• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN KADAR NITROGEN (N) FOSFOR (P 2 O 5 ) DAN KALIUM (K 2 O) PADA LIMBAH KOPI SEBAGAI PUPUK ORGANIK LAPORAN TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENENTUAN KADAR NITROGEN (N) FOSFOR (P 2 O 5 ) DAN KALIUM (K 2 O) PADA LIMBAH KOPI SEBAGAI PUPUK ORGANIK LAPORAN TUGAS AKHIR"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN KADAR NITROGEN (N) FOSFOR (P

2

O

5

) DAN KALIUM (K

2

O) PADA LIMBAH KOPI SEBAGAI PUPUK

ORGANIK

LAPORAN TUGAS AKHIR

ERA WIRANTO TARIGAN 152401120

PROGRAM STUDI D3 KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(2)

PENENTUAN KADAR NITROGEN (N) FOSFOR (P

2

O

5

), DAN KALIUM (K

2

O) PADA LIMBAH KOPI SEBAGAI PUPUK

ORGANIK

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

ERA WIRANTO TARIGAN 152401120

PROGRAM STUDI D3 KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(3)
(4)

PERNYATAAN

PENENTUAN KADAR NITROGEN (N) FOSFOR (P

2

O

5

), DAN KALIUM (K

2

O) PADA LIMBAH KOPI SEBAGAI PUPUK

ORGANIK

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.

Medan, 6 Juni 2018

ERA WIRANTO TARIGAN 152401120

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis ucapkan kepadaTuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan tugas akhir ini.

Selama penyusunan tugas akhir ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa material, spiritual, informasi maupun sesi administrasi, oleh karena itu, sudah selayaknya penulis mengucapkan terimakasih kepada :.

1. Bapak Dekan FMIPA USU Dr. Kerista Sebayang, MS selaku pimpinan tertinggi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara 2. Ibu Dr. Andriayani, S.Pd., M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah

membantu penulis dengan tulus selama diperkuliahan.

3. Ibu Dra. Nurhaida Pasaribu, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah dengan tulus memberikan bimbingan kepada penulis dalam membantu penulisan tugas akhir ini.

4. Ibu Dr. Cut Fatimah Zuhra, M.Si selaku Ketua Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Dr. Minto Supeno, MS selaku ketua program Studi D3 Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

(6)

6. Kedua orang tua tercinta penulis, Ayah tercinta Drs, Jasa Tarigan dan Ibu tersayang Norpina br. Ginting A.md, serta abang dan adik penulis yang terbaik yaitu Eli Aprianta Tarigan dan Apriliyanti br. Tarigan yang telah memberikan doa, motivasi dan pesan-pesan yang membangkitkan moril dan memberikan materil dalam menyelesaikan tugas akhir ini

7. Pimpinan, Staf, dan Karyawan PT. SUCOFINDO Medan yang telah memberikan tempat untuk melaksanakan praktik kerja lapangan dan membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

8. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi D3 Kimia Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis dalam pengerjaan tugas akhir ini.

9. Rekan-rekan mahasiswa IMADIKA FMIPA USU angkatan 2015 khususnya kelas C tercinta dan tersayang teman-teman seperjuangan saya, tidak lupa juga dengan adik-adik angkatan 2016 dan 2017 yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Seluruh teman PKL di PT. SUCOFINDO Medan : Anita herawati sianturi, Halimahtussakdiyah Sinambela dan Rani Febrina Gurning yang telah memberi dukungan kepada penulis

Walaupun penulis berupaya semaksimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat keterbatasan yang ada pada penulis. Semoga karya ilmiah ini berguna bagi semua pihak yang memerlukannya khususnya bagi penulis.

(7)

Medan, Juli 2018

Penulis,

ERA WIRANTO TARIGAN

(8)

PENENTUAN KADAR NITROGEN (N) FOSFOR (P

2

O

5

), DAN KALIUM(K

2

O) PADA LIMBAH KOPI SEBAGAI PUPUK

ORGANIK

ABSTRAK

Telah dilakukan penentuan kadar Nitrogen (N) Fosfor (P2O5), dan Kalium (K2O) pada limbah kopi hasil pembuangan dari proses pembuatan kopi yang tidak dibutuhkan lagi. Analisa kadar Nitrogen (N) menggunakan alat kedjhal kemudian dititrasi dengan perubahan warna dari pink menjadi kuning pada titik akhir titrasi, analisa kadar Fosfor (P2O5) dengan menggunakan metode destruksi dan penambahan reagen PO4 kemudian di uji kandungan fosfor dengan menggunakan spektrofotometer dan analisa kadar Kalium (K2O) dengan metode titrasi dan pemanbahan indikator titan yellow dengan perubahan warna kuning menjadi putih susu menjadi pink muda pada titik akhir titrasi. Dari hasil penelitian pada limbah kopi diperoleh rata-rata kadar Nitrogen (N) 2,05 %, Fosfor (P2O5) 2,95 % dan Kalium (K2O) 8,11 %. Hasil ini memenuhi standar mutu sebagaimana tercantum dalam peraturan kementerian pertanian no.70/permentan/SR.140/10/2011

Kata kunci: Fosfor, Nitrogen, Kalium, Spektrofotometer, Titrasi.

(9)

DETERMINATION OF NITROGEN (N) PHOSFOR (P

2

O

5

), AND PALOUM (K

2

O) IN WASTE COFFEE AS ORGANIC

FERTILIZER

ABSTRACT

Nitrogen (N) Phosphorus (P2O5) and Potassium (K2O) have been determined in coffee waste. Coffee waste is the result of disposal of the coffee making process that is no longer needed. Analysis of Nitrogen (N) content using methyl red indicator with color change from pink to yellow at end point of titration Analyze on Phosfor content (P2O5) with addition of PO4 reagent then tested phosphorus content by using spectrophotometer and on potassium content (K2O) using yellow titan indicator with yellow to white milk change to a pink seagull at the end point of the titration. From the results of research on the coffee waste obtained average Nitrogen (N) level 2.05%, Phosphorus (P2O5) 2.95% and Potassium (K2O) 8.11%. These results meet the quality standards as set forth in the ministry of agriculture no. 70 / permentan / SR.140 / 10/2011

Keywords: Phosphorus, Nitrogen, Potassium, Spectrophotometer, Titration.

