• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN

B. Pembahasan

1. Perangkat Pembelajaran Menjawab Permasalahan Guru

Penelitian ini berawal dari adanya permasalahan yang terjadi di lapangan berkaitan dengan pelaksanaan Kurikulum 2013. Oleh karena itu peneliti mencoba menyusun perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 pada kelas V dengan Tema 3, “Kerukunan dalam Bermasyarakat”

Subtema 2, ”Manfaat Hidup Rukun”. Perangkat tersebut divalidasi oleh tiga validator dengan skor 4,72 yang artinya layak untuk diujicobakan. Setelah peneliti melakukan uji coba, di SD Negeri Depok 1, dari hasil wawancara akhir guru tersebut menjadi terbantu dalam hal: melaksanakan proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013, memahami cara menyediakan media pembelajaran, melakukan penilaian (KI-1), (KI-2), (KI-3), dan (KI-4) karena adanya deskriptor-deskriptor berupa rubrik penilaian. Perangkat yang dikembangkan oleh peneliti dapat membantu mengatasi permasalahan guru karena memiliki kekhasan:

a. Perangkat Pembelajaran yang dikembangkan Menggunakan Model Project-based Learning

Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menuntut pemahaman guru untuk menggunakan pendekatan saintifik. Merumuskan kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik merupakan kesulitan yang telah dialami oleh guru. Selain menggunakan pendekatan tematik integratif, perangkat pembelajaran yang dikembangkan juga menggunakan pendekatan saintifik dalam merumuskan kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran memuat lima langkah pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan. Kelima langkah dalam pendekatan saintifik memberikan peluang pada guru untuk menuntun siswa dalam menemukan konsep mata pelajaran melalui tahapan-tahapan ilmiah. Peneliti memilih model project-based learning supaya siswa dapat

mengembangkan 5M. Penggunaan model pembelajaran project-based

learning membentuk siswa untuk memiliki keterampilan dalam

membuat sebuah proyek penemuan dan karakter yang memiliki tanggung jawab sehingga siap dalam menghadapi tantangan yang ditemui dalam kehidupan nyata.

Gambar 4.7 Siswa Mendengarkan Penjelasan dalam Membuat Poster

Hosnan (2014:36) menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai kegiatan pembelajaran ilmiah yang mengembangkan karakter siswa menjadi pribadi yang tangkas dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah. Guru dapat terbantu dalam mengembangkan karakter tersebut melalui pendekatan saintifik. Melalui project-based learning, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai materi dalam kurikulum (Daryanto, 2014:23). Membuat sebuah proyek yang baru bagi siswa dapat

mengembangkan pengetahuan siswa. Kegiatan membuat sebuah proyek juga dapat mengasah kemampuan psikomotorik siswa. Selain kedua kemampuan tersebut, membuat sebuah proyek juga dapat meningkatkan kemampuan afektif siswa seperti bertanggung jawab atas proyek yang dibuat, disiplin dalam melakukan langkah-langkah pembuatan proyek, percaya diri dalam hal berkomunikasi kepada forum dalam mendemonstrasikan proyeknya. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran project-based learning dapat membantu perkembangan aspek sikap, kognitif dan keterampilan siswa.

Analisis terhadap perkembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa dilakukan pada tahap uji coba disetiap pembelajaran. Pendekatan saintifik yang memuat 5M diterapkan pada model pembelajaran project-based learning. Sebagai contoh membuat proyek dengan sebuah poster pada pembelajaran 3. Ada sembilan lagkah yang memuat 5M digunakan dalam kegiatan pembelajaran. sembilan langkah tersebut adalah (1) mendengarkan dan memperhatikan penjelasan tentang poster dan kegunaan poster (mengamati/menjelaskan dengan contoh kehidupan nyata), (2) merancang dan menghitung ukuran poster dengan menggunakan skala secara berkelompok (mencoba dan menalar/mengambil peran dalam

