ABSTRAK
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR
MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V
SDK WIROBRAJAN I YOGYAKARTA
Wahyu Kusuma Wardani Universitas Sanata Dharma
2016
Rendahnya minat dan prestasi belajar siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas di SDK Wirobrajan I Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menggambarkan penerapan penggunaan pendekatan Problem Based Learning (PBL) untuk peningkatan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta (2) Dengan menggunakan pendekatan
Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan minat belajar siswa pada
mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta (3) Dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Dalam setiap siklus terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek yang digunakan adalah siswa kelas V SDK Wirobrajan I yang berjumlah 34 siswa. Objek pada penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar matematika siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara, observasi, kuesioner, tes, dan dokumentasi.
Penelitian dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta sudah diselenggarakan dengan hasil dapat meningkatkan minat serta prestasi belajar, hal tersebut ditunjukkan kondisi awal skor rata-rata minat belajar sebesar 71 (cukup berminat) dengan persentase jumlah siswa minimal cukup berminat 79,4%; siklus 1 sebesar 79 (cukup berminat) dengan persentase 94,1%; Siklus 2 sebesar 92 (sangat berminat) dengan persentase 100%. Penerapan penggunaan pendekatan Problem
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
Kondisi awal skor rata-rata prestasi belajar siswa adalah 68,20 dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 30%; Siklus 1 sebesar 79,11 dengan persentase siswa yang mencapi KKM sebesar 61,77%; siklus 2 yaitu 82,05 dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 73,5%.
ABSTRACT
ENHANCING INTEREST AND ACHIEVEMENT OF LEARNING USING A PROBLEM BASED LEARNING (PBL) APPROACH IN MATHEMATICS
SUBJECT GRADE V SDK WIROBRAJAN I YOGYAKARTA
Wahyu Kusuma Wardani Sanata Dharma University
2016
The low interest and student learning achievements grade 5 SDK Wirobrajan I Yogyakarta encourage researchers to do research the act of class in SDK Wirobrajan I Yogyakarta. This study attempts to ( 1 ) describing the application of the use of approach the Problem Based Learning ( PBL ) to improve interest and student learning achievements on math grade 5 SDK Wirobrajan I Yogyakarta ( 2 ) by adopting the problem based learning (PBL) to interest student learning on math grade 5 SDK Wirobrajan I Yogyakarta ( 3 ) by adopting the Problem Based Learning ( PBL ) can increase student learning achievements on math grade 5 SDK Wirobrajan I Yogyakarta.
This study was conducted in two cycles, each cycle consisting of 2 meetings. In each cycle consists of four steps: planning, implementation, observation and reflection. Subjects used were students of class V SDK Wirobrajan I totaling 34 students. The object of this research is of interest and mathematics achievement of students. Data collection techniques used were interviews, observations, questionnaires, tests, and documentation.
Research in an effort to encourage and increase student achievement using the approach of Problem Based Learning (PBL) in mathematics students of class V SDK Wirobrajan I Yogyakarta has been organized with the results increase the interest and learning achievement, it is shown the initial condition score average interest in learning at 71 (degree of interest) with a minimal percentage of the number of students interested enough 79.4%; 1 cycle at 79 (degree of interest) with a percentage of 94.1%; Cycle 2 of 92 (very interested) with a percentage of 100%. Implementation approaches to Problem Based Learning (PBL) can improve students' mathematics achievement. Initial Condition average score of student achievement is 68.20 with the percentage of students who achieve 30% KKM; Cycle 1 at 79.11 with the percentage of students who mencapi KKM amounted to 61.77%; 2 cycle is 82.05 with the percentage of students who achieve KKM amounted to 73.5%.
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR
MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED
LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
SISWA KELAS V SDK WIROBRAJAN I YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Wahyu Kusuma Wardani NIM: 121134014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PERSEMBAHAN
Aku persembahkan skripsi ini untuk :
Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat dan berkat-Nya
padaku sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Kedua orang tuaku tercinta, bapak Yakobus Slamet Tripriyanto dan ibu
Sri Hartatik yang selalu mendoakanku, mendukung dan memotivasiku.
Kakak dan adik-adikku tersayang Ade Christantra Eka putra, Elisabeth
Dyah Ayu Damayanti dan Yuliana Dyah Ayu Mitayani yang selalu
membantu dan memberiku semangat menyelesaikan skripsi ini.
Anderas Deni Anggriawan teman, sahabat sekaligus kekasih yang selalu
ada untuk memotivasiku, mendukungku, menghibur dan membantuku
hingga terselesaikannya skripsi ini.
AM Ratna Rosanti dan Agustinus Kurniawan Vishnuaji sahabatku
yang selalau ada, mendukung dan saling membantu sehingga
tereselesaiannya skripsi ini.
Pakdhe, budhe dan saudara-saudara yang selalu memberi semangat dan
motivasi.
Sahabat-sahabatku Adjeng Jayantika Saputra, Pungki Gupitawati,
Agnes Deviani, Annisa Eka Nurjanah, Diana Fatmawati, Hanifah
Nuraini dan Ucok yang selalu memberi semangat dan dukungan.
Teman satu payung skripsiku AM Ratna, Cornelius Wahyu Handaka
dan Dimas Aji Prabowo yang selalu memberi semangat.
Kupersembahkan untuk almamterku tercinta:
MOTTO
Jangan sia-siakan waktumu demi masa depanmu
Bekerja atas dorongan cinta akan terasa senang tiada jemu dan lelah
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 Januari 2016
Penulis
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Wahyu Kusuma Wardani
Nomor Mahasiswa : 121134014
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang berjudul:
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SDK WIROBRAJAN I YOGYAKARTA
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 28 Januari 2016
Yang menyatakan,
ABSTRAK
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR
MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V
SDK WIROBRAJAN I YOGYAKARTA
Wahyu Kusuma Wardani Universitas Sanata Dharma
2016
Rendahnya minat dan prestasi belajar siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas di SDK Wirobrajan I Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menggambarkan penerapan penggunaan pendekatan Problem Based Learning (PBL) untuk peningkatan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta (2) Dengan menggunakan pendekatan
Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan minat belajar siswa pada
mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta (3) Dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Dalam setiap siklus terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek yang digunakan adalah siswa kelas V SDK Wirobrajan I yang berjumlah 34 siswa. Objek pada penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar matematika siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara, observasi, kuesioner, tes, dan dokumentasi.
Penelitian dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta sudah diselenggarakan dengan hasil dapat meningkatkan minat serta prestasi belajar, hal tersebut ditunjukkan kondisi awal skor rata-rata minat belajar sebesar 71 (cukup berminat) dengan persentase jumlah siswa minimal cukup berminat 79,4%; siklus 1 sebesar 79 (cukup berminat) dengan persentase 94,1%; Siklus 2 sebesar 92 (sangat berminat) dengan persentase 100%. Penerapan penggunaan pendekatan Problem
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
Kondisi awal skor rata-rata prestasi belajar siswa adalah 68,20 dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 30%; Siklus 1 sebesar 79,11 dengan persentase siswa yang mencapi KKM sebesar 61,77%; siklus 2 yaitu 82,05 dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 73,5%.
