• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI .1Hakikat Belajar .1Hakikat Belajar

2.1.5 Strategi Pembelajaran

2.1.5.5 Pendekatan Saintifik ( Scientific Approach )

Pendekatan saintifik berasal dari kata saint yang berarti ilmu. Maka pendekatan saintifik adalah pendekatan keilmuan yang bersifat logis dan sistematis (Permatasari, 2014:14). Pembelajaran berpendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang menggunakan pendekatan ilmiah dan inkuiri, dimana siswa berperan secara langsung baik secara individu maupun kelompok untuk menggali konsep dan prinsip selama kegiatan pembelajaran, sedangkan

tugas guru adalah mengarahkan proses belajar yang dilakukan siswa dan memberikankoreksi terhadap konsep dan prinsip yang didapatkan siswa. (Marjan, 2014)

Secara teoritis pembelajaran pendekatan saintifiksangat memposisikan siswa sebagai pusat dalam pembelajaran (studentcentered), sehingga memberikan peluang pada peningkatan hasil belajar, pandangan paham konstruktivisme tentang pembelajaran bahwa, keterlibatan aktif siswa dalampembelajaran memiliki peran yangpenting dalam mengkonstruksipemahaman dalam pikirannya (Marjan, 2014). Menurut sudarwan, pendekatan saintifik bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Proses pembelajaran dengan menggunakn pendekatan saintifik harus dilaksanakan dengan dipandu nilai, prinsiop dan kriteria ilmiah (Majid, 2014:194). Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata;

2. Penjelasan guru, respon peserta didi, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis;

3. Mendorong dan mnginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analisis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan susbtansi atau materi pembelajaran;

4. Mendorong dan mnginspirasi peserta didik mampu berpikir berdasarkan hipotesis dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi pembelajaran;

5. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dpaat dipertanggung jawabkan;

6. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun manarik sistem penyajiannya.

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Adapun keunggulan pendekatan saintifik menurut Machin (2014:28) antara lain: (1) meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi, (2) untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, (3) terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan, (4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi, (5) untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah, dan (6) untuk mengembangkan karakter siswa.

Pendekatan saintifik dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dan keaktifan siswa dalam pembelajaran.Hal ini dapat dilihat dari jurnal A.Machin (2014) dengan judul “Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan Konservasi pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan”.Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menerapkan pendekatan saintifik dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dan siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran (dalam Aryani, 2014:559).

Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Permendikbud nomor 81A tahun 2013 tentang implementasi kurikulum yang menyatakan bahwa proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ eksperimen, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

Pengimplementasian lima pengalaman belajar pokok (dalam Permen-dikbud no 81A, 2013) dalam pelajaran dapat dipahami sebagai berikut :

a. Mengamati

Siswa diberi kesempatan melakukan pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi siswa melakukan pengamatan (melihat, membaca, mendengar dan menyimak) tentang hal yang penting dari objek.

b. Menanya

Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan factual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Guru membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang hasil pengamatan objek konkrit sampai abstrak. Semakin siswa terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahunya dapat dikembangkan.

c. Mengumpulkan informasi/ eksperimen

Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui membaca, mengamati objek/ kejadian, aktivitas, melakukan eksperimen dan wawancara dengan nara sumber.

d. Mengasosiasikan/ mengolah informasi

Informasi diproses untuk menemukan keterkaitan, pola, dan kesimpulan. Pengolahan informasi bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat berbeda ataupun bertentangan.

e. Mengkomunikasikan

Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisi secara lisan, tertulis atau media lainnya.

Implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran hendaknya dirancang dengan mengikuti prinsip-prinsip khas yang edukatif, yaitu kegiatan yang berfokus pada kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemaha-man. Menurut Majid (2014:195) pendekatan ilmiah menekankan pada pentingnya kolaborasi dan kerjasama di antara peserta didik dalam menyelsaikan setiap permasalahn dalam pembelajaran. Kelebihan penerapan pendekatan saintifik diantaranya adalah membuat peserta didik mampu merumuskan masalah dengan banyak bertanya, bukan hanya mampu menyelesaikan masalah hanya dengan menjawab saja dan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik ini diarahkan untuk melatih peserta didik berfikir tentang bagaimana cara mengambil keputusan bukan hanya mengajarkan peserta didik untuk mendengarkan dan menghafal saja.

