• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEOR

2.1.8 Pendekatan Problem Based Learning (PBL)

2.1.8.1Pengertian Pendekatan Problem Based Learning (PBL)

Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2010: 241) berpendapat bahwa PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar.

Pendapat ditersebut diperjelas oleh Tan (dalam Rusman, 2010: 229) bahwa PBL merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada.

Pendekatan PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran (Nurhadi 2004 : 109).

20

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa PBL adalah pendekatan pembelajaran yang berbasis pada masalah, sehingga siswa dilatih nuntuk berpikir kritis dengan masalah-masalah konkrit yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan pemahamannya sendiri. PBL melatih siswa untuk memiliki sikap mandiri dalam menghadapi hal-hal baru yang sering mereka jumpai dalam dunia nyata yang berupa permasalahan.

2.1.8.2 Karakteristik Problem Based Learning (PBL)

Pendekatan PBL memiliki beberapa karakteristik. Karakteristik PBL diungkapkan oleh Tan (dalam Amir, 2009: 22) yaitu (1) Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran; (2) Masalah yang digunakan berupa masalah dunia nyata yang disajikan secara mengambang; (3) Masalah menuntut perspektif majemuk; (4) Masalah membuat siswa tertantang untuk mendapatkan pembelajaran baru; (5) Sangat mengutamakan belajar mandiri; (6) Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi dan tidak hanya menggunakan satu sumber saja; (7) Pembelajaran bersifat kolaboratif, komunikatif dan kooperatif yaitu siswa bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan dan presentasi.

Karakteristik PBL yang lain menurut Rusman (2010: 232) yaitu (a) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar; (b) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur; (c) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda; (d) Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar; (e)

Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama; (f) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam problem based learning; (g) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif; (h) Pengembangan keterampilan inkuiri dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan; (i) Sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar; (j) PBL melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik PBL adalah pembelajaran berdasarkan masalah yang relevan dengan kehidupan siswa, relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, memiliki daya tarik untuk dilakukan oleh siswa dan dapat memperluas pengetahuan siswa. PBL juga mengutamakan bekarja dalam kelompok sehingga siswa dapat melakukan komunikasi dengan temannya dan pemberian evaluasi atas hasil belajar siwa pada akhir pembelajaran.

2.1.8.3Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL)

Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2010: 243) langkah-langkah PBL adalah sebagai berikut:

(a) Orientasi siswa pada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.

22

(b) Mengorganisasi siswa untuk belajar. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

(c) Membimbing pengalaman individual/kelompok. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

(d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

(e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka lakukan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan PBL memiliki beberapa langkah yaitu orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing pengalaman individu/ kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Kelima langkah tersebut harus di kuasai oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran dengan pendekata PBL.

2.1.8.3Tujuan Problem Based Learning (PBL)

Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2010: 242) mengemukakan tujuan PBL secara lebih rinci yaitu:

(a) Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah;

(b) Belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata dan;

(c) Menjadi para siswa yang otonom atau mandiri.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan PBL adalah untuk membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. PBL juga dapat membantu siswa untuk terlibat aktif dalam permasalahan dunia nyata yang dapat mengembangkan kemandirian siswa dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.8.4 Peran Guru dalam Problem Based Learning (PBL)

Peran guru dalam pendekatan PBL menurut Rusman (2010: 245) antara lain:

(a) Menyiapkan perangkat berpikir siswa, yang bertujuan agar siswa benar-benar siap untuk mengikuti pembelajaran dengan pendekatan PBL. Seperti, membantu siswa mengubah cara berpikirnya, menyiapkan siswa untuk pembaruan dan kesulitan yang akan menghadang, membantu siswa merasa memiliki masalah, dan mengkomunikasikan tujuan, hasil, dan harapan. (b) Menekankan belajar kooperatif dalam prosesnya, pendekatan PBL berbentuk

inkuiri yang bersifat kolaboratif dan belajar. Seperti yang diungkapkan Bray (dalam Rusman, 2010: 235) inkuiri kolaboratif sebagai proses dimana orang melakukan refleksi dan kegiatan secara berulang-ulang, mereka bekerja

24

dalam tim untuk menjawab pertanyaan penting. Sehingga siswa dapat memahami bahwa bekerja dalam tim itu penting untuk mengembangkan proses kognitif.

(c) Memfasilitasi pembelajaran kelompok kecil dalam pendekatan PBL belajar dalam bentuk kelompok lebih mudah dilakukan, karena dengan jumlah anggota kelompok yang sedikit akan lebih mudah mengontrolnya. Sehingga guru dapat menggunakan berbagai teknik belajar kooperatif untuk menggabungkan kelompok-kelompok tersebut untuk menyatukan ide.

(d) Melaksanakan PBL, guru harus dapat mengatur lingkungan belajar yang mendorong dan melibatkan siswa dalam masalah. Selain itu, guru juga berperan sebagai fasilitator dalam proses inkuiri kolaboratif dan belajar siswa. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran dengan pendekatan PBL, guru memiliki peran yang penting yaitu menyiapkan perangkat berpikir siswa, menekankankan pembelajaran yang kooperatif dalam PBL, memfasilitasi siswa dalam bekerja kelompok dan sebagai fasilitator guru harus menyediakan lingkungan belajar yang dapat melibatkan siswa dalam masalah.

Dokumen terkait