ABSTRACT
ENHANCING INTEREST AND ACHIEVEMENT OF LEARNING USING A PROBLEM BASED LEARNING (PBL) APPROACH IN MATHEMATICS
SUBJECT GRADE V SDK WIROBRAJAN I YOGYAKARTA
Wahyu Kusuma Wardani Sanata Dharma University
2016
The low interest and student learning achievements grade 5 SDK Wirobrajan I Yogyakarta encourage researchers to do research the act of class in SDK Wirobrajan I Yogyakarta. This study attempts to ( 1 ) describing the application of the use of approach the Problem Based Learning ( PBL ) to improve interest and student learning achievements on math grade 5 SDK Wirobrajan I Yogyakarta ( 2 ) by adopting the problem based learning (PBL) to interest student learning on math grade 5 SDK Wirobrajan I Yogyakarta ( 3 ) by adopting the Problem Based Learning ( PBL ) can increase student learning achievements on math grade 5 SDK Wirobrajan I Yogyakarta.
This study was conducted in two cycles, each cycle consisting of 2 meetings. In each cycle consists of four steps: planning, implementation, observation and reflection. Subjects used were students of class V SDK Wirobrajan I totaling 34 students. The object of this research is of interest and mathematics achievement of students. Data collection techniques used were interviews, observations, questionnaires, tests, and documentation.
Research in an effort to encourage and increase student achievement using the approach of Problem Based Learning (PBL) in mathematics students of class V SDK Wirobrajan I Yogyakarta has been organized with the results increase the interest and learning achievement, it is shown the initial condition score average interest in learning at 71 (degree of interest) with a minimal percentage of the number of students interested enough 79.4%; 1 cycle at 79 (degree of interest) with a percentage of 94.1%; Cycle 2 of 92 (very interested) with a percentage of 100%. Implementation approaches to Problem Based Learning (PBL) can improve students' mathematics achievement. Initial Condition average score of student achievement is 68.20 with the percentage of students who achieve 30% KKM; Cycle 1 at 79.11 with the percentage of students who mencapi KKM amounted to 61.77%; 2 cycle is 82.05 with the percentage of students who achieve KKM amounted to 73.5%.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan Problem
Based Learning (PBL) Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SDK
Wirobrajan I Yogyakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini peneliti manyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Rohadi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Kepala Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Drs. Paulus Wahana, M.Hum dan Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II yang telah bersedia memberikan waktu dan tenaganya untuk membimbing dan mengarahkan selama proses penelitaian hingga penulisan skripsi selesai.
4. Hr. Klidiatmoko, S.Pd. selaku kepala SDK Wirobrajan I yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SD tersebut.
5. MM. Sri Wahyuni, S.Pd. selaku guru kelas VB SDK Wirobrajan I Yogyakarta yang telah memberikan bantuan untuk melakukan penelitian.
7. Bapak, ibu guru dan karyawan SDK Wirobrajan I Yogyakarta yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama proses penelitian sehingga dapat berjalan dengan lancar.
8. Keluarga dan sahabat-sahabat tercinta yang selalu memberikan dukungan dan doa.
9. Teman-teman PGSD kelas C dan kelas A angkatan 2012 atas segala semangat, dukungan dan kebersamaan selama perkuliahan.
10.Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyelesaian skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa penyususn skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritikan peneliti terima sebagai masukan dan perbaikan dalam penelitian ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan bagi Universitas Sanata Dharma.
Yogyakarta, 28 Januari 2016 Penulis
DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Pembatasan Masalah ... 6
1.3Rumusan Masalah ... 7
1.4Tujuan Penelitian ... 7
1.5Manfaat Penelitian ... 8
1.6Definisi Operasional ... 9
BAB II LANDASAN TEORI 2.1Kajian Teori ... 10
2.1.1 Minat Belajar ... 10
2.1.1.1Indikator Minat Belajar ... 11
2.1.2 Prestasi ... 12
2.1.4 Prestasi Belajar ... 14
2.1.5 Faktor - faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 15
2.1.6 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 16
2.1.7 Hakikat Pembelajaran ... 18
2.1.8 Pendekatan Problem Based Learning (PBL) ... 19
2.1.8.1Pengertian Problem Based Learning (PBL) ... 19
2.1.8.2Karakteristik Problem Based Learning (PBL) ... 20
2.1.8.3Langkah-langkah Pelaksanaan Problem Based Learning (PBL) ... 21
2.1.8.4Tujuan Problem Based Learning (PBL) ... 22
2.1.8.5Peran Guru Dalam Problem Based Learning (PBL) ... 23
2.1.9 Hakikat Matematika ... 24
2.1.10 Tujuan Pembelajaran Matematika ... 26
2.1.11 Materi Pembelajaran Matematika... 26
2.2Penelitian yang Relevan ... 27
2.3Kerangka Berpikir ... 30
2.4Hipotesis Tindakan ... 31
BAB III METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian ... 33
3.2Setting Penelitian ... 36
3.2.1 Tempat Penelitian ... 36
3.2.2 Subjek Penelitian ... 36
3.2.3 Objek Penelitian ... 36
3.2.4 Waktu Penelitian ... 37
3.3Rencana Penelitian ... 37
3.3.1 Persiapan ... 37
3.3.2 Rancangan Tindakan Tiap Siklus ... 38
3.3.2.1Siklus 1 ... 38
3.4Teknik Pengumpulan Data ... 52
3.4.1 Wawancara ... 52
3.4.2 Observasi ... 53
3.4.3 Kuesioner ... 53
3.4.4 Tes ... 54
3.4.5 Dokumentasi ... 55
3.5Instrumen Penelitian ... 55
3.5.1 Pedoman Wawancara ... 56
3.5.2 Pedoman Observasi ... 57
3.5.3 Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 57
3.5.4 Tes ... 60
3.6Teknik Pengujian Instrumen... 63
3.6.1 Validitas ... 63
3.6.1.1Validitas Instrumen Minat Belajar ... 65
3.6.1.2Validitas Perangkat Pembelajaran ... 66
3.6.1.3Validitas Soal Prestasi ... 69
3.6.2 Reliabilitas ... 72
3.6.2.1Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus 1 ... 73
3.6.2.2Reliabilitas Saoal Evaluasi Siklus 2 ... 74
