• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN PUPUK BOKASHI DARI LIMBAH ORGANIK DAN ANALISIS KANDUNGAN UNSUR NITROGEN, KARBON, FOSFOR DAN KALIUM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBUATAN PUPUK BOKASHI DARI LIMBAH ORGANIK DAN ANALISIS KANDUNGAN UNSUR NITROGEN, KARBON, FOSFOR DAN KALIUM."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN PUPUK BOKASHI DARI LIMBAH ORGANIK DAN ANALISIS KANDUNGAN UNSUR NITROGEN, KARBON,

FOSFOR DAN KALIUM

Oleh :

Lia Indah Syafira NIM 408231032 Program Studi Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan

hidayah-Nya yang telah memberikan kesehatan dan hikmah-Nya kepada penulis

sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi yang berjudul “Pembuatan Pupuk Bokashi Dari Limbah Organik

Dan Analisis Kandungan Unsur Nitrogen, Karbon, Fosfor Dan Kalium” disusun

untuk memperoleh gelar Sarjana Sain di Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada Ibu Dr.Retno Dwi Suyanti, M.Si., selaku

dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan dorongan, bimbingan, dan

saran, mulai dari penyusunan proposal penelitian, pelaksanaan sampai

penyusunan skripsi ini. Serta kepada Ibu Dra. Ida Duma Riris, M.Si., Bapak

Dr. Marham Sitorus, M.Si., dan Ibu Dr. Iis Siti jahro, M.Si., selaku dosen penguji,

yang telah memberikan masukan dan saran dalam kesempurnaan skripsi ini.

Ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak Drs.Bajoka Nainggolan, M.Si.,

selaku dosen pembimbing akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen

serta staf pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang sudah membantu penulis.

Secara khusus, penulis menyampaikan penghormatan yang

setinggi-tingginya kepada orang tua terkasih dan tersayang, Ayahanda, Syafruddin dan

Ibunda, Rahmawati Noer, juga kepada Abangnda, M. Ary Nugraha, A.Md.,

terimakasih atas segala dorongan, kasih sayang, pengorbanan dan do’a yang

diberikan selama ini, serta dana kepada penulis dalam menyelesaikan studi di

Unimed.

Kepada semua rekan-rekan mahasiswa/i kimia Unimed, khususnya Kimia

Non-Kependidikan 2008, sahabatku Aulia, Eriska, Ficka, Nia, Dewi, Alsya, Ali,

Reza dan Ikhmam, serta Damaris, Imron dan Yana sebagai teman seperjuangan

(4)
(5)

PEMBUATAN PUPUK BOKASHI DARI LIMBAH ORGANIK DAN ANALISIS KANDUNGAN UNSUR NITROGEN, KARBON,

FOSFOR DAN KALIUM

Lia Indah Syafira (NIM 408231032)

ABSTRAK

Penelitian ini menggunakan kotoran kambing dan kulit buah kopi sebagai bahan baku pembuatan bokashi. Bokashi merupakan pupuk kompos yang diperoleh dengan bantuan aktivator Effective Microorganisms 4 (EM4). Sebelum proses pengomposan dilakukan analisis awal kandungan kotoran kambing yaitu 0,86% N, 32,00% C, dan rasio C/N 37,20. Sedangkan untuk kulit buah kopi mengandung 1,20% N, 56,99% C, dan rasio C/N 47,49.

