• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI DESA BENTENG ALLA UTARA KECAMATAN BAROKO KABUPATEN ENREKANG SITTI MUFTIHA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI DESA BENTENG ALLA UTARA KECAMATAN BAROKO KABUPATEN ENREKANG SITTI MUFTIHA."

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI DESA BENTENG ALLA UTARA KECAMATAN BAROKO

KABUPATEN ENREKANG

SITTI MUFTIHA.S 105961118016

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(2)

ii

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI DESA BENTENG ALLA UTARA KECAMATAN BAROKO KABUPATEN

ENREKANG

SITTI MUFTIHA.S 105961118016

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Analisis Pendapatan Usahatani Kopi Arabika di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang

Nama : Sitti Muftiha.S

Stambuk : 10596111816

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

Disetujui

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ir. Hj. Nailah, M.Si. Sitti Arwati, S.P., M.Si.

NIDN: 0029096102 NIDN: 0901057903

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian Ketua program Studi Agribisnis

Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P.

NIDN: 0912066901 NIDN: 0921037003

(4)

iv

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul : Analisis Pendapatan Usahatani Kopi Arabika di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang

Nama : Sitti Muftiha.S Stambuk : 105961118016 Program Studi : Agribisnis Fakultas : Pertanian

KOMISI PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Ir. Hj. Nailah, M.Si.

Ketua Sidang

2. Sitti Arwati, S.P., M.Si.

Sekretaris

3. Dr. Dewi Puspitasari. S.P., M.Si.

Anggota 4. Akbar, S.P.,M.Si

Anggota

Tanggal Lulus :

(5)

v

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : Analisis Pendapatan Usahatani Kopi Arabika di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, 27 Agustus 2020

Sitti Muftiha.S 105961118016

(6)

vi

ABSTRAK

SITTI MUFTIHA.S

.

105961118016. Analisis Pendapatan Usahatani Kopi Arabika di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.

Dibimbing oleh NAILAH dan SITTI ARWATI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan usahatani kopi arabika di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.

Pengambilan populasi dalam penelitian ini adalah petani kopi arabika yang ada di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang sebanyak 264 orang, sementara untuk penentuan sampel yang diambil yakni sebanyak 10% dari populasi sebanyak 26 orang. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan Simple Random Sampling. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriftif menggunakan analisis pendapatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produksi kopi arabika di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang adalah sebesar 910 kg tahun/musim dan untuk rata-rata pendapatan petani kopi arabika dalam penelitian ini adalah sebesar Rp 9,150,423 kg/petani dalam permusim panen satu tahun.

Kata kunci: Usahatani kopi arabika, pendapatan.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW. beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pendapatan Ushatani Kopi Arabika di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari menghadapi banyak kendala dan belum mendekati kesempurnaan, akan tetapi kendala ini mampu diselesaikan dengan baik berkat arahan dan bimbingan dari pembimbing yang senantiasa membimbing kami dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis sangat menyadari, berhasilnya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah memberikan semangat kepada penulis dalam menghadapi setiap kendala, sehingga dalam kesempatan ini penulis sepatutnya mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:

1. Ibu Ir. Hj. Nailah, M.Si selaku pembimbing utama dan Ibu Sitti Arwati, S.P., M.Si selaku pembimbing pendamping yang senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Bapak Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

(8)

viii

3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P. selaku ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Kedua orang tua beserta suadara dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moral maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.

6. Kepada pihak pemerintah Kecamatan Baroko Khususnya kepala Desa Benteng Alla Utara beserta jajarannya yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Daerah tersebut.

7. Kepada sahabat yang telah membantu dan memberi saran serta moral kepada penulis dan penyusunan skripsi ini.

8. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir yang dimana penulis tidak dapat sebut satu persatu.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat dimanfaatkan dan dapat memberikan sumbangsih pemikiran untuk perkembangan pengetahuan bagi penulis maupun bagi pihak yang berkepentingan. Terimakasih.

Makassar, 27 Agustus 2020

Sitti Muftiha.S

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ... iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Kopi Arabika ... 5

2.2 Usahatani ... 6

2.3 Produksi ... 8

2.4 Penerimaan ... 10

2.5 Pendapatan ... 11

(10)

x

2.6 Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 14

2.7 Kerangka Pemikiran ... 17

III. METODE PENELITIAN ... 19

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 19

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 20

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 20

3.5 Teknik Analisi Data ... 21

3.6 Definisi Operasional ... 23

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ... 25

4.1 Letak Geografis ... 25

4.2 Kondisi Demografis ... 26

4.3 Kondisi Pertanian ... 30

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

5.1 Identitas Responden ... 32

5.2 Biaya Produksi ... 39

5.3 Pendapatan Usahatani Kopi Arabika ... 41

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

6.1 Kesimpulan ... 50

6.2 Saran ... 50 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Luas Lahan Dan Produksi Tanaman Kopi Arabika ... 2

2. Penelitian Terdahulu Yang Relavan ... 14

3. Sebaran Penduduk Yang Dirinci Perdusun Dengan Luas Wilayahnya ... 26

4. Penduduk Berdasarkan Umur ... 27

5. Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 28

6. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 29

7. Penduduk Berdasarkan Pendidikan ... 30

8. Umur Responden Petani Kopi Arabika ... 33

9. Pendidikan Responden Petani Kopi Arabika ... 34

10. Pengalaman Usahatani Petani Kopi Arabika ... 36

11. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Kopi Arabika ... 37

12. Luas Lahan Responden Petani Kopi Arabika ... 39

13. Rata-rata Penggunaan Biaya Tetap ... 40

14. Rata-rata Penggunaan Biaya Variabel ... 41

15. Rata-rata Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Kopi Arabika ... 43

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Produksi dan Pendapatan

Usahatani Kopi Arabika ... 18

2. Peta Kecamatan Baroko ... 60

3. Wawancara Dengan Responden Petani Kopi Arabika ... 60

4. Proses Panen Kopi Arabika ... 61

5. Proses Pemisahan Kulit Kopi Basah Dan Biji Kopi Arabika ... 61

6. Proses Pemupukan Pada Tanaman Kopi Arabika ... 62

7. Proses Pemangkasan Pada Kopi Arabika ... 62

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Identitas Dan Luas Lahan Responden Petani Kopi Arabika ... 56

2. Total Biaya (Biaya Variabel dan Biay a Tetap) Responden ... 57

3. Jumlah Produksi dan Penerimaan Responden Petani Kopi Arabika ... 58

4. Pendapatan Responden Petani Kopi Arabika ... 59

(14)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkebunan merupakan subsektor andalan nasional dalam neraca sebuah perdagangan dalam sektor pertanian yang selalu mengalami surplus. Adapun salah satu komoditas perkebunan yang potensial untuk dikembangkan dan mempunyai peluang pasar adalah komoditi tanaman kopi, dimana komoditi kopi banyak tumbuh diseluruh tanah Nusantara (Rahardjo, 2012).

Tanaman kopi merupakan salah satu tanaman hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi diantara tanaman perkebunan lainnya dan merupakan salah satu komoditas yang diprioritaskan pengembangannya oleh pemerintah Indonesia saat ini. Kopi tidak hanya berperan sebagai sumber devisa negara melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi satu setengah jiwa petani kopi yang ada di Indonesia (Rahardjo, 2012).

Saat ini kopi arabika sebagian besar telah menguasai pasar kopi dunia yang harganya jauh lebih tinggi dibanding harga kopi lainnya. Di Indonesia kita dapat menemukan sebagian besar perkebunan kopi arabika diantaranya yaitu di Sumatera Utara, Jawa, Bali, Toraja, dan tempat dataran tinggi. Indonesia merupakan produksi kopi yang menduduki posisi ketiga pemasok kopi dunia terbesar di dunia tahun 2007 setelah Vietnam dan Brasil (Rahardjo, 2013).

