• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.16. Pendekatan Semiotik

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda, sebuah cabang keilmuan yang memperlihatkan pengaruh semakin penting tidak saja sebagai metode kajian (decoding), akan tetapi juga sebagai metode penciptaan (encoding). Semiotika telah berkembang menjadi sebuah model atau paradigma bagi berbagai bidang keilmuan yang sangat luas, yang menciptakan cabang-cabang

semiotika khusus, diantaranya adalah semiotka binatang (zoo semiotics), semiotik kedokteran (medical semiotics), semiotika arsitektur, semiotika seni, semiotika fashion, semiotika sastra, semiotika televisi, termasuk semiotika desain.

Semiotika berasal dari kata Yunani : semeion, yang berarti tanda. Dalam pandangan Piliang, penjelajahan semiotika sebagai metode kajian ke dalam berbagai wacana sosial sebagai fenomena bahasa. Dengan kata lain, bahasa dijadikan model dalam berbagai wacana sosial. Berdasarkan pandangan semiotika, bila seluruh praktek sosial dapat dianggap sebagai fenomena bahasa, maka semuanya dapat juga dipandang sebagai tanda. Hal ini dimungkinkan karena luasnya pengertian tanda itu sendiri (piliang, 1998:262).

Semiotika menurut berger memiliki dua tokoh, yakni Ferdinand de Saissure (1857-1913) dan Charles Sander Pierce (1839-1914). Kedua tokoh tersebut mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak mengenal satu sama lain. Karena latar belakang keilmuan mereka berbeda Saussure adalah linguistik, sedangkan Pierce filsafat. Semiologi menurut Saussure seperti dikutip hidayat, didasarkan pada anggapan bahwa selama perbuatan dan tingkah laku manusia membawa makna atau selama berfungsi sebagai tanda, harus ada dibelakangnya sistem pembedaan dan konvensi yang memungkinkan makna itu. Dimana ada tanda di sana ada sistem (Hidayat, 1998:26). Sedangkan Peirce menyebut ilmu yang dibangunnya semiotika (semiotics). Bagi Pierce yang ahli filsafat dan logika, penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat tanda. Dalam pikirannya, logika sama dengan semiotika dan semiotika dapat diterapkan pada segala macam tanda (Berger, 2000:11-22).

Sebenarnya banyak sekali definisi-definisi mengenai semiotik, seperti semiotik menurut Van Zoest, yaitu ; ” komunikasi melukiskan evolusi makna, makna adalah sesuatu yang diciptakan, ditentukan, diberikan, dan bukan sesuatu yang diterima, jadi komunikasi bukanlah sesuatu, juga bukan interaksi dengan sesuatu, melainkan sesuatu transaksi yang didalamnya orang menciptakan dan memberikan makna untuk menyadari tujuan-tujuan orang itu”.

Menurut Dick Hartoko, semiotika adalah bagaimana suatu karya tersebut ditafsirkan oleh pengamat dan masyarakat lewat tanda-tanda atau lambang-lambang (Sobur, 2004: 96). Menurut Saussure, seperti dikutip Pradopo (1991:54) tanda sebagai kesatuan dari dua bidang yang tidak dapat dipisahkan, seperti halnya selembar kertas. Dimana ada tanda disitu ada sistem. Artinya, sebuah tanda (berwujud tanda atau gambar) mempunyai dua aspek yang ditangkap oleh indra kita yang disebut signifier, bidang penanda atau konsep atau makna. Aspek kedua terkandung didalam aspek pertama. Jadi petanda merupakan konsep atau apa yang dipresentasikan oleh aspek pertama. Lebih lanjut dikatakan bahwa penanda terletak pada tingkatan ungkapan (level of expression) dan mempunyai wujud atau merupakan bagian fisik seperti bunyi, huruf, kata, gambar, warna, obyek dan sebagainya. Petanda terletak pada level of content (tingkatan isi atau gagasan) dari apa yang diungkapkan melalui tingkatan ungkapan. Hubungan antara kedua unsur melahirkan makna. Tanda akan selalu mengacu pada sesuatu hal yang lain yang disebut referent, apabila hubungan antara tanda dan yang diacu terjadi, maka dalam benak orang yang melihat atau mendengar akan timbul pengertian (Eco, 1979:59 dalam Piliang 2008:13). Menurut Pierce, tanda (representamen) ialah sesuatu yang dapat mewakili sesuatu yang lain dalam batas-batas tertentu. Tanda akan selalu