Pembuatan bokashi kotoran kambing dan bokashi kulit daging buah kopi berlangsung selama 21 hari. Pengomposan dilakukan dalam kondisi anaerob. Hasil pengamatan organoleptik bokashi sesuai dengan SNI 19-7030-2004 yaitu berwarna coklat kehitaman, berbau seperti tanah dan teksturnya remah atau mudah hancur. Sedangkan hasil analisis kandungan unsur hara pada bokashi kotoran kambing yaitu 0,82% N, 24,44% C, rasio C/N 29,80, 0,67% P2O5, dan

1,90% K2O, pada bokashi kulit buah kopi yaitu mengandung 1,43% N, 34,53% C,

rasio C/N 24,15, 0,25% P2O5, dan 3,03% K2O. Merujuk pada standar kualitas

kompos menurut SNI 19-7030-2004, dengan demikian parameter yang memenuhi SNI pada bokashi kotoran kambing yaitu kadar Nitrogen, Karbon, P2O5, dan K2O,

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Istilah x

Daftar Lampiran xi

BAB I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7. Defenisi Operasional 6

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pupuk 7

2.2. Klasifikasi Pupuk 7

2.2.1. Pupuk Organik 7

2.2.1.1. Kompos 8

2.2.1.2. Proses Pengomposan 9

2.2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengomposan 10 2.2.1.4. Bahan-Bahan Yang Dapat Dikomposkan 13

2.2.1.4.1. Kotoran Kambing 13

2.2.1.4.2. Kulit Kopi 14

2.2.1.5. Standar Kualitas Kompos 15

2.3. Effective Microorganism 4 (EM4) 17

2.4. Pengomposan Anaerob 18

2.5. Rasio C/N 21

2.6. Pengaruh Bahan Organik Pada Tanah 22

2.6.1. Rasio C/N Tanah 23

2.7. Unsur Hara Yang Diperlukan Tanaman 24

2.7.1. Nitrogen 24

2.7.2. Fosfor 25

2.7.3. Kalium 26

2.8. Spektrofotometri UV/Vis 27

2.9. Spektrofotometri Serapan Atom 29

2.9.1. Instrumentasi SSA 29

2.10. Metode Analisis 30

(7)

2.10.2. Penentuan Fosfat Dengan Metode Molibdat-Vanadat 31 2.10.3. Penentuan Kalium Dengan Secara Spektrofotometri Serapan Atom 31 2.10.4. Penentuan Karbon Dalam Bahan Organik (C-Organik) Dengan 32

Metode Walkley and Black

BAB III.METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 33

3.2. Alat dan Bahan 33

3.3. Parameter Pengamatan 34

3.4. Prosedur Penelitian 34

3.4.1. Penyediaan Sampel 34

3.4.2. Pembuatan Larutan Gula Merah 34

3.4.3. Pembuatan Starter EM4 aktif 1% 34

3.4.4. Pembuatan Bokashi 34

3.4.5. Penentuan Kadar Unsur hara Yang Terkandung Dalam Bokashi 35

3.5.5. Pembuatan Larutan 35

3.5.5.1. Pembuatan Larutan Untuk Penentuan Nitrogen Total 35 3.5.5.2. Pembuatan Larutan Untuk Penentuan Kalium 36 3.5.5.3. Pembuatan Larutan Untuk Penentuan Fosfor 37 3.5.5.4. Pembuatan Larutan Untuk Penentuan Karbon 38 3.5.6. Penentuan Kadar Nitrogen Total Metode Kjeldahl 38 3.5.7. Penentuan Kadar Karbon Metode Walkley and Black 39 3.5.8. Penentuan Kadar Fosfor Sebagai P2O5 Secara Spektrofotometri 40

UV/Vis

3.5.9. Penentuan Kadar Kalium sebagai K2O Secara Spektrofotometri 41

Serapan Atom

3.5.10. Penentuan Kadar Air Metode Gravimetri 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Penyediaan Sampel 43

4.2. Pembuatan Bokashi 43

4.2.1. Uji Pendahuluan 44

4.2.2. Penentuan Temperatur 44

4.2.3. Penentuan Kadar Nitrogen 46

4.2.4. Penentuan Kadar Karbon 46

4.2.5. Penentuan Kadar P sebagai P2O5 47

4.2.6. Penentuan Kadar K sebagai K2O 49

4.2.7. Penentuan Kadar Air 50

4.3. Pembahasan 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 58

5.2. Saran 58

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Bagian Buah Kopi 15

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. SNI Produk Kompos 16

Tabel 4.1. Karakteristik Bahan Baku Bokashi 44

Tabel 4.2. Data Temperatur Bokashi 45

Tabel 4.3. Penentuan Kadar Nitrogen Total Bokashi 46 Tabel 4.4. Penentuan Kadar Karbon Bokashi 47

