• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.500.000 75.000 – 1.666.667 41.666 – 1.666.667 .284 Rataan ± SD 386.022,9063 ± 2.73171E5 466.895,8438 ± 3.23094E5 426.459,37505 ±2.981325E5 3. Garis kemiskinan perkotaan Rp. 249.170/Bulan/Orang (%)

Miskin 31.2 18.8 25.0

Tidak Miskin 68.8 81.2 75.0

Data pendapatan perkapita keluarga contoh (Tabel 7) tersebar hampir setara antara kelompok kontrol dan perlakuan. Rataan pendapatan perkapita mencapai Rp. 426.459,375/ Bulan/ Orang. Data menunjukkan pendapatan perkapita yang paling rendah ialah Rp. 41.666 berada di kelompok kontrol, dan yang paling besar Rp. 1.666.667 berada di kelompok perlakuan. Hasil uji menunjukkan tidak ada perbedaan pendapatan perkapita yang signifikan antara kelompok kontrol dan perlakuan. Sedangkan jika didasarkan pada garis kemiskinan perkotaan sebesar Rp. 249.170/Bulan/Orang (BPS Jawa Barat 2012) data menunjukkan kategori tidak miskin merupakan persentase terbesar baik di kelompok kontrol maupun perlakuan. Contoh di kelompok kontrol yang termasuk kategori miskin lebih besar dibandingkan dengan kelompok perlakuan. Data total menunjukkan hanya sepertiga contoh yang termasuk kategori miskin.

25 Lingkungan Pengasuhan

Pengukuran lingkungan pengasuhan menggunakan instrumen Home Observation for Measurement of the Environment (HOME) untuk anak usia 3 – 6 tahun (Caldwell & Bradley 1984). Instrumen ini berjumlah 54 item yang meliputi delapan komponen, yaitu: (1) stimulasi belajar, (2) stimulasi bahasa, (3) lingkungan fisik, (4) kehangatan dan penerimaan, (5) stimulasi akademik, (6) modeling, (7) variasi stimulasi kepada anak, dan (8) hukuman. Sebaran lingkungan pengasuhan baik kelompok kontrol maupun perlakuan disajikan pada Tabel 8 hingga Tabel 17. Data lingkugan pegasuhan ini diperlukan sebagai masukan untuk materi intervensi pemberdayaan keluarga.

Stimulasi Belajar. Komponen ini terdiri dari sebelas item untuk mengetahui ketersediaan mainan/ alat serta kegiatan yang berhubungan dengan perkembangan kognitif anak. Mainan yang sesuai untuk anak usia prasekolah diantaranya ialah mainan mengenai warna, bentuk, ukuran, angka, mainan yang melatih motorik halus, serta yang memiliki peraturan. Selain mainan, peralatan yang menstimulasi belajar anak ialah tape recorder/ VCD player beserta kaset/ CD/ VCD yang isinya melatih kognitif anak, serta bahan bacaan seperti buku, majalah dan koran yang sesuai bagi anak dan keluarga. Kegiatan yang menstimulasi kognitif anak ialah mengajarkan berbagai bentuk geometris.

Tabel 8 Sebaran Contoh menurut Lingkungan Pengasuhan Komponen Stimulasi Belajar (%)

No Komponen Stimulasi Belajar Kontrol Perlakuan Total 1. Anak punya mainan untuk belajar