3.6.3 Indeks Kesukaran ... 74
3.6.3.1Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus 1 ... 75
3.6.3.2Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus 2 ... 76
3.7Teknik Analisis Data ... 77
3.7.1 Analisis Data Minat Belajar Siswa ... 77
3.7.2 Analisis Data Prestasi Belajar ... 79
3.8Indikator Keberhasilan ... 80
3.9Jadwal Penelitian ... 81
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Deksripsi Pelaksanaan Penelitian ... 82
4.1.2 Pelaksanaan ... 85
4.1.3 Observasi ... 85
4.1.4 Refleksi ... 87
4.2Hasil Penelitian ... 89
4.2.1 Minat Belajar Siswa ... 89
4.2.1.1Kondisi Awal ... 89
4.2.1.2Siklus 1 ... 91
4.2.1.3Siklus 2 ... 92
4.2.2 Prestasi Belajar ... 96
4.2.2.1Kondisi Awal ... 96
4.2.2.2Siklus 1 ... 98
4.2.2.3Siklus 2 ... 99
4.3Pembahasan ... 102
4.3.1 Penerapan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) .. 103
4.3.2 Minat Belajar ... 110
4.3.3 Prestasi Belajar ... 111
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 114
5.2Keterbatasan ... 116
5.3Saran ... 116
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara ………..……… 56
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi Minat Belajar Siswa ……… 57
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Minat Belajar Siswa …...……… 58
Tabel 3.4 Pengukuran Skala Likert ………..…...……… 59
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Tes Evaluasi Siklus 1 (Sebelum Validasi) …...…… 60
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Tes Evaluasi Siklus 1 (Sesudah Validasi) .…...…… 61
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Tes Evaluasi Siklus 2 (Sebelum Validasi) ...…... 62
Tabel 3.8 Kisi-Kisi Tes Evaluasi Siklus 2 (Sesudah Validasi) ...…...… 62
Tabel 3.9 Hasil Validasi Instrumen Minat Belajar …………...…...… 65
Tabel 3.10 Hasil Validasi RPP ………...…...… 66
Tabel 3.11 Hasil Validasi Bahan Ajar ……….…………...…...… 67
Tabel 3.12 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus 1 ...…………...…...… 68
Tabel 3.13 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus 2 ...…………...…...… 69
Tabel 3.14 Penghitungan Validasi Soal Evaluasi Siklus 1 ...…………... 70
Tabel 3.15 Penghitungan Validasi Soal Evaluasi Siklus 1 ...…………... 71
Tabel 3.16 Koefisien Reliabilitas ………...…………... 73
Tabel 3.17 Kategori Tingkat Kesukaran Soal …………...…………... 75
Tabel 3.18 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus 1 …...…………... 75
Tabel 3.19 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus 2 …...…………... 76
Tabel 3.20 Kriteria Skor Kuesioner Minat ………...…………... 78
Tabel 3.21 Kriteri Pengukuran Minat dan Prestasi Belajar……… 80
Tabel 3.22 Jadwal Penelitian ………...…………... 81
Tabel 4.1 Kondisi Awal Minat Belajar Siswa ……..…...…………... 90
Tabel 4.2 Hasil Minat Belajar Siswa Siklus 1 ……..…...………….... 91
Tabel 4.4 Perbandingan Minat Belajar ……...……..…...………….... 94
Tabel 4.5 Nilai UTS Matematika Siswa Kelas VB Semeter I Tahun Ajaran 2015/2016 ………...……..…...………….... 96
Tabel 4.6 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus 1...……..…...………… 98
Tabel 4.7 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus 2……..…...…………... 99
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian yang Relevan ……….…… 30
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindaka ….………. 34
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Rata-rata Minat Belajar Siswa ………… 95
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Presentase Minat Belajar Siswa ……….. 95
Gambar 4.3 Grafik Peningkatan Rata-rata Prestasi Belajar Siswa...……… 101
Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Presentase Prestasi Belajar Siswa ……… 101
Gambar 4.5 Guru Membagikan LKS ….………. 104
Gambar 4.6 Siswa Menggunakan Media yang Disediakan Guru ….……... 105
Gambar 4.7 Guru Memantau Kegiatan Diskusi Kelompok ….……… 107
Gambar 4.8 Siswa Mempresentasikan Hasil diskusi Kelompok dan
Menuliskannya di papan tulis ………..….……… 108
Gambar 4.9 Guru Membuat Kesimpulan Berdasarkan Hasil
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Surat Ijin Sebelum dan Sesudah Penelitian ……… 121
Lampiran 2. Instrumen Pembelajaran ………...….……. 124
Lampiran 3. Instrumen Penelitian
(Lembar Kuesioner dan Lembar Observasi) ………. 242 Lampiran 4. Hasil Kuesioner dan Observasi Minat Siswa ………. 249 Lampiran 5. Soal Prestasi dan Kunci Jawaban ………... 259 Lampiran 6. Hasil Validasi Instrumen Pembelajaran
dan Instrumen Penelitian ………...….…… 284
Lampiran 7. Hasil Output, Validitas, Reliabilitas, IK dan r Tabel ……….. 304 Lampiran 8. Daftar Nilai Kondisi Awal dan Setelah Tindakan …………... 317 Lampiran 9. Contoh Hasil Evaluasi Siswa ………...…... 322
Lampiran 10. Foto-foto Kegiatan ………...….…………. 335
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I ini peneliti akan membahas tentang enam bagian yaitu latar belakang
masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan definisi operasional. Peneliti akan menguraikan satu persatu dari
keenam bagian tersebut.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan menurut Brubacher (dalam Ahmadi, 2014: 33) merupakan
suatu proses timbal-balik dari tiap pribadi manusia dalam menyesuaikan dirinya
dengan orang lain dan alam semesta. Pendidikan juga merupakan perkembangan
yang terorganisasi yang merupakan kelengkapan dari semua potensi manusia yaitu
moral, intelektual, jasmani, kepribadian individu dan kegunaannya bagi
masyarakat yang diarahkan demi menghimpun semua aktifitas tersebut untuk
tujuan hidup manusia.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas) membahas bahwa pendidikan adalah “Usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara” (Ahmadi,
2
Fungsi dan tujuan pendidikan menurut Undang-Undang RI Nomor 20
Tahun 2003 (Ahmadi, 2014: 49) menyebutkan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”. Fungsi dan tujuan pendidikan diharapkan mampu menjadi
dasar yang kuat untuk menciptakan siswa yang berpotensi dan membantu siswa
mengembangkan kemampuan yang sudah dimiliki agar menjadi pribadi yang
lebih baik dan berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat.