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN ii

PERNYATAAN iii

PENGHARGAAN iv

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN

1 .1. Latar Belakang 1

1 .2. Permasalahan 3

1 .3.Tujuan 3

1 .4.Manfaat 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 .1. Sejarah Pupuk 5

2.2. Defenisi Pupuk 6

2.2.1. Sifat Fisika 6

2.2.2. Sifat Kimia 8

2.3. Klasifikasi Pupuk 6

2.3.1. Berdasarkan Sumbernya Atau Terjadinya Pupuk 6

2.3.1.1. Pupuk Alam 8

2.3.1.2. Pupuk Buatan 11

2.3.2. Pupuk Berdasarkan Sifat Kimia 11

2.3.2.1. Pupuk Organik 11

2.3.2.2. Pupuk Anorganik 12

2.3.3 Pupuk Berdasarkan Kandungan Hara 12

2.3.3.1. Pupuk Tunggal 12

2.3.3.2. Pupuk Majemuk 12

2.3.4. Pupuk Berdasarkan Reaksinya (keasamannya) 13

2.3.5. Pupuk Berdasarkan Bentuknya 13

2.3.5.1. Pupuk Padat 13

2.3.5.1. Pupuk Cair 13

2.4. Pengaruh Pupuk Terhadap Sifat-Sifat Tanah 13

(11)

2.4.1. Pengaruh Pupuk Terhadap Sifat Fisika Tanah 14 2.4.2. Pengaruh Pupuk Terhadap Sifat Kimiawi Tanah 15 2.4.2. Pengaruh Pupuk Terhadap Sifat Biologi Tanah 17

BAB III METODE DAN BAHAN

3.1. Alat-alat 19

3.2. Bahan 19

3.3. Prosedur Kerja 20

3.3.1 Nitrogen (N) 28

3.3.2. Fosfot (P2O5) 21

3.3.3. Kalium (K2O)2 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Analisa 23

4.1.1. Hasil Analisa Kadar Nitrogen (N) 23

4.1.2. Hasil Analisa Kadar Fosfot (P2O5) 25 4.1.3. Hasil Analisa Kadar Kalium (K2O) 26

4.2. Pembahasan 28

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 30

5.2. Saran 30

DAFTAR PUSTAKA 31

LAMPIRAN 43

(12)

DAFTAR TABEL Nomor

Tabel

Judul Halaman

2.1 daya sedot beberapa jenis tanaman 8

4.1.1 hasil analisa kadar nitrogen 23

4.1.2 hasil analisa kadar fosfor 25

4.1.3 hasil analisa kadar kalium 26

(13)

DAFTAR LAMPIRAN Nomor

Lampiran

Judul Halaman

1 Persyaratan teknis minimal pupuk organik padat 32

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Saat ini terutama masyarakat kelas menengah ke atas semakin peduli akan pentingnya kualitas produk. Tuntutan untuk produk berkualitas telah mengarah ke berbagai sektor, termasuk pertanian. Belakangan ini terdapat tendensi kebutuhan konsumen yang mengarah pada produk pertanian “organik” serta memperbaiki kondisi tanah. Penggunaan pupuk organik dipercaya membawa manfaat lebih bagi produk-produk pertanian. Produk menjadi lebih sehat, lebih ramah lingkungan dan sedikit banyak mengurangi dampak negatf dari bahan kimia yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan.

Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk menyuplai bahan organik serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

(Susetya, P)

Salah satu limbah hasil pertanian yang dapat dijadikan sebagai pupuk organik adalah limbah kopi. Limbah organik ini belum banyak dimanfaatkan bagi keperluan pertanian dan dibuang begitu saja, sehingga menjadi salah satu sumber pencemaran di daerah sekitarnya. Dimana tanah idealnya dapat

(15)

menyediakan sejumlah unsur hara penting yang dibutuhkan oleh tanaman.

Unsur-unsur tersebut adalah nitrogen (N), fosfor (F), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), sulfur atau belerang (S), klor (Cl), dferum atau besi (Fe), mangan (Mn), kuprum atau tembaga (Cu), zunk atau seng (Zn), boron (B) dan molybdenum (Mo). (Isnaini, 2006).

Kandungan utama pada pupuk yang dibutuhkan tanah umumnya adalah unsur nitrogen, fosfor dan kalium. Unsur nitrogen (N) merupakan salah satu unsur hara utama dalam tanah yang sangat berperan dalam merangsang pertumbuhan.

Nitrogen diserap dalam tanah berbenuk ion nitrat atau amonium. Kemudian, didalam tumbuhan bereaksi dengan karbon membentuk asam amino, selanjutnya berubah jadi protein. Nitrogen termasuk unsur yang paling banyak dibutuhkan oleh tanaman karena 16-18% protein terdiri dari nitrogen.

Unsur Fosfor (P2O5) adalah hara makro esensial yang memegang peranan penting dalam berbagai proses, seperti fotosintesis, asimilasi, dan respirasi.

Fosfat dibutuhkan oleh tanaman untuk pembentukan sel pada jaringan akar dan tunas yang sedang tumbuh serta memperkuat batang, sehingga tidak mudah rebah pada ekosistem alami (Thompson dan Troeh 1978, dan Aleel 2008).

Unsur kalium (K2O) berperan memperkuat dinding sel dan terlibat di dalam proses lignifikasi jaringan sclerenchym. Kalium dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit tertentu (Fageria et al., 2009). Dengan demikian, adanya pemberian K dapat terbentuknya senyawa lignin yang lebih tebal, sehingga dinding sel menjadi lebih kuat dan dapat melindungi tanaman dari

(16)

ganguan dari luar. Tanaman memerlukan kalium dalam jumlah yang tinggi yaitu berkisar antara 50-300 kg K/ha/ musim tanam (Laegreid et al., 1999)

1.2.Permasalahan

 Berapakah kadar nitrogen (N), fosfor (P2O5) dan kalium (K2O) Pada limbah

….kopi yang akan digunakan sebagai pupuk organik

 Apakah kadar nitrogen (N), fosfor (P2O5) dan kalium (K2O) Pada limbah kopi

….sebagi pupuk organik memenuhi standar kementerian pertanian

….no.70/permentan/SR.140/10/2011

1.3. Tujuan

Adapun tujuan untuk tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

 Untuk mengetahui kadar nitrogen (N), fosfor (P2O5) dan kalium (K2O) Pada limbah kopi yang akan digunakan sebagi pupuk organik

 Untuk mengetahui kadar nitrogen (N), fosfor (P2O5) dan kalium (K2O) Pada limbah kopi sebagi pupuk organik memenuhi standar kementerian pertanian no.70/permentan/SR.140/10/2011

(17)

1.4. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan yaitu :

 Menambah ilmu pengetahuan kepada penulis dan menginformasikan masyarakat tentang kadar nitrogen (N), fosfor (P2O5) dan kalium (K2O) di dalam limbah kopi yang akan digunakan sebagai pupuk organik

 Dapat digunakannya limbah kopi sebagai pupuk organik yang bermanfaat bagi kesuburan tanaman

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Pupuk

Dalam sejarah perkembangan kehidupan manusia, pada zamarn dahulu kala manusia belum mengenal cara-cara bercocok tanam. Pada waktu itu, kehidupan mereka tergantung kepada alam yakni hidup dari hasil berburu binatang dan mengumpulkan hasil-hasil hutan untuk makanan, serta hidup berpindah-pindah (nomaden). Kemudian dengan pergantian tahun dan zaman, pola kehidupan berpindah-pindah dan hidup dari hasil perburuan binatang tidak dapat dipertahankan, dan mereka mulai menetap pada suatu tempat. Mereka hidup berkeluarga dan berkelompok-kelompok dan membangun kampung yang semakin lama semakin berkembang. Bersamaan dengan perkembangan ini mereka mulai berusaha dengan bercocok tanam. Dalam usaha bercocok tanam itu pada awalnya mereka memperolch hasil yang memuaskan, tapi lama kelamaan hasil panennya semakin merosot.