Tabel 4.5.1. Larutan Standar P 47

Tabel 4.5.2. Penentuan Kadar P sebagai P2O5 Bokashi 48

Tabel 4.6.1. Larutan Standar K 49

Tabel 4.6.2. Penentuan Kadar K sebagai K2O Bokashi 50

Tabel 4.7. Penentuan Kadar Air Bokashi 50

Tabel 4.8.1. Karakteristik Bahan Baku Kompos 51

Tabel 4.8.2. Kandungan Kompos Bokashi 53

(10)

DAFTAR ISTILAH

Halaman

Absorbsi (penyerapan oleh benda padatan/cairan yang berlangsung 2 keseluruh bagian benda itu)

Aerasi (Keadaan udara atau tata udara dalam tanah yang 2 ditentukan oleh keberadaan air dalam tanah)

Dekomposisi (penguraian molekul senyawa kimia menjadi molekul atau 1 bagian yang lebih sederhana)

Drainase (pembuangan kelebihan air, sehingga air tidak berlebihan) 2

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Pembuatan Larutan 61

Lampiran 2. Diagram Alir Penelitian 70

Lampiran 3. Penentuan % Nitrogen 76

Lampiran 4. Penentuan % P sebagai P2O5 78

Lampiran 5. Penentuan % K sebagai K2O 83

Lampiran 6. Penentuan Karbon 86

Lampiran 7. Penentuan Kadar Air 88

Lampiran 8. Komposisi EM4 Yang Digunakan Pada Penelitian 90

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kondisi tanah pada lahan pertanian saat sekarang ini untuk mencukupi

kebutuhan akan haranya sudah banyak tergantung dengan bahan-bahan kimia,

mulai dari pupuk hingga insektisida. Sudah barang tentu lahan pertanian menjadi

jenuh, dan tingkat kesuburannya menjadi rendah. Ini disebabkan berkurangnya

kandungan bahan organik di dalam tanah. Masalah-masalah yang akan

ditimbulkan bila tanah kekurangan bahan organik yaitu kemampuan tanah dalam

mengikat atau menahan air jadi rendah, efisiensi penyerapan pupuk berkurang,

aktivitas mikroba tanah tidak berjalan dengan baik dan yang terpenting struktur

tanah menjadi buruk. Ini semua berakibat pada produktivitas tanah yang semakin

menurun sehingga menjadikan tanah akan kebutuhan pupuk anorganik (sintetik)

terus meningkat (Lukitaningsih, 2008). Selain itu, penggunaan pupuk sintetik kini

sudah mulai dibatasi karena dengan pemberian terus-menerus dapat

mengakibatkan terjadinya pemadatan, degradasi tanah dan residu pupuk terutama

nitrogen, mulai diketahui telah mencemari air tanah sebagai sumber air minum

dan bahaya yang ditimbulkannya terhadap kesehatan manusia (Sutanto, 2002).

Untuk mengatasi permasalahan ini maka salah satu jalan terpenting adalah

dengan memberikan bahan organik yang cukup kedalam tanah, sehingga

akan tercipta kembali kesuburan tanah yaitu dengan pemberian pupuk organik.

Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang

diolah melalui proses dekomposisi oleh bakteri pengurai, misalnya pupuk kompos

dan pupuk kandang. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara

yang lengkap, jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah tetapi kandungan

bahan organik di dalamnya sangat tinggi (Novizan, 2007).

