• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta."

Copied!
359
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR

MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V

SDK WIROBRAJAN I YOGYAKARTA

Wahyu Kusuma Wardani Universitas Sanata Dharma

2016

Rendahnya minat dan prestasi belajar siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas di SDK Wirobrajan I Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menggambarkan penerapan penggunaan pendekatan Problem Based Learning (PBL) untuk peningkatan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta (2) Dengan menggunakan pendekatan

Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan minat belajar siswa pada

mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta (3) Dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Dalam setiap siklus terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek yang digunakan adalah siswa kelas V SDK Wirobrajan I yang berjumlah 34 siswa. Objek pada penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar matematika siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara, observasi, kuesioner, tes, dan dokumentasi.

Penelitian dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta sudah diselenggarakan dengan hasil dapat meningkatkan minat serta prestasi belajar, hal tersebut ditunjukkan kondisi awal skor rata-rata minat belajar sebesar 71 (cukup berminat) dengan persentase jumlah siswa minimal cukup berminat 79,4%; siklus 1 sebesar 79 (cukup berminat) dengan persentase 94,1%; Siklus 2 sebesar 92 (sangat berminat) dengan persentase 100%. Penerapan penggunaan pendekatan Problem

Based Learning (PBL) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.

Kondisi awal skor rata-rata prestasi belajar siswa adalah 68,20 dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 30%; Siklus 1 sebesar 79,11 dengan persentase siswa yang mencapi KKM sebesar 61,77%; siklus 2 yaitu 82,05 dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 73,5%.

(2)

ABSTRACT

ENHANCING INTEREST AND ACHIEVEMENT OF LEARNING USING A PROBLEM BASED LEARNING (PBL) APPROACH IN MATHEMATICS

SUBJECT GRADE V SDK WIROBRAJAN I YOGYAKARTA

Wahyu Kusuma Wardani Sanata Dharma University

2016

The low interest and student learning achievements grade 5 SDK Wirobrajan I Yogyakarta encourage researchers to do research the act of class in SDK Wirobrajan I Yogyakarta. This study attempts to ( 1 ) describing the application of the use of approach the Problem Based Learning ( PBL ) to improve interest and student learning achievements on math grade 5 SDK Wirobrajan I Yogyakarta ( 2 ) by adopting the problem based learning (PBL) to interest student learning on math grade 5 SDK Wirobrajan I Yogyakarta ( 3 ) by adopting the Problem Based Learning ( PBL ) can increase student learning achievements on math grade 5 SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

This study was conducted in two cycles, each cycle consisting of 2 meetings. In each cycle consists of four steps: planning, implementation, observation and reflection. Subjects used were students of class V SDK Wirobrajan I totaling 34 students. The object of this research is of interest and mathematics achievement of students. Data collection techniques used were interviews, observations, questionnaires, tests, and documentation.

Research in an effort to encourage and increase student achievement using the approach of Problem Based Learning (PBL) in mathematics students of class V SDK Wirobrajan I Yogyakarta has been organized with the results increase the interest and learning achievement, it is shown the initial condition score average interest in learning at 71 (degree of interest) with a minimal percentage of the number of students interested enough 79.4%; 1 cycle at 79 (degree of interest) with a percentage of 94.1%; Cycle 2 of 92 (very interested) with a percentage of 100%. Implementation approaches to Problem Based Learning (PBL) can improve students' mathematics achievement. Initial Condition average score of student achievement is 68.20 with the percentage of students who achieve 30% KKM; Cycle 1 at 79.11 with the percentage of students who mencapi KKM amounted to 61.77%; 2 cycle is 82.05 with the percentage of students who achieve KKM amounted to 73.5%.

(3)

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR

MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED

LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

SISWA KELAS V SDK WIROBRAJAN I YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Wahyu Kusuma Wardani NIM: 121134014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

PERSEMBAHAN

Aku persembahkan skripsi ini untuk :

Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat dan berkat-Nya

padaku sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Kedua orang tuaku tercinta, bapak Yakobus Slamet Tripriyanto dan ibu

Sri Hartatik yang selalu mendoakanku, mendukung dan memotivasiku.

Kakak dan adik-adikku tersayang Ade Christantra Eka putra, Elisabeth

Dyah Ayu Damayanti dan Yuliana Dyah Ayu Mitayani yang selalu

membantu dan memberiku semangat menyelesaikan skripsi ini.

Anderas Deni Anggriawan teman, sahabat sekaligus kekasih yang selalu

ada untuk memotivasiku, mendukungku, menghibur dan membantuku

hingga terselesaikannya skripsi ini.

AM Ratna Rosanti dan Agustinus Kurniawan Vishnuaji sahabatku

yang selalau ada, mendukung dan saling membantu sehingga

tereselesaiannya skripsi ini.

Pakdhe, budhe dan saudara-saudara yang selalu memberi semangat dan

motivasi.

Sahabat-sahabatku Adjeng Jayantika Saputra, Pungki Gupitawati,

Agnes Deviani, Annisa Eka Nurjanah, Diana Fatmawati, Hanifah

Nuraini dan Ucok yang selalu memberi semangat dan dukungan.

Teman satu payung skripsiku AM Ratna, Cornelius Wahyu Handaka

dan Dimas Aji Prabowo yang selalu memberi semangat.

Kupersembahkan untuk almamterku tercinta:

(7)

MOTTO

Jangan sia-siakan waktumu demi masa depanmu

Bekerja atas dorongan cinta akan terasa senang tiada jemu dan lelah

(8)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Januari 2016

Penulis

(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Wahyu Kusuma Wardani

Nomor Mahasiswa : 121134014

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang berjudul:

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA

PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SDK WIROBRAJAN I YOGYAKARTA

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 28 Januari 2016

Yang menyatakan,

(10)

ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR

MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V

SDK WIROBRAJAN I YOGYAKARTA

Wahyu Kusuma Wardani Universitas Sanata Dharma

2016

Rendahnya minat dan prestasi belajar siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas di SDK Wirobrajan I Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menggambarkan penerapan penggunaan pendekatan Problem Based Learning (PBL) untuk peningkatan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta (2) Dengan menggunakan pendekatan

Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan minat belajar siswa pada

mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta (3) Dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Dalam setiap siklus terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek yang digunakan adalah siswa kelas V SDK Wirobrajan I yang berjumlah 34 siswa. Objek pada penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar matematika siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara, observasi, kuesioner, tes, dan dokumentasi.

Penelitian dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta sudah diselenggarakan dengan hasil dapat meningkatkan minat serta prestasi belajar, hal tersebut ditunjukkan kondisi awal skor rata-rata minat belajar sebesar 71 (cukup berminat) dengan persentase jumlah siswa minimal cukup berminat 79,4%; siklus 1 sebesar 79 (cukup berminat) dengan persentase 94,1%; Siklus 2 sebesar 92 (sangat berminat) dengan persentase 100%. Penerapan penggunaan pendekatan Problem

Based Learning (PBL) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.

Kondisi awal skor rata-rata prestasi belajar siswa adalah 68,20 dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 30%; Siklus 1 sebesar 79,11 dengan persentase siswa yang mencapi KKM sebesar 61,77%; siklus 2 yaitu 82,05 dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 73,5%.