Adapun salah satu sentra komoditi perkebunan kopi yang ada di Indonesia yaitu di Sulawesi Selatan tepatnya di Kabupaten Enrekang. Hampir seluruh daerah yang ada di Kabupaten Enrekang berbudidaya tanaman kopi, hal ini

(15)

2 mengingat di Kabupaten Enrekang memiliki lingkungan (tanah, iklim, ketinggian tempat, dan suhu) yang dapat mendukung pertumbuhan kopi. Usaha perkebunan kopi di Kabupaten Enrekang umumnya adalah usaha perkebunan rakyat dan sudah menjadi salah satu komoditi andalan untuk masyarakat sekitar selain cengkeh dan lada maupun kakao (BPS Kabupaten Enrekang, 2017).

Komoditi kopi yang dikembangkan oleh rakyat tersebar dibeberapa kecamatan yakni Bungin, Buntu Batu, Alla, Baraka, Masalle, Baroko, Curio, Anggeraja, Malua dan sebagian besar di wilayah Kecamatan Enrekang. Di Kabupaten Enrekang usahatani kopi arabika dibudidayakan pada abad ke-17 pada zaman penjajahan Belanda hingga saat ini. Usaha kopi arabika terdapat di Kecamatan Baroko, dalam upaya pengembangan kopi arabika.

Data luas lahan dan produksi tanaman kopi yang ada di Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan, dapat dilihat pada Tabel.1

Tabel 1. Luas Lahan dan Produksi Tanaman Kopi di Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan, tahun 2015-2018

Tahun Luas Area (Ha) Produksi (Ton)

2015 2016 2017 2018

1.601 1.754 2.040 721

1334,5 1.278 1.638 541,8

Sumber: Dinas Pertanian dan Perkebunan Kecamatan Baroko Dalam Angka, 2015-2018

Tabel.1 menunjukkan bahwa Kecamatan Baroko memiliki lahan perkebunan kopi yang cukup luas dan mengalami kenaikan pada tahun 2015

(16)

3 dengan jumlah produksi yaitu 1334,5/Ton dan luas area yaitu 1.601/Ha.

Sementara itu, pada tahun 2016 jumlah produksi tanaman kopi yaitu 1.278/Ton dengan luas area yaitu 1.754/Ha. Meskipun produksi kopi dan luas area (Ha) yang terjadi pada tahun 2017 dan 2018 cenderung tidak stabil tetapi jumlah ini sudah mampu memenuhi kebutuhan konsumen kopi Indonesia.

Usahatani kopi arabika yang ada di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang merupakan kegiatan yang sudah turun temurun dilakukan. Kegiatan usahatani kopi arabika bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau pendapatan yang maksimum dari biaya produksi yang digunakan dalam proses produksi usahatani kopi arabika. Faktor lain yang sangat berpengaruh terhadap tingkat produksi yaitu pendapatan yang diperoleh petani, berdasarkan kondisi tersebut, maka dibutuhkan cara untuk meningkatkan pendapatan komoditi kopi yang ada di Enrekang. Meningkatnya komoditi perkebunan kopi arabika, maka akan berpengaruh pada produksi dan pendapatan yang diperoleh petani kopi. Peneliti memilih usahatani kopi arabika sebagai objek penelitian karena peneliti ingin mengetahui apakah kegiatan usahatani yang dilakukan oleh petani kopi arabika di Desa Benteng alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang memperoleh keuntungan. Hal ini membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Analisis Pendapatan Usahatani Kopi Arabika di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang”.

(17)

4 1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka adapun permasalahan yang dalam penelitian ini yaitu bagaimana jumlah pendapatan usahatani kopi arabika di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang ?

1.3. Tujuan Penelitian

Dengan adanya rumusan masalah di atas, maka adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pendapatan usahatani kopi arabika di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan, baik bagi pemerintah, petani maupun penulis.

1. Bagi pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dan dalam proses pengambilan keputusan dalam penerapan strategi kebijaksanaan mengenai pertanian khususnya pada perkebunan kopi arabika

2. Bagi petani, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk pengembangan usahatani kopi arabika serta sebagai sumbangan bagi para petani dalam menunjang peningkatan produksi kopi.

3. Bagi penulis, untuk menambah dan memperluas pengetahuan mengenai masalah yang berkaitan dengan bidang perkebunan kopi arabika, serta sebagai bahan perbandingan dan bahan referensi.

(18)

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kopi Arabika (coffea Arabica)

Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Kopi arabika (Coffea Arabica) berasal dari hutan pegunugan di Etopia Afrika. Namun kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut dikembangkan di luar daerah asalnya yaitu Yaman dibagian Selatan Arab, (Rahardjo, 2012).

Kopi mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1696, yang di bawah oleh VOC. Tanaman kopi di Indonesia mulai diproduksi di pulau Jawa yang hanya bersifat coba-coba, tetapi karena hasilnya yang memuaskan dan dipandang oleh VOC cukup menguntungkan sebagai komoditi perdagangan, maka dari itu VOC menyebarkannya keberbagai daerah agar para penduduk menanamnya (Najiyati dan Danarti, 2004).

Produksi kopi arabika terbesar di Indonesia berasal dari Pulau Sumatera dengan produksi sebesar 435.215 ton atau sekitar 25% terhadap total produksi kopi nasional. Pulau jawa sebagai pulau dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia yang berada di peringkat kedua setelah Sumatera dengan jumlah produksi 109.205 ton, selanjutnya disusul pulau Nusa Tenggara 43.306 ton, Sulawesi dengan jumlah produksi 42.062 ton, Kalimantan dengan jumlah

(19)

6 produksi sebesar 6.992 ton dan Maluku serta Papua dengan jumlah produksi sebesar 2.632 ton (Dijet Perkebunan, 2015).

Tanaman ini tumbuh dibawah kanopi hutan tropis yang rimbun dan merupakan tanaman yang berkeping dua (dikotil) yang memiliki akar tunggang.

Kopi arabika banyak tumbuh di dataran tinggi dengan ketinggian diatas 500 mdpl.

Kopi arabika akan tumbuh maksimal bila diketinggian 1000-2000 mdpl, dengan curah hujan berkisar 1200-2000 mm pertahun. Suhu lingkungan yang paling cocok untuk tanaman ini berkisar 16-20°C.

Potensi lahan untuk budidaya tanaman kopi arabika di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan pada tahun 2012 luas areal sebesar 12.008 Ha dengan jumlah produksi 7.874 ton, tahun 2013 luas areal 11.968 Ha dengan jumlah produksi 7.915 ton, tahun 2014 luas areal sebesar 12.043 Ha dengan jumlah produksi 7.916 ton, tahun 2015 luas areal 12.761 Ha dengan jumlah produksi 7.924 ton, dan untuk tahun2016 luas areal 12.898 Ha dengan jumlah produksi 7.999 ton (Dinas Perkebunan Provinsi SulSel, 2016).

peningkatan pendapatan kopi arabika ditentukan oleh jumlah produksi yang dihasilkan oleh satu orang petani. Jumlah produksi dari suatu usahatani ditentukan oleh skala usaha yang dapat diperoleh satu unit usahatani. Besarnya skala usahatani kopi ditentukan oleh besarnya penduduk yang hidup didalam sektor pertanian tersebut (Simanjuntak, 2004).

2.2 Usahatani

Adiwilaga (2011) Usahatani adalah kegiatan untuk meninjau dan menyelidiki berbagai permasalahan pertanian dan menemukan solusinya.

(20)

7 Kegiatan ekonomi yang dapat menghasilkan barang dan jasa disebut berproduksi.

Begitu pula dalam berkegiatan usahatani yang meliputi subsektor kegiatan ekonomin pertanian tanaman pangan, perkebunan tanaman keras, perikanan dan peternakan adalah merupakan usahatani yang menghasilkan produksi.