Pihak yang mendukung terselenggaranya pendidikan, salah satunya adalah
sekolah. Sekolah-sekolah yang berkualitas akan menciptakan sumber daya
manusia yang baru dan berkualitas pula. Siswa dididik agar mampu dan siap
bersaing di era global melalui berbagai macam mata pelajaran dengan kuriklum
tertentu sesuai dengan kurikulum yang sedang digunakan pada sekolah tersebut.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menurut Mulyasa (2007:
20) merupakan stategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang
efektif, produktif dan berprestasi yang memberikan otonomi luas pada setiap
satuan pendidikan dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses
belajar mengajar di sekolah. Pelaksanaan pembelajaran pada kurikulum ini
dilakukan dengan memisahkan antar mata pelajaran sehingga pembelajaran tiap
Salah satu mata pelajaran yang diajarkan dalam kurikulum KTSP adalah
pelajaran matematika. Matematika adalah ilmu yang menjadi dasar bagi ilmu-ilmu
yang lain yaitu ilmu ekonomi, biologi, fisika dan agama muslim, karena pada ilmu
ekonomi, biologi, fisika dan agama muslim (Suherman,dkk, 2003: 25), sehingga
matematika juga digunakan sebagai tolok ukur kemajuan pendidikan di Indonesia
karena dalam kehidupan sehari-hari manusia sering dihadapkan dalam persoalan
yang melibatkan perhitungan.
Matematika memiliki fungsi dalam kehidupan siswa sehari-hari, sehingga
sebagai pendidik sebaiknya dapat menyampaikan materi dengan jelas agar siswa
memiliki pemahaman yang kuat tentang pelajaran matematika yang dalam
perkembangannya masih dianggap sulit oleh beberapa siswa di berbagai sekolah.
Tujuannya adalah membantu siswa untuk mengatasi masalah hitung terkait
dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian pembelajaran matematika yang
ideal sebaiknya kontekstual atau nyata dengan yang ada di sekitar siswa.
Namun kenyataanya berdasarkan hasil observasi selama proses
pembelajaran di SDK Wirobrajan I pada tanggal 15 Oktober 2015 khususnya
kelas VB. Siswa kesulitan dalam memahami pelajaran matematika karena
matematika dipandang sebagai ilmu yang abstrak dan selama proses pembelajaran
guru tidak menggunakan media yang mendukung pembelajaran untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 15
Oktober 2015 di SDK Wirobrajan I khususnya kelas VB mengenai proses
4
siswa tidak bersemangat dalam pembelajaran, 23,52% siswa terlihat melamun
dan 26,47% siswa mengantuk saat pembelajaran. Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung hanya ada 14,70% siswa yang aktif bertanya dan menjawab
pertanyaan guru tanpa disuruh, sedangkan siswa yang lainnya hanya diam jika
tidak diminta untuk menjawab pertanyaan guru.
Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas VB pada tanggal 15
Oktober 2015 untuk mendukung data observasi yang telah dilakukan peneliti.
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti, guru mengatakan bahwa proses
pembelajaran matematika di kelas VB sudah cukup interaktif karena dalam proses
pembelajaran guru tidak hanya menggunkan metode ceramah. Proses pelaksanaan
pembelajaran di kelas VB, menurut guru kelas pembelajaran pernah dilakukan
diluar kelas agar siswa tidak merasa jenuh belajar di dalam kelas. Namun hal
tersebut belum mempengaruhi rendahnya nilai matematika siswa di kelas VB
karena menurut guru kelas dari 34 siswa terdapat 58,82% siswa yang mengalami
kesulitan dalam memahami materi pelajaran matematika khususnya pemahaman
tentang soal cerita, yang mengakibatkan prestasi belajar matematika kelas VB
belum memuaskan.
Rendahnya prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan data dokumentasi
nilai UTS siswa kelas VB semester 1 tahun ajaran 2015/2016 dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Dari data yang diperoleh peneliti
menunjukkan bahwa nilai rata-rata UTS matematika siswa kelas VB SDK
terdapat 10 siswa yang mencapai KKM dengan persentase 29,41% sedangkan
siswa yang tidak mencapai KKM yaitu 24 siswa dengan persentase 70,59%.
Guru juga menjelaskan bahwa minat siswa terhadap pelajaran matematika
di kelas VB masih sangat kurang ditunjukkan dari tingginya presentase siswa
yang belum mencai KKM pada UTS matematika semester 1 tahun ajaran
2015/2016 yaitu 70,59% dari 34 siswa keas VB, hal tersebut juga mempengaruhi
kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran matematika. Kurangnya
minat belajar siswa kelas VB ditunjukkan melalui data dokumentasi yang
diperoleh peneliti bahwa dari 34 siswa hanya terdapat 27 siswa yang berminat
dengan persentase 79,4 %.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada tanggal
15 Oktober 2015 menurut peneliti karena kurangnya minat siswa dalam pelajaran
matematika dan rendahnya prestasi belajar siswa yang masih dibawah KKM,
maka perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan minat dan prestasi siswa pada
pelajaran matematika.
Minat dan prestasi belajar siswa kelas VB SDK Wirobrajan I dalam mata
pelajaran matematika diharapkan dapat meningkat dengan menggunakan
pendekatan PBL. PBL adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada
penyelesaian masalah yang dihadapi oleh siswa dengan menggunakan metode
ilmiah yang sistematis dan empiris.
Melalui pendekatan ini siswa dapat aktif dalam berpikir, berkomunikasii
dengan teman maupun guru, mencari dan mengolah data dengan mandiri maupun
6
2014: 209). Sehingga siswa tidak hanya mempelajari konsep-konsep tentang
masalah, tetapi siswa juga mengetahui metode ilmiah untuk memecahkan masalah
tersebut dan melalui pendekatan PBL sedikit demi sedikit aspek kognitif, afektif
dan psikomotor siswa akan berkembang. Melalui pendekatan PBL ini siswa dapat
mengembangkan kemampuannya dalam menyelesaikan suatu masalah yang
relevan dalam kehidupan siswa dan sesuai dengan materi pembelajaran. Melalui
pendekatan ini pula siswa dapat menemukan sendiri pemahaman atas materi yang
sedang dipelajari.
Berdasarkan kondisi hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan
peneliti. Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Pendekatan Problem Based
Learning (PBL) pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta”. Peneliti berharap dengan menggunakan metode PBL dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas VB SDK Wirobrajan I
Yogyakarta pada pelajaran matematika.
1.2 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini hanya berfokus pada
peningkatan minat dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan
PBL pada mata pelajaran matematika untuk siswa kelas VB SDK Wirobrajan I
Yogyakarta. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang
digunakan yaitu SK 4. Menghitung volume kubus dan balok dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah dan KD 4.1 Menghitung volume
1.3 Rumusan Masalah
1.3.1 Bagaimana penerapan penggunaan pendekatan Problem Based Learning
(PBL) untuk peningkatan minat dan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta ?
1.3.2 Apakah penggunaan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas
V SDK Wirobrajan I Yogyakarta ?
1.3.3 Apakah penggunaan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas
V SDK Wirobrajan I Yogyakarta ?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk :
1.4.1 Untuk memaparkan dan mengetahui pelaksanaan pembelajaran
menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) sebagai upaya
mdningkatkan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta.
1.4.2 Untuk meningkatkan dan mengetahui peningkatan minat belajar siswa
pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I
Yogyakarta menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL).
1.4.3 Untuk meningkatkan dan mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I
8
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu :
1.5.1 Bagi Peneliti
Manfaat penelitian bagi peneliti yaitu:
1.5.1.1Dapat menambah wawasan tentang pendekatan Problem Based Learning
(PBL).
