• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan Analisis Sosial dalam Pelayanan Kebidanan

Dalam dokumen MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM (Halaman 34-42)

Analisis Sosial

Definisi Analisis Sosial

Usaha memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang sebuah situasi sosial dengan menggali hubungan-hubungan historis dan strukturalnya. Serangkaian kegiatan membedah sesuatu masalah dari berbagai sudut pandang, memetakan situasi yang berhubungan dengan masalah dan selanjutnya mengidentifikasi dasar-dasar penyelesaian masalah

Fungsi Analisis Sosial

Sebelum masuk pada konsep analisis sosial, perlu dijelaskan di sini karena sebelumnya sudah ada analisis situasi. Dalam pendekatan analisis situasi sebenarnya sudah menyinggung permasalahan-permasalahan sosial, terutama pada perilaku sebagai faktor determinan derajat kesehatan. Seperti konsep sehat (health believe) ini sangat di pengaruhi oleh pengetahuan atau budaya yang berkembang di masyarakat. Seorang ibu akan memutuskan melahirkan anaknya di Puskesmas ini memerlukan prosesyang panjang tapi bisa juga pendek. Ada faktor kebiasaan, sehingga dengan mudah di putuskan, tetapi ada faktor lain yang sering berpengaruh yang menjadikan lama untuk membuat keputusan.

Membedakan antara analisis sosial dengan analisis situasi tidak perlu, yang penting adalah saling melengkapi. Dalam analisis situasi ada semacam tradisi dalam ilmu kesehatan, dimana analisis ini berkait dengan relasi antara independan dengan (antara faktor detrminan dengan derajat kesehatan). Ada ukuran-ukuran kuantitatif yang jelas, akurat, seperti tertuang dalam indikator, target, relasi statistik.

Sedangkan pada analisis sosial lebih kepada memberikan gambaran yang jelas (deskripsi) tentang makna yang ditangkap dari suatu fakta sosial.

Tidak menggunakan ukuran kuantitatif, yang penting fakta soaia diungkap, dijelaskan sehingga oleh setiap orang dapat di pakai gambaran dan selanjutnya dapat digunakan sebagai rujukan untuk melengkapi lebih lanjut. Dalam analisis social, relasi antara fakta menjadi penting, karena setiap fakta seringkali tidak berdiri sendiri, missal, kebiasaan merawat tali pusat bayi dengan di popok pakai daun sirih, tidaklah berdiri sendiri, kebiasaan itu didapat dari moyang mereka dan keyakinan itu yang, menjadikan perilaku semakin mendapat pengesahan.

Dalam kasus ini, relasi yang lain bahwa adalah kenyataan ini bisa juga dilihat banyaknya tanaman Sirih, yang mungkin dihasilkan oleh adanya keputusan bersama untuk melestarikan tanaman-tanaman yang dapat digunakan untuk obat, dan sangat mungkin keputusan bersama ini menjadi peraturan desa. Analisis situasi merupakan proses upaya untuk mendapatkan permasalahan yang berkaitan dengan derajat kesehatan, melalui survey atau pencatatan maka diperoleh masalah kesehatan, kemudian melakukan pelacakan pada faktor-faktor yang berpengaruh pada munculnya angka kesakitan atau kematian.

Sedangkan dalam analisis social, target untuk menemukan masalah tidak ada, disini merupakan penjelajahan (explorasi) fakta-fakta social, kekayaan social yang dimiliki oleh suatu masyarakat. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan jika fakta social yang kita dapati untuk

merupakan masalah. Missal, ada “paham” yang menolak imunisasi, ini

merupakan kenyataan social yang “dianggap” sebagai masalah, karena

akan menghambat jalannya program imunisasi.

