• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif. Metode kuantitatif menggunakan kuesioner kepada responden. Kuesioner disusun sesuai dengan kerangka pemikiran yang telah dibuat sebelumnya. Data kualitatif dilakukan dengan observasi dan pengamatan langsung. Selain itu, untuk memperjelas gambaran tentang keadaan sosial dilakukan beberapa wawancara mendalam dengan informan yang merupakan tokoh-tokoh masyarakat.

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Lokasi penelitian tersebut dipilih secara sengaja (purposive.)

Lokasi dipilih dengan pertimbangan bahwa telepon genggam sudah cukup lama dikenal oleh anggota masyarakat di Kelurahan Mulyaharja. Penelitian dilaksanakan selama empat bulan, yaitu terhitung sejak awal bulan Februari 2016 sampai bulan Agustus 2016. Selama penelitian berlangsung, pengumpulan data dan informasi dilakukan oleh peneliti melalui interaksi langsung dengan masyarakat yang menjadi responden dan berberapa pihak yang menjadi informan.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari lapangan dan melalui metode survey berupa kuesioner. Kuesioner diisi responden dengan pendampingan. Selain itu, diperlukan juga data sekunder yakni data yang diperoleh melalui data-data yang sudah tersedia di desa seperti profil desa, data monografi desa, dan data dari Badan Pusat Statistik mengenai potensi desa.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dan pengisian kuesioner. Responden akan diwawancarai dengan menggunakan kuesioner, namun untuk mengatasi kesulitan responden dalam memahami data yang diminta maka pengisian kuesioner akan didampingi oleh peneliti. Kemudian untuk mendapatkan data kualitatif dilakukan wawancara pada beberapa informan. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan menggunakan studi literatur dan data monografi desa. Tujuannya untuk memperoleh data akurat mengenai karakteristik informan dan responden dan mendukung analisis dalam penelitian.

Teknik Pemilihan Responden dan Informan

Populasi penelitian adalah komunitas di Kelurahan Mulyaharja Kecamatan Bogor Selatan. Populasi diambil melalui survei lapangan. Pemilihan responden dilakukan dengan teknik accindental sampling dikarenakan sulit untuk mengetahui berapa besar jumlah populasi masyarakat yang memiliki dan menggunakan telepon genggam. Responden dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu orang yang memiliki telepon genggam dan umur yang telah ditentukan. Agar data menjadi beragam maka pemilihan responden digolongkan dalam beberapa kategori umur yaitu 16-25 tahun, 26-35 tahun dan 36-45 tahun yang masing-masing kategori umur diambil 20 responden sehingga jumlah responden diambil sebenyak 60 orang. Informan berasal dari tokoh-tokoh masyarakat yang mengetahui kondisi sosial masyarakat.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Unit analisis dalam penelitian ini adalah komunitas dan data diperoleh dari individu. Data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diolah menggunakan Microsoft Excel dan aplikasi SPSS for windows 20.0 dengan pengodean dan memberikan skor dari jawaban-jawaban yang terdapat dalam kuesioner. Uji korelasi menggunakan uji rank spearman untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara penggunaan telepon genggam dan tingkat kohesi sosial masyarakat. Data kualitatif dianalisis secara deskriptif untuk memperdalam analisis pada data-data kuantitatif.

Definisi Operasional

Penelitian ini terdiri atas beberapa variabel yang terbagi menjadi beberapa indikator. Masing-masing variabel dan indikator diberi rentang skor terlebih dahulu sehingga dapat ditemukan skala pengukurannya. Definisi operasional untuk masing- masing variabel adalah sebagai berikut.

1. Karakteristik individu yaitu karakteristik yang mencirikan responden dan berkaitan dengan diri individu. Karakteristik tersebut dilihat dari :

a. Jenis kelamin adalah perbedaan penampilan seks yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin dikategorikan menjadi :

1. Laki-laki 2. Perempuan

b. Umur adalah selisih antara tahun responden dilahirkan sampai tahun pada saat dilaksanakan penelitian. Umur responden dikategorikan menjadi :

1. 16 tahun – 25 tahun 2. 26 tahun – 35 tahun 3. 36 tahun – 45 tahun

15

c. Tingkat pendidikan adalah jenis pendidikan/ sekolah tertinggi yang pernah diikuti oleh responden. Tingkat pendidikan dikategorikan menjadi :