1.5.1.2Peneliti dapat mengetahui cara meningkatkan minat dan prestasi belajar
siswa dengan pendekatan yang tepat dan efisien.
1.5.2 Bagi Siswa
Manfaat penelitian bagi siswa yaitu :
1.5.2.1Siswa mendapat pengalaman yang baru dalam pelaksanaan pembelajaran
dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL).
1.5.2.2Meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam pelajaran
matematika menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL).
1.5.3 Bagi Guru
Manfaat penelitian bagi guru yaitu :
1.5.3.1 Memberikan inspirasi baru dan alternatif pembelajaran yang inovatif
dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL) yang dapat digunakan
untuk meningkatkan minat dan prestasi siswa dalam pelajaran pelajaran
matematika.
1.5.4 Bagi Sekolah
1.5.4.1Penelitian turut serta dalam kemajuan sekolah karena pembelajaran dengan
pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan minat
siswa dan prestasi belajar siswa.
1.5.4.2Penelitian dapat digunakan sebagi masukan untuk meningkatkan mutu dan
kualitas pendidikan di sekolah dengan pendekatan pembelajaran yang
tepat.
1.6 Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :
1.6.1 Matematika adalah salah satu mata pelajaran di sekolah dasar yang
berhubungan dengan angka dan operasi hitung bilangan.
1.6.2 Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia
melakukan perubahan belajar baik di sekolah maupun diluar sekolah.
1.6.3 Minat belajar adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan ketertarikan
terhadap suatu objek dan mengandung unsur kesenangan yang relatif
menetap.
1.6.4 Problem Based Learning (PBL) adalah pendekatan pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk
belajar tentang cara memcahkan masalah.
1.6.5 Siswa sekolah dasar adalah komponen dalam pendidikan yang jenjang
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II ini peneliti akan membahas tentang empat bagian yaitu kajian teori,
penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Peneliti akan
menguraikan keempat bagian tersebut.
2.1 Kajian Teori
Kajian teori akan membahas tentang variabel-variabel yang sesuai dengan
rumusan masalah, yaitu minat, indikator minat, faktor-faktor yang mempengaruhi
minat belajar, prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar,
hakikat pembelajaran, pendekatan Problem Based Learning (PBL), karakteristik
siswa SD, hakikat matematika dan materi pelajaran matematika volume bangun
ruang.
2.1.1 Minat Belajar
Syah (2003: 151) berpendapat bahwa minat (interest) adalah kecenderungan
atau keinginan yang besar terhadap suatu hal. Sependapat dengan Syah, Sefrina
(2013: 28) mengemukakan bahwa minat yang besar terhadap suatu hal dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa, karena dengan menaruh
minat yang besar terhadap suatu hal maka siswa akan memusatkan perhatian yang
penuh terhadap hal tersebut. Minat merupakan ketertarikan akan suatu objek yang
berasal dari hati, bukan karena paksaan dari orang lain. Slameto (2010: 180) juga
pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh”. Hal tersebut berarti,
bahwa apabila siswa memiliki minat terhadap suatu hal, maka siswa akan lebih
memperhatikan dengan rasa senang tanpa ada tekanan dari siapapun.
Djamarah (2011: 166) mengemukakan bahwa “minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Jika
siswa memiliki minat terhadap suatu hal atau aktivitas, maka siswa akan
memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dan dengan perasaan yang senang.
Dengan kata lain minat adalah suatu rasa lebih suka dan tertarik terhadap suatau
hal tanpa ada yang menyuruh. Semakin besar ketertarikan seseorang terhadap
suatu hal atau aktivitas maka semakin besar pula minat yang dimiliki oleh siswa
untuk terlibat dalam suatu kegiatan.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat
adalah suatu kegiatan siswa yang timbul karena adanya rasa ketertarikan yang
tinggi terhadap suatu kegiatan yang mengakibatkan siswa memiliki perhatian yang
penuh terhadap kegiatan tersebut. Siswa yang memiliki minat tinggi akan dengan
perasaan senang terlibat dalam suatu hal atau kegiatan, karena minat timbul
dengan sendirinya tanpa adanya paksaan atau dorongan dari manapun atau dari
siapapun.
2.1.1.1Indikator Minat Belajar
Menurut Isnandar (dalam Nurjanah, 2014: 14) indikator minat terdiri dari
empat indikator, yaitu (1) Ekpresi perasaan senang, meliputi antusias siswa dalam
12
pembelajaran dengan tenang, (2) Perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran,
meliputi keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru,
siswa memperhatikan pembelajaran dengan seksama, siswa tidak mengobrol atau
mengganggu teman yang lain ketika pembelajaran berlangsung, (3) Ketertarikan
siswa pada materi pembelajaran dan metode pembelajaran yang digunakan oleh
guru, meliputi sikap giat dan rajin yang ditunjukkan siswa dalam membaca
sumber belajar dan mempelajari materi pembelajaan yang belum diberikan guru,
kerajinan siswa dalam mencatat meteri pembelajaran, dan keseriusan siswa saat
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, (4) Keterlibatan siswa dalam
kegiatan pembelajaran, meliputi keaktifan berpendapat dalam kegiatan diskusi
kelompok, ketersediaan siswa membantu teman lain yang kesulitan dalam belajar,
keterbukaan ketika bekerja sama dalam kelompok, keberanian mengerjakan tugas
dan menjawab pertanyaan guru tanpa diminta oleh guru.
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa indikator minat
belajar terdiri atas empat indikator yaitu indikator perasaan senang, ketertarikan,
perhatian dan keterlibatan siswa.
2.1.2 Prestasi
Hamalik (2004 : 159) menjelaskan bahwa prestasi merupakan indikator yang
dapat mempengaruhi adanya perubahan tingkah laku siswa pada siswa. Senada
dengan Hamlik, Arifin (2009: 12) berpendapat bahwa prestasi berasal dari bahasa
Belanda yaitu prestatie yang kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi
yang berarti hasil belajar (learning outcome) yang pada umumnya berkenaan
Sardiman (2010: 46) mengatakan bahwa prestasi adalah kemampuan nyata
yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
siswa dalam belajar baik dari dalam maupun luar diri siswa. Pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa prestasi merupakan perubahan tingkah laku siswa
berkenaan dengan aspek pengetahuan dan penilaian hasil belajar. Penilaian
tentang hasil belajar siswa berupa pengetahuan kognitif, afektif dan psikomotor
yang diukur melalui evaluasi belajar.