Dalam analisis sosial ini, yang diperlukan adalah kemampuan seseorang dalam menangkap apa yang dimaksud fakta-fakta social, kekayaan social dan relasinya. Untuk itu dalam melakukan analisis social perlu diketahui elemen-elemen berikut :

1. Jumlah penduduk, KK

3. Mata pencaharian termasuk pembagian kerja antara lelaki dengan perempuan

4. Jumlah dusun, RT/RW 5. Agama dan Keyakinan

6. Lembaga Desa (seperti Pamong Desa, Badan Perwakilan Desa, Dukuh)

7. Sarana kesehatan yang tersedia seperti Polindes, Posyandu, Bidan, Mantri Kesehatan, Dokter, Dukun

8. Perkumpulan ibu-ibu, bapak-bapak, remaja 9. Iuran pembangunan daerah (IPEDA)

10. Kegiatan ronda malam

11. Program kebersihan lingkungan Desa

12. Ritual upacara adat (mitoni, tetes, sunat, jagong bayi dll) 13. Konsep sehat sakit

14. Pengertian KB, Aborsi, Kesehatan alat reproduksi 15. Program kesehatan (Posyandu Balita, Usila)

Jadi, analisis social berfungsi untuk mengidentifikasi persoalan-persoalan kesehatan di komunitas, mencari akar masalah dan mencarisolusi yang tepat.

Siklus Analisis Sosial

Cara Pandang/Teori Refleksi Menetukan Situasi Ipoleksosbud Aksi Menetukan Masalah Sosial Strategi Menetukan Akar Masakah

Hubungan gender dengan Determinan Kesehatan lain

Masyarakat dipedesaan di Indonesia kebanyakan masih tergantung pada sektor pertanian. Pengeluaran rata-rata per kapita mereka mudah menurun secara cepat dibawah garis kemiskinan (didefinisikan sebagai pendapatan per kapita perbulan-rata-rata sebesar Rp 41.588;Djajadilaga, 2003). Dalam kondisi seperti ini, masyarakat biasanya lebih memprioritaskan pengeluaran untuk kebbutuhan dasar pangan, bukan kebutuhan sandang apalagi kesehatan. Akibatnya masyarakat mengalami berbagai permasalahan kesehatan yang dampaknya terutama terlihat lebih jelas pada perempuan dan anak.

Bidan desa memainkan peran penting untuk kelangsungan hidup ibu dan anak,terutama di daerah pedesaan. Masih tinggi kebutuhan perempuan terhadap pelayana persalinan oleh tenaga bidan. Tren pemanfaatan tenaga bidan desa disejumlah kabupapaten untuk pelayanan masa kehamilan (antenatal care)/ANC dan masa nifas (postpartum care)menunjukan peningkatan (parker dan roestam,2002,p.19). bahkan dibeberapa kabupaten, pemanfaatan bidan untuk ANC hingga mencapai 100 persen. Hal ini menunjukan bahwa bidan sangat berperan dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan pengobatan dasar, khususnya pelayanan ibu dan anak di daerah pedesaaan (UNUCEF, 1997; Center for Health Research,2001).

Namun permasalahan terkait kesehatan reproduksi perempuan tidak hanya mencakup masalah klinis saja, tetapi non klinis. Sering kali perempuan dihadapkan dengan ketakutan yang bisa berdampak kepada kondisi kesehatan reproduksinya, misalnya : takut KB, karena takut disuntik, takut punya anak, karena sudah banyak anak atau baru saja melahirkan, dan lain-lain. Sebagai tokoh penting di desa, seorang bidan seharusnya tidak hanya berperan dalam hal pemperian pelayanan kesehatan reproduksi, tetapi juga dalam membantu pemecahan masalah, baik yg terkait maupun tidak, dengan kesehatan reproduksi yang berkembang di masyarakat. Keterampilan yang mereka miliki, secara klinis maupun non

klinis, esensial dalam memberikan pelayanan yang aman dan menghargai perempuan.

Kegiatan pembelajaran

1. Analisis kasus henayah di bawah ini, tentukan faktor determinannya

2. Bagaimana cara mengatasi masalah yang di hadapi henayah agar tidak terulang lagi pada perempuan lain?

ILUSTRASI : KASUS HENAYAH

Henayah (bukan nama sebenarnya), dari desa selinjang, kecamatan keruak, lombok timur, seorang perempuan mudah, lincah, berani berbicara, suka melakukan protes, akhirnya dinikahi oleh seorang kepala dusun yang juga haji. Mungkin Henayah, sebagai istri kepala dusun yang ke empat, secara resmi. Henayah, merasa tidak mampu menghadapi kenyataan bahwa anak-anak muda laki-laki sebayanya atau yang sedikit terpaut di atasnya merasa tidak pantas menikahinya. Mereka (lelaki) lebih senang mencari perempuan yang jauh lebih mudah, tampilan fisikyang menarik menjadi idaman bagi setiap lelaki. Dan itu juga terjadi pada lelalki mudah yang masih 17 an, mereka lalu menikah mencari yang lebih mudah umur 30 tahun biasanya sudah punya cucu.