Kompos merupakan hasil pelapukan dari bahan-bahan yang bersifat

organik seperti sampah rumah tangga, tanaman, kotoran ternak atau limbah

organik lainnya. Proses pelapukan bahan-bahan tersebut dapat dipercepat melalui

(13)

2

perkembangan bakteri (mikroorganisme) untuk menghancurkan atau menguraikan

bahan-bahan yang dikomposkan hingga terurai menjadi senyawa lain. Proses

penguraian tersebut mengubah unsur hara yang terikat dalam senyawa organik

yang sukar larut menjadi senyawa organik yang mudah larut sehingga berguna

bagi tanaman (Lingga dan Marsono, 2004). Kadar hara kompos tidak pernah tetap

dan tidak pernah tinggi. Kadarnya sangat ditentukan dari bahan yang akan

dikomposkan.

Kompos memiliki peranan sangat penting bagi tanah karena dapat

mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat

kimia, fisik, dan biologinya. Penambahan kompos ke dalam tanah dapat

memperbaiki struktur, tekstur, dan lapisan tanah sehingga akan memperbaiki

keadaan aerasi, drainase, absorbsi panas, kemampuan daya serap tanah terhadap

air, serta berguna untuk mengendalikan erosi tanah (Djuarnani dkk, 2005). Selain

itu, kompos juga dapat meningkatkan kapasitas tukar kation, meningkatkan

aktifitas biologi tanah (peningkatan jumlah mikroorganisme tanah), meningkatkan

pH pada tanah asam, dan tidak menimbulkan masalah bagi lingkungan (Yuwono,

2005).

Pembuatan kompos dapat dipercepat dengan bantuan aktivator, salah

satunya yaitu Effective Microorganisms 4 (EM4). EM4 merupakan kultur

campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan bagi kesuburan tanah

maupun pertumbuhan dan produksi tanaman, serta ramah lingkungan.

Mikroorganisme yang ditambahkan akan membantu memperbaiki kondisi biologi

tanah dan dapat membantu penyerapan unsur hara. Sebagian besar mengandung

mikroorganisme seperti bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas sp.), bakteri

asam laktat (Lactobacillus sp.), ragi, Actinomycetes sp, dan jamur fermentasi.

Pupuk kompos yang dibuat dengan bantuan aktivator EM4 disebut bokashi.

Dalam proses pembuatan kompos perlu diperhatikan faktor-faktor yang

akan mempengaruhi proses pengomposan. Faktor-faktornya antara lain rasio C/N,

Ukuran partikel, kelembapan, aerasi, porositas, temperatur, pH, kandungan hara,

kandungan bahan berbahaya dan lama pengomposan. Namun dari faktor-faktor

(14)

3

dan N dalam bahan komposan. Rasio C/N adalah salah satu parameter penting

untuk mengetahui kualitas kompos. Rasio ini digunakan untuk mengetahui apakah

kompos sudah cukup ‘matang’ atau belum (Isroi, 2008). Setiap limbah organik

memiliki rasio C/N yang berbeda. Misalnya bahan-bahan seperti kotoran kambing

dan kulit buah kopi. Kotoran kambing memiliki rasio C/N 21,12 (Syafrudin,

2007), dan juga mengandung hara yang cukup tinggi sebab kotorannya bercampur

dengan urinenya yang juga mengandung unsur hara. Sedangkan kulit buah kopi

memiliki rasio C/N 15,2.

Rasio karbon dan nitrogen (rasio C/N) sangat penting untuk memasok hara

yang diperlukan mikroorganisme selama proses pengomposan berlangsung.

