• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendataan Calon Penerima Manfaat

PELAKSANAAN PROGRAM INDONESIA PINTAR PADA PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM

G. Pendataan Calon Penerima Manfaat

1. Pendataan calon penerima manfaat Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam dilakukan dengan cara:

a. Pendataan secara sinergis melalui Kementerian/

Lembaga terkait melalui Basis Data Terpadu (BDT);

b. Pendataan melalui Format Usulan Pesantren (FUP);

2. Pendataan calon penerima manfaat Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam, baik melalui Kementerian/Lembaga terkait melalui Basis Data Terpadu (BDT) maupun Format Usulan Pesantren (FUP), harus memenuhi sasaran dan kriteria yang telah ditentukan;

3. Pendataan calon penerima manfaat Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam melalui Kementerian/Lembaga terkait melalui Basis Data Terpadu (BDT) disusun dengan mekanisme sebagai berikut:

a. Pengelola Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam di tingkat pusat menginformasikan kepada Pengelola Program Indonesia Pintar pada Kementerian Agama di tingkat wilayah perihal pendataan calon penerima manfaat Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam.

b. Pengelola Program Indonesia Pintar pada Kemen-terian Agama di tingkat wilayah melakukan sosia-lisasi pendataan calon penerima manfaat Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Ke agamaan Islam kepada pesantren di wilayahnya, melalui Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

c. Pesantren menghimpun data calon penerima manfaat Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam yang terdiri dari:

1) Santri yang telah memiliki Kartu Indonesia Pin-tar dan sedang mengikuti layanan pen di dikan keagamaan Islam pada pesantren tersebut.

2) Santri yang belum memiliki Kartu Indonesia Pintar, berdasarkan pengajuan dari santri/

keluarga santri/masyarakat, dengan memper-hatikan ketentuan sasaran dan kriteria pene-rima manfaat yang telah ditetapkan.

3) Anak usia sekolah yang telah memiliki Kartu Indonesia Pintar dan mendaftar untuk mem-peroleh layanan pendidikan keagamaan Islam pada pesantren tersebut, dengan mem-perhatikan ketentuan sasaran penerima manfaat yang telah ditetapkan.

4) Anak usia sekolah yang belum memiliki Kartu Indonesia Pintar dan mendaftar untuk memperoleh layanan pendidikan keagamaan Islam pada pesantren tersebut, berdasarkan pengajuan dari keluarga/masyarakat/Peme-rintah Daerah, dengan memperhatikan keten-tuan sasaran dan kriteria penerima man faat yang telah ditetapkan.

d. Pesantren membuat pengajuan calon penerima manfaat Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam dengan melampirkan data dan/

atau dokumen pendukung, kepada Pengelola Program Indonesia Pintar pada Kementerian Agama di tingkat wilayah melalui Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

e. Data dan/atau dokumen pendukung sebagaimana dimaksud dalam huruf d, sekurangnya salah satu dari:

1) Salinan Kartu Indonesia Pintar.

2) Salinan KKS/SKRTM/Kartu PKH, berikut salinan Kartu Keluarga.

3) Surat keterangan dari Pemerintah Desa/

Kelurahan/pesantren setempat yang menyatakan bahwa santri/peserta didik yang bersangkutan sebagai calon penerima manfaat Kartu Indonesia Pintar, dengan memperhatikan ketentuan sasaran dan kriteria yang telah ditetapkan.

f. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melakukan verifikasi dan validasi terhadap pesantren pengusul dengan memastikan bahwa pesantren pengusul adalah pesantren yang telah terdaftar dan memiliki tanda daftar/izin operasional pesantren yang masih berlaku.

g. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melakukan verifikasi dan validasi terhadap pengajuan calon penerima manfaat Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam dengan memastikan bahwa calon penerima manfaat yang diusulkan oleh pesantren telah memenuhi ketentuan sasaran dan kriteria penerima manfaat yang telah ditetapkan, berda-sar kan data dan/atau dokumen pendukung yang dilampirkan dalam pengajuan.

h. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melakukan pendataan santri calon penerima

manfaat yang diusulkan oleh pesantren melalui aplikasi Sistem Informasi dan Manajemen Pendidikan (Education Management Information System/EMIS), Pendidikan Islam.

i. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota membuat Surat Rekomendasi terhadap pengajuan yang telah diverifikasi dan divalidasi sebagaimana dimaksud dalam huruf f dan huruf g, serta meneruskan pengajuan beserta Surat Rekomendasi kepada Pengelola Program Indonesia Pintar pada Kementerian Agama di tingkat wilayah pada provinsi masing-masing.

j. Pengelola Program Indonesia Pintar pada Kementerian Agama di tingkat wilayah menyusun Daftar Calon Penerima Manfaat Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam untuk masing-masing provinsi, berdasarkan pengajuan yang diteruskan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

k. Daftar Calon Penerima Manfaat Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam disampaikan kepada Pengelola Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam Tingkat Pusat.

l. Pengelola Program Indonesia Pintar pada Pen-didikan Keagamaan Islam Tingkat Pusat meng-himpun Daftar calon penerima manfaat Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam dari masing-masing provinsi sebagai Daftar calon penerima manfaat Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam.

m. Himpunan daftar calon penerima manfaat Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam yang dibuat oleh Pengelola Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam Tingkat Pusat dilakukan validasi data dan pemadanan (matching) dengan Kementerian/Lembaga terkait.

n. Hasil validasi data dan pemadanan (matching) oleh Pengelola Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam Tingkat Pusat diserahkan kembali kepada Pengelola Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam Tingkat Wilayah untuk dilakukan verifikasi ulang berdasarkan ketentuan yang berlaku dan ditetapkan sebagai penerima manfaat Program Indonesia Pintar.