Jarak umur Henayah dengan suaminya terpaut 25 tahun, yang mestinya sepantas sebagai anaknya. Namun tidak, henayah dijadikan istri nya yang ke empat status kepala dusundan haji merupakan”harapan”dunia material dan surga bagi Henayah, dan itu lazim. Bahwa lelaki akan membawa istrinya kesurga merupakan harapan bagi seorang perempuan, dan menjadi jaminan jika suaminya seorang yang memahami agama apalagi bergelar haji.

Dalam perjalan perkawinannya, Henayah selalu mendapat kasih sayang dari suami seperti istri-istri yang lain, perkara adil atau tidak sulit ungkapakan. Henayah, akhirnya hamil, dan pada masa hamil mudah tubuh

henayah masih kelihatan bagus, segar dan tidak terlalu gemuk. Suaminya merasa senang dan bangga akan punya anak lagi, dari seorang perempuan yang cantik.

Lama kelamaan tubuh Henayah menjadi gemuk dan gembrot karena kehamilannya. Seperti yang terjadi biasanya atau sering ditemui di daerah itu, suami suadah merasa tidak tertarik dengan tubuh yang dimiliki istrinya, gembrot tidak membuat nafsu.sudah pasti, suami melirik ke perempuan yang lebih memberikan gairah birahinya, ketika istri-istri terdahulu juga sudah

Tidak menarik ditinggalkan pasti mencari lain. Istri istri akan mudah diceraiakan. Jika tidak menyetujui tindakan suaminya untuk menikah lagi. Dan ini menjadi suatu dalilyang kuat ketika suami bertahan dengan berbagai alasantermasuk menggunakan dalh agama.

Henayah, dengan naluri yang dimiliki sebagaiperempuan yang berani bicara, mulai protes. Mulai dari menyalahkandirinya sendiri, “kenapa aku kawin dan hamil”, sampai memprotes kekuasaan lelaki dan legitimasi agama. Dengan keberaniannya, henayah menantang suaminya dan menuntut apa yang menjadi haknya dan tidak menyetujui suaminya nikah lagi. Tapi apa yang didapat, Henayah dicerai.

Kenyataan telah terjadi, Henayah mau menggugurkan anaknya, tidak mungkin, DOSA. Kalaupun mau nekad, dia tidak tahu caranya atau dimana. Henayah mengurung diri, sambil meratapi tubuhnya yang sedang mengandung besar. Dia tidak pernah memeriksa kandungannya, hatinya galau, uang sudah tidak diberi lagi oleh suami,malu kepada orang tuanya.henayah stres

Henayah akhirnya melahirkan dengan perdarahan yang cukup banyak dan posisi bayi yang terlilit, tetangga hanya bisa menolong dengan cara sederhana, dengan memberi “asapan”(upaya untuk memberi kehangatan) pada henayah. Akhirnya bayi yang lahir meninggal. Menyesalkah henayah dengan kematian bayinya? Tidak semuanya. Henayah bersyukur tidak

memelihara anak yang membawa aib, dan anak yang meninggal belum ternodai oleh dosa,diyakini akan membawa ibunya kelak kesurga.

Uji kemampuan diri

Intruksi: jawab pertanyaan berikut secara seksama! Sebutkan beda analisis situasi dengan analisis sosial.

Pelajaran 5

Perangkat Analisis Gender

untuk Asuhan Kebidanan

Komunitas

Pelajaran 5. Perangkat Analisis Gender untuk Asuhan Kebidanan

Dalam dokumen MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM (Halaman 34-42)

Dokumen terkait