Karbon diperlukan oleh mikroorganisme sebagai sumber energi dan nitrogen

diperlukan untuk membentuk protein. Mikroorganisme akan mengikat nitrogen

tergantung pada ketersediaan karbon. Bila ketersediaan karbon terbatas (rasio C/N

terlalu rendah), tidak cukup senyawa sebagai sumber energi yang dimanfaatkan

mikroorganisme untuk mengikat seluruh nitrogen bebas. Dalam hal ini jumlah

nitrogen bebas dilepaskan dalam bentuk gas NH3 dan kompos yang dihasilkan

mempunyai kualitas rendah. Apabila ketersediaan karbon berlebih (rasio C/N

terlalu tinggi) dan jumlah nitrogennya terbatas, maka hal ini menjadi faktor

pembatas pertumbuhan mikroorganisme (Sutanto, 2002), atau menyebabkan laju

pengomposan berjalan lambat.

Rasio C/N menentukan keberhasilan proses pengomposan karena prinsip

pengomposan adalah menurunkan rasio C/N bahan organik menjadi sama dengan

rasio C/N tanah. Agar dapat diaplikasikan ke tanah, rasio C/N kompos harus

sesuai dengan rasio C/N tanah yakni antara 8-15 atau rata-rata 10-12 (Indriani,

2001). Adapun jenis-jenis tanah diantaranya yaitu tanah alluvial, latosol, podzolik,

histosol, entisol, ultisol, andisol dan lain-lain. Setiap jenis tanah memiliki rasio

C/N yang berbeda-beda. Misalnya tanah entisol memiliki rasio C/N<20,

sedangkan untuk tanah andisol tergolong rendah yaitu 6-10 (Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tanah dan Agroklimat, 2005). Berikut ini hasil penelitian

beberapa rasio C/N tanah di daerah Sumatera Utara diantaranya yaitu hasil

(15)

4

rasio C/N 7,82; dan Sidabutar (2006) untuk jenis tanah andisol Berastagi memiliki

rasio C/N 11,62.

Kompos yang hanya terbuat dari satu jenis bahan organik memiliki rasio

C/N yang berbeda-beda, seperti kompos limbah nanas yang memiliki rasio C/N

21, kompos rumput dengan rasio C/N 9 (Sriharti dan Takiyah, 2007), dan kompos

ampas teh hitam yang memiliki rasio C/N 12,07 (Syafrudin, 2007). Jadi, tidak

semua kompos memiliki rasio C/N yang sama atau mendekati rasio C/N tanah.

Selain karakteristik bahan yang dikomposkan seperti bahan yang lebih

banyak mengandung sellulosa, hemisellulosa, lignin dan lain sebagainya, rasio

C/N yang berbeda-beda juga dapat berpengaruh terhadap lama pengomposan,

sebab komposisi atau perbandingan bahan-bahan yang akan dikomposkan juga

akan berbeda-beda. Sehingga waktu proses dekomposisinya juga berbeda-beda.

Dasar penentuan lama waktu pengomposan dilihat dari salah satu ciri kompos

yang sudah matang yaitu bila suhu komposnya mendekati suhu ruang atau sudah

stabil.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pembuatan Pupuk Bokashi Dari Limbah Organik Dan Analisis

Kandungan Unsur Nitrogen, Karbon, Fosfor Dan Kalium”. Diharapkan limbah

organik berupa kotoran kambing dan kulit buah kopi dapat dijadikan bahan baku

pembuatan bokashi dan kandungan unsur nitrogen, karbon, fosfor, dan kalium

serta rasio C/N pada bokashi nantinya sesuai dengan standar kualitas kompos

menurut SNI 19-7030-2004.