merancang proyek), (3) membahas dan mengerjakan LKS sebagai

mengumpulkan latar belakang informasi), (4) siswa dan guru

membuat kesepakatan bahwa penilaian proyek ditentukan dari pertanyaan-pertanyaan yang disepakati oleh kedua belah pihak (mengomunikasi-kan, menalar, dan menanya/bernegosiasi dalam

menentukan kriteria penilaian), (5) mencari bahan yang diperlukan

untuk membuat poster. (menalar/mengumpulkan bahan yang

diperlukan), (6) membuat proyek yang telah mereka rancang

(mencoba dan menalar/membuat proyek), (7) meneliti kembali dan melakukan persiapan sebelum presentasi (mengamati/melakukan

persiapan sebelum presentasi), (8) melakukan presentasi dan bertanya

jawab tentang mading yang telah dibuat (mengomunikasikan dan menanya/mempresentasikan proyek), (9) mendiskusikan tentang hal yang menggembirakan dan kesulitan mereka kedalam bentuk tulisan (menalar dan mengkomunikasi-kan /merefleksi dan mengevaluasi). Siswa secara berkelompok dapat menemukan informasi melalui pembagian tugas dan diskusi. Melalui kegiatan belajar ini siswa mendapatkan informasi atau pengetahuan melalui berbagai sumber sehingga siswa tidak tergantung pada penjelasan dari guru.

Berdasarkan hasil wawancara akhir kepada guru kelas VB, perumusan lima langkah pendekatan saintifik sangat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran. Guru telah melaksanakan 5M sebelumnya, kemudian menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Guru memiliki gambaran yang lebih luas mengenai

kegiatan yang dilakukan melalui langkah 5M. Kelima langkah dalam pendekatan saintifik juga dipadukan dengan sembilan langkah

project-based learning dalam perangkat pembelajaran yang

dikembangkan. Kegiatan pembelajaran dapat mencakup langkah-langkah pendekatan saintifik dengan project-based learning secara berkesinambungan. Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa guru merasa terbantu dalam merumuskan kegiatan pembelajaran.

b. Perangkat Pembelajaran Memuat Media yang Membantu Pembelajaran

Menyediakan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran merupakan permasalahan yang dikeluhkan oleh guru. Namun melalui model kegiatan pembelajaran project-based learning yang dilakukan guru merasa terbantu dalam penyediaan media yang sebelumnya guru merasa kesulitan dalam menyediakannya. Media pembelajaran memiliki pengaruh terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas.

Gambar 4.8 Siswa Membuat Media Majalah Dinding Menurut Anitah (2010:5), media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Media pembelajaran dalam penelitian dibuat sendiri oleh siswa sebagai proyek dalam kegiatan pembelajaran. Enam uji coba yang dilakukan selama enam kali pembelajaran menunjukkan bahwa pembuatan media dalam bentuk proyek memberikan suasana belajar yang berbeda dalam kelas. Media yang menarik dan belum pernah dibuat oleh siswa dapat membawa siswa ke dalam situasi belajar yang menyenangkan dan bermakna. Siswa sekolah dasar berada pada tahap pemahaman konsep melalui sesuatu yang konkrit. Media belajar akan membantu siswa menerima dan menemukan konsep dari suatu pembelajaran.

Salah satu media pembelajaran yang dibuat dan digunakan pada pembelajaran 1 adalah media majalah dinding. Media

pembelajaran majalah dinding digunakan untuk membantu siswa dalam merangkum materi yang telah dipelajari. Melalui membuat proyek berupa majalah dinding, siswa belajar seluruh materi yang dipelajari dengan maksimal dan tidak membosankan. Media majalah dinding dibuat berkelompok oleh siswa sehingga siswa juga belajar bekerja dalam kelompok melalui karya yang telah dibuat.