2.1.3 Belajar
Belajar adalah “proses hubungan antara stimulus dan respon” dalam
Thorndike (Suryasubrata, 2012: 254-255). Belajar menurut Syah (2003: 136)
adalah “tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
proses kognitif”. Senada dengan pendapat Suryasubrata, Arifin (2009: 12)
mengemukakan tentang belajar yaitu “suatu kegiatan anak didik dalam menerima, menanggapi serta menganalisa bahan-bahan pelajaran yang disajikan oleh
pengajar, yang berakhir pada kemampuan untuk menguasai bahan pelajaran yang
disajikan itu”. Gagne (dalam Dahar, 2011: 2) mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman.
Slameto (2010: 3-5) menjelaskan ciri-ciri perubahan tingkah laku yang
termasuk dalam pengertian belajar, yaitu: (1) perubahan terjadi secara sadar,
14
atau paling tidak ia akan merasakan bahwa dalam dirinya telah terjadi suatu
perubahan; (2) perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, artinya
suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan
berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya; (3) perubahan dalam
belajar bersifat positif dan aktif, artinya perubahan-perubahan itu senantiasa
bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari
sebelumnya; (4) perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, artinya bahwa
tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap; (5) perubahan
dalam belajar bertujuan atau terarah, artinya bahwa perubahan tingkah laku itu
terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai; dan (6) perubahan mencakup seluruh
aspek tingkah laku, artinya bahwa perubahan yang diperoleh seseorang setelah
melalui proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.
Pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu
proses interaksi siswa dengan lingkungannya. Proses interaksi tersebut dapat
merubah tingkah laku siswa, perubahan tingkah laku tersebut diperoleh melalui
pengalaman baru yang diperoleh siswa.
2.1.4 Prestasi Belajar
Arifin (2009: 12) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah “hasil usaha belajar yang pada umumnya berkenaan dengan pengetahuan”. Ahli lain yang juga
berpendapat tentang prestasi belajar yaitu Sudjana (2005: 3) berpendapat bahwa
dilakukan evaluasi belajar”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 895) prestasi belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran untuk memperoleh tujuan tertentu dan
untuk mengetahui prestasi yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka
nilai yang diberikan oleh guru.”
Pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
merupakan tingkat penguasaan pengetahuan siswa yang didapat selama proses
pembelajaran. Proses pembelajaran dapat diukur oleh guru melalui tes, ujian,
pengamatan atau tugas. Pengukuran prestasi belajar dilakukan oleh guru sebagai
sebuah hasil atas pemaham siswa terhadap suatu mata pelajaran. Prestasi belajar
siswa dapat berbeda-beda hasilnya sesuai dengan kemampuan siswa dalam
memahami suatu mata pelajaran atau pengetahuan tertentu.
2.1.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dikemukakan oleh Syah (2003:
132) yaitu bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh tiga faktor. Ketiga faktor yang
dapat mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor internal, faktor eksternal dan
faktor pendekatan belajar. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam
diri siswa, yang meliputi dua aspek yaitu aspek fisiologis (bersifat jasmani) dan
aspek psikologis (bersifat rohani). Aspek psikologis yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa meliputi intelegensi siswa, sikap, bakat, minat dan motivasi siswa
dalam belajar. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa. Faktor
16
guru, teman-teman belajar, staf sekolah dan sebagainya. 2) faktor lingkungan
non-sosial yang meliputi gedung sekolah, rumah, alat belajar dan sebagainya.
Faktor pendekatan belajar adalah segala cara dan strategi yang digunakan siswa
dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.
Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor yang
berasal dari dalam diri siswa, dari luar diri siswa maupun dari pendekatan atau
strategi belajar yang digunakan siswa untuk memahami pembelajaran.
2.1.6 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Tahap perkembangan anak menurut Piaget (dalam Suparno, 2001: 26-88)
dibagi menjadi 4 tahap. Tahap yang pertama yaitu tahap sensorimotor usia 0-2
tahun, pada tahap ini anak belum bisa berbicara dan belum memiliki bahasa
simbol untuk mengungkapkan perasaannya. Mereka baru memahami hal-hal yang
ditangkap oleh pancaindaranya seperti melihat, meraba, menjamah, mendengar,
membau.
Kedua yaitu tahap praopersaional usia 2-7 tahun. Tahap kedua ini ditandai
dengan adanya fungsi semioti yaitu anak sudah bisa menggunakan simbol atau
tanda untuk menyatakan atau menjelaskan hal yang dilihat.
Tahap ketiga yaitu tahap opersional konkrit yaitu anak berusia 7-11 tahun.
Tahap ketiga ini ditandai dengan perkembangan sistem pemikiran yang
didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Anak sudah mampu untuk
belum dapat memahami hal-hal yang abstrak. Piaget mengemukakan bahwa anak
sekolah dasar berada pada tahap operasional konkrit.
Tahap keempat yaitu tahap operasional formal yaitu usia anak 7-11 tahun.
Tahapan ini adalah tahapan terakhir menurut Piaget, karena pada tahap ini anak
sudah dapat berpikir logis dan berpikir abstrak. Cara berpikirnya sudah dapat
melampaui waktu dan tempat, tidak hanya terkait pada hal yang telah dialami
tetapi juga dapat berpikir mengenai sesuatu yang akan datang karena sudah dapat
berpikir secara hipotesis. Berdasarkan keempat tahapan perkembangan anak
menurut Piaget, tahapaan perkembangan untuk anak sekolah dasar termasuk pada
tahap kedua yaitu tahap praoperasional.
Karakteristik untuk siswa sekolah dasar menurut pendapat Soeparwoto
(2007: 60-61), terdapat berbagai label yang digunakan untuk siswa SD. Pertama,
label yang digunakan orang tua, meliputi: (1) usia yang menyulitkan, yaitu masa
dimana siswa tidak lagi menuruti perintah dan lebih banyak dipengaruhi teman
sebaya dari pada orang tua atau anggota keluarga yang lain; (2) usia tidak rapi,
yaitu masa di mana siswa cenderung tidak memperdulikan penampilan dan acuh
terhadap kerapian; dan (3) usia bertengkar, yaitu masa di mana banyak terjadi
pertengkaran antar keluarga dan suasana rumah menjadi tidak menyenangkan.
Kedua, label yang digunakan para guru, meliputi: (1) usia sekolah dasar, di mana
siswa memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri
pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan penting tertentu; (2)
periode kritis dalam dorongan berprestasi, masa dimana siswa membentuk
18
yang digunakan ahli psikologi, meliputi: (1) usia berkelompok, masa dimana
perhatian utama siswa tertuju pada keinginan diterima teman sebaya sebagai
anggota kelompok; (2) usia penyesuaian diri, masa di mana siswa menyesuaikan
diri dengan standar yang disetujui kelompok.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa anak usia sekolah
dasar dalam tahapan Piaget termasuk dalam tahapan kedua yaitu tahapan
operasional dengan usia anak 7-11 tahun. Pada tahapan ini anak sudah mulai
mengenal benda-benda konkrit dan dapat berkomunikasi menggunakan
simbol-simbol tertentu. Siswa sekolah dasar juga memiliki beberapa karakteristik sesuai
dengan label yang diberikan atau digunakan oleh orang tua, guru dan ahli
psikologi.
