• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I: PENDAHULUAN

G. Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian dan dibandingkan dengan standar ukuran yang

telah ditentukan.50 Penelitian ini menggunakan teknik, metode, dan langkah-langkah penelitian meliputi penggalian data, sumber data, jenis data, analisis data, dan keabsahan data.

1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan dalam sebuah penelitian dimaksudkan sebagai perspektif teoretis yang dipakai oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Sedangkan metode penelitian, berarti cara peneliti mensiasati suatu masalah penelitian, yang berarti berhubungan dengan pertanyaan bagaimana masalah tersebut akan diselesaikan, atau bagaimana pertanyaan-pertanyaan penelitian akan dijawab dalam proses penelitian.51

Ada dua pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: pendekatan perbandingan hukum dan pendekatan sosiologi dan sejarah. Pendekatan perbandingan (comparative approach law) adalah suatu studi atau kajian perbandingan mengenai konsepsi-konsepsi intelektual di balik institusi/lembaga hukum yang pokok dari satu atau beberapa sistem hukum asing.52 Pada hakekatnya perbandingan hukum merupakan kegiatan yang bersifat filosofis.53 Jaako Husa membedakan antara ‚macro-comparatve law‛ dan ‚micro comparative law‛. Perbandingan hukum makro, lebih fokus pada masalah-masalah atau tema-tema besar/luas seperti masalah-masalah sistematika, penggolongan

50 Suahrsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Putra Cipta 2002), 126.

51 Julia Brannen, ‚Menggabungkan Pendekatan Kualitatif dan Pendekatan Kuantitatif: Sebuah Tinjauan‛, dalam Julia Brannen, ed. Memadu Metode Penelitian Kualitatif&Kuantitatif (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 12. Lihat juga Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Ilmu (Jakarta: PT.RajaGrafindo, 2015), 11-12.

52 Jaako Husa, Elgar Encynclopedia of Comparative Law (Cheltenham, United Kingdom: Edward Elgar Publishing Ltd, 2006).

dan pengklasifikasian sistem hukum. Perbandingan hukum mikro, berkaitan dengan aturan-aturan hukum, kasus-kasus dan lembaga-lembaga yang bersifat khusus/aktual.

Apabila mengacu pada pendapat Jaako Husa, maka perbandingan hukum dalam penelitian ini adalah perbandingan hukum mikro yaitu perbandingan antara lembaga-lembaga hukum. Pada penelitian ini, perbandingan yang dilakukan adalah terhadap sistem pembentukan Peraturan Daerah oleh DPRD Kabupaten Jember dengan sistem pembentukan dan penetapan hukum Islam melalui nalar istinba>t} hukumnya. Tujuannya adalah agar dapat mengetahui dan memahami nalar filosofis dan maqa>s}id dari sistem pembentukan kedua norma hukum tersebut, sehingga dapat melakukan mode rekonstruksi guna mencapai sistem pembentukan Peraturan Daerah yang proporsional.54

Sedangkan pendekatan historis-sosiologis (historical-sosiological approach) yaitu pendekatan yang dilakukan dengan melacak dan meneliti sejarah dan dinamika daripada lembaga, semisal DPRD Kabupaten Jember untuk memahami pemikiran yang melandasi keberadaan lembaga tersebut khususnya dalam kaitan dengan kewenangan mengajukan dan membahas Peraturan Daerah serta mengetahui perkembangan lembaga tersebut dari waktu ke waktu.55 Peter M. Marzuki menjelaskan tujuan pendekatan sejarah sosial adalah agar lebih memahami perubahan dan perkembangan filosofi yang melandasi lembaga hukum yang diteliti. Dengan demikian, tujuan pendekatan sejarah sosial dalam penelitian ini adalah agar peneliti memahami lebih dalam filosofi dan dinamika

54 Ibid., 4.

keberadaan lembaga DPRD khususnya dalam kewenangan membentuk kebijakan publik berupa Peraturan Daerah.

Sedangkan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif Bogdan Taylor seperti yang dikutip oleh Lexy J. Moleong. Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang dihasilkan data deskriptif tersebut berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau subyek yang diteliti.56 Dalam prosesnya, peneliti bermaksud untuk menemukan masalah yang selanjutnya dibahas dan diselidiki secara cermat melalui kegiatan penelitian.

Penelitian kualitatif dipandang sebagai intrumen bagi setiap orang yang bermaksud untuk mencari kebenaran yang bernilai obyektif dalam ukuran yang ilmiah, penelitian ini termasuk penelitian yang lapangan (field reseach).57

Penelitian ini lebih ditekankan pada penelitian kualitatif yang dilakukan untuk memahami nalar istinba>t} hukum dalam pembentukan Peraturan Daerah oleh DPRD Kabupaten Jember masa periode 2014-2017.

