dapat dilihat bahwa meletusnya Gunung Sinabung sangat berpengaruh sekali terhadap kebutuhan pendidikan anak responden, karena pendidikan sangatlah penting untuk masa depan anak mereka maka para responden mengatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan anak mereka maka para responden meminjam uang dari saudara mereka atau meminjam kepada rentenir.

5.2.7 Perumahan

Dari data yang telah dikumpulkan dari 65 responden melalui kuesioner berikut ini data yang disajikan dalam tabel.

Tabel 5.13

Jawaban Responden Berdasarkan Kepemilikan Rumah Sebelum dan Sesudah Meletusnya Gunung Sinabung

NO Kepemilikan Rumah

Frekuensi Persentase (%) Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1 Milik Sendiri 52 52 80 80

2 Mengontrak 10 10 15,4 15,4

3 Menumpang 3 3 4,6 4,6

Jumlah 65 65 100 100

Sumber : Kuisioner 2011

Rumah merupakan tempat berkumpulnya keluarga dan juga tempat untuk tinggal,beristirahat, berlindung dari panas maupun hujan dan merupakan tempat berkumpul suatu keluarga.

Dari tabel 5.13 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada perubahan tempat tinggal responden baik sebelum dan sesudah meletusnya Gunung Sinabung. Meletusnya Gunung Sinabung tidak mempemgaruhi keberadaan tempat tinggal responden. Pada saat sebelum dan sesudah meletusnya Gunung Sinabung jumlah responden yang punya rumah sendiri yakni 52 orang (80%) dan responden yang mengontrak rumah sebelum dan setelah meletusnya Gunung Sinabung yakni sebanyak 10 orang (15,4%), serta responden yang menumpang di rumah sanak saudara sebelum dan setelah meletusnya Gunung Sinabung yaitu sebanyak 3 orang (4,6%) .

5.2.8 Kesehatan

Dari data yang telah dikumpulkan dari 65 responden melalui kuesioner berikut ini data yang disajikan dalam tabel.

Tabel 5.14

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebutuhan Kesehatan Sebelum dan Sesudah Meletusnya Gunung Sinabung

NO Sumber Pendidikan

Frekuensi Persentase (%) Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1 Terpenuhi 65 52 100 80

2 Tidak Terpenuhi - 13 - 20

Jumlah 65 65 100 100

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, memungkinkan setiap orang hidup Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan.

Dari data diatas dapat dilihat bahwa responden yang kebutuhan akan kesehatannya terpenuhi sebelum meletusnya Gunung Sinabung adalah seluruh responden yang berjumlah 65 orang (100%) tetapi setelah meletusnya Gunung Sinabung maka responden yang kebutuhan akan kesehatannya terpenuhi sebanyak 52 orang atau 80%, sementara responden yang kebutuhan akan kesehatannya tidak terpenuhi setelah meletusnya Gunung Sinabung menjadi 13 orang (20%), kebutuhan akan kesehatan sangat penting terpenui karena kesehatan merupakan harta yang paling mahal harganya.

Ketika kebutuhan kesehatan tidak terpenuhi maka cara lain pun ditempuh supaya akhirnya kebutuhan kesehatan tersebut terpenuhi. Salah satu responden bernama Bu Madi br Sitepu mengatakan:”Ketika kebutuhan kesehatan keluarga

tidak terpenuhi maka saya terpaksa meminta bantuan kepada keluarga

Kebutuhan akan kesehatan juga ditentukan oleh frekuensi berobat responden sebelum dan sesudah meletusnya Gunung Sinabung dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.15

Jawaban Responden Tentang Frekuensi Berobat Sebelum dan Sesudah Meletusnya Gunung Sinabung

NO Frekuensi Berobat

Frekuensi Persentase (%) Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1 Sering 2 21 3,1 32,3

2 Jarang 63 44 96,9 67,7

Jumlah 65 65 100 100

Sumber : Kuisioner 2011

Penyakit bisa datang kapan saja tanpa diundang dan dapat meyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Jika penyakit sudah menjangkit maka mau tidak mau harus diobati jika tidak ingin penyakit tersebut semakin parah. Penyakit bisa datang dari interaksi antar orang atau bisa juga timbul karena pengaruh lingkungan. Jika berobat secara teratur maka penyakit dapat disembuhkan.

Dari tabel 5.15 diatas dapat dilihat bahwa sebelum meletusnya Gunung Sinabung sebagian besar responden jarang pergi berobat karena tidak ada penyakit yakni sebanyak 63 orang (96,9%) dan yang sering berobat hanya 2 orang (3,1%). Akan tetapi setelah meletusnya Gunung Sinabung maka frekuensi responden meningkat menjadi sering yakni sebanyak 21 orang (32,3%) dan yang jarang berobat sebanyak 44 orang (67,7%). Debu vulkanik yang dikeluarkan oleh Gunung Sinabung

ternyata dapat menghambat saluran pernapasan sehingga bisa mengakibatkan batuk-batuk dan sesak nafas.