2.1.7 Hakikat Pembelajaran
Sanjaya (2008: 102) mengemukakan bahwa kata “pembelajaran” adalah terjemahan dari “instruction” yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di
Amerika Serikat. Senada dengan pendapat Sanjaya, Santrock (2007: 265)
menyatakan bahwa pembelajaran itu pada hakekatnya membantu murid untuk
belajar.
Pembelajaran menurut Hamalik (2001: 57) adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, internal material fasilitas perlengkapan
dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan prilaku kearah
yang lebih baik.
Berdasarkan beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah sebuah proses belajar mengajar yang bertujuan untuk
membantu siswa dalam belajar. Pembelajaran dilakukan dengan cara berinteraksi
antara guru, siswa dan lingkungan sekitarnya, sehingga dapat menghasilkan
perilaku kearah yang lebih baik. Pembelajaran memiliki ciri khas sendiri-sendiri
untuk mencapai hasil yang diinginkan.
2.1.8 Pendekatan Problem Based Learning (PBL)
2.1.8.1Pengertian Pendekatan Problem Based Learning (PBL)
Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2010: 241) berpendapat bahwa PBL
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang
berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia
nyata, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar.
Pendapat ditersebut diperjelas oleh Tan (dalam Rusman, 2010: 229) bahwa
PBL merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk
melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk
menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada.
Pendekatan PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara
berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
20
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
PBL adalah pendekatan pembelajaran yang berbasis pada masalah, sehingga siswa
dilatih nuntuk berpikir kritis dengan masalah-masalah konkrit yang dialaminya
dalam kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan pemahamannya sendiri. PBL
melatih siswa untuk memiliki sikap mandiri dalam menghadapi hal-hal baru yang
sering mereka jumpai dalam dunia nyata yang berupa permasalahan.
2.1.8.2 Karakteristik Problem Based Learning (PBL)
Pendekatan PBL memiliki beberapa karakteristik. Karakteristik PBL
diungkapkan oleh Tan (dalam Amir, 2009: 22) yaitu (1) Masalah digunakan
sebagai awal pembelajaran; (2) Masalah yang digunakan berupa masalah dunia
nyata yang disajikan secara mengambang; (3) Masalah menuntut perspektif
majemuk; (4) Masalah membuat siswa tertantang untuk mendapatkan
pembelajaran baru; (5) Sangat mengutamakan belajar mandiri; (6) Memanfaatkan
sumber pengetahuan yang bervariasi dan tidak hanya menggunakan satu sumber
saja; (7) Pembelajaran bersifat kolaboratif, komunikatif dan kooperatif yaitu siswa
bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan dan presentasi.
Karakteristik PBL yang lain menurut Rusman (2010: 232) yaitu (a)
Permasalahan menjadi starting point dalam belajar; (b) Permasalahan yang
diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur; (c)
Permasalahan membutuhkan perspektif ganda; (d) Permasalahan menantang
pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian
Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama; (f) Pemanfaatan sumber
pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi
merupakan proses yang esensial dalam problem based learning; (g) Belajar adalah
kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif; (h) Pengembangan keterampilan inkuiri
dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan
untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan; (i) Sintesis dan integrasi dari
sebuah proses belajar; (j) PBL melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa
dan proses belajar.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
karakteristik PBL adalah pembelajaran berdasarkan masalah yang relevan dengan
kehidupan siswa, relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
memiliki daya tarik untuk dilakukan oleh siswa dan dapat memperluas
pengetahuan siswa. PBL juga mengutamakan bekarja dalam kelompok sehingga
siswa dapat melakukan komunikasi dengan temannya dan pemberian evaluasi atas
hasil belajar siwa pada akhir pembelajaran.
2.1.8.3Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL)
Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2010: 243) langkah-langkah PBL adalah sebagai berikut:
(a) Orientasi siswa pada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada
22
(b) Mengorganisasi siswa untuk belajar. Guru membantu siswa mendefinisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah
tersebut.
(c) Membimbing pengalaman individual/kelompok. Guru mendorong siswa
untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
(d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan
membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
(e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru membantu
siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka
dan proses yang mereka lakukan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan PBL memiliki beberapa langkah
yaitu orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar,
membimbing pengalaman individu/ kelompok, mengembangkan dan menyajikan
hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Kelima
langkah tersebut harus di kuasai oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran
dengan pendekata PBL.
2.1.8.3Tujuan Problem Based Learning (PBL)
Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2010: 242) mengemukakan tujuan PBL
(a) Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan
masalah;
(b) Belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam
pengalaman nyata dan;
(c) Menjadi para siswa yang otonom atau mandiri.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan PBL
adalah untuk membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. PBL
juga dapat membantu siswa untuk terlibat aktif dalam permasalahan dunia nyata
yang dapat mengembangkan kemandirian siswa dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.8.4 Peran Guru dalam Problem Based Learning (PBL)
Peran guru dalam pendekatan PBL menurut Rusman (2010: 245) antara
lain:
(a) Menyiapkan perangkat berpikir siswa, yang bertujuan agar siswa benar-benar
siap untuk mengikuti pembelajaran dengan pendekatan PBL. Seperti,
membantu siswa mengubah cara berpikirnya, menyiapkan siswa untuk
pembaruan dan kesulitan yang akan menghadang, membantu siswa merasa
memiliki masalah, dan mengkomunikasikan tujuan, hasil, dan harapan.
(b) Menekankan belajar kooperatif dalam prosesnya, pendekatan PBL berbentuk
inkuiri yang bersifat kolaboratif dan belajar. Seperti yang diungkapkan Bray
(dalam Rusman, 2010: 235) inkuiri kolaboratif sebagai proses dimana orang
24
dalam tim untuk menjawab pertanyaan penting. Sehingga siswa dapat
memahami bahwa bekerja dalam tim itu penting untuk mengembangkan
proses kognitif.
(c) Memfasilitasi pembelajaran kelompok kecil dalam pendekatan PBL belajar
dalam bentuk kelompok lebih mudah dilakukan, karena dengan jumlah
anggota kelompok yang sedikit akan lebih mudah mengontrolnya. Sehingga
guru dapat menggunakan berbagai teknik belajar kooperatif untuk
menggabungkan kelompok-kelompok tersebut untuk menyatukan ide.
(d) Melaksanakan PBL, guru harus dapat mengatur lingkungan belajar yang
mendorong dan melibatkan siswa dalam masalah. Selain itu, guru juga
berperan sebagai fasilitator dalam proses inkuiri kolaboratif dan belajar siswa.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam
pembelajaran dengan pendekatan PBL, guru memiliki peran yang penting yaitu
menyiapkan perangkat berpikir siswa, menekankankan pembelajaran yang
kooperatif dalam PBL, memfasilitasi siswa dalam bekerja kelompok dan sebagai
fasilitator guru harus menyediakan lingkungan belajar yang dapat melibatkan
siswa dalam masalah.