Mungkin pada saat itulah merupakan awal daripada manusia menggunakan pupuk.

Penggunaan pupuk pada saat itu terbatas pada pupuk-pupuk organik seperti pupulk kandang. Tetapi bagaimana dan kapan saja dimulainya pemberian pupuk organik itu hingga kini belum.

Xenophon (434 355 SM) melaporka bahwa suatu usaha perkebunan akan mengalami kegagalan kalau dalam usaha pertaniannya sama sekali tidak diberikan pupuk kandang. Thephrastus (372 -287 SM) menganjurkan penggunaan kompos untuk memupuk tanah yang tipis. Beliau juga menganjurkan penggunaan perlunya pembuatan lobang-lobang penampung kotoran dan air seni binatang yang jika disimpan lambat laun bahan ini meningkat mutunya.

Bagaimana pentingnya nilai pupuk hijau, terutama leguminosa telah mulai kenal orang. Thephrastus mencatat bahwa sisa-sisa tanaman kacangan telah

(19)

dibenamkan orang ke dalam tanah ketika pengolahan tanah berlangsung yang dilakukan oleh petani-petani Makedonia dan Thessaly.

Manfaat dari "Napal" (bahan yang mengandung kapur) telah pula dikenal orang di Aegina di Yunani dan dianggap pertama sekali menggunakan bahan kapur untuk lahan-lahan pertanian.

Sendawa atau KNO, telah diutarakan oleh Pliny (62 113 M), sebagai bahan yang berguna untuk memupuk tanaman. Pada waktu itu, diketahui tanaman palma membutuhkan garam-garam dalam jumlah yang banyak. Petani-petani melakukan itu juga menggunakan air garam pekat yang disiram batang pohon-pohonan.

Pada pertengahan abad ke 19 adalah awal dari pembuatan pupuk-pupuk buatan (pupuk komersil), hal ini didukung oleh pesatnya kemajuan-kemajuan ilmiah dalam ilmu nutrisi tanaman. Pada waktu itu telah diguanakan Sendawa Chili (NaNO3) dari Chili dan pupuk superfosfat dari tambang fosfat untuk pertama kalinya digunakan di Eropa dan di Amerika Serikat(Damanik ,M 2010)

2.2 Defenisi Pupuk

Pupuk sudah membudaya pada petani. Petani dan pupuk seakan sudah menyatu. Sehingga tak perlu heran kalau banyak petani yang merasa engan menanam suatu tanpa memberi pupuk. Bagi mereka, pupuk sudah merupakan barang jaminan untuk bisa menghasilkan tanaman yang tumbuh subur dengan hasil berlimpah(

Lingga, P 2000).

Pupuk adalah setiap bahan organik atau anorganik, alam atau buatan, mengandung satu atau lebih unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan normal tanaman yang dapat diberikan kepada tanah atau tanaman (Damanik, M 2009). Pupuk juga dapat diartikan sebagai bahan yang diberikan dalam tanah baik yang organik maupun yang anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan prosuksi tanaman dalam keadaan faktor keliling atau ligkungan yang baik(Sutejo, M 2002)

Dengan munculnya kemajuan-kemajuan baru yang berasal dari lembaga penelitian umum dan swasta dalam bidang produksi tanaman, terdapat alasan untuk

(20)

meyakini bahwa target produksi tertinggi akan terus dipecahkan dan persediaan pangan akan terus dapat memenuhi kebutuhan populasi dunia. Oleh karena prospek untuk mengembangakan lahan tanaman secara nyata sangat terbatas, bagian terbesar peningkatan produksi pangan akan dilakukan melalui peningkatan hasil yang dimungkinkan oleh perbaikan di bidang nutrisi tanaman.

Dengan meningkatnya pertumbuhan populasi, kebutuhan terhadap sumber lahan dan pupuk komersial juga meningkat.Pupuk pada pokoknya merupakan pengganti lahan yang merupakan faktor makin penting dengan semakin langkanya lahan yang tersedia untuk produksi pangan. Jika peranan pupuk dalam produksi pertanian dunia selama ini cukup besar, pupuk akan memainkan peranan yang lebih besar lagi jika luas lahan kita yang terbatas dituntut untuk dapat menyediakan produksi panganyang dibutuhkan. (Engelstad, 1997)

Unsur-unsur hara yang diserap tanaman berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman.Unsur yang telah diserap tanaman ini idealnya harus dipulihkan kembali ke tanah.Cara untuk mengembalikan unsur hara ini adalah pemupukan. Kuantitas dan jenis pupuk yang diperlukan untuk mengembalikan unsur hara yang diserap tanaman ini tergantung pada kesuburan tanah itu sendiri, keasaman, kelembapan, kadar bahan organik, kemampuan tanaman menyerap pupuk, iklim dan nilai ekonomi tanaman.

(Isnaini, 2006)

(21)

Berikut ini daya sedot beberapa jenis tanaman dapat dilihat pada table 2.1 Jenis

tanaman

Hasil (kg/ha) Zat yang diisap

Zat primer Zat sekunder

N P2O5 K20 CaO MgO

Padi Jemari: 5.000 22 11 50 13 6

Gabah: 2.500 23 12 12 2 4

Jagung Buah: 2.200 27 13 12 1 4

Batang: 2.000 10 4 32 - -

Tebu Batang: 15.000 150 53 330 38 43

Ubi kayu Daun/batang:

52.000

64 43 212 142 43

Umbi: 59.000 42 64 350 60 31

Krotalaria Daun/batang:

20.000

- 30 60 45 -

Kentang Umbi: 10.000 35 16 60 45 -

Kelapa Buah: 15.000 34 6 80 7 5

Kelapa sawit Buah: 15.000 90 20 13 40 -

Kedelai Biji: 1.100 101 - 48 - -

Kacang tanah

Biji: 1.100 45 24 61 - -

Teh Daun kering: 600 31 5 18 - -

Kopi Biji: 700 24 4 34 4 3

Kakao Biji: 600 12 6 8 2 4

Karet Lateks: 4.000 9 4 7 - -

Agave (sisal) Daun: 120.000 108 41 277 420 -

Tembakau Daun bertangkai : 1.000

- 13 - - 194

Lada Biji kering: 5.400 121 19 72 34 -

Nanas Buah berdaun:

37.500

83 28 437 86 -

Jeruk Buah: 15.000 28 8 32 - 17

(22)