4. Hasil pendataan calon penerima manfaat melalui Kementerian/Lembaga terkait melalui Basis Data Terpadu (BDT) akan diterbitkan Kartu Indonesia Pintar;

5. Pendataan calon penerima manfaat melalui Format Usulan Pesantren (FUP) dilakukan untuk mengakomodir calon penerima manfaat yang memenuhi sasaran dan kriteria, tetapi belum termasuk dalam hasil pendataan calon penerima manfaat melalui Kementerian/Lembaga terkait melalui Basis Data Terpadu (BDT);

6. Pendataan calon penerima manfaat Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam melalui Format Usulan Pesantren (FUP) disusun dengan mekanisme sebagai berikut:

a. Pengelola Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam di tingkat pusat

meng informasikan kepada Pengelola Program Indonesia Pintar pada Kementerian Agama di tingkat wilayah perihal pendataan calon penerima manfaat Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam melalui Format Usulan Pesantren (FUP).

b. Pengelola Program Indonesia Pintar pada Kemen-terian Agama di tingkat wilayah melakukan sosialisasi pendataan calon penerima manfaat Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Ke-agamaan Islam melalui Format Usulan Pesantren (FUP) kepada Kantor Kementerian Agama Kabu-paten/Kota dan pesantren di wilayahnya.

c. Pesantren menghimpun data calon penerima manfaat Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam yang terdiri dari:

1) Santri yang belum memiliki Kartu Indonesia Pintar, berdasarkan data dari santri/keluarga santri/masyarakat, dengan memperhatikan ketentuan sasaran dan kriteria penerima manfaat yang telah ditetapkan.

2) Anak usia sekolah yang belum memiliki Kartu Indonesia Pintar dan mendaftar untuk memperoleh layanan pendidikan keagamaan Islam pada pesantren tersebut, berdasarkan pengajuan dari keluarga/masyarakat/Peme-rintah Daerah, dengan memperhatikan keten-tuan sasaran dan kriteria penerima manfaat yang telah ditetapkan.

d. Pesantren membuat pengajuan calon penerima man faat Program Indonesia Pintar pada Pendidikan

Keagamaan Islam dengan melampirkan data dan/

atau dokumen pendukung, kepada Pengelola Program Indonesia Pintar pada Kementerian Agama di tingkat wilayah melalui Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

e. Data dan/atau dokumen pendukung sebagaimana dimaksud dalam huruf d, di antaranya sebagai berikut:

1) Surat usulan yang ditandatangani pimpinan pesantren/ penanggung jawab mutlak usulan 2) Biodata santri

3) Salinan KKS atau SKRTM dari Pemerintah Desa dan/atau surat keterangan dari pimpinan pesantren atas santri sebagai calon penerima manfaat Kartu Indonesia Pintar, dengan memperhatikan ketentuan sasaran dan kriteria yang telah ditetapkan.

4) Rekap usulan penerima manfaat.

f. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melakukan verifikasi dan validasi terhadap pesantren pengusul dengan memastikan bahwa pesantren pengusul adalah pesantren yang telah terdaftar dan memiliki tanda daftar/izin operasional pesantren yang masih berlaku.

g. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melakukan verifikasi dan validasi terhadap pengajuan calon penerima manfaat Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam dengan memastikan bahwa calon penerima manfaat yang diusulkan oleh pesantren telah memenuhi ketentuan sasaran dan kriteria penerima

manfaat yang telah ditetapkan, berdasarkan data dan/atau dokumen pendukung yang dilampirkan dalam pengajuan.

h. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melakukan pendataan santri/peserta didik calon penerima manfaat yang diusulkan oleh pesantren melalui aplikasi Sistem Informasi dan Manajemen Pendidikan (Education Management Information System/EMIS), Pendidikan Islam.

i. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota membuat Surat Rekomendasi terhadap pengajuan yang telah diverifikasi dan divalidasi sebagaimana dimaksud dalam huruf f dan huruf g, serta meneruskan pengajuan beserta Surat Rekomendasi kepada Pengelola Program Indonesia Pintar pada Kementerian Agama di tingkat wilayah pada provinsi masing-masing.

j. Pengelola Program Indonesia Pintar pada Kementerian Agama di tingkat wilayah menyusun dan menetapkan Penerima Manfaat Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam untuk masing-masing provinsi, berdasarkan pengajuan yang diteruskan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

k. Pengelola Program Indonesia Pintar pada Kemen-terian Agama di tingkat wilayah menyam paikan daftar penerima manfaat Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam kepada Pengelola Program Indonesia Pintar pada Pen-didikan Keagamaan Islam Tingkat Pusat.

l. Pengelola Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam Tingkat Pusat menghimpun penetapan penerima manfaat Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Keagamaan Islam dari masing-masing provinsi sebagai bahan untuk disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

7. Hasil pendataan calon penerima manfaat melalui Format Usulan Pesantren (FUP) tidak diterbitkan Kartu Indonesia Pintar.