Usahatani adalah pengelolaan sumber daya alam, tenaga kerja, pedoman, dan skill lainnya untuk menghasilkan produk pertanian secara efektif dan efisien.

Usahatani adalah segala bentuk pengorganisasian dan pengelolaan aset serta tata cara yang dilakukan dalam bidang pertanian dengan tujuan untuk menambah kesejahteraan dan memperbaiki taraf kehidupan petani. Usahatani tidak hanya memiliki lingkup yang sempit dan berhubungan dengan pemikiran bercocok tanam saja, melainkan seluruh aspek yang ada dalam pertanian (Kadarsan, 2011).

Usahatani bisa diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang cukup tinggi. Dikatakan efektif apabila petani dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki (Kuasai).

Dan dikatakan efisien apabila pemanfaatan sumber daya tersebut menghasilkan keluaran atau output (Soekartawi, 2002).

Kegiatan usahatani dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi petani meliputi umur, tingkat pendidikan, pengalaman usahatani, jumlah tanggungan keluarga, dan kepemilikan lahan (Tambunan, 2003). Umur mempengaruhi perilaku petani dalam usia produktif. Selain itu, umur juga dijadikan tolak ukur untuk melihat aktivitas petani dalam bekreja. Tingkan pendidikan petani akan berpengaruh pada penerapan inovasi baru, sikap mental dan perilaku tenaga kerja usahatani.

(21)

8 Pendidikan petani tidak hanya berorientasi terhadap peningkatan produksi tetapi mengenai kehidupan sosial masyarakat tani (Hasyim, 2006).

Pengalaman usahatani sangat mempengaruhi petani dalam menjalankan kegiatan usahatani. Pengalaman usahatani dibagi menjadi 3 kategori yaitu:

a. Kurang berpengalaman (>5 tahun).

b. Cukup berpengalaman (5-10 tahun).

c. Berpengalaman (>10 tahun).

Jumlah tanggungan keluarga berhubungan dengan peningkatan pendapatan keluarga. Petani yang memiliki banyak anggota keluarga sebaiknya meningkatkan pendapatan dengan meningkatkan skala usahatani. Jumlah tanggungan keluarga yang besar seharusnya dapat medorong petani dalam kegiatan usahatani yang lebih intesif dan menerapkan teknologi baru sehingga petani pendapatan petani meningkat (Soekartawi, 2003).

2.3 Produksi

Teori produksi yaitu teori yang mempelajari bagaimana cara mengkombinasikan berbagai pengguna input pada tingkat teknologi untuk menghasilkan sejumlah output tertentu. Sasaran teori produksi adalah untuk menentukan tingkat produksi yang efisien dengan sumber daya yang ada (Sudarman, 2004).

Produksi adalah transformasi atau faktor yang menjadi barang produksi atau proses dimana masukan (input) diubah menjadi iuran (output). Aktivitas produksi dilakukan oleh produsen setelah ia melakukan analisis perilaku konsumen. Agar produk diterima oleh pasar, maka produksi yang harus dihasilkan

(22)

9 harus mempunyai nilai tambah, tujuannya agar aktivitas ekonomi tersebut mencapai titik optimal dan tidak terjadi pemborosan (Masyuri, 2007). Dengan kata lain produksi merupakan keterkaitan komponen satu (input) dengan komponen lain (output) dan juga proses interaksi satu dengan yang lainnya untuk mencapai satu tujuan.

1. Biaya Produksi

Biaya adalah setiap kegiatan yang dilakukan pada suatu usaha memerlukan pengorbanan fisik dan non fisik, baik langsung maupun tidak langsung. Menurut Mulyadi (2003) biaya adalah pengeluaran sumber daya yang telah dikorbankan untuk mewujudkan tujuan tertentu. Biaya produksi dalam usahatani dapat berupa uang tunai, upah kerja uantuk biaya persiapan dan penggarapan tanah, biaya pembelian pupuk, biaya bibit, Herbisida dan sebagainya (Mubyarto, 2008). . Dalam usahatani, dikenal dua jenis biaya yaitu biaya variabel dan biaya tetap.

a. Biaya variabel (Variabel cost) adalah biaya yang disebut juga biaya operasional yaitu biaya yang selalu digunakan sepanjang proses produksi, besar kecilnya sangat dipengaruhi oleh produksi yang dihasilkan.

b. Biaya tetap (Fixed cost) adalah biaya yang tidak selamanya digunakan selama proses produksi dan sifat biaya ini tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya nilai produksi yang dihasilkan atau biaya yang tidak mengalami perubahan walaupun produksi meningkatkan atau menurun.

(23)

10 2. Harga

Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Harga umumnya diterapkan oleh pembeli dan penjual yang saling bernegosiasi. Penjual meminta harga lebih tinggi dari apa yang ingin dibayarkan, sehingga melalui tawar menawar inilah akan sampai pada harga yang akan diterima (Murti dan Soeprihanto, 2010).

Menetapkan harga untuk semua pembeli merupakan ide yang relatif modern, hal ini didorong oleh munculnya penjualan eceran dalam skala besar kira-kira pada awal abad keduapuluh (Syukur, 2007).

Harga adalah ukuran terhadap besarnya kecilnya nilai kepuasan seseorang terhadap produk yang dibelinya. Seseorang akan berani membayar produk dengan harga tinggi apabila dia menilai kepuasan yang diharapkan terhadap produk yang dibelinya itu tinggi dan sebaliknya apabila seseorang itu menilai kepuasannya terhadap produk rendah maka dia tidak akan bersedia untuk membayar produk tersebut dengan harga yang mahal (Gitosudarmo, 2014).

2.4 Penerimaan

penerimaan adalah pendapatan dari produsen dari hasil kegiatan penjualan barang/jasa. Penerimaan adalah hasil kali jumlah barang yang terjual dengan harga jual perunit. Penerimaan umumnya bersifat linear, karena tidak ada alasan mengapa penerimaan menurun bila produksi meningkat. Bentuk fungsi penerimaan yang non-linear pada umumnya berupa sebuah persamaan prabola terbuka kebawah, ini merupakan bentuk fungsi penerimaan yang lazim dihadapi

(24)

11 oleh seorang produsen yang beroperasi dipasar monopoli. Sedangkan fungsi penerimaan total yang linear, merupakan fungsi penerimaan yang dihadapi oleh seorang produsen yang berpropesi dipasar persaingan sempurna (Sukrino,2002)

1. Sumber-Sumber Penerimaan

Rahardja dan Manurung (2001) menyebutkan bahwa terdapat tiga sumber penerimaan keluarga yaitu:

1) Gaji dan upah penerimaan adalah penerimaan sebagai balas jasa yang diterima seseorang atas kesediannya menjadi tenaga kerja pada suatu organisasi.

2) Aset Produktif penerimaan adalah penerimaan yang diterima oleh seseorang atas aset yang memberikan pemasukan sebagai balas jasa atas penggunaannya.

3) Penerimaan dari pemerintah merupakan penghasilan yang diperoleh seseorang bukan sebagai balas jasa atau input yang diberikan.

2.5 Pendapatan

Pendapatan usahatani adalah penerimaan dikurangi total biaya tunai yang dikeluarkan yakni biaya tetap maupun biaya variabel. Besar kecilnya usahatani yang dilakukan untuk memperhitungkan pendapatan usahatani yang diperlukan informasi mengenai keadaan penerimaan dan pengeluaran yang diperhitungkan dalam jangka waktu yang ditetapkan (Sukirno, 2006).

Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan seseorang atau masyarakat, sehingga pendapatan masyarakat ini mencerminkan

(25)

12 kemajuan ekonomi suatu masyarakat. Menurut Sukirno (2000), pendapatan individu merupakan pendapatan yang diterima seluruh rumah tangga dalam perekonomian dari pembayaran atau pengukuran faktor-faktor produksi yang dimilikinya dari sumber lain.

