• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

3. Pendekatan Pembelajaran

a. Pendekatan Quantum Learning

Quantum Learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang mengkombinasikan penumbuhan rasa percaya diri, ketrampilan belajar, dan kemampuan berkomunikasi dalam suatu lingkungan yang menyenangkan (DePorter, Bobbi & Hernacki, Mike, 1999: 15).

Quantum learning menemukan bentuknya di SuperCamp yang

dikembangkan DePorter bersama kawan-kawannya sejak awal tahun 1980-an. Dalam SuperCamp tersebut, kurikulum dikembangkan secara harmonis dan berisi kombinasi dari tiga unsur yaitu keterampilan akademis, prestasi atau tantangan fisik, dan keterampilan dalam hidup. Pembelajaran berdasarkan pada landasan konteks yang menyenangkan dan situasi penuh kegembiraan.

Pencetus quantum learning adalah seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria Georgi Lozanov, yang melakukan uji coba tentang sugesti dan pengaruhnya terhadap hasil belajar, teorinya yang terkenal disebut suggestology. Prinsipnya bahwa sugesti dapat mempengaruhi hasil belajar dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif ataupun negatif (Udin Saefudin, 2008: 125).

commit to user

Menurut Lozanov dalam DePorter (1999:14) menyatakan bahwa beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif dalam belajar diantaranya yaitu mendudukan siswa secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster umtuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi, menyediakan guru-guru terlatih baik dalam seni pengajaran sugestif.

Istilah lain yang hampir dapat dipertukaran dengan suggestology adalah pemercepatan belajar (accelerated learning). Pemercepatan belajar didefinisikan sebagai memugkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan. Cara ini menyatukan unsur-unsur yang secara sekilas tampak tidak mempunyai persamaan: hiburan, permainan, warna, cara berpikir positif, kebugaran fisik, dan kesehatan emosional. Namun semua unsur ini bekerja sama untuk mengasilkan pengalaman belajar yang efektif.

1) Lingkungan Belajar yang Tepat

Belajar di lingkungan yang ditata dengan baik akan lebih mudah untuk mengembangkan dan mempertahankan sikap juara. Sedang sikap juara akan menghasilkan pelajar yang lebih berhasil dalam hal ini adalah prestasi belajar.

Selain itu dengan penataan lingkungan yang baik maka akan menjadi sarana yang bernilai dalam membangun dan mempertahankan sikap positif yang merupakan aset berharga dalam belajar.

Salah satu alasan keberhasilan program yang dilakukan DePorter adalah penciptaan lingkungan yang optimal, baik secara fisik maupun mental.

Dalam usaha menciptakan lingkungan yang optimal, DePorter melakukan hal-hal yang membuat suasana menyenangkan dan nyaman.

Sebelum suatu program dimulai, staf masuk ke dalam masing-masing kelas dan mengubahnya menjadi suatu tempat dimana siswa-siswi akan merasa nyaman, terdorong, dan mendapat dukungan. Kami memasukkan tanaman dan music, dan jika diperlukan, kami menyesuaikan temperature dan memperbaiki pencahayaan. Kursi-kursi bantalan (jok) supaya lebih nyaman,

commit to user

jendela-jendela dilap dan dinding-dinding dihiasi dengan poster-poster indah dan tulisan-tulisan yang bermakna positif (DePorter, 1999: 66).

Dengan berada pada lingkungan yang nyaman, maka akan membuat para siswa membuka diri untuk memperluas wilayah kenyamanan mereka dan mencoba hal-hal baru. Dan itulah keadaan pikiran yang ideal untuk belajar secara optimal.

2) Iringan Musik

Iringan musik merupakan kunci menuju quantum learning. DePorter (1999: 72) mengatakan bahwa alasan mengapa musik sangat penting untuk lingkungan quantum learning adalah musik sebenarnya berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis seseorang. Selama melakukan pekerjaan mental yang berat, tekanan darah dan denyut jantung akan cenderung meningkat. Gelombang-gelombang otak meningkat, dan otot-otot menjadi tegang. Selama relaksasi dan meditasi, denyut jantung dan tekanan darah menurun, dan otot-otot mengendur.

