• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

3. Pendekatan Saintifik

Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahap-tahap mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang telah ditentukan (Hosnan, 2014). Menurut Daryanto (2014), pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang

agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahap-tahap mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja tidak tergantung pada informasi searah dari guru (Daryanto, 2014). Metode saintifik sangat relevan dengan teori belajar Burner, sehingga terdapat keterkaitan antara keduanya. Menurut Daryanto (2014), metode saintifik memiliki empat hal pokok yang berkaitan dengan teori Bruner. Pertama, seseorang belajar mengembangkan pikirannya bila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan kegiatan kognitif dalam proses melakukan penemuan, siswa akan merasakan sensasi dan memperoleh kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik dalam melakukan sebuah penemuan. Keempat, melakukan penemuan maka akan memperkuat resensi ingatan.

a. Karakteristik Pendekatan Saintifik

Menurut Daryanto (2014:53) pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut:

2) melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip

3) melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa

4) dapat mengembangkan karakter siswa b. Hasil Belajar dalam Pendekatan Saintifik

Hasil belajar menghasilkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan penguatan yang terintegrasi. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar skema hasil belajar berikut ini:

Sikap (Tahu Mengapa) Produktif Inovatif

Keterampilan Kreatif Pengetahuan

(Tahu Bagaimana) Afektif (Tahu Apa)

Gambar 2.1 Skema Hasil Belajar dalam Pendekatan Saintifik (Daryanto, 2014:53)

Gambar di atas menunjukkan bahwa dalam pembelajaran saintifik ranah sikap mencakup materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa”. Ranah keterampilan mencakup materi agar peserta didik

“tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan mencakup materi ajar agar peserta didik “tahu apa. Hasil akhirnya peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan menjadi manusia yang baik (soft skill), dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup layak

(hard skill) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,

keterampilan, dan pengetahuan (Daryanto, 2014). c. Tujuan Pendekatan Saintifik

Tujuan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik (Daryanto, 2014:54) adalah:

1) untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa

2) untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik

3) terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan

4) diperoleh hasil belajar yang tinggi

5) untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah

6) untuk mengembangkan karakter siswa d. Prinsip Pendekatan Saintifik

Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran (Daryanto, 2014:58) adalah sebagai berikut:

1) Pembelajaran berpusat pada siswa.

Kegiatan pembelajaran pada pendekatan saintifik mendorong siswa untuk lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran.

2) Pembelajaran membentuk diri siswa.

Pembelajaran dalam pendekatan saintifik membentuk diri siswa.

3) Pembelajaran terhindar dari verbalisme.

Pembelajaran yang berlangsung tidak menggunakan terlalu banyak kata-kata dalam menjelaskan isi pelajaran atau terlalu banyak memberikan contoh-contoh dan ilustrasi.

4) Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip. 5) Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan

berpikir siswa.

Kegiatan pembelajaran yang menekankan keaktifan dan kemandirian siswa mendorong siswa untuk selalu berpikir dalam memecahkan masalah yang ada sehingga dapat melatih kemampuan berpikir siswa.

6) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru.

Proses kegiatan pembelajaran yang mengutamakan keaktifan siswa membuat siswa termotivasi dalam belajar. Siswa yang aktif

menandakan antusias siswa terhadap kegiatan pembelajaran sehingga menumbuhkan motivasi mengajar pada guru.

7) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi.

Pendekatan saintifik melatih siswa dalam kemampuan berkomunikasi

8) Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

e. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Hosnan (2014:39-77) memaparkan bahwa langkah-langkah pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:

1) Mengamati (observing)

Mengamati adalah kegiatan studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan.

2) Menanya (questioning)

Kegiatan belajar dari menanya ini adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan

tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).

3) Mencoba (experimenting)

Kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan informasi/eksperimen. Kegiatan belajarnya adalah melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, menamati objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan nara sumber.

4) Mengasosiasikan/mengolah informasi/menalar (associating) Menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Kegiatan belajarnya adalah;

pertama, mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, baik

terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi; kedua, pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber, yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.

Networking adalah kegiatan siswa untuk membentuk

jejaring pada kelas. Kegiatan belajarnya adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

Kegiatan pembelajaran dari langkah-langkah pembelajaran saintifik yang dijelaskan oleh (Hosnan, 2014:39-77) dapat disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.2 Kegiatan Pembelajaran Saintifik

Kegiatan Aktivitas Belajar

Mengamati (observing)

Melihat, mengamati, membaca, mendengarkan, menyimak (tanpa dan dengan alat)

Menanya (questioning)

Mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai yang bersifat hipotesis; diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan)

Pengumpulan data

(experimenting)

Menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan, menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, eksperimen), mengumpulkan data.

Mengasosiasi (associating)

Menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan hubungan data/kategori, menyimpulkan dari hasil data; dimulai dari

unstructured – uni structure – multistructure - complicated structure.

Mengkomunikasi-kan

Menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya.

Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran selanjutnya diterapkan menjadi sebuah kegiatan dalam langkah pembelajaran saintifik yang meliputi menggali informasi, menyajikan data dan informasi, kemudian mengolah data, menyajikan data dan informasi, dilanjutkan dengan menganalisis menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta (Daryanto, 2014). Berikut merupakan gambar skema dari langkah-langkah pembelajaran saintifik:

Gambar: 2.2 Langkah-langkah Pembelajaran Sanitifik Dari penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan yang dirancang agar peserta didik secara aktif menggunakan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotoriknya dalam menemukan pengetahuan melalui observasi. Pendekatan saintifik memiliki karakteristik yang nantinya berpengaruh pada hasil belajar siswa. Hasil belajar yang ditingkatkan melalui pendekatan saintifik adalah menjadikan peserta didik

Pembatasan masalah

Menetapkan fokus kajian Menghimpun data Mencocokkan

dengan teori atau hipotesis Menyusun dan menyajikan laporan Mengolah dan membahas data Identifikasi masalah

yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan penguatan yang terintegritas. Keunggulan yang dimiliki dari pendekatan saintifik tersebut mendasari adanya tujuan dan prinsip dari pendekatan saintifik. Adapun langkah-langkah dari pendekatan saintifik adalah (1) mengamati (observing), (2) menanya (questioning), (3) mencoba (experimenting), (4) mengasosiasikan/mengolah informasi/menalar (associating), (5) membentuk jejaring (networking).

Dokumen terkait