(11)

ABSTRACT

ENHANCING INTEREST AND ACHIEVEMENT OF LEARNING USING A PROBLEM BASED LEARNING (PBL) APPROACH IN MATHEMATICS

SUBJECT GRADE V SDK WIROBRAJAN I YOGYAKARTA

Wahyu Kusuma Wardani Sanata Dharma University

2016

The low interest and student learning achievements grade 5 SDK Wirobrajan I Yogyakarta encourage researchers to do research the act of class in SDK Wirobrajan I Yogyakarta. This study attempts to ( 1 ) describing the application of the use of approach the Problem Based Learning ( PBL ) to improve interest and student learning achievements on math grade 5 SDK Wirobrajan I Yogyakarta ( 2 ) by adopting the problem based learning (PBL) to interest student learning on math grade 5 SDK Wirobrajan I Yogyakarta ( 3 ) by adopting the Problem Based Learning ( PBL ) can increase student learning achievements on math grade 5 SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

This study was conducted in two cycles, each cycle consisting of 2 meetings. In each cycle consists of four steps: planning, implementation, observation and reflection. Subjects used were students of class V SDK Wirobrajan I totaling 34 students. The object of this research is of interest and mathematics achievement of students. Data collection techniques used were interviews, observations, questionnaires, tests, and documentation.

Research in an effort to encourage and increase student achievement using the approach of Problem Based Learning (PBL) in mathematics students of class V SDK Wirobrajan I Yogyakarta has been organized with the results increase the interest and learning achievement, it is shown the initial condition score average interest in learning at 71 (degree of interest) with a minimal percentage of the number of students interested enough 79.4%; 1 cycle at 79 (degree of interest) with a percentage of 94.1%; Cycle 2 of 92 (very interested) with a percentage of 100%. Implementation approaches to Problem Based Learning (PBL) can improve students' mathematics achievement. Initial Condition average score of student achievement is 68.20 with the percentage of students who achieve 30% KKM; Cycle 1 at 79.11 with the percentage of students who mencapi KKM amounted to 61.77%; 2 cycle is 82.05 with the percentage of students who achieve KKM amounted to 73.5%.

(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan Problem

Based Learning (PBL) Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SDK

Wirobrajan I Yogyakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini peneliti manyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Rohadi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Kepala Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Drs. Paulus Wahana, M.Hum dan Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II yang telah bersedia memberikan waktu dan tenaganya untuk membimbing dan mengarahkan selama proses penelitaian hingga penulisan skripsi selesai.

4. Hr. Klidiatmoko, S.Pd. selaku kepala SDK Wirobrajan I yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SD tersebut.

5. MM. Sri Wahyuni, S.Pd. selaku guru kelas VB SDK Wirobrajan I Yogyakarta yang telah memberikan bantuan untuk melakukan penelitian.

(13)

7. Bapak, ibu guru dan karyawan SDK Wirobrajan I Yogyakarta yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama proses penelitian sehingga dapat berjalan dengan lancar.

8. Keluarga dan sahabat-sahabat tercinta yang selalu memberikan dukungan dan doa.

9. Teman-teman PGSD kelas C dan kelas A angkatan 2012 atas segala semangat, dukungan dan kebersamaan selama perkuliahan.

10.Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyelesaian skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa penyususn skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritikan peneliti terima sebagai masukan dan perbaikan dalam penelitian ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan bagi Universitas Sanata Dharma.

Yogyakarta, 28 Januari 2016 Penulis

(14)

DAFTAR ISI

HALAMANJUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Pembatasan Masalah ... 6

1.3Rumusan Masalah ... 7

1.4Tujuan Penelitian ... 7

1.5Manfaat Penelitian ... 8

1.6Definisi Operasional ... 9

BAB II LANDASAN TEORI 2.1Kajian Teori ... 10

2.1.1 Minat Belajar ... 10

2.1.1.1Indikator Minat Belajar ... 11

2.1.2 Prestasi ... 12

(15)

2.1.4 Prestasi Belajar ... 14

2.1.5 Faktor - faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 15

2.1.6 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 16

2.1.7 Hakikat Pembelajaran ... 18

2.1.8 Pendekatan Problem Based Learning (PBL) ... 19

2.1.8.1Pengertian Problem Based Learning (PBL) ... 19

2.1.8.2Karakteristik Problem Based Learning (PBL) ... 20

2.1.8.3Langkah-langkah Pelaksanaan Problem Based Learning (PBL) ... 21

2.1.8.4Tujuan Problem Based Learning (PBL) ... 22

2.1.8.5Peran Guru Dalam Problem Based Learning (PBL) ... 23

2.1.9 Hakikat Matematika ... 24

2.1.10 Tujuan Pembelajaran Matematika ... 26

2.1.11 Materi Pembelajaran Matematika... 26

2.2Penelitian yang Relevan ... 27

2.3Kerangka Berpikir ... 30

2.4Hipotesis Tindakan ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian ... 33

3.2Setting Penelitian ... 36

3.2.1 Tempat Penelitian ... 36

3.2.2 Subjek Penelitian ... 36

3.2.3 Objek Penelitian ... 36

3.2.4 Waktu Penelitian ... 37

3.3Rencana Penelitian ... 37

3.3.1 Persiapan ... 37

3.3.2 Rancangan Tindakan Tiap Siklus ... 38

3.3.2.1Siklus 1 ... 38

(16)

3.4Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.4.1 Wawancara ... 52

3.4.2 Observasi ... 53

3.4.3 Kuesioner ... 53

3.4.4 Tes ... 54

3.4.5 Dokumentasi ... 55

3.5Instrumen Penelitian ... 55

3.5.1 Pedoman Wawancara ... 56

3.5.2 Pedoman Observasi ... 57

3.5.3 Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 57

3.5.4 Tes ... 60

3.6Teknik Pengujian Instrumen... 63

3.6.1 Validitas ... 63

3.6.1.1Validitas Instrumen Minat Belajar ... 65

3.6.1.2Validitas Perangkat Pembelajaran ... 66

3.6.1.3Validitas Soal Prestasi ... 69

3.6.2 Reliabilitas ... 72

3.6.2.1Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus 1 ... 73

3.6.2.2Reliabilitas Saoal Evaluasi Siklus 2 ... 74

3.6.3 Indeks Kesukaran ... 74

3.6.3.1Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus 1 ... 75

3.6.3.2Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus 2 ... 76

3.7Teknik Analisis Data ... 77

3.7.1 Analisis Data Minat Belajar Siswa ... 77

3.7.2 Analisis Data Prestasi Belajar ... 79

3.8Indikator Keberhasilan ... 80

3.9Jadwal Penelitian ... 81

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Deksripsi Pelaksanaan Penelitian ... 82

(17)

