• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5. Luas Lahan

5.3 Pendapatan Usahatani Kopi Arabika

Analisis pendapatan yaitu penerimaan yang dikurangi oleh total biaya tunai yang dikeluarkan yakni biaya tetap maupun biaya variabel dimana analisis ini dilakukan untuk memperoleh nilai pendapatan usahatani. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi (Soekartawi, 2006).

Analisis pendapatan meliputi produksi, biaya tetap, biaya variabel dan keuntungan atau pendapatan. Tingkat pendapatan yang diperoleh petani ditentukan oleh jumlah satuan fisik produksi yang dihasilkan dan nilai produksi persatuan fisik. Produksi yang dimaksud adalah banyaknya hasil yang diperoleh dari usahatani kopi arabika yang dikelolah setiap tahun oleh petani responden,

42 sedangkan nilai produksi yaitu untuk menyatakan berbagai produksi yang menghasilkan usahatani.

Oleh karena itu, pengeluaran perlu dirinci dengan baik. Pendapatan bersih yang diperoleh petani dalam usahatani kopi arabika di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada tabel 14

43 Tabel 15. Rata-rata Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Kopi Arabika di Desa

Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.

No Uraian Jumlah Harga

Total Biaya Variabel 8,433,500

2. Biaya Tetap

c) Biaya Penyusutan alat - Mesin pengelupas

Total Biaya Tetap 616,078

3. Total Biaya (TVC+TFC) 9, 049,577

4. Pendapatan (TR-TC) 9, 150,423

Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2020

44 Tabel 15 menunjukkan bahwa rata-rata biaya penerimaan yang diperoleh responden kopi arabika sebesar Rp. 18,200,000 per musim panen, nilai tersebut diperoleh dari jumlah produksi sebanyak 910/kg dikali dengan rata-rata harga produksi yaitu Rp. 20,000/kg. Hasil penelitian sebanding penelitian Kristi, (2014) dengan judul Analisis Pendapatan Usahatani Kopi Arabika di Desa Dolokmargu Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan yang menjelaskan bahwa usahatani kopi arabika di daerah penelitian tergolong menguntungkan, karena penerimaan petani lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk usahataninya. Pendapatan per petani sebesar Rp 12.881.121,20/tahun. Adapun biaya produksi dikeluarkan petani kopi arabika yang ada di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang yaitu:

1. Biaya variabel a. Pupuk

Pupuk adalah bahan yang digunakan pada tanah untuk menambah unsur hara pada tanaman atau untuk mengubah sifat kimia atau biologi bagi tanah sehingga lebih baik untuk pertumbuhan tanaman. Responden petani kopi arabika yang ada di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko hanya melakukan pemupukan pada tanaman kopi arabika hanya satu kali musim panen per tahun. Pemupukan dilaksanakan pada awal musim penghujan dimana kondisi tanah sedang lembab dan temperaturnya mencapai 25-27°C.

Ada 4 jenis pupuk yang digunakan responden petani kopi arabika yaitu ponska, urea, TSP, dan ZA. Besar kecilnya dosis pupuk yang diberikan tergantung umur dan produksi tanaman kopi untuk mempertahankan kondisi tanah agar

45 tetap sehat, maka sebaiknya pemupukan tetap menambah bahan organik kedalam tanah.

Pemberian pupuk yang dilakukan yaitu rata-rata jumlah Ponska yang digunakan dalam usahatani kopi arabika sebanyak 115 kg dengan rata-rata harga Rp. 2,400/kg, rata-rata jumlah pupuk Urea yang digunakan responden petani kopi arabika sebanyak 117 kg dengan rata-rata harga sebesar Rp.

2,200/kg, rata-rata jumlah pupuk TSP yang digunakan dalam usahatani kopi arabika sebanyak 102 kg dengan rata-rata harga sebesar Rp. 2,192/kg, dan untuk rata-rata jumlah pupuk ZA yang digunakan responden petani kopi arabika sebanyak 106 kg dengan rata-rata harga sebesar Rp. 2,000/kg. Pupuk yang digunakan wajib mengandung nutrisi yang seimbang yang dibutuhkan oleh tanaman kopi seperti nitrogen, phospat, dan kalium. Pemberian pupuk dilakukan dengan menyebarkan dalam jarak setengah meter tepat pada akar yang membutuhkan. Sedangkan untuk pemberian pupuk kandang yang ada di Desa Benteng Alla Utara sudah jarang responden petani kopi arabika yang menggunakan pupuk kandang karena lebih memilih untuk menggunakan pupuk kimia.

b. Tenaga kerja

Adapun tenaga kerja yang dilakukan dalam proses usahatani kopi arabika yaitu sebagai beriku:

1) Penyiangan

Dalam proses penyiangan lahan dengan menggunakan mesin pemotong rumput. penyiangan dilakukan setiap dua minggu untuk

46 membersihkan gulma yang ada dibawah tajuk pohon kopi. Penyiangan gulma pada tanaman kopi yang dewasa dilakukan apabila diperlukan saja tetapi petani yang ada di Desa benteng Alla Utara hanya melakukan penyiangan dalam satu kali musim per tahun. Adapun jenis gulma yang dominan tumbuh pada perkebunan tanaman kopi arabika yaitu alang-alang (Imperata cylindrica), jenis gulma ini merupakan jenis gulma Grasses (rumput-rumputan) yang masuk dalam famili graminae. Untuk tenaga kerja penyiangan rata-rata jumlah tenaga kerja yang digunakan sebanyak 1 orang dengan rata-rata harga sebesar Rp. 50,000/orang

2) Panen

Pemanenan buah kopi arabika yang umum dilakukan dengan cara memetik buah yang telah masak pada tanaman kopi adalah berusia mulai sekitar 2,5-3 tahun. Buah yang matang ditandai dengan perubahan warna kulit buah. Kulit buah berwarna hijau tua adalah buah yang masih muda, berwarna kuning adalah setengah masak dan jika berwarna merah maka buah kopi sudah masak penuh dan menjadi kehitam-hitaman setelah masak penuh (starfarm, 2010). Untuk mendapatkan buah yang bermutu tinggi, buah kopi arabika harus dipetik dalam keadaan masak penuh yang memerlukan waktu 6-8 bulan.