2.1.9 Hakikat Matematika
Matematika menurut James ( dalam Suherman, 2003: 18) adalah “ilmu tentang logika mengenal bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang
berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi menjadi
sangatlah susah untuk dibuat, sebab cabang-cabang itu semakin bercampur”. Matematika menurut Tinggih ( dalam Suherman, 2003: 16) adalah “ilmu
pengetahuan yang didapat melalui proses menalar”.
Soedjadi (dalam Heruman, 2007: 1), menjelaskan bahwa “matematika memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan dan pola pikir yang
deduktif”. Hernawan (2010: 8.27) mengemukakan fungsi mata pelajaran matematika, yaitu “untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol, serta ketajaman penalaran yang dapat
membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari”.
Ruseffendi (dalam Heruman, 2007: 1) merumuskan pengertian matematika,
bahwa ”matematika adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan dan struktur yang
terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang
didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil”. Menurut Soedjadi (dalam Heruman, 2007: 1) “matematika memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu
pada kesepakatan dan pola pikir yang deduktif”
Berdasarkan beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa
matematika merupakan ilmu yang mempelajari tentang aljabar, analisis dan
geometri, yang dalam mendapatkannya perlu berpikir atau menggunakan logika.
Matematika dipengaruhi oleh beberapa prinsip dan memiliki pandangan yang
26
hubungan, sebagai bahasa, sebagai ilmu tentang struktur yang terorganisasikan
dan matematika sebagai seni.
2.1.10 Tujuan Pembelajaran Matematika
Secara khusus tujuan pembelajaran matematika di tingkat sekolah dasar di
kemukakan oleh Depdiknas (dalam Susanto, 2013: 190) yaitu (1) memahami
konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan
konsep atau algoritme; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti dan
pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang dan menyelesaikan model matematika,
menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan
menggunakan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menyelesaikan suatu
masalah; (5) memiliki sikap menghargai penggunaan matematika didalam
kehidupan sehari-hari.
2.1.11 Materi Pembelajaran Matematika
Penelitian yang telah dilakukan ini, mengambil mata pelajaran matematika
untuk kelas V SD semester 1 tahun ajaran 2015/2016. Standar Kompetensi (SK)
4. Menghitung volume kubus dan balok dan menggunakannya dalam pemecahan
2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang penggunaan pendekatan Problem Based Learning (PBL)
untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar Matematika siswa sekolah dasar
sudah pernah dilakukan oleh beberapa pihak. Peneliti menuliskan empat
penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Pertama penelitian dari Pratiwi,
kedua penelitian dari Sujilah, ketiga penelitian dari Latifah dan yang keempat
penelitian dari Gunantara.
Penelitian yang pertama yaitu mulik Pratiwi (2013) dengan judul
“Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pecahan melalui Model Problem Based Learning di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Randugunting 4 Kota
Tegal”. Penelitian ini relevan dengan variabel minat yang dilakukan oleh peneliti.
Hasil penelitian ini telah mencapai indikator keberhasilan sesuai yang ditentukan.
Keberhasilan penelitian tersebut ditunjukkan dengan adanya perbedaan minat
belajar siswa sebelum dilakukan tindakan menggunakan pendekatan Problem
Based Learning dengan sesudah menggunakan tindakan Problem Based Learning.
Minat belajar siswa sebelum dilakukan tindakan Problem Based Learning
dilakukan dengan pengisian angket minat belajar siswa pra tindakan terlebih
dahulu dan menunjukkan adanya minat dengan kriteria sedang pada keempat
aspek. Persentase secara keseluruhan untuk minat belajar siswa terhadap
pembelajaran matematika materi pecahan sebelum pendekatan Problem Based
Learning diterapkan mencapai 43,06% dengan kriteria sedang. Persentase minat
belajar siswa paska siklus I mencapai 62,89% dengan kriteria tinggi, kemudian
28
demikian, hasil pengisian angket minat belajar siswa telah memenuhi indikator
keberhasilan yang ditetapkan, yakni persentase lebih dari atau sama dengan 75%
dengan kriteria sangat tinggi.
Penelitian yang kedua yaitu penelitian milik Sujilah (2009) dengan judul
“Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika melalui Metode Bermain pada Siswa Kelas I MI Sultan Agung Depok Sleman”. Penelitian ini
relevan dengan yang peneliti lakukan yaitu prestasi belajar siswa. Hasil dari
penelitian tersebut adalah adanya peningkatan prestasi belajar matematika siswa
kelas IA MI Sultan Agung. Peningkatan prestasi belajar matematika tersebut
dibuktikan dengan adanya peningkatan skor rata-rata kelas pada siklus I yaitu
60,00 dan pada siklus II meningkat menjadi 80,00.
Ketiga yaitu penelitian dari Latifah (2009) dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika dengan Penerapan Mastery Learning
pada siswa kelas IV MI Al Ittihaad Citosono Kec Grabag Kab Magelang Tahun
Ajaran 2009/2010”. Penelitian ini relevan dengan mata pelajaran matematika yang juga dilakukan oleh peneliti. Hasil dari penelitian dari Latifah yaitu adanya
peningkatan siswa tentang pemahaman pelajaran matematika materi jajar genjang
dan segitiga dengan penerapan Mastery Learning yang dilakukan sebanyak III
siklus. Siklus I hanya ada 3 siswa (7,5%) yang mampu menguasai materi dengan
sempurna dan masih ada 92,5% siswa yang belum menguasai materi dengan baik,
pada siklus II meningkat menjadi 25 siswa atau sebesar (62,5%) yang telah
menguasai materi dengan sempurna dan pada sikus III meningkat lagi menjadi 35
(12,5%) saja siswa yang belum menguasai materi, walaupun penguasaan materi
belum 100% tetapi sudah ada peningkatan dari siklus I sampai siklus III.
Penelitian yang keempat yaitu penelitian dari Gunantara (2012) dengan
judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V”. Penelitian ini relevan dengan penerapan PBL yang juga dilakukan oleh peneliti.
Hasil dari penelitian ini yaitu penerapan Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas V di SD Negeri 2
Sepang dengan tindakan sebanyak II siklus. Hasil ini dapat silihat secara klasikal,
bahwa pada siklus I kemampuan pemecahan masalah siswa sebesar 70% (berada
pada kriteria sedang), sedangkan pada siklus II rata-rata kemampuan pemecahan
masalah sebesar 86,42% (berada pada kriteria tinggi).
Data dari siklus I ke siklus II membuktikan adanya kemampuan pemecahan
masalah yang mengalami peningkatan sebanyak 16,42%. Gunantara, dalam
penelitiannya menjelaskan bahwa adanya peningkatan kemampuan pemecahan
masalah pada siswa disebabkan karena model PBL memungkinkan siswa dapat
meningkatkan