Dengan memperhatikan table 2.1 jelas terlihat betapa banyak unsur makro yang disebut tamanan untuk sekali panen. Dapat dibayangkan jika unsur-unsur tersebut tidak segera diganti, tanah akan miskin unsur hara. Mungkin dalam 3-4 kali musim tanam gejala kekurangan unsur hara belum tampak, namum pelan tapi pasti pada musim tanam berikutnya akan tampak jelas. Tanah sudah kurus kerontang dari unsur-unsur makro maupun mikro.(lingga, P 2000)

Tidak heran kalau tanah yang selalu ditanami terus-menerus, akan memundurkan kesuburan tanah. Hal ini disebabkan oleh: unsur hara terserap tanaman dan tidak dikembalikan karena hasil panennya dibawa ke tempat lain: perubahan unsur hara dalam tanah karena persenyawaan dengan zat lain sehingga sukar untuk diserap tanaman, misalnya zat fosfat dan kalsium. Begitu juga dengan unsur hara dalam tanah yang tersangkut dan larut oleh air hujan atau aliran air irigasi, termasuk unsur hara terlarut air dan masuk pada tanah lapisan yang lebih bawah.( Isnaini, 2006)

Saat ini dikenal 16 macam unsur yang diserap oleh tanaman untuk menunjang kehidupannya.Tiga diantaranya diserap dari udara, yakni karbon (C), oksigen (O2), dan hidrogen (H). Sementara itu, tiga belas unsur mineral lainnya diserap tanaman di dalam tanah, yakni nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), sulfur (S), besi (Fe), mangan (Mn), boron, (B), seng (Zn), tembaga (Cu), molibdedenum (Mo), dan khlor (Cl). Ketiga belas unsur mineral tersebut sering disebut dengan unsur hara.Saat ini unsur hara dapat disediakan oleh berbagai macam pupuk yang tersedia di pasaran. (Novizan,2002)

2.3 Klasifikasi Pupuk

Untuk mengenal dan mengetahui sifat-sifat, jenis dan macam-macam pupuk perlu dilakukan penggolongan atau klasifikasi pupuk dengan dasar yang berbeda-beda:

(23)

2.3.1 Berdasarkan Sumbernya Atau Terjadinya Pupuk 2.3.1.1 Pupuk Alam

Pupuk alam adalah pupuk yang terjadi secara alami di alam tanpa buatan manusia atau melalui proses industri atau pabrik pupuk. Pupuk alam selalu disamakan orang dengan pupuk organik, karena sebagian besar pupuk alam itu terdiri dari senyawa organik. Tapi sebenarnya tidak semua pupuk alam itu organik tapi sebenarnya tidak semua pupuk alam itu organik, ada yang bersifat anorganik seperti pupuk fosfor alam dan garam salfeter.

Beberapa contoh dari pupuk alami adalah sebagai berikut: Pupuk kandang, Pupuk Hijau, Guano, night soil, Kompos (Pupuk organik yang termasuk dalam penggolongan pupuk karena dibuat di pabrik), Tepung tulang. Tepung Ikan dan tepung darah, Fosfat Alam, dan Garam Salfeter.

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan ternak yang dikandangkan, yaitu kotoran padat, cair (urine) yang tercampur dengan alas kandang (jerami) dan sisa-sisa makanan.

Pupuk hijau adalah bahan tanaman hijauan yang masih segar yang dibenamkan ke dalam tanah untuk menambah bahan-bahan organik dan hara, terutama N. Dalam arti sempit pupuk hijau adalah tanaman yang tergolong ke dalam leguminosae. Contoh Pupuk hijau antara lain: Leucaena glauca, crotolaria sp, Calopogonium mucunoides, lain-lain

Guano adalah pupuk alam yang berasal dari deposit, kotoraran burung- burung, kelelawar atau kalong yang banyak terdapatdi gua-gua atau di hutan.

Kotoran-kotoran ini berbentuk endapan-endapan kotoran burung yang oleh karena pangaruh alam mengalami perubahan dan merupakan salah satu pupuk fosfat alam organik. Kandungan haranya terutama hara P dan N dan ada beberupa macam guano yang mengandu K. Namun demikian kandungan hara yang paling tinggi biasanya P yang berasosiasi dengan Ca yaitu dalam bentuk Ca-P. Dengan kandungan hara P yang tinggi itu guano disebut juga dengan Fosforit. Fosforit banyak ditemukan di

(24)

Pulau Nauru, merupakan deposit yang mengandung fosfat tinggi yang berasal dari akumulasi kotoran burung.

Fosfat alam ialah merupakan batuan fosfat yang digiling halus, termasuk pupuk fosfat alam yang bersifat anorganik, sedangkan garam salfeter adalah merupakan sedimen garam NaNO3, yang ditambang di negara Chili, yang dikenal dengan nama Chili Salfeter.

2.3.1.2 Pupuk Buatan

Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrikk dengan mengandung hara tertentu. Pada umumnya kandungan unsur haranya tinggi dan mudah larut di dalam tanah. Pupuk-pupuk buatan umumnya anorganik kecuali pupuk Urea.

Pupuk buatan, mudah diperoleh, kandungan haranya tinggi, mudah larut dan cepat diserap oleh akar tanaman, oleh karena itu pupu ini banyak dipergunakan oleh para petani dibandingkan dengan pupuk alam atau pupuk organik. Namun demikian pupuk ini mempunyai kelemahan, misalnya bila tidak dengan perhitungan, misalnya pupuk berlebihan dapat merusak lingkungan terutama di daerah perakaran tanaman.

Selain itu pupuk ini umumnya tidak mengandung unsur hara mikro, dan hanya unsur hara tertentu saja yang mempunyai konsentrasi hara yang tinggi seperti N. P, K dan Mg. Contohnya urea, mengandung hara N 45% - 46%, TSP: 48% P2O5, KCl 50% - 60% K2O .

2.3.2 Pupuk Berdasarkan Sifat Kimianya 2.3.2.1 Pupuk Organik

Pupuk organik ialah pupuk dengan senyawa organik. Pupuk ini merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik dan biasanya mempunyai kandungan hara yang rendah. Oleh karena itu pemberian pupuk organik bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik tanah terutama struktur tanah. Pupuk organik terdiri dari pupuk kandang, pupuk

(25)

hijau, kompos guano, tepung tulang, tepung ikan, bungkil, tepung darah, night soil dan lain-lain.(Risema,W.T. 1993)

2.3.2.2 Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik ialah pupuk yang mempunyai senyawa kimia anorganik.

Kebanyakan pupuk ini terdiri dari pupuk-pupuk buatan dengan kandungan hara yang tinggi. Contohnya pupuk anorganik antara lain: ZA(NH4)2SO4, ZK(K2SO4), Muriate of potash (KCL) TSP, SP36 dan lain-lain.

2.3.3 Pupuk Berdasarkan Kandungan Hara 2.3.3.1 Pupuk Tunggal

Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu unsur pupuk.