2. Jenis dan Sumber Data

Data yang dapat memberikan informasi yang digunakan oleh Peneliti dalam penelitian ini berupa data lisan maupun tulisan. Jenis data yang digunakan terakategorikan menjadi data primer dan sumber data sekunder. Data primer dalam penelitian ini merupakan sumber pertama atau informan yang meliputi Pimpinan DPRD Kabupaten Jember, Ketua-ketua Fraksi, Ketua-ketua dan anggota Panitia Khusus (Pansus) Peraturan Daerah, para satf ahli fraksi, dan para akademisi yang menjadi penyusun Naskah Akademik Peraturan Daerah

56 Ibid,, 1.

Kabupaten Jember.58

Untuk memperoleh informan tersebut, digunakan teknik teknik purposive sampling.59 Beberapa informan dalam penelitian ini adalah para anggota dan/atau staf ahli fraksi DPRD Kabupaten Jember periode 2014-2017, stake-holder yang terlibat dalam pembentukan Perda, penyusun Naskah Akademik Perda, dan masyarakat penerima manfaat.

Sedangkan data sekunder merupakan data yang sudah dalam bentuk jadi seperti data dalam bentuk dokumen dan publikasi.60Data dalam hal ini berupa Naskah Akademik Perda, draf Perda-Perda, kumpulan risalah rapat paripurna DPRD Kabupaten Jember untuk masing-masing Perda, dokumen RPJMD Kabupaten Jember, webiste DPRD dan Pemerintah Daerah Kabupaten Jember, dan lain-lain.

Adapun sumber data meliputi: pertama, sumber data primer berupa data yang digali melalui teknik wawancara dan studi dokumentasi, dan kedua, sumber data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Bahan hukum primer adalah peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan,61 terdiri dari: Undang-Undang Pemerintahan Daerah No 23 Tahun 2014 dan Undang-Undang No 12 Tahun 2011, lalu diatur lebih tekhnis lagi menggunakan Permendagri No 80 Tahun 2015, UUD Negara

58 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: UI Press, 2008), 12.

59Purposive sampling menggunakan pertimbangan tertentu, misal orang tersebut dianggap paling tahu informasi yang dicari. Penentuan sampel tidak berdasarkan perhitungan statistik, akan tetapi dipilih untuk mendapatkan informasi yang maksimum. Lihat Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010), 300-301. 60Hadin Muhjad dan Nunuk Nuswardani, Penelitian Hukum Indonesia Kontemporer (Yogyakarta: Genta Publishing, 2012), 50.

Republik Indonesia Tahun 1945, UU No 12 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten di Jawa Timur, UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, PP No 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Permendagri No 80 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah, kitab-kitab Fiqh dan Us}u>l Fiqh, dan lain-lain.62

Bahan hukum sekunder merupakan bahan-bahan yang ada hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu penulis memahami bahan hukum primer, yang terdiri dari buku-buku hukum, kitab-kitab fiqh, kitab-kitab Us}u>l Fiqh, dan berbagai macam peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pemerintahan dan dokumen lain yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.63

Sedangkan bahan hukum tertier merupakan bahan pelengkap yang berfungsi membantu dalam memahami bahan hukum primer maupun sekunder yang meliputi Kamus Hukum atau Ensiklopedia Hukum.\\

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik utama, yaitu, wawancara (interview) dan studi dokumentasi. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara semi-terstruktur.64 Adapun teknik pengumpulan

62 Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, edisi kedua (Jakarta: Granit, 2005), 57. 63 Hadin Mujahid Hadin Muhjad dan Nunuk Nuswardani, Penelitian Hukum Indonesia Kontemporer, 51

64Teknik wawancara yang pelaksanaannya lebih bebas, terbuka dan pihak yang diajak wawancara dimintai sebuah pendapat serta ide-idenya. Lihat Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010), 233.

data yang diperlukan demi tercapainya target penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara berperan penting dalam pengumpulan data dalam studi kualitatif.65 Dalam wawancara, peneliti melakukan langkah-langkah: menentukan pertanyaan riset yang akan dijawab dalam wawancara tersebut. Pertanyaan-pertanyaan ini bersifat terbuka, umum, dan bertujuan untuk memahami fenomena sentral dalam penelitian. Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi informan yang akan diwawancarai berdasarkan prosedur sampling purposful. Selanjutnya wawancara dilakukan dengan wawancara tatap muka, dengan dibantu alat catat dan alat rekam. Pertanyaan-pertanyaan itu kemudian disempurnakan melalui prosedur pilot testing. Prosedur ini dilakukan untuk menyempurnakan rencana pengumpulan data dan mengembangkan alur pertanyaan yang relevan.66