Pendapatan masyarakat adalah penerimaan gaji atau balas jasa dari hasil usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah tangga dalam satu bulan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan pendapatan dari usaha sampingan adalah pendapatan tambahan yang merupakan penerimaan lain dari luar aktifitas pokok atau pekerjaan pokok.

Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi dua yaitu pendapatan permanen dan pendapatan sementara.

Pendapatan permanen dapat diartikan:

1) Pendapatan yang selalu diterima pada periode tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya, sebagai contoh adalah pendapatan dan upah, gaji.

2) Pendapatan yang diperoleh dari hasil semua faktor yang menentukan kekayaan seseorang.

Menurut Sukirno (2006), pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atau prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan. Kegiatan usaha pada akhirnya akan memperoleh pendapatan berupa nilai uang yang diterima dari penjualan produk yang dikurangi biaya yang lebih untuk dikeluarkan

Selanjutnya pendapatan usahatani dikenal pula istilah pendapatan kotor dan pendapatan bersih dimana:

(26)

13 a. Pendapatan kotor, adalah nilai produksi usahatani dalam jangka waktu

tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Pendapatan kotor usahatani atau penerimaan kotor usahatani mencakup semua produk yang dijual, dikonsumsi, digunakan untuk pembayaran serta disimpan.

b. Pendapatan bersih, adalah selisih antara total pendapatan kotor dengan total pengeluaran/biaya usahatani. Sedangkan pendapatan usahatani atau keuntungan usahatani adalah mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi, pengolahan dan modal yang diinvestasikan kedalam usahatani.

Soekartawi menjelaskan pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsikan, bahwa sering kali dijumpai dengan bertambahnya pendapatan, maka barang yang dikonsumsi bukan saja bertambah, tapi juga kualitas barang tersebut ikut menjadi perhatian. Tinggi rendahnya pengeluaran sangat tergantung kepada kemampuan keluarga dalam mengelola penerimaan atau pendapatannya. Sementara itu pengalaman berusaha juga mempengaruhi pendapatan. Semakin baik pengalaman berusahatani seseorang maka semakin berpeluang dalam meningkatkan pendapatan.

Seperti halnya yang dikemukakan oleh Toweulu bahwa untuk memperbesar pendapatan, seseotang anggota keluarga dapat mencari pendapatan dari sumber lain atau membantu pekerjaan kepala keluarga sehingga pendapatannya bertambah.

Sedangkan menurut Boediono pendapatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

(27)

14 1) Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki yang bersumber pada, hasil-hasil

tabungan tahun ini dan warisan atau pemberian.

2) Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini ditentukan oleh penawaran atau permintaan dipasar faktor produksi.

3) Hasil kegiatan anggota keluarga sebagai pekerjaan sampingan.

2.6 Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Berikut ini adalah tabel penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam penelitian ini:

Tabel 2. Penelitian Terdahulu Yang Relavan

No. Nama Judul Hasil

1. Manulang (2015)

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pendapatan dan

Viabilitas Pendapatan

Petani Salak

Padangsidimpun di Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara

Status pendapatan keluarga petani salak Padangsidempuan di daerah penelitian relatif rendah dibandingkan Upah Minimum Kabupaten Tapanuli Selatan.

Sedangkan secara parsial variabel produktivitas lahan, harga jual, harga herbisida, biaya pengangkutan dan jumlah tenaga kerja berpengaruh terhadap pendapatan petani Salak Padangsidimpuan, dan usahatani petani Salak Padangsidimpuan tidak variabel.

2. Riska (2014)

Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Kacang Tanah di Desa

Variabel independen luas lahan (X1), benih (X2), pupuk(X3), tenaga kerja (X4) berpengaruh signifikan

(28)

15 Boya Balias Kecamatan

Marowala Kabupaten Sigi.

terhadap (Y) produksi kacang tanah di Desa Boya Baliase Kecamatan Marowala Kabupaten Sigi, dan analisis pendapatan menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan petani responden kacang tanah di Desa Baliase Kecamatan Marowala Kabupaten Sigi dalam satu musim tanam sebesar Rp. 3688412/0,88 Ha atau Rp. 11371. 022/Ha.

3. Mawardati (2015)

Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani

Pinang di Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh

Utara

Hasil analisis menunjukkan rata rata pendapatan petani pinang di kecamatan sawang kabupaten Aceh Utara adalah sebesar 2.274.2171,429 . produksi dan harga jual merupakan faktor faktor yang berpengaruh sangat signifikan terhadap pendapatan usahatani pinang di kecamatan sawang kabupaten Aceh utara.

(29)

16 4.

Rico Phahlevi

(2013),

Dengan judul penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan petani sawah di Kota Padang Panjang

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa 1) Luas lahan, harga jual padi, dan jumlah biaya usahatani berpengaruh signifikan terhadap jumlah produksi (sig= 0,000), artinya dengan meningkatkan luas lahan, harga jual padi, dan jumlah biaya usahatani maka produksi akan meningkat. 2) Luas lahan, harga jual padi dan jumlah produksi berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani (sig= 0,000), artinya dengan meningkatnya luas lahan, harga jual padi, biaya usahatani dan jumlah produksi maka pendapatan petani juga akan meningkat. Namun variabel biaya usahatani tidak berpengaruh terhadap pendapatan petani.

5. Kristi, (2014)

Analisis Pendapatan Usahatani Kopi Arabika di Desa Dolokmargu Kecamatan

Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa usahatani kopi arabika di daerah penelitian tergolong menguntungkan, karena penerimaan petani lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk usahataninya. Pendapatan per petani sebesar Rp 12.881.121,20/tahun.

(30)

17 2.7 Kerangka Pemikiran

Salah satu masalah yang dihadapi di Desa Benteng Alla Utara saat ini adalah bagaimana menigkatkan kesejahteraan masyarakat, yang dilakukan melalui pembangunan diberbagai bidang. Kabupaten Enrekang yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani salah satunya yaitu petani kopi arabika khususnya di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang. Usahatani kopi arabika adalah salah kumpulan dari sumber daya alam yang diperlukan untuk produksi kopi arabika.

Petani kopi arabika dalam melakukan proses produksi untuk menghasilkan output, diperlukan biaya-biaya pengeluaran yang digunakan dalam mempertahankan kelangsungan proses produksi usahatani tersebut. Usahatani kopi arabika adalah usahatani yang berfokus pada budidaya kopi arabika dan merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan dalam produksi kopi arabika.

Produksi adalah hasil yang diperoleh petani dalam berusahatani kopi arabika. Dalam kegiatan produksi usahatani kopi arabika biaya yang dikeluarkan selama proses produksi meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Proses produksi ditentukan oleh harga dimana harga adalah nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang yang lain yang diperoleh dari suatu barang. Biaya usaha yang digunakan selama proses produksi kemudian menghasilkan penerimaan.

Penerimaan adalah selisih antara penerimaan dan biaya usaha yang dihasilkan kemudian dianalisis untuk memperoleh hasil dari perkalian antara jumlah produksi dengan harga kopi arabika. Dalam permasalahan yang dihadapi

(31)

18 oleh petani kopi arabika adalah sempitnya lahan, kurangnya modal, produktivitas tenaga kerja rendah, kemampuan penggunaan sarana produksi dan tingkat kesuburan lahan. Usahatani kopi arabika sangat diharapkan adanya peningkatan pendapatan sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan petani kopi arabika pada khususnya, karena salah satu ukuran kesejahteraan masyarakat adalah dengan meningkatkan pendapatannya. Pendapatan diperoleh dari penerimaan dikurang dengan biaya total produksi.