Unsur pupuk ada tiga yaitu: nitrogen, fosfor dan kalium. Contoh: pupuk ZA (NH4)2SO4 adalah pupuk tunggal yang hanya mengandung unsur N. Meskipun pupuk tersebut mengandung unsurnhara sulfur, pupuk tersebut tidak di golongkan kepada pupuk majemuk, karena unsur sulfur bukanlah unsur pupuk tetapi unsur hara esensil.

2.3.3.2 Pupuk Majemuk

Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur pupuk.

Pupuk majemuk dibedakan lagi menjadi pupuk majemuk tak lengkap dan pupuk majemuk lengkap. Pupuk majemuk tak lengkap terdiri dari kombinasi berikut: pupuk NP, pupuk nk, pupuk pk. pupuk majemuk lengkap adalah pupuk yang mengandung tiga unsur pupuk yaitu pupuk npk

2.3.4 Pupuk Berdasarkan Reaksinya (Keasamannya)

Pupuk yang diberikaan kedalam tanah dapat mempengaruhi sifat keasaman tanah. Pupuk yang dapat menurunkan pH tanah disebut dengan pupuk asam, pupuk yang dapat menaikkan pH tanah disebut dengan pupuk basa dan ada pula pupuk yang bereaksi netral artinya tidak mempengaruhi keasaman tanah

(26)

2.3.5 Pupuk Berdasarkan Bentuknya 2.3.5.1 Pupuk Padat

Pupuk-pupuk bentuk dapat dibedakan lagi dalam bentuk ukurannya seperti bentuk tepung(serbuk), bentuk Kristal seperti gula pasir bentuknya butiran(granuler), bentuk pellet, bentuk tablet atau kaplet.

Pupuk-pupuk dalambentuk padat pada umumnya diaplikasikan melalui tanah atau akar tanaman. Namun demikian ada juga pupuk padat yang dapat daun asal saja pupuk tersebut bersifat larut sempurna di dalam air.

2.3.5.2 Pupuk Cair

Pupuk cair dapat dibedakan dengan pupuk yang berbantuk cairan dan pupuk padat yang dapat yang dapat larut sempurna di dalam air. Pupuk cair (liquid fertilizer) dan bentuk suspense. Pupuk padat yang larut sempurna di dalam air disebut dengan istilah ”solution fertilizer”. Pupuk-pupuk bentuk cair ini umunya diaplikasikan melalui daun tanaman, tetapi dapat juga diaplikasikan melalui bagian-bagian tanaman.

2.4 Pengaruh Pupuk Terhadap Sifat-Sifat Tanah

Pemberian pupuk ke dalam tanah akan meningkatkan kandungan unsur hara di dalam tanah yang dapat segera diserap akar tanaman, namun demikian pemberian pupuk itu dapat mempengaruhi kondisi tanah. Hal itu terjadi karena pengaruh dari sifat sifat, macam atau jenis dari pupuk yang diberikan.

Setiap bahan pupuk yang ditambahakn ke dalam tanah akan mengalami berbagai macam reaksi . reaksi-reaksi tersebut akan berpengaruh terhadap sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah

(27)

2.4.1 Pengaruh Pupuk Terhadap Sifat Fisika Tanah

Pengaruh pupuk terhadap sifat fisika tanah tergantung kepada sifat dan jumlah koloid liat yang ada di dalam tanah. Pada dasarnya pupuk yang ditambahkan ke dalam tanah tidak akan dapat menambah jumlah koloid tanah (kecuali pupuk-pupuk organik), tetapi dapat mempengaruhi sifat kimia dari koloid tanah, seperti kation yang dapat dipertukarkan pada komplek jerapan tanah, baik dalam maupun sifat-sifat disika tanah seperti struktur tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk sendawa chili (NaNO3) secara terus menerus dapat mendispersikan agregat-agregat tanah sehingga tanah tidak beragregasi dan mudah menjadi padat . hal seperti ini dapat terjadi karena sisa ion natrium (Na+) yang banyak tinggal didaalam tanah (nitrat lebih banyak diserap oleh tanaman Na). Selain mendispersikan tanah, Na akan terikat dengan asam -asam karbonat, membentuk Natrium Karbonat (NaCO3). padahal bila karbonat tidak bersenyawa dengan ion Na, ia akan berfungsi sebagai bahan perekat dari butir-butir primer tanah yakni pasir, debu dan liat. Selain itu ion Na dapat menggantikan kation- kation lain pada komplek jerapan tanah membentuk Na-liat yang bersifat hidrofil.

Semakin banyak senyawa-senyawa yang bersifat hidrofil, semakin bertambah banyak dan mudah agregat terdispersi, dan kemantapan agregat semakin lemah. (mukhlis, 2011)

Berbeda halnya dengan pemberian pupuk yang banyak mengandung unsur Ca atau Mg, dapat menstimulir berlangsungnya proses pembentukan dan pemantapan agregat yang bersifat mantap dan stabil.

Pemupukan dengan pupuk-pupuk organik seperti pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, guano dan lain-lain bertujuan utama untuk nemanbah kandungan bahan organik. Hasil perombakan bahan organik seperti pembebasan unsur-unsur hara, asam-asam organik dan terakhir adalah humus. Asam-asam organis dan humus di dalam tanah dapat berfungsi sebagai bahan perekat agregat tanah (cementing agent) membentuk struktur tanah baik dan mantap. Kandungan humus yang tinggi di dalam tanah dapat menahan atau mempertahankan kelembaban tanah sehingga

(28)

cadangan air dalam tanah selalu tersedia. oleh karena itu umumnya penggunaan pupuk organik lebih diutamakan untuk memperbaiki sifat-sifat fisik tanah daripada untuk menambah kandungan unsur hara yang dapat diserap oleh akar tanaman.

(Novizan, 2005)

2.4.2 Pengaruh Pupuk Terhadap Sifat Kimiawi Tanah

Penambahan pupuk ke dalam tanah, selain menambah kandungan di dalam tanah dan meningkatkan ketersediannnya juga dapat mempengaruhi sifat keasaman tanah (pH) dan kapasitas pertukaran kation tanah.

setiap bahan pupuk yang diberikan ke dalam tanah dapat mempengaruhi reaksi tanah, dapat menjadi asam, basa dan sifat netral. Pemberian pupuk seperti Amonium Sulfat (ZA) secara terus menerus dapat mengubah reaksi tanah menjadi asam. Hal ini dapat terjadi karena ionisasi pupuk Amonium Sulfat akan membebaskan ion-ion NH+, dan SO42-. Ternyata ion amonium lebih cepat dan banyak diserap tanaman sedangkan ion sulfat tertingal dalam larutan tanah. lal ini menyebabkan terjadinya kenaikan kemasaman tanah. Pupuk-pupuk yan seperti ini disebut dengan pupuk yang bereaksi asam atau "aphisiological acid fertilizer".

