• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.2 Kajian Teoretis

2.2.2 Pendekatan Saintifik

Pada umumnya kata approach diartikan pendekatan. Dalam dunia pengajaran, kata ini lebih tepat diartikan a way of beginning something. Jadi, kalau diterjemahkan, approach ialah cara memulai sesuatu (Subana dan Sunarti 2011:18). Richards dkk dalam Subana dan Sunarti (2011:19) menyatakan bahwa pengajaran sering dibicarakan dalam tiga aspek yang berkaitan, yakni pendekatan, metode, dan teknik. Teori yang berbeda tentang cara mengajarkan (pendekatan) menyiratkan cara yang berbeda dalam mengajarkan (metode) dan metode yang berbeda memanfaatkan aktivitas kelas yang berbeda (teknik). Menurut Sagala (2010:68) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah cara guru dalam menentukan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan melahirkan metode atau teknik pembelajaran.

Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Karena itu, Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu

kebenaran (Kemendikbud 2013:146). Proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan ini juga harus terhindar dari sifat-sifat nonilmiah. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria sebagai berikut.

1. Substansi atau materi pembelajaran berbasis fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaktif edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.

4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain dari substansi atau materi pembelajaran.

5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.

6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.

7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sestem penyajiannya.

Pendekatan saintifik dalam pembelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta (Kemendikbud 2013:148-149). Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat disajikan berikut ini.

1. Mengamati

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Penggunaan metode observasi membuat peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Langkah-langkah kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan seperti berikut.

a. Menentukan objek apa yang akan diobservasi;

b. membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi;

mengamati menanya mengumpulkan informasi

mengasosiasi/ menalar

membentuk jejaring

c. menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder;

d. menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi;

e. menentukan secara jelas bagaimana obsesrvasi akan dilakuakan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar;

f. menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.

Berdasarkan kegiatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan mengamati dalam pendekatan saintifik adalah kegiatan observasi untuk mempelajari suatu objek dan mencatat hasilnya.

2. Menanya

Menanya merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mengtahui rasa ingin tahu dan daya nalar siswa mengenai suatu hal. Kegiatan menanya dapat dilakukan dengan cara diskusi kelompok, tanya jawab antar siswa, dan tanya jawab siswa dengan guru. Berdasarkan kegiatan tersebut menanya dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai hal yang diamati.

3. Mengumpulkan Informasi

Belajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah akan melibatkan siswa dalam melakukan aktivitas menyelidiki fenomena dalam upaya menjawab suatu permasalahan. Guru dapat menugaskan siswa untuk mengumpulkan data atau

informasi dari berbagai sumber. Guru juga perlu mengarahkan siswa dalam merencanakan aktivitas, melaksanakan aktivitas, dan melaporkan aktivitas yang telah dilakukan.

4. Menalar

Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

Cara menalar ada dua, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari fenomena atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik. Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Cara kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-bagiannya yang khusus. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan menalar merupakan aktifitas mental khusus dalam melakukan penarikan simpulan.

Membentuk jejaring sering dihubungkan dengan kegiatan mengomunikasikan. Aktivitas mengomunikasikan dapat berupa mempresentasikan hasil kerja siswa kemudian siswa lain diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan membentuk jejaring atau mengomunikasikan adalah kegiatan menyampaikan hasil kerja siswa dalam bentuk tulisan maupun lisan, kemudian ditindaklanjuti dengan diberikan tanggapan mengenai kelebihan dan kekurangannya (Kemendikbud 2013:146-160).

Dokumen terkait