Dari latar belakang dan tinjauan pustaka yang telah diuraikan diatas, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar. 1 Skema Kerangka Pemikiran Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Kopi Arabika di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang

Produksi

Penerimaan

Pendapatan

Biaya Produksi:

1. Biaya Tetap 2. Biaya Variabel Usahatani Kopi

Arabika

Harga

(32)

19

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang. Alasan pemilihan lokasi penelitian dilakukan karena Kabupaten Enrekang adalah salah satu daerah sentra perkebunan tanaman kopi Arabika yang memiliki kontribusi yang sangat besar dalam produksi kopi Arabika. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus tahun 2020.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah petani kopi arabika yang ada di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang sebanyak 264 orang. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple rondom sampling (pengambilan sampel secara acak). Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 10% dari jumlah populasi sehingga diperoleh 26 orang responden sebagai sampel dalam penelitian ini.

Menurut Arikunto (2008), penentuan pengambilan sampel yang apabila kurang dari 100, lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15%.

(33)

20 3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data yang bersifat deskriftif kuantitatif. Adapun sumber daya yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data primer

Data yang dikumpulkan melalui pengamatan dan wawancara langsung dari responden di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner sebagai alatnya yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Data yang diperoleh langsung dari objek penelitin yang meliputi umur responden, pendidikan responden, pengalaman usahatani, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan, produksi dan biaya.

2. Data sekunder

Data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Sumber data diperoleh dari instansi atau lembaga yang berkaitan seperti Kantor Desa, Kantor Camat, Petugas penyuluh situs web, Badan Pusat Statistik, literatur internet dari berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(34)

21 1. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang langsung dalam bentuk tanya jawab atau wawancara langsung terhadap responden dengan menggunakan quesioner, sehingga peneliti dengan responden dapat berkomunikasi secara langsung, dimana dalam melakukan wawancara ini digunakan untuk memperoleh data informasi tentang tingkat pendidikan, pekerjaan, pengalaman usahatani, jumlah dan jenis bibit, tenaga kerja, penyusutan alat, produksi dan lain-lain.

2. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan data dengan cara mengamati kedalaman responden dan keadaan yang terjadi di tempat penelitian. Adapun objek yang diteliti yaitu petani kopi arabika di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.

3. Dokumentasi

Kegiatan dokumentasi dapat diperoleh dalam bentuk tulisan atau gambar dalam bentuk nyata dari seseorang yang kemudian dikumpulkan untuk dideskripsikan.

3.5 Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif dengan menggunkan metode analisis kuantitafif. Analisis kuantitatif dilakukan berdasarkan uraian terhadap jawaban-jawaban yang

(35)

22 dikemukakan oleh petani responden (Algifari, 2004). Analisis deskriptif menggunakan metode analisis pendapatan dengan rumus.

Rumus pendapatan...(I)

Keterangan:

= Pendapatan (Rp) = Total Penerimaan (Rp) = Total Biaya Usaha (Rp) Rumus penerimaan...(II)

Keterangan:

= Penerimaan Total (Rp)

= Produksi yang diperoleh dalam Usahatani (Kg) = Harga per kg (Rp/Kg)

Total biaya...(III) Keterangan:

= Total Biaya

= Total Biaya Variabel = Total Biaya Tetap

(36)

23 3.6 Definisi Operasional

1. Kopi arabika adalah sentra tanaman perkebunan yang tumbuh di dataran tinggi yang terdapat di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.

2. Usahatani adalah bagaimana seseorang dapat mengelola sumber daya alam dengan baik.

3. Produksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghasilkan atau menambah nilai suatu produk yang dinyatakan dalam satuan kilogram (Kg/tahun musim tanam) di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.

4. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan petani selama dalam proses produksi (Kg), di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.

5. Biaya tetap adalah biaya yang tidak selamanya digunakan selama proses produksi dan sifatnya tidak dipengaruhi besar kecilnya nilai produksi.

6. Biaya variabel adalah biaya yang digunakan sepanjang proses produksi dan besar kecilnya dipengaruhi nilai produksi.

7. Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk menentukan harga kopi arabika (Rp).

8. Penerimaan adalah hasil yang diterima oleh responden atas penjualan kopi arabika di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.

(37)

24 9. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan usahatani kopi arabika dengan

total biaya usahatani kopi arabika dinyatakan dalam rupiah (Rp) di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.

(38)

25

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis

1. Luas dan kondisi iklim

Desa Benteng Alla Utara merupakan salah satu desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang yang berada pada ketinggian 500-1750 mdpl dari permukaan laut dan mempunyai luas wilayah

±11.14 km2 yang terbagi menjadi 6 Dusun.

Secara geografis Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang yang merupakan daerah perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian 500-1750 mdpl diatas permukaan air laut memiliki curah hujan 2000-3000 mm/tahun dengan suhu udara rata-rata 15°C-30°C.

2. Letak wilayah

Secara administrasi Desa Benteng Alla Utara memiliki batas-batas wilayah diantaranya:

- Sebelah Utara : Kaduaja, Kabupaten Tana Toraja - Sebelah Timur : Desa Patongloan

- Sebelah Barat : Salukuse, Kabupaten Tana Toraja - Sebelah Selatan : Desa Tongko

Desa Benteng Alla Utara mempunyai jarak 9,8 km dari Ibukota Kecamatan dan 53 km dari Ibukota Kabupaten.

(39)

26 4.2 Kondisi Demografis

1. Penduduk berdasarkan umur

Penduduk Desa Benteng Alla Utara pada tahun 2018 berjumlah 2.356 jiwa dengan luas wilayah ±11.14 km2, maka akan menjadi tenaga kerja yang memiliki sumber daya yang berkualitas dan potensi yang dapat menunjang pelaksanaan pembangunan di daerah Benteng Alla Utara. Sebaran penduduk di Desa Benteng Alla Utara cenderung tidak merata ditunjukkan pada Tabel.3 dikemukakan sebaraan penduduk yang dirinci perdusun dengan luas wilayahnya.

Tabel. 3 Sebaran Penduduk Yang Dirinci Perdusun Dengan Luas Wilayahnya di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang, 2018

No. Dusun Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Luas Wilayah (Km2) 1.

2.

3.

4.

5.

6.

To’Uwe Lo’ko Tolemo

Rodo-Rodo Tangsa

Alla Lo’ko Bulan

761 572 261 259 330 173

4,12 3,51 3,83 2,64 1,31 2,19 Sumber: Kantor Desa Benteng Alla Utara, Tahun 2020

Pertambahan jumlah penduduk yang ada di Desa Benteng Alla Utara sangat erat hubungannya dengan beban tanggungjawab penduduk yang produktif. Penduduk yang produktif dikategorikan sebagai tenaga kerja yang berumur 12 tahun keatas, seangkan penduduk yang tidak termasuk dalam

(40)

27 angka tenaga kerja adalah yang berumur 12 tahun kebawah. Pada tabel berikut menggambarkan jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur.

Tabel. 4 Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Benteng alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang, 2018

No. Kelompok Umur (Thn) Jumlah Orang Persentase (%) 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

0-5 6-12 13-15 16-18 19-35 36-60

≥60

126 313 292 412 436 553 224

5,35 13,28 12,39 17,48 18,51 23,48 9,51

Jumlah Penduduk 2,356 100

Sumber: Kantor Desa Benteng Alla Utara, Tahun 2020

2. Penduduk berdasarkan jenis kelamin

Desa Benteng Alla Utara adalah desa yang dipimpin oleh seorang kepala desa dengan jumlah penduduk sebanyak 2,356 jiwa terdiri dari 1194 laki-laki dan 1162 jiwa perempuan. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel. 5

(41)

28 Tabel. 5 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Benteng Alla Utara

Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang, 2018

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1.

2.

Laki-laki Perempuan

1,194 1,162

50,68 49,32

Jumlah 2,356 100

Sumber : Kantor Desa Benteng Alla Utara, Tahun 2020

Tabel 5 menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki dengan jumlah 1194 jiwa dengan persentase 50,67%

sementara itu jenis kelamin perempuan dengan jumlah 1162 jiwa dengan persentase 49,32%.