1. Tidak sekolah 2. Tamat SD/ sederajat 3. Tamat SMP/ sederajat 4. Tamat SMA/ sederajat 5. Strata 1/ Diploma 3 6. Strata 2/ Strata 3

d. Jenis pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan oleh responden untuk menghasilkan uang. Jenis pekerjaan dikategorikan menjadi :

1. Tidak Bekerja 2. Karyawan Swasta 3. Pelajar/ Mahasiswa 4. PNS/ TNI/ POLRI 5. Wiraswasta

6. Ibu Rumah Tangga

7. Petani/ Buruh/ Pedagang/ Tukang

e. Tingkat pendapatan adalah besarnya penghasilan responden per bulan dalam rupiah. Tingkat pendapatan dikategorikan menjadi :

1. Rendah, pendapatan < Rp 1.000.000,-

2. Sedang, pendapatan antara Rp 1.000.000,- hingga Rp 2.000.000,- 3. Tinggi, pendapatan > Rp 2.000.000,-

2. Tingkat penggunaan telepon genggam adalah perilaku responden dalam menggunakan telepon genggam dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat penggunaan telepon genggam dibedakan menjadi intensitas penggunaan telepon genggam, frekuensi penggunaan telepon genggam, dan pemanfaatan telepon genggam :

a. Intensitas penggunaan telepon genggam adalah lamanya penggunaan dan banyaknya fitur yang digunakan dalam penggunaan telepon genggam. intensitas penggunaan dikategorikan menjadi :

1. Intensitas penggunaan rendah, lama penggunaan ≤ 10 jam 30 menit sehari 2. Intensitas penggunaan tinggi, lama penggunaan > 10 jam 30 menit sehari b. Frekuensi penggunaan telepon genggam adalah tingkat keseringan responden

yang berkaitan dengan penggunaan atau pemakaian fitur telepon genggam. frekuensi penggunaan dikategorikan menjadi :

1. Frekuensi penggunaan rendah, skor 1-15 2. Frekuensi penggunaan tinggi, skor 16-30

c. Pemanfataan telepon genggam adalah pemanfaatan fasilitas-fasilitas yang terdapat pada telepon genggam yang dilakukan oleh responden. Pemanfaatan telepon genggam digunakan untuk :

1. Informasi sekolah 2. Informasi pekerjaan

3. Hiburan (games, video, musik) 4. Keluarga

6. Pergaulan ( sosial media ) Jawaban Ya= 2 Tidak= 1

3. Interaksi sosial adalah interaksi secara tatap muka yang terjadi antara responden dengan lingkungan sosialnya. Interaksi sosial dilihat dari :

a. Intensitas interaksi adalah waktu yang digunakan untuk melakukan interaksi tatap muka. Intensitas interaksi dibagi menjadi :

1. Intensitas interaksi rendah, jumlah skor 1-2 2. Intensitas interaksi tinggi, jumlah skor 3-4

b. Bentuk interaksi adalah aktivitas yang dilakukan anggota dalam komunitas. Bentuk interaksi memiliki sembilan buah pernyataan. Pada penelitian ini dibedakan menjadi kategori :

1. Saling menyapa 2. Saya memberi bantuan 3. Saling tolong menolong 4. Saling mengunjungi 5. Berkonflik

6. Saling bersaing 7. Tidak saling menyapa 8. Saling bekerjasama 9. Saling peduli

10. Lainnya……

Bentuk interaksi diukur dengan skala ordinal menjadi : a. Tidak pernah ( skor 1)

b. Jarang (skor 2) c. Sering (skor 3) d. Selalu (skor 4)

Hasil pengukuran bentuk interaksi dapat dikategorikan dengan skala ordinal menjadi : Negatif : jumlah skor 1-18

Posotif : jumlah skor 19-36

5. Kohesi sosial adalah adalah kesatuan, keutuhan, dan kepaduan dalam upaya untuk mendorong anggota tetap bertahan dalam sebuah komunitas. Tingkat kohesi sosial dilihat rasa komunitas (sense of community) dan aksi kolektif dari masyarakat. Hasil pengukuran tingkat kohesi sosial dapat dikategorikan dengan skala ordinal berdasarkan jumlah skor dari sense of community dan aksi kolektif menjadi:

Rendah : jumlah skor 2-3 Tinggi : jumlah skor 4-5

a. Sense of community diukur menggunakan empat indikator yaitu Reinforcement of Needs (pemenuhan kebutuhan), Membership (keterlibatan sebagai anggota komunitas), Influence (dipengaruhi dan dipengaruhi) dan Shared Emotional Connection berbagi kontak emosional). Terdapat 24 pertanyaan yang disadur dari teori Sense of Community Index version 2 (SCI-2) (Chavis et al. 2008) pada penelitian ini dengan dibedakan ke dalam beberapa kategori dan diukur dengan skala ordinal menjadi :