1.2. Identifikasi Masalah

Perlunya diterapkan suatu teknologi untuk mengatasi limbah-limbah

organik, antara lain dengan menggunakan teknologi daur ulang limbah menjadi

produk pupuk organik (kompos) yang bernilai guna tinggi. Salah satu produk

kompos yang sedang berkembang yaitu BOKASHI. Bokashi merupakan pupuk

kompos yang dihasilkan dari proses pengomposan bahan organik dengan

(16)

5

1.3. Batasan Masalah

Sesuai dengan kemampuan dan batasan waktu yang dimiliki maka

penelitian ini dibatasi pada pengujian karakteristik bahan baku bokashi berupa

kotoran kambing dan limbah kulit kopi, pengujiannya meliputi kadar Nitrogen,

Karbon, dan rasio C/N. Kemudian dilakukan pembuatan kompos bokashi yaitu

kompos yang dihasilkan dari proses pengomposan bahan organik dengan

menggunakan EM4, yang selanjutnya ditentukan kadar unsur Nitrogen, Karbon,

rasio C/N, Fosfor sebagai P2O5, dan Kalium sebagai K2O pada bokashi.

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Berapa kandungan unsur nitrogen, karbon dan rasio C/N dari bahan baku

bokashi ?

2. Berapa kandungan unsur nitrogen, karbon, rasio C/N, fosfor sebagai

P2O5, dan kalium sebagai K2O pada bokashi ?

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui kandungan unsur nitrogen, karbon dan rasio C/N dari bahan

baku bokashi.

2. Mengetahui kandungan unsur nitrogen, karbon, rasio C/N, fosfor sebagai

(17)

6

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah

1. Upaya pengolahan limbah peternakan kambing yaitu kotoran ternak dan

limbah pertanian misalnya kulit daging buah kopi menjadi kompos.

2. Dapat digunakan sebagai dasar rujukan tentang kadar unsur hara bokashi

yang dihasilkan dari limbah organik berupa kotoran kambing dan kulit

kopi.

3. Bokashi yang dihasilkan dapat diaplikasikan untuk pengembangan di

sektor pertanian organik.

1.7. Defenisi Operasional

Untuk menghindari persepsi dan kesamaan konsep dalam mengartikan

istilah, maka perlu ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut :

1. Limbah organik adalah limbah yang berasal dari makhluk hidup,

diantaranya berasal dari tumbuhan dan hewan yang telah mati, sampah

rumah tangga, sampah pasar ataupun berasal dari kotoran hewan. Limbah

organik dapat terurai secara alami oleh mikroorganisme melalui proses

dekomposisi.

2. Bokashi adalah pupuk kompos ompos yang dibuat dengan teknologi

Effective Microorganism (EM).

3. Bahan organik tanah adalah bahan berupa sisa jaringan tanaman atau

hewan yang telah mengalami perombakan atau dekomposisi baik sebagian

atau seluruhnya, serta yang telah mengalami humifikasi maupun yang

belum.

(18)

BAB V KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

1. Kandungan unsur Nitrogen, Karbon, dan rasio C/N dari bahan baku

bokashi berupa kotoran kambing yaitu 0,86% N, 32,12% C, dan rasio C/N

37,21. Sedangkan pada limbah kulit buah kopi mengandung 1,20% N,

56,99% C, dan rasio C/N 47,49.

2. Kandungan unsur Nitrogen, Karbon, rasio C/N, Fosfor sebagai P2O5 dan

Kalium sebagai K2O pada bokashi kotoran kambing yaitu 0,82% N,

24,36% C, rasio C/N 29,80, 0,67% P2O5, dan 1,90% K2O. Sedangkan pada

bokashi kulit buah kopi mengandung 1,43% N, 34,35% C, rasio C/N

24,15, 0,25% P2O5, dan 3,03% K2O. Merujuk pada standar kualitas

kompos menurut SNI 19-7030-2004, dengan demikian parameter yang

memenuhi SNI pada bokashi kotoran kambing yaitu kadar Nitrogen,

Karbon, P2O5, dan K2O, sedangkan pada bokashi kulit buah kopi yaitu

Nitrogen, P2O5, dan K2O.

5.2. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap bokashi dengan pengujian

parameter standar kualitas yang lebih banyak.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang uji kualitas bokashi terhadap

tanaman yang membutuhkan unsur hara nitrogen dan kalium yang lebih

banyak dibanding fosfor dalam pertumbuhannya. Misalnya, tanaman

jagung dan teh.