3. Penduduk berdasarkan mata pencaharian

Umumnya mata pencaharian penduduk yang ada di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang sebagian besar sebagai petani.

Namun tidak semua penduduk Desa Benteng Alla Utara bermata pencaharian sebagai petani karena ada sebagian masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pedagang, PNS, dan sebagai buruh tani. Berikut mata pencaharian penduduk di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang ditunjukkan pada Tabel. 6

(42)

29 Tabel. 6 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Di Desa Benteng Alla Utara

Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang, 2018

No. Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1.

2.

3.

4.

5.

6.

PNS Pedagang

Petani Kuli Bangunan

Buruh Tani Swasta

53 36 869

29 59 52

4,83 3,27 79,15

2,65 5,37 4,73

Jumlah 1, 098 100

Sumber: Kantor Desa Benteng Alla Utara, Tahun 2020

Tabel 6 menunjukkan bahwa jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian yaitu PNS dengan jumlah 53 jiwa, untuk pedagang dengan jumlah 36, untuk jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian yang paling banyak yaitu petani dengan jumlah 869 jiwa, kuli bangunan dengan jumlah 29 jiwa, buruh tani dengan jumlah 59 dan untuk swasta dengan jumah 52 jiwa.

4. Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan petanipada umunya dapat berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang, sampai pada tingkat pengusaha terutama pada proses kecepatan dan ketepatan dalam pengambilan keputusan dalam usaha. Oleh sebab itu, dari registrasi yang ada di Desa Benteng Alla Utara diperoleh keadaan penduduk berdasarkan pendidikan yang dikelompokkan menjadi 5 dapat dilihat pada Tabel. 7

(43)

30 Tabel. 7 Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Benteng Alla Utara

Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang, 2018

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%) 1.

2.

3.

4.

5.

SD SLTP SLTA D1-D3

S1-S3

363 177 359 57 125

33,58 16,38 33,21 5,27 11,56

Jumlah 1,081 100

Sumber : Kantor Desa Benteng Alla Utara, Tahun 2020

4.3 Kondisi Pertanian

Masyarakat Desa Benteng Alla Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kabupaten Enrekang dimana mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani. Mereka menggantungkan hidupnya dengan bertani. Masyarakat Desa Benteng Alla Utara juga merupakan salah satu sentra penghasil tanaman perkebunan seperti kopi, cengkeh, serta penghasil sayur-sayuran seperti kubis, tomat, cabai, dll.

Seperti yang diketahui, pertanian menduduki tempat yang sangat sentral dalam perekonomian Desa, maka besarnya akses penduduk terhadap tanah pertanian merupakan ukuran penting dalam dalam menentukan stratifikasi sosialnya. Lahan pertanian yang ada di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko berupa sawah dan lahan kering. Penggunaan lahan di Desa Benteng Alla Utara didominasi perkebunan. Hal ini karena kondisi geografis Desa Benteng Alla Utara yang berada di pegunungan. Salah satu tanaman perkebunan yang ada di

(44)

31 Desa Benteng Alla Utara yaitu tanaman perkebunan kopi, kebanyakan dari masyarakat ini membudidayakan tanaman kopi jenis arabika.

Tanaman kopi arabika merupakan salah komoditas pertanian berproduktifitas tinggi di Kabupaten Enrekang. Petani yang ada di Desa Benteng Alla Utara lebih memilih berkebun kopi arabika karena memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Walaupun tingkat produksi kopi arabika yang ada di Desa Benteng Alla Utara saat ini mengalami penurunan namun itu tak menghambat perekonomian masyarakat tersebut, mengingat mata pencaharian masyarakat Desa Benteng Alla Utara selain berkebun atau bertani adalah sebagai peternak.

Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa keadaan sosial ekonomi masyarakat Desa Benteng Alla Utara sudah dikatakan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup memuaskan di berbagai bidang baik dari segi pendidikan maupun dalam bidang pertanian yang dapat berdampak pada peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat.

(45)

32

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

Identitas responden adalah latar belakang dari keadaan responden dalam usahataninya sebagai tanggapan dan langkah selanjutnya untuk melakukan penelitian. Dengan adanya identitas responden dapat memudahkan untuk menganalisis usahataninya. Namun dengan demikian seorang petani tidak terlepas dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi usahataninya antara lain tingkat umur, tingkat pendidikan, pengalaman usahatani, jumlah tanggungan keluarga dan luas lahan yang akan dibahas berikut ini.

1. Umur Responden

Salah satu faktor yang menentukan petani dalam melakukan usahataninya adalah umur. Umur petani merupakan salah atu faktor yang berkaitan dengan kemampuan petani dalam mengolah usahataninya. Semakin tua umur petani kemampuan kerja cenderung menurun yang dapat mempengaruhi produksi dan pendapatan petani itu sendiri. Umur produktif tenaga kerja yaitu antara 14-64 tahun (Badan Pusat Statistik).

Tingkat umur seseorang dapat dapat menentukan dan berpengaruh terhadap kemampuan bekerja serta kedewasaan pada cara berfikir yang matang, dalam artian bahwa akan sangat mempengaruhi tingkat kecermatan dan berhati-hati dalam mengambil sebuah keputusan.

(46)

33 Berikut ini hasil pengumpulan data umur responden yang diperoleh di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel. 8 Umur Responden Petani Kopi Arabika di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang Tahun 2018.

No. Umur Responden (Tahun) Jumlah Responden

(Jiwa) Persentase (%) 1.

2.

3.

4.

5.

6.

30 - 35 36 - 41 42 - 47 48 - 53 54 - 59 60 – 65

2 3 4 11

3 3

7,69 11,54 15,38 42,30 11,54 11,54

Jumlah 26 100

Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2020

Tabel 8 menunjukkan bahwa umur responden petani kopi arabika terendah berada pada umur 30-35 tahun yang berjumlah 2 jiwa dengan persentase 7,69%, jumlah responden yang sama berada pada umur 36-41, 54- 59, dan 60-65 dengan persentase 11,54%. Kisaran umur responden selanjutnya yaitu 42-47 dengan persentase 15,38% sedangkan kisaran umur responden tertinggi yaitu 48-53 dengan persentase 15,38%. Petani kopi arabika di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang lebih banyak memiliki umur yang produktif. Dimana usia seseorang sudah bisa bekerja atau lebih mudah menerima teknologi baru untuk meningkatkan produksi kopi arabika.

(47)

34 2. Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan responden dapat mempengaruhi aktifitas setiap manusia dan sering pula dijadikan sebagai indikator untuk mengukur potensi sumber daya yang dimiliki setiap responden. Hal ini sesuai dengan pendapat Soekartawi (2005), bahwa makin muda petani biasanya memiliki semangat untuk ingin tahu apa yang mereka ketahui, sehingga mereka berusaha untuk lebih cepat melakukan adopsi inovasi walaupun biasanya mereka masih belum berpengalaman.

Seseorang yang berpindidikan tinggi cenderung terbuka untuk menerima dan mencoba hal-hal yang baru. Berikut ini tingkat pendidkan yang diperoleh di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel. 9 Pendidikan Petani Kopi Arabika di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang Tahun 2018.

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1.

2.

3.

4.

SD SLTP SLTA S1

2 5 13

6

7,69 19,23 50, 00 23, 08 Jumlah

26 100

Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2020

Tabel 9 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden untuk Sekolah Dasar (SD) sebanyak 2 Orang dengan persentase 7,69%, pada tingkat SMP sebanyak 5 jiwa dengan persentase 19,23%, pada tingkat SMA

(48)

35 sebanyak 13 Orang dengan persentase 50,00%, ini merupakan jumlah tertinggi dari total responden yang didapatkan, sedangkan untuk pendidikan tingkat S1 sebanyak 6 Orang dengan persentase 23,08%. Dengan adanya kontribusi pendidikan akan dapat mempengaruhi pengetahuan petani untuk meguasai dan menerapkan teknologi yang diterima dibandingkan dengan petani yang berpindidikan rendah.