Berbeda halnya dengan penambahan pupuk NaNO3, (Sendawa Chili) dalam ionisasinya akan mengbebaskan ion Na dan N03. lon NO3 diserap tanaman lebih banyak, sedangkan Na banyak tertinggal di dalam tanah, hal ini dapat meningkatkan pH tanah. Pupuk seperti yang disebut dengan pupuk basa atau " aphisiological basic fertilizer”.

Pupuk-pupuk yang mengandung unsur N dalam bentuk Amonium atau lainnya yang mengalami proses nitrifiksasi didalam tanah dapat menghasilkan sisa asam. Pengaruh ini akan lebih menonjol pada tanahyang bertekstur lempung berpasir, kecuali yang mengandung unsur N dalam bentuk nitrat yang berkombinasi dengan basa akan menaikkan ph larutan tanah. Pupuk ZA, Urea dapat memberi suasana asam sehingga dapat menurunkan pH tanah.

(29)

Pupuk-pupuk CaCN2, KNO3. NaNO3, Ca(NO3)2 memberikan suasana basa sehingga dapat menaikkan pH tanah. Pupuk fosfat dengan satu ion H diganti oleh satu basa mempengaruhi keadaan reaksi tanah secara tidak permanent, sedangkan pupuk fosfat dengan lebih dari satu ion H diganti oleh basa akan menyebabkan reaksi tanah mengalami perubahan menjadi asam. Pupuk ES, dan DS tidak mempengaruhi pH tanah, sedang amonium fosfat dapat mempengaruhi pH tanah, karena adanya ion NH4+. yang dalam perubahannya akan menaikkan kadar ion H di dalam larutan tanah.

Garam-garam KCI (Muriate of Potash), ZK atau K2SO4, tidak mempengaruhi pH tanah. Pemberian pupuk organik bukanlah bertujuan untuk menambah unsur hara, karena kandungan haranya rendah, tapi bila ditinjau dari pengaruhnya terhadap sifat kimiawi tanah, pupuk organik mempunyai peranan yang penting seperti peningkatan kadar humus di dalam tanah akan meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), meningkatkan ketersediaan Fosfat di dalam tanah dan dapat mencegah keracunan besi dan aluminium pada tanah-tanah yang bereaksi masam. Pengaruh bahan organik ini terhadap sifat-sifat tanah tadi dapat dipertahankan bila pemberian pupuk organik tersebut dilakukan secara kontiniu dan teratur.

Dengan adanya sifat keasaman dari suatu pupuk (Aphisioliogically Acid Fetilizer), maka aplikasi pupuk secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruh mudah atau tidaknya unsur dari pupuk tersebut dapat diserap oleh akar tanaman. Pupuk yang bersifat asam dapat meningkatkan keasaman tanah, sehingga menurunkan serapan hara P. ( Musnamar, E.I. 2003)

2.4.3 Pengaruh Pupuk terhadap Sifat Biologi

Tanah Pupuk-pupuk anorganik (buatan) pada umumnya tidak banyak berpengaruh terhadap sifat-sifat biologis tanah. Sifat biologis tanah dimaksud ialah segala aktivitas kegiatan jasad-jasad mikro (mikro organisme) tanah. Pupuk yang banyak pengaruhnya terhadap sifat biologi tanah ialah pupuk-pupuk organik. Bahan organik merupakan sumber energi dari jasad-jasad mikro tanah. Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah semakin besar aktifitas dan perkembangan

(30)

mikroorganisme di dalam tanah. Aktifitas mikroorganisme ini sangat penting dalam hal perombakan bahan organis, pelapukan protein menjadi asam-asam amino, proses nitrifikasi yang pada akhirnya membebaskan unsur hara seperti N, P dan S serta unsur-unsur mikro.

Pengaruh pupuk terutama pupuk organik sangat berpengaruh Terhadap sifat- sifat biologi tanah seperti pengaruhnya terhadap aktivitaS organisme tanah, jumlah dan perkembangannya baik makroorganisme dan mikroorganisme. Mikroorganisme juga membutuhkan unsur hara untuk kehidupannya, banyak membutuhkan unsur hara N, P, K dan Ca dan membutuhkan pH sekitar 6. Berdasarkan hal-hal diatas pupuk dapat mempengaruhi aktivitas dan perkembangan jasad-jasad hidup tanah seperti bakteri, fungi, dan aktoinomicetes.

Di dalam tanah terdapat mikroorganisme yakni bakteri Rhizobium yang bersimbiosa dengan akar tanaman Leguminosae membentuk bintil akar yang dapat mengikat Nitrogen dari udara tanah Mikroorganisme ini dapat menambah kandungan N tanah secara alami. Selain bakteri pengikat N yang bersimbiose ada pula bakteri yang tidak bersimbiose dengan akar tanaman, yakni bakteri Clostridium pasteuriamum dan bakteri Azotobacter. Bakteri-bakteri tersebut dibawah kondisi

lingkungan yang baik dapat juga mengikat N dari udara.

Di dalam tanah banyak juga dijumpai bakteri dari golongan, famili, species dan genus dari mikroorganisme yang penting dalam proses perombakan bahan organik dan perubahan untuk senyawa unsur-unsur hara agar dapat diserap oleh tanaman, misalnya dalam proses amonifikasi, yakni bakteri Nitrobacter dan Nitrococcus sebagai bakter pengubah amonia menjadi nitrit, bakteri Nitrobacter

sebagai bakteri pengubah nitrit menjadi nitrat.

Kehidupan jasad-jasad makro juga dipengaruhi oleh penambahan pupuk- pupuk organik. Misalnya cacing tanah, populasinya semakin banyak dengan meningkatnya kadar bahan organik di dalam tanah. Cacing tanah dapat memperbaiki porositas tanah dan meningkatkan kadar P-tersedia di dalam tanah. Kandungan hara P

(31)

pada kotoran cacing tanah jauh lebih tinggi daripada tanah disekitarnya, jadi secara tidak langsung dapat menyuburkan tanah. (Damanik,M. 2010)

(32)

BAB III

METODE DAN BAHAN

3.1 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan dalam melakukan melakukan analisa adalah

 Neraca analitik Matrix

 Alat Destilasi Pyrex

 Labu ukur 100 mL, 250 mL dan 500 mL pyrex

 Labu Destilasi Pyrex

 Erlenmeyer 250 mL pyrex

 Labu kjedhal iwaki

 Kertas saring Whatmann No. 41

 Beaker glass 200 mL. iwaki

 Hot plate Faithful

 Spektrometer

 Buret 25 mL pyrex

 Kertas saring Whatmann No.42

 Pipet volume 2 mL, 5 mL, 10 mL, 20 mL, 25 mL, dan 50 mL pyrex

3.2 bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan untuk melakukan analisa adalah

 Larutan asam sulfat (H2SO4)(aq) 98%

 Larutan asam sulfat (H2SO4) (aq)0,1 N

 Larutan natrium hidroksida (Na0H)(aq) 30%

 Indikator metil red

 Aquadest(l)