17

a. Tidak pernah ( skor 1) b. Jarang (skor 2)

c. Sering (skor 3) d. Selalu (skor 4)

1. Reinforcement of Needs (pemenuhan kebutuhan) : kondisi dimana anggota komunitas mendapatkan apa yang mereka butuhkan karena telah menjadi bagian dari komunitas. Indikator pemenuhan kebutuhan memiliki enam buah pernyataan. Adapaun hasil pengukuran indikator pemenuhan kebutuhan dapat dikategorikan menggunakan skala ordinal berdasarkan jumlah skor dari semua pernyataan menjadi :

Rendah : skor 6-15 Tinggi : skor 16-24

2. Membership (Keterlibatan sebagai anggota komunitas) : orang-orang yang tergabung dalam komunitas dan anggota komunitas meluangkan banyak waktu dan usaha mereka untuk menjadi bagian dari komunitas. Indikator keterlibatan menjadi anggota memiliki enam buah pernyataan. Adapun hasil pengukuran indikator keterlibatan sebagai anggota komunitas dapat dikategorikan menggunakan skala ordinal berdasarkan jumlah skor dari semua pernyataan menjadi :

Rendah : skor 6-15 Tinggi : skor 16-24

3. Influence (dipengaruhi dan mempengaruhi) : kemampuan komunitas dalam mempengaruhi komunitas lainnya. Selain itu anggota komunitas juga memiliki pengaruh atas komunitasnya. Indikator pengaruh memiliki enam buah pernyataan. Adapun hasil pengukuran indikator pengaruh dapat dikategorikan menggunakan skala ordinal berdasarkan jumlah skor dari semua penyataan menjadi :

Rendah : 6-15 Tinggi : 16-24

4. Shared Emotional Connection (berbagai kontak emosional) : anggota-anggota komunitas menikmati kebersamaan di dalam komunitas dan berbagai kejadian penting bersama seperti syukuran. Indikator berbagai kontak emosional memiliki enam buah pernyataan. Adapun hasil pengukuran indikator berbagai kontak emosional dapat dikategorikan menggunakan skala ordinal berdasarkan jumlah skor dari semua pernyataan menjadi :

Rendah : 6-15 Tinggi : 16-24

Hasil pengukuran variabel tingkat kohesi sosial pada rasa komunitas (sense of community) dapat dibedakan menggunakan skala ordinal dengan kategori rendah (24 – 47) skor 1, sedang (48 – 71) skor 2, tinggi (72 – 96) skor 3. b. Aksi Kolektif yaitu tindakan bersama yang dilakukan oleh anggota komunitas.

Dalam mengukur aksi kolektif terdapat jenis keterlibatan dalam aksi kolektif, bentuk keterlibatan dalam aksi kolektif, peran warga komunitas dalam aksi

kolektif. Aksi kolektif dapat dibedakan ke dalam beberapa kategori dan diukur dengan skala oerdinal menjadi :

a. Tidak pernah (skor 1) b. Jarang ( skor 2 ) c. Sering ( skor 3 ) d. Selalu ( skor 4 )

1. Jenis keterlibatan dalam aksi kolektif jenis kegiatan yang dilakukan oleh warga komunitas secara bersama-sama dalam komunitas. Terdapat jenis-jenis aksi kolektif sebagai berikut :

a) Kerja bakti (gotong royong) b) Musyawarah

c) Tolong menolong (kematian, kawinan, hajatan) d) Pengajian

e) Lainnya……

2. Bentuk keterlibatan adalah keikutsertaan atau suatu tindakan yang dilakukan oleh warga komunitas dalam kegiatan komunitas. Bentuk keterlibatan dicirikan dengan :

a) Menyumbang uang b) Menyumbang tenaga c) Menyumbang ide

3. Peran adalah posisi anggota komunitas pada keterlibatan aksi kolektif. Indikator peran memiliki lima pernyataan dan dibedakan menjadi :

a) Inisiator b) Pengikut

Hasil pengukuran variabel tingkat kohesi sosial pada aksi kolektif dapat dibedakan menggunakan skala ordinal dengan kategori rendah (12 – 29) skor 1, tinggi (30 – 48) skor 2.

19

GAMBARAN UMUM LOKASI