• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantiatif dan didukung dengan data kualitatif untuk memperkaya analisis. Pendekatan kuantiatif yang digunakan penelitian survei dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang dilakukan oleh responden. Data kuantitatif menggunakan instrumen kuesioner berisi mengenai daftar pertanyaan mengenai Hubungan bauran promosi terhadap kepuasan pelanggan. Sedangkan data kualitatif adalah melakukan wawancara mendalam secara langsung dengan informan, wawancara mendalam ini berisi pertanyaan mengenai berdirinya Madu ain, pengolahan serta promosi yang dilakukan oleh pihak Madu ain. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data primer.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Madu ain yang terletak di Jalan Haji Jaidi No. 5 A, Poltangan, Pasar Minggu. Lokasi tersebut dipilih secara purposive karena karena Madu ain merupakan industri kecil yang menjual produk olahan pertanian berupa madu yang asli dari peternakan lebah yang terletak di Kalimantan. Proses pengolahan, penyaringan serta pengemasan dilakukan di rumah serta mengandalkan alat-alat yang sederhana. Penelitian dilaksanakan dalam waktu lima bulan (Lampiran 1). Kegiatan penelitian meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium, pengambilan data lapangan, penulisan draft skripsi, sidang skripsi, dan perbaikan laporan penelitian.

Teknik Pemilihan Responden dan Informan

Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan Madu ain yang sudah pernah mengetahui informasi mengenai produk yang ada di Madu ain melalui bauran promosi. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 35 orang. Metode pengambilan data pada penelitian ini adalah accidental sampling, yakni peneliti mengambil sampel dari konsumen Madu ain yang datang membeli pada saat penelitian dilakukan yang cocok dengan sumber data. Pelanggan yang datang dan membeli, sudah melihat dan mengetahui Madu ain dari bauran promosi yang dilakukan oleh Madu ain. Metode accidental sampling

ialah teknik dimana peneliti memilih sampel secara spontanitas atau siapa saja yang dianggap dapat mewakili populasi berdasarkan criteria yang telah ditetapkannya (Rianse dan Abdi 2009). Pemilihan metode accidental sampling

didasarkan pada pertimbangan tidak adanya jumlah populasi konsumen Madu ain. Pengambilan sampel dilakukan setiap hari di daerah lokasi penjualan Madu ain. Kemudian yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah pengelola Madu Ain serta salah satu pelanggan setia Madu Ain.

Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan langsung di lapangan dengan wawancara kepada konsumen, observasi, serta wawancara mendalam yang dilakukan langsung kepada responden maupun informan. Data primer ini diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner mengenai Hubungan bauran promosi terhadap kepuasan pelanggan, serta pertanyaan wawancara mendalam mengenai riwayat berdirinya Madu Ain serta pertanyaan mengenai produksi, pengolahan serta promosi yang dilakukan oleh Madu ain yang ditujukan kepada pendiri Madu ain. Sementara itu, data sekunder diperoleh dari Madu Ain berupa dokumen terkait berupa brosur-brosur promosi Madu Ain.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini mempunyai dua jenis data yang akan diolah dan dianalisis, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diolah menggunakan aplikasi SPSS. for windows 17.0. SPSS. for windows 17.0 digunakan untuk pembuatan tabel frekuensi, untuk melihat data awal responden untuk masing- masing variabel secara tunggal dan untuk membantu dalam uji statitistik yang akan menggunakan uji Rank Spearman danuji tabulasi silang. Uji Rank Spearman

digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel karakteristik pelanggan dengan kepuasan pelanggan, variabel bauran promosi dengan kepuasan pelanggan. Uji reliabilitas terhadap kuesioner juga dilakukan. Uji reliabilitas dilakukan kepada 10 pelanggan pertama yang dijadikan responden, mengingat terbatasnya responden di lokasi penelitian. Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai

cronbach alpha sebesar 0.507, yang berarti pertanyaan yang terdapat pada kuesioner sudah reliabel. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal, dari hasil uji normalitas diperoleh nilai sig 0.179, dimana nilai tersebut lebih dari 0.05 yang berarti data berdistribusi normal (lampiran 5).

Data kualitatif dianalisis melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Pertama ialah proses reduksi data dimulai dari proses pemilihan, penyederhanaan, abstraksi, hingga transformasi data hasil wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Tujuan dari reduksi data ini ialah untuk mempertajam, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang data yang tidak perlu. Kedua ialah penyajian data yang berupa menyusun segala informasi dan data yang diperoleh menjadi serangkaian kata-kata yang mudah dibaca ke dalam sebuah laporan. Verifikasi adalah langkah terakhir yang merupakan penarikan kesimpulan dari hasil yang telah diolah pada tahap reduksi (Singarimbun 2013).

Definisi Operasional

Setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki berbagai macam pendefinisian. Definisi yang dipaparkan pada bab sebelumnya merupakan definisi konseptual yaitu definisi yang diperoleh dari kajian berbagai pustaka dan diramu menjadi sebuah definisi variabel yang memungkinkan peneliti untuk menjabarkan definisi tersebut ke dalam pertanyaan-pertanyaan kuesioner,

sehingga definisi yang digunakan harus sudah sesuai dengan konteks penelitian yang dilakukan. Definisi yang demikian disebut sebagai operasional. Berikut adalah definisi operasional dalam penelitian ini:

1. Karakteristik Responden:

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi:

a. Jenis Kelamin : perbedaan responden antara laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin terdiri dari perempuan dan laki-laki, diukur menggunakan skala nominal:

1. Laki-laki diberi kode : 1 2. Perempuan diberi kode : 2

b. Umur : Selisih antara tahun responden dilahirkan hingga saat penelitian dilakukan. Diukur dengan skala rasio dan dikelompokkan menjadi : 1) apabila umur responden 20-30 tahun (kode 1), 2) apabila usia responden 30-40 tahun (kode 2), 3) apabila umur responden diatas 40 tahun (kode 3). Diukur menggunakan skala ordinal.

c. Tingkat Pendidikan : Tingkat sekolah formal yang berhasil diselesaikan oleh responden. Tingkat pendidikan dihitung berdasarkan tahun pendidikan yang ditempuh oleh responden. Dalam penelitian ini tingkat pendidikan dibedakan atas (kode 1) apabila responden menempuh pendidikan Sekolah Dasar; 2) (kode 2) apabila responden menpuh tingkat pendidikan Sekolah Menengah (SMP-SMA); 3) (kode 3) apabila responden menempuh pendidikan sampai perguruan tinggi. Diukur dengan skala ordinal.

2. Bauran promosi

Promosi menurut Alma (2004) adalah suatu bentuk komunikasi. Yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,

mempengaruhi atau membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasarn atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima,

membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Bauran promosi, menurut Kotler (2002) adalah ramuan khusus dari iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat yang dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran. Berdasarkan penjelasan tersebut, bauran promosi dalam hal ini adalah penilaian pelanggan mengenai bauran promosi melalui iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang telah dilakukan oleh produsen.

Bauran promosi meliputi:

a. Iklan : menurut Tjiptono (2008) Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian. Iklan dalam hal ini adalah penilaian bentuk promosi berupa iklan yang telah dilakukan dalam bentuk brosur, dan facebook. Diukur menggunakan skala ordinal.

b. Penjualan pribadi : Menurut Irawan (2000), penjualan pribadi merupakan penyajian secara lisan oleh perusahaan kepada atau beberapa calon pembeli dengan tujuan agar barang atau jasa yang ditawarkan dapat

terjual. Penjualan pribadi dalam hal ini adalah penilaian yang diberikan oleh responden mengenai penjualan, pelayanan serta promosi yang dilakukan secara langsung oleh pihak produsen, dalam rangka memperkenalkan produk secara langsung kepada responden. Penjualan pribadi meliputi pelayanan yang diberikan, diskusi yang berjalan mengenai produk, serta penjelasan mengenai produk yang dilakukan oleh produsen. Diukur menggunakan skala ordinal.

c. Promosi penjualan : Menurut Tjiptono (2000), promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai intensif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Promosi penjualan dalam hal ini adalah penilaian yang diberikan oleh responden mengenai kegiatan promosi yang dilakukan oleh produsen dalam rangka meningkatkan hasil penjualan produk serta membuat responden merasa puas. Promosi penjualan meliputi diskon serta promosi yang telah dilakukan oleh produsen. Diukur menggunakan skala ordinal.

d. Hubungan masyarakat : Menurut Tjiptono (2000), hubungan masyarakat adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang dan jasa secara non personal yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu. Hubungan masyarakat dalam hal ini adalah penilaian yang diberikan oleh responden mengenai kegiatan kunjungan atau diskusi yamg dilakukan oleh produsen terhadap responden di tempat tinggal responden. Diukur menggunakan skala ordinal.

3. Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan, menurut Kotler (2000), adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dikatakan sebagai respon yang diberikan pelanggan atas harapannya terhadap produk. Kepuasan pelanggan dinilai berdasarkan:

a. Kualitas pelayanan : menurut Kotler (1997), pelanggan akan merasa puas jika mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Kualitas pelayanan dalam hal ini adalah pendapat responden mengenai pelayanan yang mereka dapat. Kualitas pelayanan meliputi pelayanan saat melakukan pembelian, saat ada pertanyaan seputar produk serta pelayanan saat disampaikan keluhan oleh responden. Diukur menggunakan skala ordinal.

b. Kualitas produk : menurut Kotler (1997), konsumen akan merasa puas apabila produk yang mereka gunakan berkualitas. Kualitas produk dalam hal ini adalah penilaian responden mengenai kualitas produk yang mereka dapat sesuai dengan kualitas yang mereka inginkan. Kualitas produk meliputi kesesuaian produk dengan yang tertera pada iklan, khasiat, rasa serta ukuran produk. Diukur menggunakan skala ordinal. c. Harga : menurut Kotler (1997), produk yang mempunyai kualitas yang

sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada konsumen. Harga dalam hal ini adalah penilaian responden mengenai harga yang ditetapkan oleh produsen, serta harga yang diberikan oleh produsen sesuai dengan kualitas produk yang diberikan. Harga meliputi kesesuaian harga dengan kualitas, harga yang

terjangkau, serta harga yang ditawarkan lebih murah dibandingkan dengan produk lain. Diukur menggunakan skala ordinal.

d. Emosional : menurut Lupiyoadi (2001), pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Emosional dalam hal ini adalah penilaian yang diberikan responden mengenai kepuasan yang diperolehnya atas produk yang dibeli dari segi diri sendiri dan Hubungannya terhadap orang lain. Emosional meliputi kepuasan yang dirasakan responden dari segi kesehatan serta pendapat yang akan responden dapatkan dari orang lain. Diukur menggunakan skala ordinal.

e. Biaya : menurut Kotler (1997), yaitu pelanggan yang tidak mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan barang atau jasa, akan merasa lebih puas. Biaya dalam hal ini adalah penilaian yang diberikan responden mengenai waktu serta biaya tambahan yang dikeluarkan responden untuk mendapatlkan produk. Biaya meliputi biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan produk serta waktu yang tersita untuk mendapatkan produk. Diukur menggunakan skala ordinal.

Dokumen terkait