Pada wawancara yang dilakukan setelah penelitian, guru menjelaskan bahwa media pembelajaran yang dibuat sendiri oleh siswa membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Media yang digunakan oleh guru dan yang disediakan untuk siswa juga sangat membantu dalam memberi gambaran kepada siswa tentang jalannya kegiatan dan dalam mencari sumber belajar. Media pembelajaran yang ada juga cukup mudah untuk dibuat oleh guru maupun siswa, karena alat dan bahan yang digunakan tidak sulit untuk dicari. Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kesulitan yang dialami oleh guru dalam menyediakan media pembelajaran dapat teratasi dengan adanya penelitian pengembangan yang menerapkan model pembelajaran project-based learning.

c. Perangkat Pembelajaran Memuat Rubrik Penilaian 1), (KI-2), (KI-3), dan (KI-4)

Guru merasa kesulitan dalam melaksanakan peniliaian, karena guru merasa bingung dengan acuan penilaian yang tidak memiliki deskriptor. Adanya pengembangan perangkat pembelajaran yang

dilakukan oleh peneliti, memudahkan guru dalam melakukan penilaian. Penilaian otentik sangat erat dengan kekhasan Kurikulum 2013 yang menanamkan nilai-nilai dalam pendidikan karakter.

Gambar 4.9 Siswa mengerjakan Tugas Sebagai Salah Satu Indikator Penilaian

Triyanto (2009:252-253) menjelaskan bahwa penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan memuat nilai-nilai yang ditanamkan pada siswa dalam kegiatan pembelajaran. Nilai-nilai sosial yang dikembangkan adalah sikap percaya diri, disiplin, dan tanggung jawab. Pencapaian nilai-nilai sosial dalam pendidikan karakter menjadi sebuah ketercapaian siswa dalam kompetensi sikap sosial. Penilaian (KI-1), (KI-2), (KI-3) dan (KI-4) dalam perangkat pembelajaran dinilai secara otentik yang dilakukan oleh guru.

Sebagai contoh sikap tanggung jawab yang diperoleh siswa dengan inisial A dengan nilai 70 pada pembelajaran 1. Kriteria yang telah dipenuhi siswa adalah mengerjakan seluruh pekerjaan rumah dengan informasi yang tidak rinci tetapi dikumpulkan tepat waktu, menjalankan 1-3 kegiatan kelompok dan menggunakan fasilitas yang telah disediakan dengan baik, dan melaksanakan piket harian sesuai jadwal namun tidak dikerjakan sampai tuntas. Pada pembelajaran 2 siswa tersebut mendapat nilai 70,5 untuk sikap tanggung jawab. Kriteria yang telah dipenuhi siswa adalah membawa 8-9 barang yang ditugaskan oleh guru dari rumah dengan benar, menjalankan 1-3 kegiatan kelompok dan menggunakan fasilitas yang telah disediakan dengan baik, dan melaksanakan piket harian tidak sesuai jadwal namun dikerjakan sampai tuntas. Pada pembelajaran 3 sampai 6 siswa mememenuhi semua kategori dan kriteria penialaian sikap tanggung jawab dan memperoleh nilai 100.

Berdasarkan hasil uji coba dan wawancara akhir kepada guru kelas VB, guru merasa terbantu dalam menentukan kriteria penilaian sikap syukur dari siswa, adanya deskriptor yang jelas dapat membatu guru dalam menilai siswa. Pada penilaian sikap sosial juga seperti itu. Dekriptor penilaian sikap sangat jelas, dan terperinci, sehingga guru tidak kebingungan dalam menilai. Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa guru merasa terbantu dengan adanya

perangkat pembelajaran yang menyajikan instrument penilaian dengan menggunakan penilaian otentik.

Berdasarkan penjelasan di atas, perangkat pembelajaran yang dikembangkan telah menjawab dan membantu tiga permasalahan guru dalam penerapan Kurikulum 2013 yang disampaikan pada bab I. (1) guru dapat merumuskan dan menerapkan kegiatan pembelajaran yang memuat 5M dengan baik, (2) penyediaan media pembelajaran yang sederhana, nyata dan relevan bagi siswa dan (3) penilaian yang kini dapat dilakukan guru dengan deskriptor yang jelas.

Dokumen terkait