• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TELAAH PUSTAKA

E. Pendapatan

1. Teori Pendapatan

Menurut Winardi dalam Kamus Ekonomi (1981), bahwa pendapatan atau penghasilan itu sama artinya dengan hasil berupa uang atau material lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa-jasa manusia bebas. Suparmoko (1981) berpendapat bahwa pendapatan seseorang adalah pendapatan yang telah diperoleh dari suatu kegiatan jenis usaha yang menghasilkan suatu keuntungan. Definisi lain dari pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diperoleh dari hasil pekerjaan dan biasanya pendapatan seseorang dihitung setiap tahun atau setiap bulan. Dengan demikian pendapatan merupakan gambaran terhadap posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat. Pendapatan keluarga berupa jumlah keseluruhan pendapatan dan kekayaan keluarga, dipakai untuk membagi keluarga dalam tiga kelompok pendapatan, yaitu: pendapatan rendah, pendapatan menengah dan pendapatan tinggi. (Endang H. dan Rintar A. Simatupang, 2008)

Pendapatan adalah hasil yang didapatkan dari usaha seseorang sebagai ganti jerih payah atas usaha yang dikerjakan, sedangkan pendapatan industri adalah pendapatan yang diperoleh karena telah mengorganisasikan seluruh faktor produksi yang dikelolanya. Pendapatan yaitu pendapatan yang diperoleh dari jumlah produk fisik yang dihasilkan dikalikan dengan harga jualnya, atau dalam matematik dapat dinyatakan (McEachern, 2000: 98) :

23

TR = Q x P...(2.1)

Dimana : TR : Penerimaan Total atau Pendapatan

Q : Jumlah Produksi

P : Harga Jual Produk

Pendapatan bersih merupakan pendapatan bruto setelah dikurangi biaya-biaya dalam proses produksi. Biaya yang dimaksud disini adalah pengorbanan nilai yang memberikan sumbangan yang bermanfaat untuk produksi barang-barang. Biaya ini merupakan pengorbanan yang secara ekonomi tidak dapat dihindarkan dalam proses produksi barang.

Tingkat pendapatan adalah alat ukur untuk tinggi rendahnya tingkat kemakmuran suatu masyarakat. Demikian pula tingkat kemakmuran suatu negara dapat dilihat dari pendapatan perkapita dari penduduk negara tersebut, disamping perlu dilihat pula distribusi pendapatan itu sendiri.

2. Faktor-faktor yang Diduga Mempengaruhi Pendapatan Pedagang di

Nightmarket Ngarsopuro

Dalam kegiatan usaha pedagang ada faktor-faktor yang bisa memberikan pengaruh pendapatannya, antara lain:

a. Modal

Modal merupakan barang-barang hasil produksi tahan lama yang pada gilirannya digunakan sebagai input produktif untuk produksi

24

lebih lanjut (Samuelson, 1996:317). Modal adalah proses produksi tidak langsung, investasi barang modal adalah proses produksi tidak langsung, investasi barang modal dari penundaan konsumsi sekarang untuk meningkatkan konsumsi di masa depan.

Sebagai suatu konsep ekonomi, modal dipergunakan dalam konteks yang berbeda-beda. Dalam rumusan yang sederhana, modal adalah barang atau uang, yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru. (Mubyarto; 1973 dalam Sofa; 2011) Dalam artian yang lebih luas dan dalam tradisi pandangan ekonomi non-Marxian pada umumnya, modal mengacu kepada asset yang dimiliki seseorang sebagai kekayaan (wealth) yang tidak segera dikonsumsi melainkan, atau disimpan (saving adalah

potential capital), atau dipakai untuk menghasilkan barang/jasa baru

(investasi). Dengan demikian, modal dapat berwujud barang dan uang. Tetapi tidak setiap jumlah uang dapat disebut modal. Sejumlah uang itu menjadi modal kalau ia ditanam atau diinvestasikan untuk menjamin adanya suatu kembalian (rate of return). Dalam arti ini modal juga mengacu kepada investasi itu sendiri yang dapat berupa alat-alat finansial seperti deposito, stok barang, ataupun surat saham yang mencerminkan hak atas sarana produksi, atau dapat pula berupa sarana produksi fisik. Kembalian itu dapat berupa pembayaran bunga, ataupun klaim atas suatu keuntungan. Modal yang berupa barang