tentang warna, bentuk dan ukuran

59.4 90.6 75

2. Anak punya 3 mainan yang memiliki peraturan dalam permainannya (ular tangga, congklak, monopoli, catur)

50.0 56.3 53.15

3. Anak punya tape recorder dan kaset/ VCD (nyanyian, cerita, pengetahuan, dll.)

71.9 78.1 75

4. Anak punya mainan bebas ekspresi (spidol, crayon, cat air)

56.3 87.5 71.9

5. Anak punya mainan untuk melatih gerakan tangan yang halus (puzzle, lilin, dll.)

71.9 81.3 76.6

6. Anak punya mainan untuk belajar angka 43.8 87.5 65.65 7. Anak punya buku sendiri paling sedikit

10 buah

21.9 37.5 29.7

8. Keluarga punya buku paling sedikit 10 buah

50.0 43.8 46.9

9. Keluarga membeli/ membaca koran setiap hari

3.1 9.4 6.25

10. Keluarga berlanggangan paling sedikit satu majalah

15.6 25.0 20.3

26

Data menunjukkan (Tabel 8) sepuluh dari sebelas item komponen stimulasi belajar di kelompok perlakuan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Satu item yaitu keluarga mempunyai buku paling sedikit 10 buah, dicapai sedikit lebih tinggi oleh kelompok kontrol. Persentase yang paling tinggi ialah item anak diajari tentang bentuk-bentuk (87.5%). Enam item di komponen ini mencapai lebih dari dua pertiga total contoh, yaitu mengenai tersedianya berbagai mainan dan alat untuk belajar warna, bentuk, ukuran, angka, bebas ekspresi, melatih motorik halus, dan tape recorder/VCD, sedangkan untuk item anak mempunyai tiga mainan yang memiliki peraturan hanya dicapai lebih dari setengah total contoh (53.15%).

Semua item ketersediaan bahan bacaan untuk menstimulasi belajar anak (Nomor 7 – 10) tidak mencapai 50% dari total contoh. Hal ini menggambarkan masih kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya bahan bacaan untuk menstimulasi belajar anak. Hasil ini sesuai dengan survei yang dilakukan oleh

Kemdiknas didukung oleh hibah dari AusAID yang mencakupsekitar 6.400 anak

laki-laki dan perempuan berusia satu hinggaempat tahun di sembilan kabupaten/

kota yang mewakili proyekPAUD bahwa lebih dari setengah rumah tangga dalam

sampel tidak memiliki buku di rumah mereka (World Bank 2010). Hal ini terjadi

diduga karena faktor harga buku yang relatif mahal. Sebenarnya hal ini bisa

disiasati dengan membeli buku bekas atau buku yang kualitas bahannya tidak terlalu bagus namun isinya tetap sesuai untuk anak dan keluarga.

Stimulasi Bahasa. Komponen lingkungan pengasuhan ini diobservasi saat kunjungan untuk mengetahui komunikasi verbal yang dilakukan antara ibu dan anak, komunikasi yang dimaksudkan disini untuk membantu perkembangan bahasa anak. Hasil analisis deskriptif (Tabel 9) menunjukkan empat item dicapai lebih tinggi oleh kelompok perlakuan, dua item oleh kelompok kontrol dan satu item setara. Diduga hal ini dikarenakan pendidikan contoh di kelompok perlakuan lebih baik baik daripada kelompok kontrol. Hasil penelitian Afwan (1998) membuktikan bahwa tingkat pendidikan ibu berpengaruh nyata positif terhadap perkembangan komunikasi aktif anak.

Tabel 9 Sebaran Contoh menurut Lingkungan Pengasuhan Komponen Stimulasi Bahasa (%)

No Komponen Stimulasi Bahasa Kontrol Perlakuan Total 1. Anak punya mainan untuk belajar mengenal

nama-nama binatang melalui buku, puzzle, games

71.9 81.3 76.6

2. Anak diajari huruf alfabet 87.5 93.8 90.65

3. Anak diajari untuk mengucapkan salam, terima kasih, maaf, dan lain-lain

96.9 96.9 96.9 4. Ibu berbicara dengan tata bahasa yang benar 84.4 87.5 85.95 5. Anak diberi kesempatan berbicara, ibu

mendengarkan cerita/ pengalaman

87.5 100.0 93.75 6. Kata-kata ibu selalu menyenangkan anak 96.9 78.1 87.5 7. Anak diberi kesempatan memilih sendiri