4.1.2 Pelaksanaan ... 85

4.1.3 Observasi ... 85

4.1.4 Refleksi ... 87

4.2Hasil Penelitian ... 89

4.2.1 Minat Belajar Siswa ... 89

4.2.1.1Kondisi Awal ... 89

4.2.1.2Siklus 1 ... 91

4.2.1.3Siklus 2 ... 92

4.2.2 Prestasi Belajar ... 96

4.2.2.1Kondisi Awal ... 96

4.2.2.2Siklus 1 ... 98

4.2.2.3Siklus 2 ... 99

4.3Pembahasan ... 102

4.3.1 Penerapan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) .. 103

4.3.2 Minat Belajar ... 110

4.3.3 Prestasi Belajar ... 111

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 114

5.2Keterbatasan ... 116

5.3Saran ... 116

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara ………..……… 56

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi Minat Belajar Siswa ……… 57

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Minat Belajar Siswa …...……… 58

Tabel 3.4 Pengukuran Skala Likert ………..…...……… 59

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Tes Evaluasi Siklus 1 (Sebelum Validasi) …...…… 60

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Tes Evaluasi Siklus 1 (Sesudah Validasi) .…...…… 61

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Tes Evaluasi Siklus 2 (Sebelum Validasi) ...…... 62

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Tes Evaluasi Siklus 2 (Sesudah Validasi) ...…...… 62

Tabel 3.9 Hasil Validasi Instrumen Minat Belajar …………...…...… 65

Tabel 3.10 Hasil Validasi RPP ………...…...… 66

Tabel 3.11 Hasil Validasi Bahan Ajar ……….…………...…...… 67

Tabel 3.12 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus 1 ...…………...…...… 68

Tabel 3.13 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus 2 ...…………...…...… 69

Tabel 3.14 Penghitungan Validasi Soal Evaluasi Siklus 1 ...…………... 70

Tabel 3.15 Penghitungan Validasi Soal Evaluasi Siklus 1 ...…………... 71

Tabel 3.16 Koefisien Reliabilitas ………...…………... 73

Tabel 3.17 Kategori Tingkat Kesukaran Soal …………...…………... 75

Tabel 3.18 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus 1 …...…………... 75

Tabel 3.19 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus 2 …...…………... 76

Tabel 3.20 Kriteria Skor Kuesioner Minat ………...…………... 78

Tabel 3.21 Kriteri Pengukuran Minat dan Prestasi Belajar……… 80

Tabel 3.22 Jadwal Penelitian ………...…………... 81

Tabel 4.1 Kondisi Awal Minat Belajar Siswa ……..…...…………... 90

Tabel 4.2 Hasil Minat Belajar Siswa Siklus 1 ……..…...………….... 91

(19)

Tabel 4.4 Perbandingan Minat Belajar ……...……..…...………….... 94

Tabel 4.5 Nilai UTS Matematika Siswa Kelas VB Semeter I Tahun Ajaran 2015/2016 ………...……..…...………….... 96

Tabel 4.6 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus 1...……..…...………… 98

Tabel 4.7 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus 2……..…...…………... 99

(20)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian yang Relevan ……….…… 30

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindaka ….………. 34

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Rata-rata Minat Belajar Siswa ………… 95

Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Presentase Minat Belajar Siswa ……….. 95

Gambar 4.3 Grafik Peningkatan Rata-rata Prestasi Belajar Siswa...……… 101

Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Presentase Prestasi Belajar Siswa ……… 101

Gambar 4.5 Guru Membagikan LKS ….………. 104

Gambar 4.6 Siswa Menggunakan Media yang Disediakan Guru ….……... 105

Gambar 4.7 Guru Memantau Kegiatan Diskusi Kelompok ….……… 107

Gambar 4.8 Siswa Mempresentasikan Hasil diskusi Kelompok dan

Menuliskannya di papan tulis ………..….……… 108

Gambar 4.9 Guru Membuat Kesimpulan Berdasarkan Hasil

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Surat Ijin Sebelum dan Sesudah Penelitian ……… 121

Lampiran 2. Instrumen Pembelajaran ………...….……. 124

Lampiran 3. Instrumen Penelitian

(Lembar Kuesioner dan Lembar Observasi) ………. 242 Lampiran 4. Hasil Kuesioner dan Observasi Minat Siswa ………. 249 Lampiran 5. Soal Prestasi dan Kunci Jawaban ………... 259 Lampiran 6. Hasil Validasi Instrumen Pembelajaran

dan Instrumen Penelitian ………...….…… 284

Lampiran 7. Hasil Output, Validitas, Reliabilitas, IK dan r Tabel ……….. 304 Lampiran 8. Daftar Nilai Kondisi Awal dan Setelah Tindakan …………... 317 Lampiran 9. Contoh Hasil Evaluasi Siswa ………...…... 322

Lampiran 10. Foto-foto Kegiatan ………...….…………. 335

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I ini peneliti akan membahas tentang enam bagian yaitu latar belakang

masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan definisi operasional. Peneliti akan menguraikan satu persatu dari

keenam bagian tersebut.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan menurut Brubacher (dalam Ahmadi, 2014: 33) merupakan

suatu proses timbal-balik dari tiap pribadi manusia dalam menyesuaikan dirinya

dengan orang lain dan alam semesta. Pendidikan juga merupakan perkembangan

yang terorganisasi yang merupakan kelengkapan dari semua potensi manusia yaitu

moral, intelektual, jasmani, kepribadian individu dan kegunaannya bagi

masyarakat yang diarahkan demi menghimpun semua aktifitas tersebut untuk

tujuan hidup manusia.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Sisdiknas) membahas bahwa pendidikan adalah “Usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara” (Ahmadi,

(23)

2

Fungsi dan tujuan pendidikan menurut Undang-Undang RI Nomor 20

Tahun 2003 (Ahmadi, 2014: 49) menyebutkan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab”. Fungsi dan tujuan pendidikan diharapkan mampu menjadi

dasar yang kuat untuk menciptakan siswa yang berpotensi dan membantu siswa

mengembangkan kemampuan yang sudah dimiliki agar menjadi pribadi yang

lebih baik dan berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat.

Pihak yang mendukung terselenggaranya pendidikan, salah satunya adalah

sekolah. Sekolah-sekolah yang berkualitas akan menciptakan sumber daya

manusia yang baru dan berkualitas pula. Siswa dididik agar mampu dan siap

bersaing di era global melalui berbagai macam mata pelajaran dengan kuriklum

tertentu sesuai dengan kurikulum yang sedang digunakan pada sekolah tersebut.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menurut Mulyasa (2007:

20) merupakan stategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang

efektif, produktif dan berprestasi yang memberikan otonomi luas pada setiap

satuan pendidikan dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses

belajar mengajar di sekolah. Pelaksanaan pembelajaran pada kurikulum ini

dilakukan dengan memisahkan antar mata pelajaran sehingga pembelajaran tiap

(24)

Salah satu mata pelajaran yang diajarkan dalam kurikulum KTSP adalah

pelajaran matematika. Matematika adalah ilmu yang menjadi dasar bagi ilmu-ilmu

yang lain yaitu ilmu ekonomi, biologi, fisika dan agama muslim, karena pada ilmu

ekonomi, biologi, fisika dan agama muslim (Suherman,dkk, 2003: 25), sehingga

matematika juga digunakan sebagai tolok ukur kemajuan pendidikan di Indonesia

karena dalam kehidupan sehari-hari manusia sering dihadapkan dalam persoalan

yang melibatkan perhitungan.