Dengan teknik ini, penulis melakukan penggalian data terutama terkait dengan nalar keagamaan/keIslaman para anggota dan/atau staf ahli fraksi DPRD Kabupaten Jember dalam pembentukan Perda. Anggota dan/atau staf ahli fraksi DPRD yang menjadi informan tersebut terutama yang menjadi pimpinan/anggota Pansus atas beberapa Perda yang menjadi fokus kajian. Anggota DPRD itu tentunya berasal dari berbagai partai politik, semisal PKB, Gerindra, PPP, PAN, PKS, Nasdem, Demokrat, Golkar, dan PDI-P yang secara khusus mempunyai latar belakang santri. Terminologi santri dalam arti sempit, yaitu yang pernah menempuh pendidikan keagamaan di pondok pesantren, maupun santri dalam

6565 John W. Creswell, Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih di Antara Lima Pendekatan terj.Saifuddin Zuhri Qudsi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), 227

terminologi umum, yakni yang mempunyai wawasan dan pengetahuan tentang keagamaan secara mendalam.

Informan kunci juga didapatkan dari para akademisi penyusun Naskah Akademik Perda yang menjadi fokus kajian. Para akademisi itu berlatarbelakang dosen Fakultas Hukum Universitas Negeri Jember. Kunci, karena dari mereka lah kajian akademik pembentukan Perda digodok dan disusun, sebelum dibahas oleh DPRD.

b. Observasi

Teknik obervasi yang digunakan adalah observasi partisipasi pasif. Dengan teknik ini peneliti datang ke tempat penelitian datang ke tempat yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.67 Peneliti membagi dua tahap; pertama peneliti mengamati bentuk dinamika dan ekspresi pembentukan Perda di Kabupaten Jember masa periode 2016-2017, dan kedua, mencari lebih mendalam data data yang terkait dengan nalar istinba>t} hukum dalam pembentukan Peraturan Daerah oleh DPRD Kabupaten Jember periode 2016-2017.

c. Studi Dokumentasi

Hasil penelitian dari observasi atau wawancara lebih kredibel (dapat dipercaya) apabila didukung oleh dokumntasi terkait. Selanjutnya, peneliti mendapatkan data/dokumen yang menguatkan dalam menjawab isu penelitian, seperti data yang tersebar di berbagai media; online, cetak, dan elektronik yang berkaitan dinamika pembentukan Perda di Kabupaten Jember. Serta pandangan,

pemikiran, dan komentar para ahli Tata Negara, serta data-data pendukung berupa teori, konsep, dan pemikiran hukum tata negara yang berkembang. Sedangkan teknik dokumantasi adalah teknik untuk mencari data mengenai hal-hal berupa catatan, trankip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapat, agenda, website, jurnal penelitian dan sebagainya.68 Dokumentasi disini juga dapat dilihat dengan menganalisa berbagai pemberitaan yang berkembang di berbagai media tersebut.

4. Analisis Data dan Keabsahan Data

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Miles dan Huberman69 menyatakan bahwa dalam analilis kualitatif, tiga komponen analisa yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi, aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu siklus. Dalam tahap analisa data, penelitian ini menggunakan teknik analisa data interaktif, yaitu reduksi data, kajian data dan verifikasi data (penarikan kesimpulan). Peneliti menganalisis data yang terkumpul (hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumen) untuk kemudian ditelaah dan diabstrakkan dan diinterpretasikan (dalam bagian pembentukan).

Untuk menguji keabsahan data, peneliti menggunakan beberapa metode; diskusi dengan teman sejawat,70 perpanjangan pengamatan,71 peningkatan

68 Suharsimi Arikunto, Prosedur, 200.

69 Miles dan Huberman, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Gramedia, 2002), 68.

70 Dengan memperpanjang masa observasi maka hubungan peneliti dengan narasumber semakin terbentuk rapport, semakin akrab, (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tiak ada informasi yang disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk raport, maka telah terjadi kewajaran dalam penelitian, dimana kehadiran peneliti tidak lagi mengganggu prilaku yang dipelajari. Lihat Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, 271.

71 Peneliti telah mengecek kembali hasil penelitiannya apakah benar atau ada yang salah, ketika mengecek kembali ternyata ada kesalahan, maka peneliti bisa memperbaiki data tersebut

ketekunan, triangulasi sumber, metode, dan waktu. Melalui beberapa metode itu, peneliti menguji kredibilitas data dengan mengecek derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui wawancara terhadap para informan dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dengan dokumen-dokumen yang berkaitan. Sedangkan teknik perpanjangan keikutsertaan72 akan digunakan apabila dibutuhkan dalam mengecek ulang derajat kejenuhan data.

Dokumen terkait