makanan yang diinginkannya

27 Data total contoh menunjukkan seluruh item komponen ini mencapai lebih dari tiga perempat total contoh. Anak diajarkan oleh ibunya mengenai berbagai nama binatang, huruf, cara mengucapkan salam, menyampaikan terimakasih dan permintaan maaf, ibu mencontohkan penggunaan bahasa yang benar, memberi kesempatan pada anak untuk berbicara, merespon dengan kata-kata yang menyenangkan anak, serta anak diberi kesempatan memilih sendiri makanan yang diinginkannya. Di kelompok kontrol persentase yang paling tinggi yaitu item kata-kata ibu selalu menyenangkan anak (96.9%). Sedangkan di kelompok perlakuan—yang juga merupakan persentase total tertinggi—yaitu item anak diberi kesempatan berbicara, ibu mendengarkan cerita/ pengalaman (100%). Pola komunikasi keluarga demikian disebut oleh DeVito (2007) dengan equality pattern atau pola komuniasi persamaan. Data pada Tabel 9 menggambarkan bahwa komponen stimuasi bahasa yang dilakukan contoh terhadap anaknya termasuk ke dalam kategori tinggi.

Lingkungan Fisik. Komponen ini mengukur kemampuan keluarga untuk menyediakan lingkungan bagi anak yang aman, nyaman, dan stabil. Hasil analisis menunjukkan (Tabel 10) persentase total tertinggi dicapai oleh item para tetangga bersifat ramah (93.75%). Contoh mengakui bahwa lingkungan tetangga saling mengingatkan, mendukung, dan membantu dimana hal tersebut merupakan bentuk dukungan sosial (Gottlieb dalam Armstrong, Lefcofitch, & Ungar 2005). Empat dari tujuh item lingkungan fisik mencapai persentase tidak lebih dari setengah total contoh, yaitu kondisi rumah yang masih berada di daerah kurang aman bagi anak seperti dekat dengan sungai, selokan besar dan jalan raya, contoh juga masih banyak yang tinggal di rumah petak yang sempit sehingga tidak mempunyai cukup ruang untuk menyimpan alat rumah tangga. Selain itu rumah tidak memiliki ventilasi yang memadai sehingga pencahayaan gelap dan monoton dimana item ini merupakan persentase total terendah (31.3%). Akan tetapi lebih dari setengah contoh berusaha menciptakan tempat bermain bagi anak yang aman dari bahaya seperti menyimpan benda tajam atau mudah pecah jauh dari jangkauan anak. Selain itu contoh juga membersihkan bagian dalam rumah secara rutin agar nyaman dan rapi.

Tabel 10 Sebaran Contoh menurut Lingkungan Pengasuhan Komponen Lingkungan Fisik (%)

No Komponen Lingkungan Fisik Kontrol Perlakuan Total 1. Rumah Keluarga aman dari bahaya

(sungai, selokan besar, jalan)

56.3 37.5 46.9 2. Tempat bermain anak aman dari semua

kemungkinan bahaya

78.1 59.4 68.75 3. Keadaan dalam rumah tidak gelap atau

monoton

31.3 31.3 31.3

4. Para tetangga bersifat ramah 96.9 90.6 93.75

5. Rumah tidak sempit 40.6 43.8 42.2

6. Bagian dalam rumah tidak dipenuhi alat rumah tangga

31.3 56.3 43.8 7. Bagian dalam rumah bersih dan rapi 62.5 46.9 54.7

28

Tabel 11 Sebaran Contoh menurut Lingkungan Pengasuhan Komponen Kehangatan dan Penerimaan (%)

No Komponen Kehangatan dan Penerimaan Kontrol Perlakuan Total 1. Ibu menggendong anak sekurang-kurangnya

10 – 15 menit setiap hari

65.6 40.6 53.1 2. Ibu berbicara pada anak sekurang-kurangnya 2

kali selama kunjungan anda

81.3 90.6 85.95 3. Ibu menjawab pertanyaan atau permintaan

anak dengan kata-kata

96.9 93.8 93.35

Dokumen terkait