Matematika memiliki fungsi dalam kehidupan siswa sehari-hari, sehingga

sebagai pendidik sebaiknya dapat menyampaikan materi dengan jelas agar siswa

memiliki pemahaman yang kuat tentang pelajaran matematika yang dalam

perkembangannya masih dianggap sulit oleh beberapa siswa di berbagai sekolah.

Tujuannya adalah membantu siswa untuk mengatasi masalah hitung terkait

dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian pembelajaran matematika yang

ideal sebaiknya kontekstual atau nyata dengan yang ada di sekitar siswa.

Namun kenyataanya berdasarkan hasil observasi selama proses

pembelajaran di SDK Wirobrajan I pada tanggal 15 Oktober 2015 khususnya

kelas VB. Siswa kesulitan dalam memahami pelajaran matematika karena

matematika dipandang sebagai ilmu yang abstrak dan selama proses pembelajaran

guru tidak menggunakan media yang mendukung pembelajaran untuk

meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 15

Oktober 2015 di SDK Wirobrajan I khususnya kelas VB mengenai proses

(25)

4

siswa tidak bersemangat dalam pembelajaran, 23,52% siswa terlihat melamun

dan 26,47% siswa mengantuk saat pembelajaran. Selama kegiatan pembelajaran

berlangsung hanya ada 14,70% siswa yang aktif bertanya dan menjawab

pertanyaan guru tanpa disuruh, sedangkan siswa yang lainnya hanya diam jika

tidak diminta untuk menjawab pertanyaan guru.

Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas VB pada tanggal 15

Oktober 2015 untuk mendukung data observasi yang telah dilakukan peneliti.

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti, guru mengatakan bahwa proses

pembelajaran matematika di kelas VB sudah cukup interaktif karena dalam proses

pembelajaran guru tidak hanya menggunkan metode ceramah. Proses pelaksanaan

pembelajaran di kelas VB, menurut guru kelas pembelajaran pernah dilakukan

diluar kelas agar siswa tidak merasa jenuh belajar di dalam kelas. Namun hal

tersebut belum mempengaruhi rendahnya nilai matematika siswa di kelas VB

karena menurut guru kelas dari 34 siswa terdapat 58,82% siswa yang mengalami

kesulitan dalam memahami materi pelajaran matematika khususnya pemahaman

tentang soal cerita, yang mengakibatkan prestasi belajar matematika kelas VB

belum memuaskan.

Rendahnya prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan data dokumentasi

nilai UTS siswa kelas VB semester 1 tahun ajaran 2015/2016 dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Dari data yang diperoleh peneliti

menunjukkan bahwa nilai rata-rata UTS matematika siswa kelas VB SDK

(26)

terdapat 10 siswa yang mencapai KKM dengan persentase 29,41% sedangkan

siswa yang tidak mencapai KKM yaitu 24 siswa dengan persentase 70,59%.

Guru juga menjelaskan bahwa minat siswa terhadap pelajaran matematika

di kelas VB masih sangat kurang ditunjukkan dari tingginya presentase siswa

yang belum mencai KKM pada UTS matematika semester 1 tahun ajaran

2015/2016 yaitu 70,59% dari 34 siswa keas VB, hal tersebut juga mempengaruhi

kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran matematika. Kurangnya

minat belajar siswa kelas VB ditunjukkan melalui data dokumentasi yang

diperoleh peneliti bahwa dari 34 siswa hanya terdapat 27 siswa yang berminat

dengan persentase 79,4 %.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada tanggal

15 Oktober 2015 menurut peneliti karena kurangnya minat siswa dalam pelajaran

matematika dan rendahnya prestasi belajar siswa yang masih dibawah KKM,

maka perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan minat dan prestasi siswa pada

pelajaran matematika.

Minat dan prestasi belajar siswa kelas VB SDK Wirobrajan I dalam mata

pelajaran matematika diharapkan dapat meningkat dengan menggunakan

pendekatan PBL. PBL adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada

penyelesaian masalah yang dihadapi oleh siswa dengan menggunakan metode

ilmiah yang sistematis dan empiris.

Melalui pendekatan ini siswa dapat aktif dalam berpikir, berkomunikasii

dengan teman maupun guru, mencari dan mengolah data dengan mandiri maupun

(27)

6

2014: 209). Sehingga siswa tidak hanya mempelajari konsep-konsep tentang

masalah, tetapi siswa juga mengetahui metode ilmiah untuk memecahkan masalah

tersebut dan melalui pendekatan PBL sedikit demi sedikit aspek kognitif, afektif

dan psikomotor siswa akan berkembang. Melalui pendekatan PBL ini siswa dapat

mengembangkan kemampuannya dalam menyelesaikan suatu masalah yang

relevan dalam kehidupan siswa dan sesuai dengan materi pembelajaran. Melalui

pendekatan ini pula siswa dapat menemukan sendiri pemahaman atas materi yang

sedang dipelajari.

Berdasarkan kondisi hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan

peneliti. Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Pendekatan Problem Based

Learning (PBL) pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta”. Peneliti berharap dengan menggunakan metode PBL dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas VB SDK Wirobrajan I

Yogyakarta pada pelajaran matematika.

1.2 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini hanya berfokus pada

peningkatan minat dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan

PBL pada mata pelajaran matematika untuk siswa kelas VB SDK Wirobrajan I

Yogyakarta. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang

digunakan yaitu SK 4. Menghitung volume kubus dan balok dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah dan KD 4.1 Menghitung volume

(28)

1.3 Rumusan Masalah

1.3.1 Bagaimana penerapan penggunaan pendekatan Problem Based Learning

(PBL) untuk peningkatan minat dan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta ?

1.3.2 Apakah penggunaan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat

meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas

V SDK Wirobrajan I Yogyakarta ?

1.3.3 Apakah penggunaan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas

V SDK Wirobrajan I Yogyakarta ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk :

1.4.1 Untuk memaparkan dan mengetahui pelaksanaan pembelajaran

menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) sebagai upaya

mdningkatkan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

1.4.2 Untuk meningkatkan dan mengetahui peningkatan minat belajar siswa

pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I

Yogyakarta menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL).

1.4.3 Untuk meningkatkan dan mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I

(29)

8

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu :

1.5.1 Bagi Peneliti

Manfaat penelitian bagi peneliti yaitu:

1.5.1.1Dapat menambah wawasan tentang pendekatan Problem Based Learning

(PBL).

1.5.1.2Peneliti dapat mengetahui cara meningkatkan minat dan prestasi belajar

siswa dengan pendekatan yang tepat dan efisien.

1.5.2 Bagi Siswa

Manfaat penelitian bagi siswa yaitu :

1.5.2.1Siswa mendapat pengalaman yang baru dalam pelaksanaan pembelajaran

dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL).

1.5.2.2Meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam pelajaran

matematika menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL).

1.5.3 Bagi Guru

Manfaat penelitian bagi guru yaitu :

1.5.3.1 Memberikan inspirasi baru dan alternatif pembelajaran yang inovatif

dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL) yang dapat digunakan

untuk meningkatkan minat dan prestasi siswa dalam pelajaran pelajaran

matematika.