Proses panen biji kopi arabika yang dihasilkan dalam satu kali musim per tahun sebanyak 23.660 kg dengan rata-rata sebanyak 910/kg. Dalam proses panen dengan rata-rata jumlah tenaga kerja yang digunakan sebanyak 5 orang dengan rata-rata harga sebesar Rp. 80,000/orang.

47 2. Biaya tetap

a. Biaya penyusutan alat

Pada penyusutan alat ada beberapa jenis alat yang digunakan dalam usahatani kopi arabika yang ada di Desa benteng Alla Utara yaitu mesin pengelupas kulit kopi basah, mesin pemotong rumput, gunting pangkas dan gergaji. Mesin pengelupas kulit kopi basah adalah mesin yang digunakan untuk mengupas biji kulit kopi basah. Ada dua jenis mesin pengelupas kulit kopi basah yaitu dengan menggunakan mesin dan manual tetapi responden petani kopi arabika yang ada di Desa Benteng Alla Utara lebih banyak menggunakan mesin pengelupas kulit kopi basah yang manual. Proses pengelupas kulit kopi basah hanya dilakukan 1 hari atau tergantung jumlah produksi kopi arabika yang dihasilkan. Rata-rata jumlah mesin pengelupas kulit kopi yang digunakan sebanyak 1 unit dengan rata-rata harga sebesar Rp. 280,192.

Mesin pemotong rumput adalah mesin yang digunakan untuk membabat rumput atau gulma. Salah satu jenis yang sering digunakan yaitu mesin potong rumput gendong. Rata-rata jumlah mesin pemotong rumput yang digunakan responden petani kopi arabika sebanyak 1 unit dengan rata-rata harga sebesar Rp. 260,385. Gunting pangkas adalah jenis alat yang digunakan untuk memangkas dahan atau ranting pada tanaman kopi arabika. Rata-rata jumlah gunting pangkas yang digunakan responden petani kopi arabika sebanyak 2 unit dengan rata-rata harga sebesar Rp. 29,558, selanjutnya untuk gergaji adalah alat yang juga digunakan untuk memangkas ranting pada tanaman kopi arabika, namun alat ini hanya di gunakan pada saat memangkas atau memotong

48 ranting bagian luar yang mudah untuk dijangkau. Rata-rata jumlah gergaji yang digunakan responden kopi arabika sebanyak 1 unit dengan rata-rata harga sebesar Rp. 15,558.

Rata-rata total biaya penyusutan alat yang dikeluarkan responden petani kopi arabika dalam usahataninya sebesar Rp. 585,692. hal ini karena petani menggunakan penyusutan alat pada usahatani sesuai dengan besar kecilnya usaha yang dimiliki.

b. Pajak lahan

Rata-rata biaya pajak yang dikeluarkan pada usahatani kopi arabika yaitu sebesar Rp. 30,385/Ha. Hal ini menandakan petani kopi arabika yang memiliki skala usaha besar maka jumlah pajak yang dibayar akan semakin rendah sesuai pada kepemilikan lahan usahatani kopi arabika yang dimiliki.

Sehingga dari Tabel.15 menunjukkan bahwa total rata-rata biaya variabel yang dikelurakan responden petani kopi arabika sebesar Rp. 8,433,500/petani dan untuk rata-rata total biaya tetap yang dikeluarkan responden sebesar Rp. 616,078 sehingga diperoleh biaya total yang dikeluarkan responden petani kopi arabika sebesar Rp. 9,049,577 per musim panen. Pendapatan usahatani kopi arabika yang diperoleh responden yaitu penerimaan Rp. 18,200,000 per musim panen dikurangi dengan biaya total Rp. 9,049,577 per musim panen sehingga memperoleh rata-rata pendapatan sebesar Rp. 9,150,423 permusim panen satu tahun.

Sesuai dengan pendapat Supriadi dkk (2018) bahwa biaya dari usahatani kopi rakyat di Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal yaitu biaya tetap Rp.

200.800 dan biaya variabel Rp. 1.722.900 sehingga diperoleh biaya total Rp.

49 1.923.700 per musim panen. Hasil produksi rata – rata per musim panen dari usahatani kopi rakyat di Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal yaitu 1.646,08 Kg dengan harga jual Rp. 4.000 per/kg maka total penerimaan dari usahatani kopi adalah Rp. 6.584.300 per musim panen. Pendapatan usahatani kopi rakyat di Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal yaitu penerimaan Rp. 6.584.300 per musim panen dikurangi biaya total Rp. 1.923.700 per musim panen sehingga diperoleh pendapatan sebesar Rp. 4.660.600 per musim panen (satu tahun).

50

Dokumen terkait