Jika sudah sering berobat maka secara langsung akan berhubungan dengan sumber biaya/dana perobatan. Berikut disajikan dalam tabel sumber dana berobat responden.

Tabel 5.16

Jawaban Responden Tentang Sumber Dana Berobat Sebelum dan Sesudah Meletusnya Gunung Sinabung

NO Sumber Dana

Frekuensi Persentase (%) Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1 Biaya Sendiri 65 57 100 87,7

2 Lainnya (pemerintah,sanak

saudara,dll) - 8 - 12,3

Jumlah 65 65 100 100

Sumber : Kuisioner 2011

Dari tabel 5.16 diatas dapat dilihat bahwa sebelum meletusnya Gunung Sinabung maka sumber dana berobat responden seluruhnya berasal dari biaya sendiri yakni 65 sebanyak 65 orang (100%). Akan tetapi setelah meletusnya Gunung Sinabung maka sumber dana berobat dari biaya sendiri menurun menjadi 57 orang (87,7%) dan sumber dana berobat lainnya (pemerintah,sanak saudara,dll) sebanyak 8

orang (12,3%). Hal tersebut tidak terlepas dari penurunan pendapatan responden yang diakibatkan setelah meletusnya Gunung Sinabung.

Kecukupan ataupun kekurangan biaya perobatan juga mempengaruhi kemana perginya responden berobat. Berikut tabel yang menunjukkan mengenai tempat berobat responden sebelum dan sesudah meletusnya Gunung Sinabung.

Tabel 5.17

Jawaban Responden Mengenai Tempat Berobat Sebelum dan Sesudah Meletusnya Gunung Sinabung

NO Tempat Berobat

Frekuensi Persentase (%) Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1 Puskesmas 64 54 98,5 83,1 2 3 Rumah Sakit Lainnya (bidan,dll) - 1 2 9 1,5 3,1 13,8 Jumlah 65 65 100 100 Sumber : Kuisioner 2011

Sarana dan prasarana di tempat pelayanan kesehatan akan sangat mempengaruhi kepercayaan pasien yang datang berobat ke lokasi pelayanan tersebut. Keramahan dan sikap bersahabat dari petugas kesehatan juga mempengaruhi kenyamanan pasien untuk berobat ke lokasi pelayanan kesehatan. Banyak masyarakat yang lebih mementingkan kenyamanan di dalam berobat tanpa memikirkan besar kecilnya biaya yang akan dikeluarkan.

Dari tabel 5.17 diatas dapat dilihat bahwa sebelum meletusnya Gunung Sinabung sebanyak 64 orang responden (98,5%) pergi berobat ke puskesmas dan sebanyak 1 orang responden (1,5%) pergi berobat ke tempat lainnya (bidan,dll). Setelah meletusnya Gunung Sinabung responden yang berobat ke puskesmas sebanyak 54 orang (83,1%), responden yang berobat ke rumah sakit sebanyak 2 orang (3,1%) dan yang berobat ke tempat lainnya (bidan,dll) sebanyak 9 orang (13,8%).

5.2.9 Tabungan

Tabungan merupakan aset masa depan yang disimpan untuk keperluan di masa yang akan datang. Berikut ini disajikan tabel yang menunjukkan responden yang memiliki tabungan sebelum dan sesudah meletusnya Gunung Sinabung.

Tabel 5.18

Jawaban Responden Yang Memiliki Tabungan Sebelum dan Sesudah Meletusnya Gunung Sinabung

NO Tabungan

Frekuensi Persentase (%) Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1 Ya 42 12 64,6 18,5

2 Tidak 23 53 35,4 81,5

Jumlah 65 65 100 100

Sumber : Kuisioner 2011

Dari tabel 5.18 diatas maka dapat kita lihat bahwa responden yang memiliki tabungan sebelum meletusnya Gunung Sinabung cukup banyak yaitu sebanyak 42

responden atau sebesar 64,6% mereka dapat menyimpan sebagian dari hasil pendapatan mereka tetapi setelah meletusnya Gunung Sinabung maka pendapatan responden sangat menurun sehingga setelah meletusnya Gunung Sinabung maka responden yang memiliki tabungan semakin berkurang menjadi 12 orang atau sebesar 18,5% sementara responden yang tidak memiliki tabungan sebelum meletusnya Gunung Sinabung sebanyak 23 orang atau sebesar 35,4% tetapi setelah meletusnya Gunung Sinabung responden yang tidak memiliki tabungan semakin menigkat menjadi 53 orang atau sebesar 81,5%, peningkatan ini terjadi karena tidak cukupnya uang yang diperoleh untuk menabung bahkan kurang untuk memenuhi kebutuhan perekonomian keluarga mereka.

5.3 Analisis Data Kuantitatif Perbandingan Tingkat Sosial Ekonomi

Dokumen terkait