1.5.4 Bagi Sekolah

(30)

1.5.4.1Penelitian turut serta dalam kemajuan sekolah karena pembelajaran dengan

pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan minat

siswa dan prestasi belajar siswa.

1.5.4.2Penelitian dapat digunakan sebagi masukan untuk meningkatkan mutu dan

kualitas pendidikan di sekolah dengan pendekatan pembelajaran yang

tepat.

1.6 Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1.6.1 Matematika adalah salah satu mata pelajaran di sekolah dasar yang

berhubungan dengan angka dan operasi hitung bilangan.

1.6.2 Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia

melakukan perubahan belajar baik di sekolah maupun diluar sekolah.

1.6.3 Minat belajar adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan ketertarikan

terhadap suatu objek dan mengandung unsur kesenangan yang relatif

menetap.

1.6.4 Problem Based Learning (PBL) adalah pendekatan pembelajaran yang

menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk

belajar tentang cara memcahkan masalah.

1.6.5 Siswa sekolah dasar adalah komponen dalam pendidikan yang jenjang

(31)

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II ini peneliti akan membahas tentang empat bagian yaitu kajian teori,

penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Peneliti akan

menguraikan keempat bagian tersebut.

2.1 Kajian Teori

Kajian teori akan membahas tentang variabel-variabel yang sesuai dengan

rumusan masalah, yaitu minat, indikator minat, faktor-faktor yang mempengaruhi

minat belajar, prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar,

hakikat pembelajaran, pendekatan Problem Based Learning (PBL), karakteristik

siswa SD, hakikat matematika dan materi pelajaran matematika volume bangun

ruang.

2.1.1 Minat Belajar

Syah (2003: 151) berpendapat bahwa minat (interest) adalah kecenderungan

atau keinginan yang besar terhadap suatu hal. Sependapat dengan Syah, Sefrina

(2013: 28) mengemukakan bahwa minat yang besar terhadap suatu hal dapat

mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa, karena dengan menaruh

minat yang besar terhadap suatu hal maka siswa akan memusatkan perhatian yang

penuh terhadap hal tersebut. Minat merupakan ketertarikan akan suatu objek yang

berasal dari hati, bukan karena paksaan dari orang lain. Slameto (2010: 180) juga

(32)

pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh”. Hal tersebut berarti,

bahwa apabila siswa memiliki minat terhadap suatu hal, maka siswa akan lebih

memperhatikan dengan rasa senang tanpa ada tekanan dari siapapun.

Djamarah (2011: 166) mengemukakan bahwa “minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Jika

siswa memiliki minat terhadap suatu hal atau aktivitas, maka siswa akan

memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dan dengan perasaan yang senang.

Dengan kata lain minat adalah suatu rasa lebih suka dan tertarik terhadap suatau

hal tanpa ada yang menyuruh. Semakin besar ketertarikan seseorang terhadap

suatu hal atau aktivitas maka semakin besar pula minat yang dimiliki oleh siswa

untuk terlibat dalam suatu kegiatan.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat

adalah suatu kegiatan siswa yang timbul karena adanya rasa ketertarikan yang

tinggi terhadap suatu kegiatan yang mengakibatkan siswa memiliki perhatian yang

penuh terhadap kegiatan tersebut. Siswa yang memiliki minat tinggi akan dengan

perasaan senang terlibat dalam suatu hal atau kegiatan, karena minat timbul

dengan sendirinya tanpa adanya paksaan atau dorongan dari manapun atau dari

siapapun.

2.1.1.1Indikator Minat Belajar

Menurut Isnandar (dalam Nurjanah, 2014: 14) indikator minat terdiri dari

empat indikator, yaitu (1) Ekpresi perasaan senang, meliputi antusias siswa dalam

(33)

12

pembelajaran dengan tenang, (2) Perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran,

meliputi keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru,

siswa memperhatikan pembelajaran dengan seksama, siswa tidak mengobrol atau

mengganggu teman yang lain ketika pembelajaran berlangsung, (3) Ketertarikan

siswa pada materi pembelajaran dan metode pembelajaran yang digunakan oleh

guru, meliputi sikap giat dan rajin yang ditunjukkan siswa dalam membaca

sumber belajar dan mempelajari materi pembelajaan yang belum diberikan guru,

kerajinan siswa dalam mencatat meteri pembelajaran, dan keseriusan siswa saat

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, (4) Keterlibatan siswa dalam

kegiatan pembelajaran, meliputi keaktifan berpendapat dalam kegiatan diskusi

kelompok, ketersediaan siswa membantu teman lain yang kesulitan dalam belajar,

keterbukaan ketika bekerja sama dalam kelompok, keberanian mengerjakan tugas

dan menjawab pertanyaan guru tanpa diminta oleh guru.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa indikator minat

belajar terdiri atas empat indikator yaitu indikator perasaan senang, ketertarikan,

perhatian dan keterlibatan siswa.

2.1.2 Prestasi

Hamalik (2004 : 159) menjelaskan bahwa prestasi merupakan indikator yang

dapat mempengaruhi adanya perubahan tingkah laku siswa pada siswa. Senada

dengan Hamlik, Arifin (2009: 12) berpendapat bahwa prestasi berasal dari bahasa

Belanda yaitu prestatie yang kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi

yang berarti hasil belajar (learning outcome) yang pada umumnya berkenaan

(34)

Sardiman (2010: 46) mengatakan bahwa prestasi adalah kemampuan nyata

yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang dapat mempengaruhi

siswa dalam belajar baik dari dalam maupun luar diri siswa. Pendapat tersebut

dapat disimpulkan bahwa prestasi merupakan perubahan tingkah laku siswa

berkenaan dengan aspek pengetahuan dan penilaian hasil belajar. Penilaian

tentang hasil belajar siswa berupa pengetahuan kognitif, afektif dan psikomotor

yang diukur melalui evaluasi belajar.

2.1.3 Belajar

Belajar adalah “proses hubungan antara stimulus dan respon” dalam

Thorndike (Suryasubrata, 2012: 254-255). Belajar menurut Syah (2003: 136)

adalah “tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap

sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan

proses kognitif”. Senada dengan pendapat Suryasubrata, Arifin (2009: 12)

mengemukakan tentang belajar yaitu “suatu kegiatan anak didik dalam menerima, menanggapi serta menganalisa bahan-bahan pelajaran yang disajikan oleh

pengajar, yang berakhir pada kemampuan untuk menguasai bahan pelajaran yang

disajikan itu”. Gagne (dalam Dahar, 2011: 2) mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai

akibat pengalaman.

Slameto (2010: 3-5) menjelaskan ciri-ciri perubahan tingkah laku yang

termasuk dalam pengertian belajar, yaitu: (1) perubahan terjadi secara sadar,

(35)

14

atau paling tidak ia akan merasakan bahwa dalam dirinya telah terjadi suatu

perubahan; (2) perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, artinya

suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan

berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya; (3) perubahan dalam

belajar bersifat positif dan aktif, artinya perubahan-perubahan itu senantiasa

bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari

sebelumnya; (4) perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, artinya bahwa

tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap; (5) perubahan

dalam belajar bertujuan atau terarah, artinya bahwa perubahan tingkah laku itu

terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai; dan (6) perubahan mencakup seluruh

aspek tingkah laku, artinya bahwa perubahan yang diperoleh seseorang setelah

melalui proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.

Pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu

proses interaksi siswa dengan lingkungannya. Proses interaksi tersebut dapat

merubah tingkah laku siswa, perubahan tingkah laku tersebut diperoleh melalui

pengalaman baru yang diperoleh siswa.

2.1.4 Prestasi Belajar

Arifin (2009: 12) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah “hasil usaha belajar yang pada umumnya berkenaan dengan pengetahuan”. Ahli lain yang juga

berpendapat tentang prestasi belajar yaitu Sudjana (2005: 3) berpendapat bahwa

(36)

dilakukan evaluasi belajar”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 895) prestasi belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran untuk memperoleh tujuan tertentu dan

untuk mengetahui prestasi yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka

nilai yang diberikan oleh guru.”

Pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

merupakan tingkat penguasaan pengetahuan siswa yang didapat selama proses

pembelajaran. Proses pembelajaran dapat diukur oleh guru melalui tes, ujian,

pengamatan atau tugas. Pengukuran prestasi belajar dilakukan oleh guru sebagai

sebuah hasil atas pemaham siswa terhadap suatu mata pelajaran. Prestasi belajar

siswa dapat berbeda-beda hasilnya sesuai dengan kemampuan siswa dalam

memahami suatu mata pelajaran atau pengetahuan tertentu.

2.1.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dikemukakan oleh Syah (2003:

132) yaitu bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh tiga faktor. Ketiga faktor yang

dapat mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor internal, faktor eksternal dan

faktor pendekatan belajar. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam

diri siswa, yang meliputi dua aspek yaitu aspek fisiologis (bersifat jasmani) dan

aspek psikologis (bersifat rohani). Aspek psikologis yang mempengaruhi prestasi

belajar siswa meliputi intelegensi siswa, sikap, bakat, minat dan motivasi siswa

dalam belajar. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa. Faktor

(37)

16

guru, teman-teman belajar, staf sekolah dan sebagainya. 2) faktor lingkungan

non-sosial yang meliputi gedung sekolah, rumah, alat belajar dan sebagainya.

Faktor pendekatan belajar adalah segala cara dan strategi yang digunakan siswa

dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.

Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor yang

berasal dari dalam diri siswa, dari luar diri siswa maupun dari pendekatan atau

strategi belajar yang digunakan siswa untuk memahami pembelajaran.

2.1.6 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Tahap perkembangan anak menurut Piaget (dalam Suparno, 2001: 26-88)

dibagi menjadi 4 tahap. Tahap yang pertama yaitu tahap sensorimotor usia 0-2

tahun, pada tahap ini anak belum bisa berbicara dan belum memiliki bahasa

simbol untuk mengungkapkan perasaannya. Mereka baru memahami hal-hal yang

ditangkap oleh pancaindaranya seperti melihat, meraba, menjamah, mendengar,

membau.

Kedua yaitu tahap praopersaional usia 2-7 tahun. Tahap kedua ini ditandai

dengan adanya fungsi semioti yaitu anak sudah bisa menggunakan simbol atau

tanda untuk menyatakan atau menjelaskan hal yang dilihat.

Tahap ketiga yaitu tahap opersional konkrit yaitu anak berusia 7-11 tahun.

Tahap ketiga ini ditandai dengan perkembangan sistem pemikiran yang

didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Anak sudah mampu untuk

(38)

belum dapat memahami hal-hal yang abstrak. Piaget mengemukakan bahwa anak

sekolah dasar berada pada tahap operasional konkrit.

Tahap keempat yaitu tahap operasional formal yaitu usia anak 7-11 tahun.

Tahapan ini adalah tahapan terakhir menurut Piaget, karena pada tahap ini anak

sudah dapat berpikir logis dan berpikir abstrak. Cara berpikirnya sudah dapat

melampaui waktu dan tempat, tidak hanya terkait pada hal yang telah dialami

tetapi juga dapat berpikir mengenai sesuatu yang akan datang karena sudah dapat

berpikir secara hipotesis. Berdasarkan keempat tahapan perkembangan anak

menurut Piaget, tahapaan perkembangan untuk anak sekolah dasar termasuk pada

tahap kedua yaitu tahap praoperasional.

Karakteristik untuk siswa sekolah dasar menurut pendapat Soeparwoto

(2007: 60-61), terdapat berbagai label yang digunakan untuk siswa SD. Pertama,

label yang digunakan orang tua, meliputi: (1) usia yang menyulitkan, yaitu masa

dimana siswa tidak lagi menuruti perintah dan lebih banyak dipengaruhi teman

sebaya dari pada orang tua atau anggota keluarga yang lain; (2) usia tidak rapi,

yaitu masa di mana siswa cenderung tidak memperdulikan penampilan dan acuh

terhadap kerapian; dan (3) usia bertengkar, yaitu masa di mana banyak terjadi

pertengkaran antar keluarga dan suasana rumah menjadi tidak menyenangkan.

Kedua, label yang digunakan para guru, meliputi: (1) usia sekolah dasar, di mana

siswa memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri

pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan penting tertentu; (2)

periode kritis dalam dorongan berprestasi, masa dimana siswa membentuk

(39)

18

yang digunakan ahli psikologi, meliputi: (1) usia berkelompok, masa dimana

perhatian utama siswa tertuju pada keinginan diterima teman sebaya sebagai

anggota kelompok; (2) usia penyesuaian diri, masa di mana siswa menyesuaikan

diri dengan standar yang disetujui kelompok.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa anak usia sekolah

dasar dalam tahapan Piaget termasuk dalam tahapan kedua yaitu tahapan

operasional dengan usia anak 7-11 tahun. Pada tahapan ini anak sudah mulai

mengenal benda-benda konkrit dan dapat berkomunikasi menggunakan

simbol-simbol tertentu. Siswa sekolah dasar juga memiliki beberapa karakteristik sesuai

dengan label yang diberikan atau digunakan oleh orang tua, guru dan ahli

psikologi.

2.1.7 Hakikat Pembelajaran

Sanjaya (2008: 102) mengemukakan bahwa kata “pembelajaran” adalah terjemahan dari “instruction” yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di

Amerika Serikat. Senada dengan pendapat Sanjaya, Santrock (2007: 265)

menyatakan bahwa pembelajaran itu pada hakekatnya membantu murid untuk

belajar.

Pembelajaran menurut Hamalik (2001: 57) adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, internal material fasilitas perlengkapan

dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

(40)

peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan prilaku kearah

yang lebih baik.

Berdasarkan beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah sebuah proses belajar mengajar yang bertujuan untuk

membantu siswa dalam belajar. Pembelajaran dilakukan dengan cara berinteraksi

antara guru, siswa dan lingkungan sekitarnya, sehingga dapat menghasilkan

perilaku kearah yang lebih baik. Pembelajaran memiliki ciri khas sendiri-sendiri

untuk mencapai hasil yang diinginkan.

2.1.8 Pendekatan Problem Based Learning (PBL)

2.1.8.1Pengertian Pendekatan Problem Based Learning (PBL)

Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2010: 241) berpendapat bahwa PBL

merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang

berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia

nyata, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar.