(capital goods), mencakup durable (fixed) capital dalam bentuk

bangunan pabrik, mesin-mesin, peralatan transportasi, kemudahan

25

distribusi, dan barang-barang lainnya yang dipergunakan untuk memproduksi barang/jasa baru; dan no-durable (circulating) capital, dalam bentuk barang jadi ataupun setengah jadi yang berada dalam proses untuk diolah menjadi barang jadi. Terdapat pula adanya penggunaan istilah capital untuk mengacu kepada arti yang lebih khusus, misalnya social capital dan human capital. Istilah yang pertama mengacu kepada jenis modal yang tersedia bagi kepentingan umum, seperti rumah sakit, gedung sekolahan, jalan raya dan sebagainya; sedangkan istilah yang kedua mengacu kepada faktor manusia produtif yang secara inherent tercakup faktor kecakapan dan keterampilan manusia. Menyelenggarakan pendidikan misalnya, disebut sebagai suatu investasi dalam human capital (Mubyarto; 1973 dalam Sofa; 2011).

Jadi modal terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan perusahaan dalam menjalankan proses produksi, maka biaya itu termasuk ke dalam modal. Modal adalah segala bentuk kekayaan berupa barang dan uang yang bisa didapatkan sendiri maupun pihak lain berupa pinjaman (M. Suparmoko, 1991: 96). Modal terdiri dari:

1)Modal usaha adalah kapital semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung maupun tidak langsung, untuk menambah output. Modal usaha pedagang kaki lima ini sendiri terdiri dari modal tetap seperti bangunan, peralatan dan modal lancar seperti uang kas dan barang dagangan.

26

2)Modal kerja adalah kapital yang diperlukan untuk membelanjai operasi sehari-hari atau disebut biaya tetap suatu usaha. Contoh: uang muka, gaji pegawai. Dimana uang tersebut akan kembali lagi masuk ke perusahaan melalui hasil penjualan.

b. Pengalaman Usaha

Jangka waktu pengusaha dalam melakukan usahanya

memberikan pengaruh penting bagi pemilihan strategi dan cara melakukan usahanya, dan sangat bervariasi antara pengusaha satu dengan pengusaha lainnya. Pengusaha yang lebih lama dalam melakukan usahanya akan memilik strategi yang lebih matang dan tepat dalam mengelola, memproduksi dan memasarkan produknya. Selain itu, pengusaha dengan pengalaman dan lama usaha yang lebih banyak, secara tidak langsung akan mendapatkan jaringan atau koneksi yang luas yang berguna dalam memasarkan produknya (Bambang, 2009: 24).

c. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah jumlah pekerja dalam menjalankan usaha

penjualan barang maupun jasa, dinyatakan dalam satuan orang. Dalam penelitian ini, jumlah tenaga kerja adalah orang yang bekerja di stand

nightmarket Ngarsopuro, baik itu pemilik sendiri atau ditambah

pegawai yang membantu pedagang dalam menjalankan usahanya dan menerima upah atas tenaga yang digunakannya, jadi dalam variabel tenaga kerja ini yang masuk dalam pengolahan data, yakni semua orang (pedagang atau pemilik sendiri jika ikut di nightmarket

27

Ngarsopuro dan pegawai) yang ada dalam stand nightmarket

Ngarsopuro dalam jumlah orang.

d. Lokasi

Di dalam nightmarket Ngarsopuro, lokasi merupakan suatu yang

penting, karena di tempat ini pedagang ditempatkan pada sebuah tenda yang berisi empat orang pedagang. Lokasi pedagang dipisah menjadi dua, yaitu lokasi depan dan lokasi belakang. Lokasi akan mempengaruhi jumlah konsumen yang membeli. Oleh karena itu, penempatan lokasi pedagang akan berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh pedagang itu sendiri.

Untuk lokasi di nightmarket Ngarsopuro ini dummy akan dibedakan menjadi dua, yaitu lokasi depan dan lokasi tidak depan, dilihat menurut letaknya dari jalan utama.

Dokumen terkait