Namun dalam pelaksanaannya, terdapat hambatan-hambatan yang dihadapi guru dalam menerapkan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran. Menurut Aryani (2014:560-562) hambatan yang dialami guru dalam penerapan pendekatan saintifik diantaranya adalah:

a) Ketidaksesuaian antara apa yang telah direncanakan dalam RPP dengan keadaan nyata yang terjadi pada saat pembelajaran/ kesulitan dalam mengembangkan RPP;

b) Guru kesulitan dalam mencari media pembelajaran yang cocok untuk pendekatan saintifik karena harus dihubungkan dengan kehidupan nyata, serta guru kurang kreatif dalam menentukan media pembelajaran yang lebih beragam;

c) Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifikguru masih kesulitan dalam membangkitkan motivasi belajar pada siswa, kurangnya pengelolaan waktu dan kelas oleh guru sehingga kegiatan belajar menjadi tidak kondusif, rumitnya persiapan yang harus dilakukan guru; d) Dalm kagiatan akhir, aspek yang diharapkan tercapai dalam kegiatan pembelajaran belum tercapai sepenuhnya dan siswa banyak yang terlambat mengumpulkan tugas yang diberikan;

e) Penerapan pendekatan saintifik pada guru dalam pembelajaran sangat didukung oleh kemampuan guru dalam mengajar dan sarana prasarana yang lengkap.

Hal ini diperkuat dengan penelitian Agus Sujarwanto dalam Jurnal Nuansa Kependidikan, Vol 16, November 2013, dengan judul “Mengkondisikan Pembelajaran IPA dengan Pendekatan Saintifik”.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pendekatan saintifik terdapat hambatan diantaranya (1) tidak mudah membuat peserta didik mengajukan pertanyaan

apabila tidak dihadapkan dengan media yang menarik, (2) kurangnya sarana pembelajaran, (3) kurangnya pengaturan waktu dalam pembelajaran.

Selain itu hasil penelitian lainnya yang sesuai yaitu Resti Fauziah,Ade Gafar Abdullah dan Dadang Lukman Hakim dalam Jurnal Invotec, Volume IX, No.2, Agustus 2013, dengan judul penelitiannya “Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah”. Dalam hasil penelitiannya terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaan pendekatan saintifik, diantaranya: (1) guru harus melakukan persiapan yang matang dan rumit dalam pembelajaran (2) guru harus selalu mengikuti perkembangan materi yang terkait dengan kehidupan nyata (dalam Aryani, 2014:561).

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang berbasis keilmuan yang mengembangkan 3 ranah dalam proses pembelajaran yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan secara terintegrasi. Pendekatan pembelajaran ilmiah menekankan pada pentingnya kolaborasi dan kerja sama diantara siswa dalam menyelesaikan setiap permasalahan dalam pembelajaran.

Oleh karena itu, guru dituntut menciptakan pembelajaran dengan mengedepankan kondisi siswa yang berperilaku ilmiah yaitu bersama-sama diajak mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan serta mengkomunikasikan, sehingga siswa akan dengan benar menguasai materi dengan baik. Untuk menanggulangi hambatan-hambatan yang muncul saat penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran, guru hendaknya menambah pengetahuan mengenai pendekatan saintifik dengan memanfaatkan

media internet maupun literatur lain mengenai pendekatan saintifik, guru harus melakukan persiapan matang dalam pembelajaran dan melakukan pengelolaan kelas dengan baik agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Hasil belajar menggunakan pendekatan saintifik ini dapat mengembangkan peserta didik yang kreatif, produktif, afektif dan inovatif melalui penguatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

2.1.6 Teori Belajar yang Mendasari Model Learning Cycle dengan Media