Pendapat ditersebut diperjelas oleh Tan (dalam Rusman, 2010: 229) bahwa

PBL merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk

melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk

menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada.

Pendekatan PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan

masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara

berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh

(41)

20

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

PBL adalah pendekatan pembelajaran yang berbasis pada masalah, sehingga siswa

dilatih nuntuk berpikir kritis dengan masalah-masalah konkrit yang dialaminya

dalam kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan pemahamannya sendiri. PBL

melatih siswa untuk memiliki sikap mandiri dalam menghadapi hal-hal baru yang

sering mereka jumpai dalam dunia nyata yang berupa permasalahan.

2.1.8.2 Karakteristik Problem Based Learning (PBL)

Pendekatan PBL memiliki beberapa karakteristik. Karakteristik PBL

diungkapkan oleh Tan (dalam Amir, 2009: 22) yaitu (1) Masalah digunakan

sebagai awal pembelajaran; (2) Masalah yang digunakan berupa masalah dunia

nyata yang disajikan secara mengambang; (3) Masalah menuntut perspektif

majemuk; (4) Masalah membuat siswa tertantang untuk mendapatkan

pembelajaran baru; (5) Sangat mengutamakan belajar mandiri; (6) Memanfaatkan

sumber pengetahuan yang bervariasi dan tidak hanya menggunakan satu sumber

saja; (7) Pembelajaran bersifat kolaboratif, komunikatif dan kooperatif yaitu siswa

bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan dan presentasi.

Karakteristik PBL yang lain menurut Rusman (2010: 232) yaitu (a)

Permasalahan menjadi starting point dalam belajar; (b) Permasalahan yang

diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur; (c)

Permasalahan membutuhkan perspektif ganda; (d) Permasalahan menantang

pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian

(42)

Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama; (f) Pemanfaatan sumber

pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi

merupakan proses yang esensial dalam problem based learning; (g) Belajar adalah

kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif; (h) Pengembangan keterampilan inkuiri

dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan

untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan; (i) Sintesis dan integrasi dari

sebuah proses belajar; (j) PBL melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa

dan proses belajar.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

karakteristik PBL adalah pembelajaran berdasarkan masalah yang relevan dengan

kehidupan siswa, relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,

memiliki daya tarik untuk dilakukan oleh siswa dan dapat memperluas

pengetahuan siswa. PBL juga mengutamakan bekarja dalam kelompok sehingga

siswa dapat melakukan komunikasi dengan temannya dan pemberian evaluasi atas

hasil belajar siwa pada akhir pembelajaran.

2.1.8.3Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL)

Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2010: 243) langkah-langkah PBL adalah sebagai berikut:

(a) Orientasi siswa pada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada

(43)

22

(b) Mengorganisasi siswa untuk belajar. Guru membantu siswa mendefinisikan

dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah

tersebut.

(c) Membimbing pengalaman individual/kelompok. Guru mendorong siswa

untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk

mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

(d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa dalam

merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan

membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

(e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru membantu

siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka

dan proses yang mereka lakukan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan PBL memiliki beberapa langkah

yaitu orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar,

membimbing pengalaman individu/ kelompok, mengembangkan dan menyajikan

hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Kelima

langkah tersebut harus di kuasai oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran

dengan pendekata PBL.

2.1.8.3Tujuan Problem Based Learning (PBL)

Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2010: 242) mengemukakan tujuan PBL

(44)

(a) Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan

masalah;

(b) Belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam

pengalaman nyata dan;

(c) Menjadi para siswa yang otonom atau mandiri.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan PBL

adalah untuk membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. PBL

juga dapat membantu siswa untuk terlibat aktif dalam permasalahan dunia nyata

yang dapat mengembangkan kemandirian siswa dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.8.4 Peran Guru dalam Problem Based Learning (PBL)

Peran guru dalam pendekatan PBL menurut Rusman (2010: 245) antara

lain:

(a) Menyiapkan perangkat berpikir siswa, yang bertujuan agar siswa benar-benar

siap untuk mengikuti pembelajaran dengan pendekatan PBL. Seperti,

membantu siswa mengubah cara berpikirnya, menyiapkan siswa untuk

pembaruan dan kesulitan yang akan menghadang, membantu siswa merasa

memiliki masalah, dan mengkomunikasikan tujuan, hasil, dan harapan.

(b) Menekankan belajar kooperatif dalam prosesnya, pendekatan PBL berbentuk

inkuiri yang bersifat kolaboratif dan belajar. Seperti yang diungkapkan Bray

(dalam Rusman, 2010: 235) inkuiri kolaboratif sebagai proses dimana orang

(45)

24

dalam tim untuk menjawab pertanyaan penting. Sehingga siswa dapat

memahami bahwa bekerja dalam tim itu penting untuk mengembangkan

proses kognitif.

(c) Memfasilitasi pembelajaran kelompok kecil dalam pendekatan PBL belajar

dalam bentuk kelompok lebih mudah dilakukan, karena dengan jumlah

anggota kelompok yang sedikit akan lebih mudah mengontrolnya. Sehingga

guru dapat menggunakan berbagai teknik belajar kooperatif untuk

menggabungkan kelompok-kelompok tersebut untuk menyatukan ide.

(d) Melaksanakan PBL, guru harus dapat mengatur lingkungan belajar yang

mendorong dan melibatkan siswa dalam masalah. Selain itu, guru juga

berperan sebagai fasilitator dalam proses inkuiri kolaboratif dan belajar siswa.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam

pembelajaran dengan pendekatan PBL, guru memiliki peran yang penting yaitu

menyiapkan perangkat berpikir siswa, menekankankan pembelajaran yang

kooperatif dalam PBL, memfasilitasi siswa dalam bekerja kelompok dan sebagai

fasilitator guru harus menyediakan lingkungan belajar yang dapat melibatkan

siswa dalam masalah.

2.1.9 Hakikat Matematika

Matematika menurut James ( dalam Suherman, 2003: 18) adalah “ilmu tentang logika mengenal bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang

berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi menjadi

(46)

sangatlah susah untuk dibuat, sebab cabang-cabang itu semakin bercampur”. Matematika menurut Tinggih ( dalam Suherman, 2003: 16) adalah “ilmu

pengetahuan yang didapat melalui proses menalar”.

Soedjadi (dalam Heruman, 2007: 1), menjelaskan bahwa “matematika memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan dan pola pikir yang

deduktif”. Hernawan (2010: 8.27) mengemukakan fungsi mata pelajaran matematika, yaitu “untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol, serta ketajaman penalaran yang dapat

membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan

sehari-hari”.

Ruseffendi (dalam Heruman, 2007: 1) merumuskan pengertian matematika,

bahwa ”matematika adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan dan struktur yang

terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang

didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil”. Menurut Soedjadi (dalam Heruman, 2007: 1) “matematika memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu

pada kesepakatan dan pola pikir yang deduktif”

Berdasarkan beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa

matematika merupakan ilmu yang mempelajari tentang aljabar, analisis dan

geometri, yang dalam mendapatkannya perlu berpikir atau menggunakan logika.