Georgi Lonazov, yang teknik-teknik pemercepatan belajarnya menjadi fondasi bagi SuperCamp, mencari cara untuk mengombinasikan pekerjaan mental yang menekan dengan fisiologi relaks agar melahhirkan pelajar-pelajar yang istimewa. Setelsh percobaan intensif dengan para siswa, ia mendapatkan bahwa musik adalah kuncinya. Relaksasi yang diiringi dengan musik membuat pikiran selalu siap dan mampu berkonsentrasi (DePorter, 1999: 72).

Menurut Lonazov dalam DePorter (1999: 72) menyatakan bahwa musik yang paling membantu adalah musik barok seperti Bach, Handel, Pachelbel, dan Vivaldi. Para komposer ini menggunakan ketukan yang sangat khas dan pola-pola yang secara otomatis menyinkronkan tubuh dan pikiran seseorang.

Pengaruh musik barok tidak terbatas pada manusia. Dalam eksperimen, tanaman mempunyai daun-daun yang subur dan akar yang besar jika musik barok ini dimainkan untuk tanaman-tanaman tersebut,

commit to user

dan tanaman ini bahkan cenderung mengarah ke musik, seolah-olah mengarah ke matahari. Akan tetapi, ketika diperdengarkana musik rock yang kacau, tanaman yang sama ini akan layu dan mati.

Selanjutnya, DePorter (1999: 74) juga menyebutkan bahwa dalam situasi otak kiri sedang bekerja, seperti mempelajari materi baru, musik akan membangkitkan reaksi otak kanan yang intuitif dan kreatif sehingga masukannya dapat dipadukan dengan keseluruhan proses. Otak kanan cenderung terganggu selama rapat, kuliah dan semacamnya, yang merupakan penyebab seseorang melamun saat berniat berkonsentrasi. Dengan memasang musik maka akan menyibukkan otak kanan ketika sedang berkonsentrasi pada aktivitas-aktivitas otak kiri.

3) Ikuti Tanda-Tanda Positif

DePorter (1999: 76) menyatakan bahwa, “Bila saya mengatakan tanda-tanda positif, saya sedang berbicara mengenai rangsangan visual yang mengingatkan Anda bahwa Anda mampu untuk menjadi orang yang istimewa”. Selanjutnya ia menyarankan beberapa hal yang dapat dimanfaatkan dalam tempat kerja, antara lain pemacu semangat, seperti slogan atau kata-kata mutiara, sertifikat dan penghargaan-penghargaan yang telah diterima, bentuk-bentuk dukungan berupa foto-foto saat seseorang berada di puncak prestasi, serta catatan, hadiah, atau kartu penghargaan dari teman-teman dan kolega.

Hal-hal di atas dapat memacu kerja dan memberi semangat kepada seseorang bahwa dia dapat melakukan hal-hal yang membanggakan dalam hidup.

4) Konsilidasi

Konsilidasi merupakan waktu untuk berhenti. DePorter (1999: 84) mengatakan, “Di SuperCamp, jeda merupakan persyaratan untuk setiap jenis sesi belajar”. Jadi di dalam suau pembelajaran ini akan selalu terdapat jeda ataupun waktu berhenti untuk beristirahat sejenak.

commit to user

Selanjutnya DePorter (1999: 84) menjelaskan bahwa jeda merupakan sesuatu yang sangat penting hingga kadang-kadang membiarkan para siswa menentukan sendiri kapan waktu jeda tersebut.

Selanjutnya DePorter menjelaskan alasan mengapa jeda ini sangat penting.

Ada beberapa alasan untuk ini; saya akan menyebutkan beberapa. Pertama, dalam setiap masa belajar, yang paling Anda ingat dengan baik adalah informasi yang Anda pelajari pada saat pertama dan terakhir. Karena itu, jika Anda sering meminta jeda, Anda akan mengingat lebih banyak dari seluruh informasi. Banyaknya jeda pendek ini berarti akan memperbanyak pertama dan terakhir. Kedua, ketika pikiran Anda menjadi letih, perubahan keadaan mental yang terjadi selama jeda akan menyegarkan kembali sel-sel otak Anda untuk langkah berikutnya (DePorter, 1999: 86).

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa quantum leaning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dalam pembelajarannya berupaya menciptakan suasana yang nyaman, santai, dan menyenangkan dengan cara menjadikan lingkungan belajar menjadi lingkungan belajar yang optimal, melaksanakan pembelajaran dengan iringan musik, memperhatikan tanda-tanda positif serta mempergunakan jeda dalam pembelajarannya.

Dokumen terkait