3. Perlu dilakukan penelitian pembuatan kompos dengan pencampuran kedua

(19)

59

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2010), Makalah analisa protein metode kjeldahl,

http://chemistryismyworld.blogspot.com/2011/03. (diakses tanggal 3 maret 2012)

Aziz, Abdul., (2011), Kompos Kotoran Kambing,

http://www.etawafarm.com/2011/02/kompos-kotoran-kambing.html.

(diakses tanggal 3 maret 2012)

Badan Standar Nasional Indonesia, (2004), Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik SNI 19-7030-2004, Badan Standar Nasional. Indonesia, Jakarta.

Cahaya, Andika dan Dody Adi Nugroho, (2009), Pembuatan Kompos Dengan Menggunakan Limbah PAdat Organik (Sampah Sayuran Dan Ampas Tebu), Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.

Cooke G.W dalam Putra, Irwan Agusnu, (2010), Pengelolaan Hara Kalium Berdasarkan Batas Kritis Untuk Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Pada Berbagai Status Hara Di Tanah Inceptisol, Tesis Program Pascasarjana, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Djuarnani, Nan., Kristian, dan Budi Susilo Setiawan., (2005), Cara Cepat Membuat Kompos, AgroMedia Pustaka, Jakarta.

Hanafiah, K. A., (2005), Dasar-Dasar Ilmu Tanah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hartatik, W., dan L.R. Widowati., (2006), Pupuk Kandang, Pupuk Organik dan pupuk hayati, dalam R.D.M. Simanungkalit, D.A. Suriadikarta, R.Saraswati, D. Setyorini, W. Hartatik (ds.), Pupuk organik dan Pupuk Hayati, Balai besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian, Bogor.

Indriani, Y. H., (2001), Membuat Kompos Secara Kilat, Penebar Swadaya, Jakarta.

Isroi, 2008, Makalah Kompos, http://isroi.com/2008/02/20/makalah-tentang-kompos/, (Diakses tanggal 7 Maret 2012)

Jose, Christine., (2011), EM-Teknologi Pertanian Alami : Bimbingan Teknis Pemanfaatan Biomas, Universitas Riau, Riau.

Khopkar, S.M., (2002), Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta.

Lingga, P., dan Marsono, (2004), Petunjuk Penggunaan Pupuk, Penebar Swadaya, Jakarta.

(20)

60

Marsono, dan Paulus, S., (2001), Pupuk Akar ; Jenis dan Aplikasi, Penebar Swadaya, Jakarta.

Mukhlis, (2007), Analisis Tanah dan Tanaman, USU Press, Medan.

Novizan, (2007). Petunjuk Pemupukan Yang Efektif, Agromedia Pustaka, Jakarta.

Nurhayati, (2008), Tanggapan Tanaman Kedelai Di Tanah Gambut Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah, Tesis, Sekolah Pasca Sarjana USU, Medan.

Petrokimia, (2012). SP-36. http://www.petrokimia-gresik.com/ sp_36.asp. (diakses tanggal 27 Februari 2012)

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, (2005), Teknologi Pengolahan Lahan kering, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor.

Razali, (2002), Pengomposan dan Pengaruh Pemberian Kompos, Pupuk Biologi Serta Amandemen Terhadap Pertumbuhan, Ketersediaan Serta Serapan Hara Tanaman Kedelai Pada Tanah Ultisol Langkat, Tesis, Program Pasca Sarjana USU, Medan.

Rinsema, W. T., (1993), Pupuk dan Cara Pemupukan, Bharata Karya Aksara, Jakarta.

Rosmarkam, A dan N.W, Yuwono., (2002), Ilmu Kesuburan Tanah, Kanisius, Yogyakarta.

Sriharti dan Takiyah Salim, (2007), Pengaruh Berbagai Kompos Terhadap Produksi Kangkung Darat (Ipomea reptans poir.), Balai Besar pengembangan Teknologi Tepat Guna-LIPI, Subang.