3. Pengalaman Usahatani

Pengalaman berusahatani dapat menunjukkan keberhasilan petani dalam mengelolah usahataninya. Lamanya berusahatani berperan penting dalam pengambilan sebuah keputusan pada pengelolaan usahataninya, sebab ini dapat menjadi pedoman pada masa yang akan datang. Semakin lama pengalaman berusahatani seseorang, maka semakin kecil resiko kegagalan yang akan dialaminya. (Soekartawi, 2009).

Petani dalam mengambil keputusan mengenai usahataninya, selalu mempertimbangkan resiko yang mungkin akan terjadi dan setiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menerima resiko itu, dimana perbedaan tersebut dapat dipengaruhi oleh pengalaman beusahatani. Untuk mengetauhi pengalaman berusahatani petani responden dalam mengelolah usahataninya dapat dilihat pada Tabel 9.

(49)

36 Tabel 10 Pengalaman Berusahatani Petani Kopi Arabika di Desa Benteng Alla

Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang Tahun 2018.

No.

Pengalaman Berusahatani

(Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1.

2.

3.

4.

5.

6.

3 – 9 10 - 16 17 - 23 24 - 30 31 - 37 38 – 44

2 2 7 9 5 1

7,69 7,69 26,92 34,62 19,24 3,84

Jumlah 26 100

Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2020

Tabel 10 menunjukkan bahwa kisaran lama berusahatani antara 3-9 dan 10-16 tahun yaitu sebanyak 2 orang dengan persentase 7,69%, kisaran lama berusahatani responden antara 17-23 tahun yaitu sebanyak 7 orang dengan persentase 26,92%, kisaran lama berusahatani responden antara 31-37 tahun yaitu sebanyak 5 orang dengan persentase 19,24%, selanjutnya untuk kisaran lama berusahatani responden paling banyak antara 24-30 tahun yaitu sebanyak 9 orang dengan persentase 34,62%, sedangkan kisaran pengalaman berusahatani paling sedikit yaitu 38-44 tahun yaitu sebanyak 1 orang dengan persentase 3,84%.

(50)

37 4. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga adalah orang-orang yang masih berhubungan keluarga atau masih dianggap berhubungan keluarga serta hingga hidupnya pun ditanggung. Namun disisi lain besarnya jumlah tanggungan keluarga biasanya menyediakan pula tenaga kerja yang dapat membantu dalam membantu usahanya yang biasanya tergolong dalam tenaga kerja produktif (Halim, 2005).

Menurut Situngkir (2007), tanggungan keluarga merupakan salah satu alasan utama bagi anggota rumah tangga untuk turut serta dalam membantu kepala rumah tangga untuk memutuskan diri untuk bekerja memperoleh penghasilan. Semakin besar responden mempunyai anak dan tanggungan, maka waktu yang disediakan responden untuk bekerja semakin efektif.

Berikut ini jumlah tanggungan keluarga yang diperoleh di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang pada Tabel 10.

Tabel. 11 Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Kopi Arabika di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang Tahun 2018

No. Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1.

2.

3.

4.

1 – 2 3 - 4 5 - 6 7 – 8

11 10 4 1

42,31 38,46 15,39 3,84

Jumlah 26 100

Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2020

(51)

38 Tabel 10 menunjukkan bahwa jumlah petani responden yang memiliki tanggungan keluarga lebih besar antara 1-2 sebanyak 11 jiwa dengan persentase 42,31%, sementara jumlah petani dengan jumlah tanggungan keluarga yang lebih sedikit antara 7-8 sebanyak 1 jiwa dengan persentase 3,84%. Besarnya jumlah anggota keluarga dapat mempengaruhi ketersediaan tenaga kerja dan semakin banyak jumlah anggota keluarga maka akan semakin meningkat pula kebutuhan keluarga.

5. Luas Lahan

Salah faktor yang mempengaruhi pendapatan petani yaitu luas lahan.

Sebagian besar rumah tangga petani yang berlahan sempit mengandalkan usahatani sebagai sumber utama pendapatan. Lahan adalah tanah yang digunakan untuk usaha pertanian. Luas penguasaan lahan pertanian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses usahatani (Daniel, 2007).

Luas lahan usahatani menentukan pendapatan, taraf hidup dan derajat kesejahteraan rumah tangga petani, luas lahan akan berpengaruh terhadap adopsi inovasi karena apabila semakin luas lahan usahatani maka akan semakin tinggi pula hasil produksi yang dihasilkan. Berikut ini luas lahan usahatani kopi arabika yang diperoleh di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang pada Tabel 11.

(52)

39 Tabel.12 Luas Lahan Petani Kopi Arabika di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan

Baroko Kabupaten Enrekang Tahun 2018.

No. Luas Lahan (Ha) Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1.

2.

3.

4.

5.

6.

0, 040 - 0,66 0,67 - 0,93 0,94 - 1, 20 1, 30 - 1,56 1,57 - 1,83 1,84 - 2, 1

2 3 18

0 0 3

7,69 11,54 69,23

0 0 11,54

Jumlah 26 100

Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2020

Tabel 12 menunjukkan bahwa luas lahan responden yaitu 0,40-0,66 Ha sebanyak 2 orang dengan persentase 7,69%, luas lahan petani kopi arabika yaitu 0,67-0,93 Ha sebanyak 3 orang dengan persentase 11,54%, untuk luas lahan 0,94-1,20 Ha sebanyak 18 orang dengan persentase 69,23%

dan untuk luas lahan responden yaitu 1,84-2,1 Ha sebanyak 3 orang dengan persentase 11,54%.

5.2 Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan petani selama berada dalam proses produksi baik secara langsung maupun tidak langsung (Mubyarto, 1991).

Dalam biaya produksi ada dua jenis biaya yaitu sebagai berikut:

(53)

40 a. Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani responden dan tidak mempengaruhi tingkat produksi (Soekartawi 2006).

Adapun yang termasuk dalam biaya tetap produksi kopi arabika yaitu pajak dan penyusutan alat yang dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 13. Rata-rata Penggunaan Biaya Tetap di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.

No. Jenis Biaya Tetap Nilai (Rp)

1.

2.

Pajak Lahan Penyusutan Alat

30,385 585,692

Jumlah 616, 077

Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2020

Tabel 13 menunjukkan bahwa biaya yang harus dikeluarkan oleh petani responden ada dua yaitu biaya penyusutan alat dan pajak lahan. Adapun rata-rata nilai pajak lahan yang dikeluarkan responden dalam melakukan usahataninya yaitu sebesar Rp 30,385 dan untuk penyusutan alat rata-rata nilai yang dikeluarkan responden sebesar Rp 585,692 sehingga rata-rata total biaya yang dikeluarkan responden yaitu sebesar Rp 616, 077.

b. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang disebut juga biaya operasional dimana biaya yang besarnya dipengaruhi oleh besarnya produksi seperti bibit, pupuk, dan upah tenaga kerja (Soekartawi, 2006). Adapun yang termasuk dalam biaya variabel dapat dilihat pada tabel 13.

(54)

41 Tabel.14 Rata-rata Penggunaan Biaya Variabel Petani Kopi Arabika di Desa

Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang

No. Jenis Biaya Variabel Nilai (Rp)

1.

2.

