• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode dalam penyelengaraan workshop tentang coding menggunakan scratch bagi tenaga pendidik PAUD antara lain sebagai

1. Bagi penyelenggara

 Adanya juknis/pedoman kegiatan tentang workshop coding menggunakan scratch

 Terserapnya seluruh materi yang disampaikan oleh Nara Sumber

 Terhimpunnya seluruh tugas-tugas dari peserta

 Terselesaikannya laporan kegiatan sesuai dengan juknis

2. Bagi peserta

 Dapat terserapnya seluruh materi dengan baik secara teoritis

 Dapat mempraktekkan semua materi penugasan yang diberikan oleh nara sumber baik yang menggunakan computer maupun yang tidak menggunakan computer

 Dapat menyelesaikan penugasan dengan baik yang diberikan oleh Nara sumber dalam bentuk kerja kelompok dari masing-masing Kabupaten dan Kota baik untuk penugasan yang dilakukan dengan tidak menggunakan komputer maupun yang menggunakan komputer.

26 abatan Fungsional Pamong Belajar adalah

jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar, pengkajian program, dan pengembangan model Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI) pada Unit Pelaksana Teknis ( UPT) /Unit Pelaksana Teknios Daerah (UPTD) dan Satuan PNFI sesuai dengan peraturan perundang-undang yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil. Pamong Belajar SKB adalah pendidik dengan Tugas utama

melakukan kegiatan belajar mengajar, pada Satuan Pendidikan Nonfornal dan Informal (PNFI).

Instansi Pembina Jabatan Pamong Belajar adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sehubungan dengan hal tersebut, Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal melaksanakan pelatihan Workshop Kegiatan Belajar Mengajar bagi Pamong Belajar.

Kegiatan Bimbingan Teknis Pendidikan Multikeaksaraan bagi Tutor Keaksaraan se-Provinsi Jambi diselenggarakan selama 5 hari (40 jampel 60 menit), tanggal 29 Oktober sampai dengan 02 November 2018.

Kompetensi yang di bangun dalam workshop Kegiatan Belajar Mengajar Bagi Pamong Belajar, Pamong Belajar Bantu adalah

J

27 salah satu kompetensi sebagai pamong belajar

yang profesional, yang di indikasikan dengan kemampuan meliputi:

1. Mengindentifikasi kebutuhan belajar;

2. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 3. Melaksanakan metode pembelajaran ; 4. Melakukan pemanfaatan media

pembelajaran

5. Melakukan penilaian pembelajaran ; Sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan karakteristik sasaran mengikuti kegiatan Workshop Kegiatan Belajar Mengajar Bagi Pamong Belajar, maka pendekatan wordshop adalah andragogi dan pendekatan problem solving. Dalam hal ini peserta workshop dipacu berpartisipasi secara aktif mengikuti rangkaian kegiatan baik yang berada di kelas maupun luar kelas. Berdasarkan pendekatan tersebut maka metode yang digunakan daalam proses pembelajaran seperti tersebut:

1. Metode ceramah digunakan pada kegitan pembelajan dalam bentuk tatap muka, yang dikombinasikan dengan metode Tanya jawab. Fasilitator menjelaskan esensi materi yang perlu dipahami peserta

sehingga diharapkan dapat membentuk kerangka berpikir yang baik, dan membentuk sikap dan prilaku sebagai pamong belajar yang profesional.

2. Diskusi di kelompok melibatkan seluruh peserta, untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi yang saling menghargai dan tukar menukar informasi serta memperkaya gagasan. Dalam proses diskusi juga diharapkan para peserta dilatih untuk focus dan peduli terhadap situasi yang terjadi. Diskusi yang baik akan membawa manfaat dalam mewujudkan proses kreatif dan analitis para peserta.

3. Praktek menjadi salah satu aktivitas yang harus diikuti oleh para peserta , dan juga mengikuti latihan yang diberikan oleh para Fasilitator. Dalam praktek/latihan ini para peserta berlatih memahami, membuat dan melakukan presentasi materi workhop, sesuai dengan topic/pokok bahasan yang telah di sepakati.

28 embaga Kursus dan Lembaga Pelatihan

merupakandua satuan pendidikan Nonformal seperti yang tertera dalam pasal 26 ayat (4) UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Secara umum dalam pasal 26 ayat (5) dijelaskan bahwa Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) dinyatakan bahwa ada tiga tantangan besar dalam bidang pendidikan di Indonesia, yaitu

1. mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai,

2. mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten dan mampu bersaing dalam pasar kerja global,

3. Sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah sistem pendidikan

nasional dituntut untuk melakukan perubahan dan penyesuaian sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih demokratis, memperhatikan keberagaman, memperhatikan kebutuhan daerah dan peserta didik, serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat.

Selain itu kembali diperlengkap dalam pasal 103 ayat (1) PP No. 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan bahwa kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat dalam rangka untuk mengembangkan kepribadian profesional dan untuk meningkatkan kompetensi vokasional dari peserta didik kursus.

L

29 Sejalan dengan hal tersebut, Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, melalui Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas, telah merumuskan bahwa salah satu sasaran rencana strategisnya adalah bertambahnya jumlah angkatan kerja muda memiliki pengetahuan dan sikap kecakapan kerja dan kecakapan berwirausaha yang sebelumnya berjumlah 4.300 orang pada tahun 2015 menjadi 10,211 orang pada tahun 2017. Hal ini dicanangkan

guna menghadapi tantangan dan permasalahan berupa masih tingginya jumlah pengangguran terselubung (disguised unemployment): 7,244 Juta Jiwa; rendahnya jumlah wirausahawan baru (rasio 1,6% atau 3,9 Juta dari 240 juta);

adanya ketidak sesuaian antara kompetensi lulusan dengan kebutuhan pasar kerja; perlu kesiapan tenaga kerja terampil menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA); serta

masih adanya masalah tenaga kerja Indonesia (TKI) yang kurang kompeten di luar negeri.

Peran kursus dan pelatihan dalam memberikan layanan pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi masyarakat, merupakan salah satu aspek yang sangat strategis dalam mendukung program

pengentasan kemiskinan dan pengangguran.

Jumlah lembaga kursus dan pelatihan yang jumlahnya mencapai kurang lebih 16.008 LKP di Indonesia, dengan berbagai jenis keterampilan merupakan kekuatan yang sangat besar dalam mendukung pemerintah untuk mewujudkan pengentasan kemiskinan dan pengangguran tersebut.

Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (BP APUD dan Dikmas) Jambi melalui salah satu tugas pokoknya untuk tahun 2018 berupaya melaksanakan Pembinaan terhadap pengelola LKP se-Provinsi Jambi, melalui kegiatan workshop pengelola LKP, diharapkan pengelola LKP dapat lebih optimal dalam melaksanakan tugas.

Kegiatan workshop pengelola LKP se-Provinsi Jambi diselenggarakan selama 5 hari (40 jampel

@ 60 menit), tanggal 05 sampai dengan 09 November 2018 Pelaksanaan kegiatan bertempat di Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (BP PAUD dan Dikmas ) Jambi, Jl. Koni No. 43 Muara Bulian Jambi.

Metode yang digunakan dalam kegiatan

Dokumen terkait