mengacu ke sesuatu yang lain, oleh Pierce disebut obyek (denotatum). Mengacu berarti mewakili atau menggantikan. Tanda baru dapat berfungsi bila diinterpretasikan dalam benak penerima tanda melalui interpretan ialah pemahaman makna yang muncul dalam diri penerima tanda. Artinya, tanda baru dapat berfungsi sebagai tanda bila dapat ditangkap dan pemahaman terjadi berkat ground, yaitu pengetahuan tentang sistem tanda dalam suatu masyarakat. Hubungan ketiga unsur yang dikemukakan pierce terkenal dengan nama segitiga semiotik. Selanjutnya dikatakan tanda dalam hubungan dengan acuannya dibedakan menjadi tanda yang dikenal dengan ikon, indeks, dan simbol.

2.1.17. Pierce dan tanda

Merujuk teorinya Pierce (Noth, 1995:45), maka tanda-tanda dalam gambar dapat dilihat dari jenis tanda yang digolongkan dalam semiotik. Diantaranya : ikon, indeks, dan simbol, ketiganya bisa dimodelkan kedalam segitiga. Peirce merasakan bahwa ini merupakan model yang sangat bermanfaat dan fundamental mengenai sifat tanda. Setiap tanda menurutnya ditentukan oleh objeknya,pertama-tama dengan mengambil bagian dalam karakter objek, Pierce menyebut tanda sebuah ikon, kedua dengan menjadi nyata dan dalam eksistensi individualnya terkait dengan objek individual, kemudian menyebutnya sebagai sebuah indeks, ketiga dengan kurang lebih mendekati kepastian bahwa tanda itu akan ditafsirkan sebagai mendenotasikan objek sebagai konsekuensi kebiasaan, dan menyebutnya tanda sebuah simbol.

Ikon adalah tanda yang mirip dengan obyek yang diwakilinya. Dapat pula dikatakan, tanda yang memiliki ciri-ciri sama dengan apa yang dimaksudkan.

Misalnya foto adalah sebuah ikon, sebuah peta adalah ikon, cap jempol adalah ikon. Ikonpun bisa berupa tanda-tanda verbal.

Indeks merupakan tanda yang kehadirannya menunjukan adanya hubungan dengan yang ditandai, atau disebut juga tanda sebagai bukti. Contohnya asap adalah indeks api, tanda tangan adalah indeks dari keberadaan seseorang yang menorehkan tanda tangan, jejak telapak kaki ditanah index dari orang yang melewati tempat itu.

Simbol merupakan tanda berdasarkan konvensi, peraturan, perjanjian yang disepakati bersama. Simbol baru dapat dipahami jika seseorang sudah mengerti arti yang telah disepakati sebelumnya. Contohnya, burung garuda adalah simbol bagi bangsa indonesia, palang merah adalah simbol, angka adalah simbol.

Berdasarkan pengelompokan tanda menjadi tiga jenis oleh Charles Sanders Pierce, yaitu indeks, ikon, dan simbol. Indeks (index) adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petanda di dalamnya bersifat kasual, misalnya: hubungan antara asap dan api. Ikon (icon) adalah tanda yang hubungan antara penanda dengan petandanya bersifat keserupaan (similitude). Sementara, simbol adalah tanda yang hubungan penanda dan petandanya bersifat arbiter (Piliang, 2003:271).

Sedangkan dalam kaitannya dengan penelitian ini, telah terdapat tanda-tanda pada Cover Majalah Gatra yang berjudul Menepis Serangan Wikileaks Edisi 17 Maret – 23 Maret 2011, yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam melakukan penelitian dengan penggunaan pendekatan semiotik.

Dokumen terkait