Sutanto, R., (2002), Penerapan Pertanian Organik, Kanisius, Yogyakarta.

Sutedjo, M. M., (2002), Analisis Tanaman, Kanisius, Jakarta.

Syafrudin, Badrus Zaman., (2007), Pengomposan Limbah Teh Hitam Dengan Penambahan Kotoran Kambing Pada Variasi Yang Berbeda Dengan Menggunakan Starter EM4 (Efective Microorganism-4), Teknik 28(2): 125-131.

Vogel, (1984), Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Buku Kedokteran, Jakarta.

(21)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 6 Mei 1991. Ayah bernama

Syafruddin dan ibu bernama Rahmawati Noer, dan penulis merupakan anak kedua

dari dua bersaudara. Pada tahun 1996, penulis masuk SD Negeri 015 Peranap dan

lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan sekolah di SMP

Negeri 1 Peranap dan pada tahun 2003 penulis pindah sekolah ke SMP Negeri 9

Jambi dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah

di SMA Negeri 8 Jambi dan pada tahun 2007 penulis pindah sekolah ke SMA

Negeri 1 Dolok Batu Nanggar dan lulus pada tahun 2008. Penulis

berpindah-pindah sekolah dikarenakan tuntutan pekerjaan dari ayah penulis. Pada tahun

2008, penulis diterima di Program Studi Kimia Jurusan Kimia, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan melalui jalur

SNMPTN.

Kegiatan Intrakulikuler di Unimed yang pernah diikuti antara lain : Studi

lapangan ke PDAM Tirtanadi, PT.INALUM, PT. Indofood, Baristand, dan

melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Laboratorium Analisa Pupuk

Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) pada bulan Januari 2012, mengikuti

OSN-PTI Pertamina tahun 2010 dan 2011. Penulis pernah menjadi juara III olimpiade

sains bidang kimia tingkat Universitas Negeri Medan pada tahun 2010. Terakhir,

penulis lulus meja hijau (ujian mempertahankan skripsi) pada tanggal 29 Agustus

Gambar

Gambar 2.1. Bagian Buah Kopi

Referensi

Dokumen terkait

Bahan baku pembuatan pupuk bokashi merupakan limbah pertanian seperti jerami, rumput, sekam, tanaman kacang-kacangan, pupuk kandang atau serbuk gergaji, namun bahan yang

engolahan limbah cair yang mengandung karbon organik, nitrogen dan fosfor dapat $uga dilakukan dengan menggunakan dua Eone reaksi yang terpisah, Eona pertama (aerobik

Unsur hara nitrogen, fosfor dan kalium serta unsur mikroyang terkandung dalam pupuk organik cair akan meningkatkan aktivitasfotosintesis tumbuhan sehingga meningkatkan

Pemberian pupuk organik bukanlah bertujuan untuk menambah unsur hara, karena kandungan haranya rendah, tapi bila ditinjau dari pengaruhnya terhadap sifat kimiawi tanah, pupuk

Hasil analisa kandungan unsur hara Nitrogen terhadap pupuk organik cair dari campuran eceng gondok, Mucuna bracteata , kotoran kambing dan kulit udang di Laboratorium

Pada pupuk padat/kompos, kandungan Nitrogen Kiambang sebesar 2.43% dan masuk dalam standar minimal persyaratan pupuk organik padat, sedangkan kandungan Phospor dan

Dari penelitian yang telah dilaksanakan mengenai pemanfaatan ampas tahu dalam pembuatan kompos organik limbah jamur untuk memenuhi unsur nitrogen (N) dengan 1

Bahan baku pembuatan pupuk bokashi merupakan limbah pertanian seperti jerami, rumput, sekam, tanaman kacang-kacangan, pupuk kandang atau serbuk gergaji, namun bahan yang