Pupuk Tenaga Kerja

969, 077 7,464,423

Jumlah 8,433,500

Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2020

Tabel 14 menunjukkan bahwa biaya variabel yang dikeluarkan oleh responden ada tiga yaitu pupuk dan tenaga kerja. Rata-rata nilai pupuk yang dikeluarkan responden sebesar Rp 969, 077/kg, dan untuk rata-rata nilai tenaga kerja yang dikeluarkan responden sebesar Rp 7,464,423sehingga rata-rata total biaya variabel yang dikeluarkan responden kopi arabika sebesar Rp 8,433,500

5.3 Pendapatan Usahatani Kopi Arabika

Analisis pendapatan yaitu penerimaan yang dikurangi oleh total biaya tunai yang dikeluarkan yakni biaya tetap maupun biaya variabel dimana analisis ini dilakukan untuk memperoleh nilai pendapatan usahatani. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi (Soekartawi, 2006).

Analisis pendapatan meliputi produksi, biaya tetap, biaya variabel dan keuntungan atau pendapatan. Tingkat pendapatan yang diperoleh petani ditentukan oleh jumlah satuan fisik produksi yang dihasilkan dan nilai produksi persatuan fisik. Produksi yang dimaksud adalah banyaknya hasil yang diperoleh dari usahatani kopi arabika yang dikelolah setiap tahun oleh petani responden,

(55)

42 sedangkan nilai produksi yaitu untuk menyatakan berbagai produksi yang menghasilkan usahatani.

Oleh karena itu, pengeluaran perlu dirinci dengan baik. Pendapatan bersih yang diperoleh petani dalam usahatani kopi arabika di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada tabel 14

(56)

43 Tabel 15. Rata-rata Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Kopi Arabika di Desa

Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.

No Uraian Jumlah Harga

(Rp) Satuan Nilai (Rp) 1. Penerimaan (Py.Y)

Produksi (Kg)

910 20,000 Kg 18,200, 000 2. Biaya Produksi

1. Biaya variabel a) Pupuk

- Ponska - Urea - TSP

- ZA

b) Tenaga kerja - Penyiangan - Panen

115 117 102 106

1 5

2,400 2,200 2,192 2, 000

50,000 80,000

Kg Kg Kg Kg

276, 000 258, 077 223,462 211,538

33,654 7,430,769

Total Biaya Variabel 8,433,500

2. Biaya Tetap

c) Biaya Penyusutan alat - Mesin pengelupas

kulit kopi basah - Mesin pemotong

rumput

- Gunting pangkas - Gergaji

d) Pajak lahan

1

1

2 1 -

280,19

260,38

29,558 15,558 30,385

Unit

Unit

Unit Unit

-

280,192

260,385

29,558 15,558 30,385

Total Biaya Tetap 616,078

3. Total Biaya (TVC+TFC) 9, 049,577

4. Pendapatan (TR-TC) 9, 150,423

Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2020

(57)

44 Tabel 15 menunjukkan bahwa rata-rata biaya penerimaan yang diperoleh responden kopi arabika sebesar Rp. 18,200,000 per musim panen, nilai tersebut diperoleh dari jumlah produksi sebanyak 910/kg dikali dengan rata-rata harga produksi yaitu Rp. 20,000/kg. Hasil penelitian sebanding penelitian Kristi, (2014) dengan judul Analisis Pendapatan Usahatani Kopi Arabika di Desa Dolokmargu Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan yang menjelaskan bahwa usahatani kopi arabika di daerah penelitian tergolong menguntungkan, karena penerimaan petani lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk usahataninya. Pendapatan per petani sebesar Rp 12.881.121,20/tahun. Adapun biaya produksi dikeluarkan petani kopi arabika yang ada di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang yaitu:

1. Biaya variabel a. Pupuk

Pupuk adalah bahan yang digunakan pada tanah untuk menambah unsur hara pada tanaman atau untuk mengubah sifat kimia atau biologi bagi tanah sehingga lebih baik untuk pertumbuhan tanaman. Responden petani kopi arabika yang ada di Desa Benteng Alla Utara Kecamatan Baroko hanya melakukan pemupukan pada tanaman kopi arabika hanya satu kali musim panen per tahun. Pemupukan dilaksanakan pada awal musim penghujan dimana kondisi tanah sedang lembab dan temperaturnya mencapai 25-27°C.

Ada 4 jenis pupuk yang digunakan responden petani kopi arabika yaitu ponska, urea, TSP, dan ZA. Besar kecilnya dosis pupuk yang diberikan tergantung umur dan produksi tanaman kopi untuk mempertahankan kondisi tanah agar

(58)

45 tetap sehat, maka sebaiknya pemupukan tetap menambah bahan organik kedalam tanah.

Pemberian pupuk yang dilakukan yaitu rata-rata jumlah Ponska yang digunakan dalam usahatani kopi arabika sebanyak 115 kg dengan rata-rata harga Rp. 2,400/kg, rata-rata jumlah pupuk Urea yang digunakan responden petani kopi arabika sebanyak 117 kg dengan rata-rata harga sebesar Rp.

2,200/kg, rata-rata jumlah pupuk TSP yang digunakan dalam usahatani kopi arabika sebanyak 102 kg dengan rata-rata harga sebesar Rp. 2,192/kg, dan untuk rata-rata jumlah pupuk ZA yang digunakan responden petani kopi arabika sebanyak 106 kg dengan rata-rata harga sebesar Rp. 2,000/kg. Pupuk yang digunakan wajib mengandung nutrisi yang seimbang yang dibutuhkan oleh tanaman kopi seperti nitrogen, phospat, dan kalium. Pemberian pupuk dilakukan dengan menyebarkan dalam jarak setengah meter tepat pada akar yang membutuhkan. Sedangkan untuk pemberian pupuk kandang yang ada di Desa Benteng Alla Utara sudah jarang responden petani kopi arabika yang menggunakan pupuk kandang karena lebih memilih untuk menggunakan pupuk kimia.

b. Tenaga kerja

Adapun tenaga kerja yang dilakukan dalam proses usahatani kopi arabika yaitu sebagai beriku:

1) Penyiangan

Dalam proses penyiangan lahan dengan menggunakan mesin pemotong rumput. penyiangan dilakukan setiap dua minggu untuk

Gambar

Tabel  1.  Luas  Lahan  dan  Produksi  Tanaman  Kopi  di  Kecamatan  Baroko  Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan, tahun 2015-2018
Tabel 2. Penelitian Terdahulu Yang Relavan
Tabel  5  menunjukkan  bahwa  pertumbuhan  penduduk  berdasarkan  jenis  kelamin  yaitu  laki-laki  dengan  jumlah  1194  jiwa  dengan  persentase  50,67%
Tabel  6  menunjukkan  bahwa  jumlah  penduduk  berdasarkan  mata  pencaharian  yaitu  PNS  dengan  jumlah  53  jiwa,  untuk  pedagang  dengan  jumlah  36,  untuk  jumlah  penduduk  berdasarkan  mata  pencaharian  yang  paling  banyak  yaitu petani dengan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adalah suatu usaha pemberian unsur atau pupuk ke dalam tanah agar supaya sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sesuai dengan kebutuhan tanaman untuk tumbuh

Dari hasil penelitian direkomendasikan pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang untuk memperbaiki sifat fisika, kimia, maupun biologi tanah, dengan dosis penggunaan

Mengingat peran pupuk hayati bio-ekstrim cair mampu memperbaiki sifat tanah mengubah unsur hara atau senyawa-senyawa kimia yang terakumulasi di dalam tanah menjadi bentuk yang

Dalam arti luas , pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman, termasuk

Kesesuaian lahan suatu wilayah untuk satu pengembangan pertanian pada dasarnya ditentukan oleh kecocokan antara sifat kimia dan fisik lingkungan yang mencakup iklim, tanah,

1) Peran penyuluh sebagai motivator, yaitu penyuluh senantiasa membuat petani tahu, mau dan mampu. 2) Peran penyuluh sebagai edukator, yaitu untuk memfasilitasi proses

Dalam arti luas, pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Di dalam

LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat. memperbaiki sifat-sifat fisika, menambah unsur N, kimia