(33)

 Batu didih

 Tablet Kjehdal(s)

 Larutan Natrium hidroksida (NaOH)(aq) 0,1 N

 Pereaksi Molibdatvanadat/Reagen Phospat (PO4)(aq)

 Asam klorida (HCI)(aq) 36%

 Asam nitrat (HNO3)(aq) 65%

 Larutan ammonium oksalat ((NH4)2C204)(aq) 4%

 Larutan natrium hidroksida (NaOH)(aq) 20%

 Larutan formaldehide

 Indikator titan yellow

 Natrium tetrafenilboron (STPB)(aq) 1,2%

 Benzalkonum Klorida (BAC)(aq) 0,625%

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Penentuan Kadar Nitrogen (N)

 Ditimbang sampel dengan teliti sebanyak 2 gram yang telah halus kedalam labu kjehdal

 Ditambahkan 1 tablet kjedhal

 Ditambahkan batu didih

 Ditambahkan 40 ml H2SO4 98%

 Dipanaskan/dibakar selama ± 2 jam

 Didinginkan

 Dipindahkan ke dalam labu takar 250 ml lalu dipaskan sampai garis batas

 Dipipet 25 ml sampel ke dalam labu destilasi

 Ditambahkan baru didih

 Ditambahkan 300 ml aquadest

 Ditambahkan 30 ml NaOH 30%

 Kemudian diambil Erlenmeyer 250 ml sebagai penampung

 Dimasukkan 25 ml H2S04 98%

(34)

 Ditambahkan 2 tetes indikator metil red

 Didestilasi sampai penampung mencapai 250 ml atau ±2 jam

 Dititrasi sampel yang telah didestilasi dengan menggunakan NaOH 0.1 N hingga terjadi perubahan warna menjadi kuning

3.3.2 Penentuan kadar fosfor (P2O5)

 Ditimbang sampel dengan teliti sebanyak 1 gram ke dalam beaker glass

 Ditambahkan aquaregia (asam nitrat HNO3 1 ml : asam perklorat HCLO4 3 ml)

 Dipanaskan diatas hot plate hingga larut

 Didinginkan

 Ditambahkan aquadest lalu dipanaskan

 Didinginkan

 Dimasukkan kedalam labu ukur 500 ml dengan menggunakan corong dan disaring dengan kertas saring whatmann no.41

 Ditambahkan aquadest sampai tanda batas

 Dipipet 2 ml dari labu ukur 500 ml ke dalam labu ukur 100 ml

 Ditambahkan reagen PO4 sebanyak 20 ml

 Dihomogenkan sampai garis batas

 Didiamkan 10-15 menit

 Diuji kandungan Pospor dengan menggunakan alat spektrofotometer

3.3.3 penentuan kadae kalium (K2O)

 Ditimbang sampel dengan teliti sebanyak 1 gram menggunakan kertas minyak

 Dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml dengan menggunakan corong

 Ditambahkan aquadest ke dalam labu ukur

 Ditambahkan 50 mL (NH4)2C204 4%

 Dimasukkan batu didih ke dalam labu ukur

(35)

 Dipanaskan diatas hot plate selama 30 menit pada suhu 3000 C hingga mendidih

 Didinginkan

 Ditambahkan aquadest kedalam labu ukur hingga garis batas

 Dihomogenkan

 Dipipet 10 ml sampel kedalam labu ukur 100 ml

 Ditambahkan 2 ml NaOH 20%

 Ditambahkan 5ml formadehide

 Ditambahkan 25 ml larutan STPB 1,2%

 Ditambahkan aquadest sampai garis batas

 Dihomogenkan

 Didiamkan selama 15 menit

 Disaring kedalam Erlenmeyer dengan menggunkan kertas saring whatmman no.42

 Dipipet 50 ml dari hasil peyaringan ke dalam Erlenmeyer

 Ditambahkan 1-2 tetes titan yellow

 titrasi dengan larutan standar BAC hingga titik akhir titrasi (pink seulas).

(36)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Analisa

Untuk penentuan kadar limbah kopi sebagai pupuk organik dapat ditentukan standarnya melalui peraturan kementerian pertanian no.70/permentan/SR.140/10/2011. Adapun parameter penentuan kadar limbah kopi sebagai pupuk organik adalah Nitrogen (N), Fosfor (P2O5) dan .Kalium (K2O)

4.1.1. Hasil Analisa Kadar Nitrogen (N)

Tabel 4.1.1. Hasil analisa kadar nitrogen (N)

NO Sampel Berat sampel

(gram)

Volume titrasi (ml)

1 Limbah kopi 1 2,0154 32,25

2 Limbah kopi 2 2,0150 32,25

3 Limbah kopi 3 2,0160 32,35

Perhitungan

Nitrogen total (%) = ( ) x 100 Keterangan:

Vs = volume titrasi sampelm (ml) Vb = volume titrasi blanko (ml) N= normalitas larutan standar NaOH Fp= faktor pengenceran

W= berat contoh

W = 2,0154 g

(37)

Vs = 33,25 ml Vb = 35,8 ml N = 0,0996 N FP = 10 ml

Nitrogen total (%) =( )

x 100%

= ( )

x 100%

= 1,76 %

W = 2,0150 g Vs = 33,25 ml Vb = 35,8 ml N = 0,0996 N FP = 10 ml

Nitrogen total (%) =( )

x 100%

= ( )

x 100%

= 1,76 %

W = 2,0160 g Vs = 33,35 ml Vb = 35,8 ml N = 0,0996 N FP = 10 ml

Nitrogen total (%) =( )

x 100%

= ( )

x 100%

= 1,72 %

(38)

4.1.2. Hasil Analisa Kadar Fosfor (P2O5)

Tabel 4.1.1. Hasil analisa kadar Fosfor (P2O5)

NO Sampel Berat sampel

(gram)

Konsentrasi pada pembacaan kurva

1 Limbah kopi 1 1,0059 0,117

2 Limbah kopi 2 1,0060 0,119

3 Limbah kopi 3 1,0060 0,119

Rumus

Kadar P2O5 = x 100%

Keterangan:

C = konsentrasi pada pembacaan kurva P = faktor pengenceran

W = berat contoh (gram)

Perhitungan:

W : 1,0059 g C : 0,117 mg/L FP: 250 ml

Kadar P2O5 = x 100%

=

x 100%

= 2,90 %

W : 1,0060 g C : 0,117 mg/L FP: 250 L

Kadar P2O5 = x 100%

(39)

=

x 100%

= 2,95 %

W : 1,0060 g C : 0,117 mg/L FP: 250 L

Kadar P2O5 = x 100%

=

x 100%

= 2,95 %

4.1.3. Hasil Analisa Kadar Kalium (K2O)

Tabel 4.1.2. Hasil analisa kadar kalium (K2O)

NO Sampel Berat sampel

(gram)