Matematika dipengaruhi oleh beberapa prinsip dan memiliki pandangan yang

(47)

26

hubungan, sebagai bahasa, sebagai ilmu tentang struktur yang terorganisasikan

dan matematika sebagai seni.

2.1.10 Tujuan Pembelajaran Matematika

Secara khusus tujuan pembelajaran matematika di tingkat sekolah dasar di

kemukakan oleh Depdiknas (dalam Susanto, 2013: 190) yaitu (1) memahami

konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan

konsep atau algoritme; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat,

melakukan manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti dan

pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan

memahami masalah, merancang dan menyelesaikan model matematika,

menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan

menggunakan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menyelesaikan suatu

masalah; (5) memiliki sikap menghargai penggunaan matematika didalam

kehidupan sehari-hari.

2.1.11 Materi Pembelajaran Matematika

Penelitian yang telah dilakukan ini, mengambil mata pelajaran matematika

untuk kelas V SD semester 1 tahun ajaran 2015/2016. Standar Kompetensi (SK)

4. Menghitung volume kubus dan balok dan menggunakannya dalam pemecahan

(48)

2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang penggunaan pendekatan Problem Based Learning (PBL)

untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar Matematika siswa sekolah dasar

sudah pernah dilakukan oleh beberapa pihak. Peneliti menuliskan empat

penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Pertama penelitian dari Pratiwi,

kedua penelitian dari Sujilah, ketiga penelitian dari Latifah dan yang keempat

penelitian dari Gunantara.

Penelitian yang pertama yaitu mulik Pratiwi (2013) dengan judul

“Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pecahan melalui Model Problem Based Learning di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Randugunting 4 Kota

Tegal”. Penelitian ini relevan dengan variabel minat yang dilakukan oleh peneliti.

Hasil penelitian ini telah mencapai indikator keberhasilan sesuai yang ditentukan.

Keberhasilan penelitian tersebut ditunjukkan dengan adanya perbedaan minat

belajar siswa sebelum dilakukan tindakan menggunakan pendekatan Problem

Based Learning dengan sesudah menggunakan tindakan Problem Based Learning.

Minat belajar siswa sebelum dilakukan tindakan Problem Based Learning

dilakukan dengan pengisian angket minat belajar siswa pra tindakan terlebih

dahulu dan menunjukkan adanya minat dengan kriteria sedang pada keempat

aspek. Persentase secara keseluruhan untuk minat belajar siswa terhadap

pembelajaran matematika materi pecahan sebelum pendekatan Problem Based

Learning diterapkan mencapai 43,06% dengan kriteria sedang. Persentase minat

belajar siswa paska siklus I mencapai 62,89% dengan kriteria tinggi, kemudian

(49)

28

demikian, hasil pengisian angket minat belajar siswa telah memenuhi indikator

keberhasilan yang ditetapkan, yakni persentase lebih dari atau sama dengan 75%

dengan kriteria sangat tinggi.

Penelitian yang kedua yaitu penelitian milik Sujilah (2009) dengan judul

“Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika melalui Metode Bermain pada Siswa Kelas I MI Sultan Agung Depok Sleman”. Penelitian ini

relevan dengan yang peneliti lakukan yaitu prestasi belajar siswa. Hasil dari

penelitian tersebut adalah adanya peningkatan prestasi belajar matematika siswa

kelas IA MI Sultan Agung. Peningkatan prestasi belajar matematika tersebut

dibuktikan dengan adanya peningkatan skor rata-rata kelas pada siklus I yaitu

60,00 dan pada siklus II meningkat menjadi 80,00.

Ketiga yaitu penelitian dari Latifah (2009) dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika dengan Penerapan Mastery Learning

pada siswa kelas IV MI Al Ittihaad Citosono Kec Grabag Kab Magelang Tahun

Ajaran 2009/2010”. Penelitian ini relevan dengan mata pelajaran matematika yang juga dilakukan oleh peneliti. Hasil dari penelitian dari Latifah yaitu adanya

peningkatan siswa tentang pemahaman pelajaran matematika materi jajar genjang

dan segitiga dengan penerapan Mastery Learning yang dilakukan sebanyak III

siklus. Siklus I hanya ada 3 siswa (7,5%) yang mampu menguasai materi dengan

sempurna dan masih ada 92,5% siswa yang belum menguasai materi dengan baik,

pada siklus II meningkat menjadi 25 siswa atau sebesar (62,5%) yang telah

menguasai materi dengan sempurna dan pada sikus III meningkat lagi menjadi 35

(50)

(12,5%) saja siswa yang belum menguasai materi, walaupun penguasaan materi

belum 100% tetapi sudah ada peningkatan dari siklus I sampai siklus III.

Penelitian yang keempat yaitu penelitian dari Gunantara (2012) dengan

judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V”. Penelitian ini relevan dengan penerapan PBL yang juga dilakukan oleh peneliti.

Hasil dari penelitian ini yaitu penerapan Problem Based Learning (PBL) dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas V di SD Negeri 2

Sepang dengan tindakan sebanyak II siklus. Hasil ini dapat silihat secara klasikal,

bahwa pada siklus I kemampuan pemecahan masalah siswa sebesar 70% (berada

pada kriteria sedang), sedangkan pada siklus II rata-rata kemampuan pemecahan

masalah sebesar 86,42% (berada pada kriteria tinggi).

Data dari siklus I ke siklus II membuktikan adanya kemampuan pemecahan

masalah yang mengalami peningkatan sebanyak 16,42%. Gunantara, dalam

penelitiannya menjelaskan bahwa adanya peningkatan kemampuan pemecahan

masalah pada siswa disebabkan karena model PBL memungkinkan siswa dapat

meningkatkan

Gambar

Gambar 2.1 Literatur map Penelitian yang Relevan
Gambar 3.1 Model Kemmis dan MC Taggart
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara
Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi Minat Belajar Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

DAN SEKITARNYA, KECAMATAN KALIGESING DAN BAGELEN, KABUPATEN PURWOREJO, PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN METODE SAYATAN TIPIS. Ikra Wahyu Pratama, Ikfi Maasyi Hanif,

PENGARUH METODE PROCESS GOAL SETTING TERHADAP MOTIVASI OLAHRAGA DAN PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR DROPSHOT CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS PADA ATLET PEMULA PB. 27) menyatakan

Ernawati, M.T, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, bantuan, petunjuk serta masukan yang berharga hingga tugas

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian dengan menggunakan uji statistic untuk menguji hipotesis agar bisa dijelaskan hubungan variabel

Pada saat tegangan output memiliki nilai sebesar 11,7 Volt arus pada output bernilai menjadi 1.5 A sehingga menandakan proses pengisian batere telah berpindah

Aku sangat malu ketika bertemu dengan Feri, seorang pria tampan yang telah cukup lama aku menyukainya yang jelas – jelas dia sudah tahu bahwa aku suka kepada dirinya.. Semakin

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Modeling Efektif Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Korban

(1) Dalam keadaan penyelenggara telekomunikasi khusus untuk keperluan pertahanan keamanan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) huruf b belum atau tidak mampu