Volume titrasi (ml)

1 Limbah kopi 1 1,0231 22,25

2 Limbah kopi 2 1,0233 22,30

3 Limbah kopi 3 1,0229 22,15

Rumus

Kadar K2O (%) = ( ) x 100%

Keterangan :

Vs : volume titrasi sampel (mL) Vb : volume titrasi blanko (mL) N : normalitas larutan standar BAC FP :faktor pengenceran

w : berat contoh (g)

(40)

Perhitungan Vs = 22,25 ml Vb = 26,40 ml N = 0,7402 N FP = 25 L

W =1,0231 g =1023,1 mg

Kadar K2O (%) = ( ) x 100%

Kadar K2O (%) = ( )

x 100%

= 7,51 % Vs = 22,25 ml

Vb = 26,40 ml N = 0,7402 N FP = 25 L

W =1,0231 g =1023,1 mg

Kadar K2O (%) = ( ) x 100%

Kadar K2O (%) = ( )

x 100%

= 7,51 %

Vs = 22,15 ml Vb = 26,40 ml N = 0,7402 N FP = 25 L

W =1,0229 g =1023,1 mg

Kadar K2O (%) = ( ) x 100%

(41)

Kadar K2O (%) = ( )

x 100%

= 7,69 %

4.2. Pembahasan

Tanah sebagai media tumbuh merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Reaksi-reaksi yang terjadi didalam tanah dapat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tanaman karena peranannya langsung berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara makro seperti (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur) dan mikro seperti zink, tembaga, kobalt, barium, mangan, dan besi, meskipun jumlahnya relatif sedikit. Unsur hara makro dan mikro tersebut sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan kadar nitrogen pada limbah kopi sebagai pupuk organik adalah 1,76 %, sementara kadar fosfor pada limbah kopi sebagai pupuk organic adalah 2,11 % dan kadar kalium pada limbah kopi sebagai pupuk organic adalah 3,22 % dan dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa limbah kopi sudah memenuhi standar peraturan kementerian pertanian no.70/permentan/SR.140/10/2011..

Kesanggupan tanah untuk menyuplai ion hara yang dapat diabsorpsi oleh tanaman merupakan ukuran kesuburan tanah. Kapasitas tukar kation (KTK) yang relative tinggi pada pupuk organik dapat membantu melepas ion –ion tanah yang terikat sehingga menjadi tersedia bagi tanaman dan akan mengefisienkan pemupukan kimia karena daya ikatnya terhadap ion.

(42)

Pertumbuhan tanaman tidak hanya dikontrol oleh faktor dalam (internal), tetapi juga ditentukan oleh faktor luar (eksternal). Salah satu faktor eksternal tersebut adalah unsur hara esensial. Unsur hara esensial adalah unsur-unsur yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Apabila unsur tersebut tidak tersedia bagi tanaman, maka tanaman akan menunjukkan gejala kekurangan unsur tersebut dan pertumbuhan tanaman akan terganggu. Apabila tanman kekurangan unsur n makanyaSeluruh tanaman berwarna pucat kekuningan (klorosis) akibat kekurangan klorofil dan Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, jumlah anakan atau jumlah cabang sedikit.bila tanaman kkurangan unsur p maka tamananPertumbuhan tanaman menjadi kerdil Sistem perakaran kurang berkembang dan bila tanaman kekurangan unsur k maka Seluruh tanaman berwarna pucat kekuningan (klorosis). Bedanya dengan kekurangan unsur N, gejala kekurangan unsur K dimulai dari pinggir helai daun sehingga terlihat seperti huruf V terbalik.

(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan kadar nitrogen pada limbah kopi sebagai pupuk organik adalah 1,76 %, sementara kadar fosfor pada limbah kopi sebagai pupuk organic adalah 2,11 % dan kadar kalium pada limbah kopi sebagai pupuk organic adalah 3,22 % dan dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa limbah kopi sudah memenuhi standar peraturan kementerian pertanian no.70/permentan/SR.140/10/2011.

5.2. Saran

Sebaiknya peralatan-peralatan yang akan digunakan dalam penentuan laboratorium pupuk di PT. SUCOFINDO Medan lebih ditingkatkan lagi dan reagen yang digunakan pada penentuan kadar fosfor lebih ditambah lagi.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Isnaini, M.2006. Pertanian Organik. Cetakan Pertama. Yogyakarta. Penertib Kreasi

……..Wacana

Susetya, D.2017.Panduan Lengkap Membuat Pupuk Organik .Yogyakarta. Penerbit

………Pustaka Baru Press

Engelstad,o.1997.Teknologi Dan Penggunaan Pupuk Edisi Ketiga. Yogyakarta:

………Gadjah Mada University Press

Damanik, M. 2010.Kesuburan Tanah Dan Pemupukan. Medan. Usu press Sutejo, M.2002. Pemupukan Dan Cara Pemupukan. Jakarta.PT Asdi mahasatya Lingga,P.2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Depok. PT Penebar

Mukhlis, 2011.Kimia Tanah Teori Dan Aplikasi. Medan : USU press

Musnamar, E.I. 2003. Pupuk Organik Padat : Pembuatan Dan Aplikasi. Jakarta :

………..penebar swadaya

Novizan. 2005. Petunjuk pemupukan yang efektif. Jakarta : PT. agromedia pustaka Rinsema, W.T. 1993. Pupuk dan cara pemupukan. Jakarta : penerbit bhratara

(45)

LAMPIRAN 1

Referensi

Dokumen terkait

Proses penguraian tersebut mengubah unsur hara yang terikat dalam senyawa organik yang sukar larut menjadi senyawa organik yang larut sehingga dapat dimanfaatkan oleh

Ratrinia (2014) melaporkan bahwa pupuk organik dari rumput laut memiliki kandungan unsur hara makro yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pupuk organik lainnya

Kandungan Hara dalam Tiga Jenis Pupuk Organik ( Centrosema pubescens , Pupuk Kandang Ayam, dan Tithonia diversifolia .... Sumbangan Unsur Hara Tiga Jenis Pupuk Organik per

Pupuk adalah setiap bahan organik atau anorganik, alam atau buatan, mengandung satu atau lebih unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan normal tanaman yang dapat

Walaupun kandungan unsur hara dalam pupuk organik relatif lebih kecil. dibanding pupuk anorganik namun bila sifat fisik menjadi baik maka

Pertanian Organik .Cetakan Pertama.Yogyakarta : Penerbit Kreasi Wacana.. Konsep Dasar

Dengan mengetahui kadar nitrogen, fosfor dan kalium dari pupuk NPK yang dianalisis. maka dapat diketahui apakah pupuk NPK telah memenuhi atau tidak memenuhi

Pada Tabel 1 dapat diketahui kandungan unsur hara dan logam berat yang terdapat dalam limbah padat yang digunakan sebagai bahan untuk pembuatan pupuk organik.. Kandungan unsur